presentasi ta

Upload: seno-maris-utomo

Post on 17-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    1/19

    PRESS ANY to begin

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    2/19Loading . . .

    Studi Kasus Honey CombPada A-JackMetode Self Compacting Concrete

    Created by :

    Seno Maris Utomo , 1111 02 0019

    Rizky Nugraha , 1111 02 0045

    Presentasi Group..

    OWNER CONSULTANT

    PLANNING

    CONSULTANT

    SUPERVISION

    MAIN

    CONTRACTOR

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    3/19

    MENU

    Lapisan A-Jack

    Permasalahan DanAsumsi

    Solusi

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    4/19

    LapisanA-Jack (Armour)

    Menu

    Lapisan

    a-jack

    Permasalahan Dan

    Asumsi

    solusi

    Close

    A-Jackadalah Unit batu lapis pelindung buatan (artificialarmour unit). Produk beton yang diaplikasikan di pesisir sebagaipenahan gelombang. A-jack terdiri dari dua potong betonberbentuk T yang membentuk enam kaki. Dan merupakansalah satu dari tipe armour yang diperhitungkan karenabentuknya yang stabil.

    A-Jackmerupakan produk yang dimiliki dan dipatenkan diseluruh dunia oleh Poseidon Alliance LtdDalam aplikasinya A-Jacks digunakan sebagai pemecahgelombang , revetments , terumbu buatan , danpengembangan habitat.

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    5/19

    Dalam aplikasi A-Jack di Konstruksi breakwater, A-Jacks bisa menjadialternatif yang ekonomis jika dibandingkan dengan batu galian selamaproyek konstruksi breakwater berlangsung, jumlah siklus transportasi materialbreakwater dapat dikurangi secara substansial, karena A-Jacks dapat dikirimdengan truk terbuka sedangkan batu pecah dikirim menggunakan truk yangmemiliki bak. Satu buah a-jack memiliki berat lebih dari 1 ton sedangkan jikadibandingkan dengan batu pecah akan memerlukan banyak batu pecah.

    Walaupun diperkirakan harga material breakwater bila menggunakan A-Jack ini lebih mahal tapi mendapatkan material tersebut lebih mudahsehingga dapat mempercepat jadwal pekerjaan dikarenakan materialnyalebih mudah didapat.A-Jacks juga dapat mengikat dan menstabilkan satu sama lain. Dapat jugasebagai terumbu buatan dan pengembangan habitat, diantara celah a-

    jack biota biota dapat menemukan daerah turbulensi rendah untukmendirikan koloni.

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    6/19

    Permasalahan DanAsumsi

    Menu

    Lapisan

    a-jack

    Permasalahan Dan

    Asumsi

    solusi

    Close

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    7/19

    PERMASALAHAN PADA PRODUKSI A-JACK,1. Permasalahan yang muncul pada studi kasus ini adalah munculnya

    honey comb pada permukaan atas a-jack. Munculnya honey combpada permukaan atas a-jack relatif seragam pada tiap a-jack yangdiproduksi.

    2. Lengan-Lengan dari A-Jack mudah patah, apabila susunan ataupenempatan A-Jack tidak Stabil.

    3. Sambungan antara 4 komponen bekisting pembentuk a-jack,mengakibatkan sisa beton dan retak rambut apabila tidak terpasangdengan benar .

    4. Membutuhkan pekerjaan finishing pada permukaan A-Jack yangmengakibatkan biaya yang mahal serta membutuhkan waktu yanglama.

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    8/19

    ASUMSI YANG MENYEBABKAN PERMASALAHAN MUNCUL,Dari hasil pengamatan a-jack yang telah diproduksi dilapangan, honey combmuncul pada keempat sisi permukaan dari lengan-lengan a-jack.

    1. Dikarenakan adanya gelembung udara yang terperangkap di dalambekisting, untuk solusinya alat vibrator (penggetaran). Namun alat ini tidakdapat menjangkau secara menyeluruh, hanya vibrator internal.

    2. Bekisting pada a-jack memiliki 4 sisi bagian yang terpisah dan sebelummemulai pengecoran harus dilakukan perakitan. Dalam proses perakitansambungan antar bekisting tidaklah tertutup secara sempurna, dikarenakan

    banyak factor Antara lain: Tenaga setiap pekerja berbeda-beda Plat bibir antar sambungan bekisting yang penyok-penyok atau

    melengkung-melengkung, dikarenakan cara meletakan bekistingtidak benar, atau pengetokan menggunakan palu pada saatpelepasan bekisting bawah, dll.

    Bekisting yang sudah karatan, mempersulit pekerja untukmelakukan perakitan pada saat mengunci tie rod sehinggasambungan bekisting tidak rapat

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    9/19

    ASUMSI YANG MENYEBABKAN PERMASALAHAN MUNCUL,Permasalahan pada beton segar:1. Bleeding adalah pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan oleh

    pelepasan air dari pasta semen. Sesaat setelah dicetak, air yang terkandungdi dalam beton segar cenderung untuk naik ke permukaan.

    2. Segregasi adalah Kecenderungan agregat kasar untuk lepas dari campuranbeton. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil, yang pada akhirnya akanmenyebabkan keropos pada beton.

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    10/19

    SOLUSI

    Menu

    Lapisan

    a-jack

    Permasalahan Dan

    Asumsi

    solusi

    Self Compacting Concrete (SCC),

    Merupakan konsep inovatif untuk menghasilkan betonyang dapat mengalir (flowable)namun tetap kohesif dan

    bermutu tinggi. Beton dapat dicor dengan mudah dan cepat,

    tanpa perlu dipadatkan/digetarkan. Beton akan mudah

    mengalir, bahkan melalui tulangan yang sangat rapat tanpa

    mengalamisegregasiataupun bleeding.

    SCC juga mengatasi permasalahan pengecoran untuk posisi

    yang tinggi karena dapat dipompa dengan mudah

    menggunakan Concrete Pump. Dan menjangkau bentuk dari

    bekisting yang sulit dan sempit, karena beton dapat masuk ke

    celah-celah yang kecil hingga ke ujung-ujung dari bekisting.

    Selain tingkat kelecakan atau workablilitas yang tinggi pada

    beton segar, SCC setelah mengeras (hardened concrete) juga

    memiliki kekuatan yang tinggi disebabkan pengurangan kadar

    air sehingga porositas menjadi minimum, memiliki kemampuan

    kedap air yang tinggi, serta deformasi susut yang rendah.

    Keawetan jangka panjang juga lebih baik.

    TEKNOLOGI BAHAN

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    11/19

    Material Type / Size

    Solid

    Volume

    m3

    Specific Grafity

    (Ton/m3) Proportion (%)

    Material

    Content

    (kg/m3) Remarks

    Cement Type V 0,08 3,15 442 IndocementFly Ash Suralaya 0,03 2,10 15 78Water - 0,18 1,00 175

    Coarse Agg. 1 (Split) Rumpin 0,44 2,62 66 1115

    Fine Agg. 1 (Sand) Lampung 0,22 2,60 28 480

    Fine Agg. 2 (Dust) Rumpin 0,05 2,58 6 100Retarder Type D 0,01 0

    Superplasticizer 3,5

    Total Solid Volume 1,0 m3Concrete

    Density 2394 kg/m3

    MIX DESIGN EXISTING,

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    12/19

    Kriteria workability dari campuran beton yang baik padaSelfCompacting Concrete (SCC) adalah mampu memenuhi kriteria berikut(EFNARC 2002):

    Fillingability, kemampuan campuran beton untuk mengisi ruangan.Passingability, kemampuan campuran beton untuk melewati struktur

    ruangan yang rapat.Segregation resistance, ketahanan campuran beton segar terhadap

    efek segregasi.

    Material yang digunakan pada beton konvensional dan SCC sama,hanya saja SCC memerlukan bahan tambah berupa admixture. SCC

    memiliki fluiditas yang tinggi karena penambahan admixture berupahigh range water reducing admixture (superplastisizer).

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    13/19

    Dasar Mix DesignKomposisi agregat kasar pada beton konvensional menempati 70-75 %dari total volume beton. Sedangkan dalam SCC agregat kasar dibatasi

    jumlahnya sekitar kurang lebih 50 % dari total volume beton.Pembatasan agregat ini bertujuan agar beton bisa mengalir danmemadat sendiri tanpa alat pemadat (Okamura dan Ouchi 2003).

    Bahan Campuran Beton SCC

    (Okamura dan Ouchi 2003)

    Perbandingan Bahan Campuran Pada SCC dan Beton

    Konvensional (Okamura dan Ouchi 2003)

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    14/19

    Persiapan Bahan Penelitian SCC1. Pemilihan Semen

    Semen yang digunakan adalah Semen Indocement Type V.2. Agregat Kasar

    Agregat kasar yang digunakan adalah batu pecah ukuran singlesize 10-20mm

    3. Agregat HalusAgregat haslus yang digunakan adalah pasir dari Lampung.

    4. SuperplasticizerSuperplasticizer yang digunakan adalah Viscocrete 10 dandengan menggunakan pembanding.

    5. AirAir yang digunakan adalah air yang berasal dari PDAM Depok.

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    15/19

    MIX DESIGN SCC, Komposisi Material Campuran Beton per m3Mengacu pada standar mix design DoE, dimana materialmaterialkhusus agregat kasar dan halus berada dalam keadaan saturatedsurface dry (SSD),dan karena agregat yang dipakai tidak dalamkondisi SSD maka jumlah bahan harus dikoreksi terhadap kadar airsesungguhnya:

    No. UraianTabel/Grafik/P

    erhitunganNilai

    1 Kuat tekan yang disyaratkan

    (Benda uji kubus) Ditetapkan 35 Mpa Pada 28 hari Bagian takmemenuhi syarat 5% (k=1,64)2 Deviasi standart Diketahui 8 Mpa3 Nilai Tambah (Margin) 1.64 x 8 =13,124 Kekuatan rata-rata yang

    ditargetkan1+3 35 + 13.2 = 48,12

    5 Jenis Semen Ditetapkan Semen Portland Type V6 Jenis Agregat Kasar Ditetapkan Batu Pecah

    Jenis Agregat Halus Ditetapkan Alami7 Faktor Air Semen Bebas

    Tabel 2, grafik

    1 0,30 (ambil nilai yang terkeci)8 Faktor Air Semen Maksimum

    Ditetapkan0,34

    9 Slump Ditetapkan 60-180mm10 Ukuran Agregat Maksimum

    Ditetapkan10mm

    11 Kadar Air Bebas Tabel 3 2/3 Wh + 1/3 Wk2/3 (225) + 1/3 (250)

    =233,3312 Kadar Semen 11:8 233,33:0,34 = 686,26 Kg/m313 Jumlah Semen Maksimum

    Ditetapkan233,33:0,34 = 686,26 Kg/m4

    14 Kadar Semen Minimum Ditetapkan 668,26 Kg/m315

    Faktor Air Semen yang disesuaikan16

    Susunan besar butiran Agregat

    Halus Grafik 3 s/d 6 Zona 217

    Susunan besar butiran Agregat

    Kasar atau Gabungan

    Tabel 7, Grafik

    7,8,9,10,11,12

    18 Persen Agregat Halus grafik 13 s/d15 atau

    perhitungan48%

    19

    Berat Jenis Relatif, Agregat (Kering

    Permukaan) Diketahui /Dianggap ((48/100) x 2,60) + ((52/100) x 2,62)= 2,610420 Berat Isi Beton Grafik 16 231021

    Kadar Agregat Gabungan 20-12-11 1390,41 Kg/m322 Kadar Agregat Halus 18x21 667,40 Kg/m323 Kadar Agregat Kasar 21-22 723,01 Kg/m3

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    16/19

    Pengujian Khusus SCC1. Slump Cone

    Pengujian Slump cone ini digunakan untuk mengetahuiflowability dan fillingability campuran beton Self Compacting Concrete(SCC)2. V Funnel

    V-funnel flow time adalah waktu yang diperlukan SCC untukdapat melewati celah yang sempit dan menentukan fillingability dariSCC yang dapat diketahui dari adanya blocking atau segregasi yangterjadi3. L Box

    Pengujian L-Box digunakan untuk mengetahui passingability /blockingability beton Self Compacting Concrete (SCC).

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    17/19

    Pengujian Beton Kondisi Keras1. Uji Susut

    Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan dalamdimensi linear yang diukur searah dengan sumbu memanjang daribenda uji yang terjadi karena sebab pembebebanan dan suhu.

    2. Uji Kuat TekanPengujian ini lakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur dari

    silinder beton yang mewakili spesimen beton dalam mix design.Pengujian ini dilakukan pada saat beton berusia 7, 14, dan 28 haridengan masing-masing sebanyak 3 benda uji. Untuk mengetahuikualitas dari beton yang telah dilakukan tes tekan, perlu dilakukanstandart deviasi. Jumlah data yang diambil dari masing-masingpengujian adalah sebanyak 3 buah.3. Uji Daya SerapPengujian daya serap dilakukan karena konstruksi a-jack berada padakeadaan terrendam air laut.

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    18/19

    Perbandingan Slump Beton Normal dan Beton SCC

    Beton Normal Beton SCC

  • 5/27/2018 Presentasi TA

    19/19

    ThanksWassalamualykumWr. Wb.

    Press Esc To Close