jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

25
BAB II LANDASAN TEORI Untuk mengembangkan aplikasi RFID untuk otomatisasi Billing Warnet, kita harus mengetahui dasar dari tiap hardware dan software pendukung aplikasi yang dibuat berdasarkan penggunaannya. Dalam realisasi sistem ini, penulis menggunakan modul ID-12 innovations sebagai RFID Reader, converter serial RS232, ATMEGA 89S51, database dengan Delphi 7. 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem RFID (Radio Frequency Identification) merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang menggunakan frekuensi radio untuk mengidentifikasi suatu barang atau manusia. Proses transmisinya dilakukan oleh peralatan portable yang disebut tag atau transponder, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu. Banyak aplikasi-aplikasi yang telah diperoleh dari penggunaan RFID. Seperti pada sistem absensi menggunakan RFID, proses kunci kamar hotel menggunakan RFID, penggunaan RFID untuk peminjaman di perpustakaan, dan sebagainya. Dari beberapa dari penggunaan aplikasi RFID tersebut, RFID juga dapat diaplikasikan untuk otomatisasi billing pada warnet. Dengan membuat sebuah usaha warnet yang lebih ekonomis, meningkatkan pelayanan yang lebih terkomputerisasi, dan meningkatkan keamanan pemakaian PC. Beberapa penggunaan RFID yang berhasil penulis temukan dalam literatur (Tugas/Proyek Akhir) lingkungan Politeknik Negeri Bandung diantaranya : 1. Yudha Gunawan, 2011. Merealisasikan RFID untuk pembuatan e-KTP berbasis jaringan Ethernet. Dimana reader e-KTP tersebut mampu membaca data tag RFID sejauh 12 cm secar contactless. Data yang terbaca di reader akan dikirimkan ke sever melalui jaringan Ethernet. Dalam pengiriman dan penerimaan data dari atau menuju server menggunakan protocol TCP (transport control protocol) dengan cara kerja adalah connection oriented (membangun hubungan terlebih dahulu) sehingga data

Upload: aris27

Post on 16-Apr-2017

117 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk mengembangkan aplikasi RFID untuk otomatisasi Billing Warnet,

kita harus mengetahui dasar dari tiap hardware dan software pendukung aplikasi

yang dibuat berdasarkan penggunaannya. Dalam realisasi sistem ini, penulis

menggunakan modul ID-12 innovations sebagai RFID Reader, converter serial

RS232, ATMEGA 89S51, database dengan Delphi 7.

2.1 Tinjauan Pustaka

Sistem RFID (Radio Frequency Identification) merupakan suatu tipe

sistem identifikasi otomatis yang menggunakan frekuensi radio untuk

mengidentifikasi suatu barang atau manusia. Proses transmisinya dilakukan oleh

peralatan portable yang disebut tag atau transponder, yang dibaca oleh suatu

reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu. Banyak

aplikasi-aplikasi yang telah diperoleh dari penggunaan RFID. Seperti pada sistem

absensi menggunakan RFID, proses kunci kamar hotel menggunakan RFID,

penggunaan RFID untuk peminjaman di perpustakaan, dan sebagainya.

Dari beberapa dari penggunaan aplikasi RFID tersebut, RFID juga dapat

diaplikasikan untuk otomatisasi billing pada warnet. Dengan membuat sebuah

usaha warnet yang lebih ekonomis, meningkatkan pelayanan yang lebih

terkomputerisasi, dan meningkatkan keamanan pemakaian PC.

Beberapa penggunaan RFID yang berhasil penulis temukan dalam literatur

(Tugas/Proyek Akhir) lingkungan Politeknik Negeri Bandung diantaranya :

1. Yudha Gunawan, 2011. Merealisasikan RFID untuk pembuatan e-KTP

berbasis jaringan Ethernet. Dimana reader e-KTP tersebut mampu

membaca data tag RFID sejauh 12 cm secar contactless. Data yang terbaca

di reader akan dikirimkan ke sever melalui jaringan Ethernet. Dalam

pengiriman dan penerimaan data dari atau menuju server menggunakan

protocol TCP (transport control protocol) dengan cara kerja adalah

connection oriented (membangun hubungan terlebih dahulu) sehingga data

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

akan dikirim jika koneksi telah terbangun. Data balasan dari server akan

ditampilkan menggunakan LCD.

2. Sentanu Eddy, 2010. Merealisasikan RFID untuk pembuatan sistem

absensi perkuliahan berbasisi jaringan dengan media transmisi WIFI

berbasis jaringan. Alat ini terhubung dengan server yang berisi database

mahasiswa melalui media transmisi WIFI pada frekuensi 2,4 GHz. System

ini dapat mengambil data dari tag RFID yang berisi kode mahasiswa

kemudian mengolahnya dan mentransmisikan kembali ke server dan

menerima kembali autentikasi yang dikirimkan oleh server untuk

ditampilkan ke LCD dalam baud rate yang sama yaitu 9600 simbol per

detik.

Tugas akhir yang penulis implementasi dan realisasikan mempunyai

perbedaan di bidang pengaplikasian RFID yaitu pada Otomatisasi billing warnet.

Dimana sebuah warnet tidak menggunakan Operator untuk mengaktifkan

komputer pelanggan. Tag RFID akan digunakan sebagai ID pelanggan , alat untuk

pembayaran atau billing dan pengaktifan Monitor pelanggan yang akan dibaca

oleh reader RFID. Data tersebut akan disimpan di database komputer server.

2.2 RFID (Radio Frequency Identification)

Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang

bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang

disebut tag, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan

dari aplikasi tertentu. Alat ini memanfaatkan frekuensi radio untuk identifikasi

otomatis terhadap obyek-obyek atau manusia.

RFID adalah teknologi penangkapan data yang dapat digunakan secara

elektronik untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi yang

tersimpan dalam tag RFID. RFID menggunakan komunikasi gelombang radio

untuk secara unik mengidentifikasi objek atau seseorang. Identifikasi RFID tidak

hanya sekedar kode identifikasi saja namun data tersebut yang dibawa dapat

ditulis dan diperbarui kedalam tag dalam kondisi bergerak (pada RFID R/W).

Ketika suatu RFID tag melewati suatu zone elektromagnetis, maka dia akan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

mendeteksi sinyal aktivasi yang dipancarkan oleh si reader. Reader akan men-

decode data yang ada pada tag dan kemudian data tadi akan diproses oleh

komputer. Barcode dan RFID sangat mirip, keduanya ditujukan untuk identifikasi

yang cepat dan dapat diandalkan, serta kemampuan pelacakan. Di bawah ini

adalah persamaan dari Barcode dan RFID :

Mengurangi petugas dan Human Error

Mempermudah pemeliharaan data

Teknologi untuk otomasi proses dan meningkatkan manajemen

proses.

Selain persamaan Barcode dan RFID juga memiliki perbedaan. Perbedaan

utama antara kedua teknologi tersebut terletak pada scan dan detail pembacaan.

Teknologi barcode membaca label dengan laser optic, sedangkan teknologi RFID

membaca label dengan sinyal frekuensi radio. Selain itu barcode hanya mampu

membaca jenis dari suatu obyek, sedangkan RFID mampu membaca dengan detail

nomor seri dari jenis yang dimaksud secara detail dan spesifik . Frekuensi radio

yang digunakan pun bervariasi. Teknologi yang terakhir RFID dapat bekerja pada

frekuensi 2.45 GHz. Namun, secara umum frekuensi yang digunakan adalah 125

KHz – 134 KHz dan 13,56 MHz.

Frekuensi yang digunakan ini berdasarkan penggunaan RFID dalam

lingkungan tertentu, selain itu frekuensi kerja yang digunakan berlaku untuk

reader dan juga tag, sehingga 2 atau lebih tag dengan frekuensi yang berbeda

tidak dapat digunakan oleh satu reader yang sama. RFID segera mendapat

perhatian karena kemampuannya untuk melacak objek-objek bergerak. Seiring

semakin canggihnya teknologi, semakin meluas pula penggunaan tag RFID.

Secara garis besar sistem-sistem RFID dapat dikelompokkan menjadi empat

kategori sebagai berikut:

Sistem EAS (Electronic Article Surveillance)

Umumnya digunakan pada toko-toko untuk menyensor ada tidaknya suatu item.

Produk-produk diberi tag dan reader berantena besar ditempatkan dimasing-

masing pintu keluar toko untuk mendeteksi pengambilan item secara ilegal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Sistem Portable Data Capture

Dicirikan oleh penggunaan reader RFID yang portabel yang memungkinkan

sistem ini digunakan dalam setting yang bervariasi.

Sistem Networked

Dicirikan oleh posisi reader yang tetap yang terhubung secara langsung ke suatu

sistem manajemen informasi terpusat, sementara transponder berada pada orang

atau item-item yang dapat dipindahkan.

Sistem Positioning

Digunakan untuk identifikasi lokasi item-item atau kendaraan. Sebagai suksesor

dari barcode, RFID dapat melakukan kontrol otomatis untuk banyak hal. Sistem-

sistem RFID menawarkan meningkatan efisiensi dalam pengendalian inventaris

(inventory control), logistik dan manajemen rantai suplai (supply chain

management).

2.2.1 Cara Kerja RFID

RFID memiliki 2 komponen penting yaitu tag dan reader. Dari kedua

komponen tersebut tag akan mengirim data melalui frekuensi radio dan reader

akan membacanya. Tetapi terkadang kita bingung dimana letak dari sumber catu

daya nya. Label tag RFID yang tidak memiliki baterai antenalah yang berfungsi

sebagai pencatu sumber daya dengan memanfaatkan medan magnet dari pembaca

(reader) dan memodulasi medan magnet. Kemudian digunakan kembali untuk

mengirimkan data yang ada dalam tag label RFID. Data yang diterima reader

diteruskan ke database host computer.

Reader mengirim gelombang elektromagnet, yang kemudian diterima oleh

antena pada label tag RFID. Label RFID mengirim data biasanya berupa nomor

serial yang tersimpan dalam label, dengan mengirim kembali gelombang radio ke

reader. Informasi dikirim ke dan dibaca dari label RFID oleh reader menggunakan

gelombang radio.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Dalam sistem yang paling umum yaitu sistem pasif, reader memancarkan

energi gelombang radio yang membangkitkan label RFID dan menyediakan

energi agar beroperasi. Sedangkan sistem aktif, baterai dalam label digunakan

untuk memperoleh jangkauan operasi label RFID yang efektif, dan fitur

tambahan penginderaan suhu. Data yang diperoleh / dikumpulkan dari label RFID

kemudian dilewatkan / dikirim melalui jaringan komunikasi dengan kabel atau

tanpa kabel ke sistem komputer seperti pada Gambar 2.1 yang kemudian akan

diolah di database sesuai dengan aplikasi yang digunakan.

Antena akan mengirimkan melalui sinyal frekuensi radio dalam jarak yang

relative dekat. Dalam proses transmisi tersebut terjadi 2 hal:

Antena melakukan komunikasi dengan transponder

Antena memberikan energi kepada tag untuk berkomunikasi (untuk tag

yang sifatnya pasif)

Ini adalah kunci kehebatan teknologi RFID. Sebuah tag yang dipasang

tidak menggunakan sumber energi seperti baterai sehingga dapat digunakan dalam

waktu yang sangat lama. Antena bisa dipasang secara permanen (walau saat ini

tersedia juga yang portable). Bentuknya pun beragam sekarang sesuai dengan

keinginan kita. Pada saat tag melewati wilayah sebaran antena, alat ini kemudian

mendeteksi wilayah scanning. Selanjutnya setelah terdeteksi maka chip yang ada

di tag akan ”terjaga” untuk mengirimkan informasi kepada antena.

Gambar 2. 1 Contoh Sistem RFID

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

2.2.2 Tag/Transponder RFID

Tag/Transponder RFID adalah perangkat yang menyimpan informasi untuk

identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder, seperti pada

gambar 2.2 . Prinsip kerja yang berada dalam tag atau label RFID bila didekatkan

pada transceiver atau reader RFID akan memantulkan gelombang radio yang

selalu dipancarkan oleh transceiver. Gelombang tersebut akan diubah dari AC ke

DC sehingga dihasilkan tegangan VDD dan VSS.

Selain memisahkan tegangan, sinyal yang ditangkap dihilangkan clocknya

dan dibaca data yang ada di dalam memory array yang berisi data 10 byte. Data

tersebut (10 byte) dilakukan checksum oleh data encoder dan dihasilkan 2 byte

tambahan berisi checksum dari 10 byte data yang tadi. Kemudian sinyal tersebut

kembali dimodulasikan oleh rectifier dalam tag sehingga terbaca kembali oleh

transceiver.

Pada transciever, sinyal yang berisi data dari memory array yang masuk

kemudian didemodulasi oleh transciever. Dalam hal ini, transciever sebagai

generator sinyal dan demodulator dibantu oleh antena mengambil data

keseluruhan (beserta header) kemudian dikonversi menjadi data serial untuk

kemudian diolah ke komputer atau ke perangkat lain yang beroperasi dalam

kondisi serial TTL seperti mikrokontroler. Tag RFID ada dua jenis yaitu tag aktif

dan tag pasif.

Gambar 2. 2 Tag RFID

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Tabel 2. 1 Perbedaan Tag Aktif dan Tag Pasif

Tag Aktif Tag Pasif

Sumber daya tag Internal pada tag Daya dikirim menggunakan RF

dan Reader

Baterai di dalam tag Ya Tidak

Kekuatan sinyal yang

dibutuhkan dari reader

ke label

Rendah Tinggi

Ketersediaan kekuatan

sinyal dari tag ke reader

Tinggi Rendah

Jangkauan Tinggi Rendah

Pembacaan Banyak

label

Ribuan label-dengan

kecepatan 120 km/jam

Beberapa ratus label dengan jarak

sekitar 3 meter

Kesediaan daya Bersifat kontinyu Hanya jangkauan medan reader

2.2.3 RFID Reader

Pada gambar 2.3 menjelaskan bahwa RFID Reader berfungsi mengambil

data yang terdapat pada memori tag. Untuk tag yang pasif, reader

membangkitkan IC pada reader sehingga tag mengirimkan data pada memorinya

ke reader. Untuk tag yang aktif, reader hanya sebagai penerima data memori dari

tag.

Gambar 2. 3 Reader RFID

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Reader yang memiliki kemampuan untuk membaca Tag RFID contohnya

ID-12 innovations. Sebuah reader RFID terdiri dari serangkaian sirkit pengirim

dan penerima (transciever) yang terintegrasi dengan antena dan generator pulsa.

Didalam reader RFID terdapat sebuah encoder yang fungsinya sebagai pengolah

sinyal yang masuk ke reader dan mengkonversi sinyal tersebut kedata serial untuk

dapat dibaca oleh perangkat lain seperti komputer maupun mikrokontroler.

2.2.4 Format data

Output yang memiliki format ASCII memiliki struktur sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Format Data ASCII

Contoh data output dari RFID:

☻041A21EE34E5♥

Keterangan:

☻ = 02 ASCII (header)

♥ = 03 ASCII (penutup)

E5 = Checksum

Checksum adalah hasil dari operasi aritmatika ‘Exclusive OR’ (XOR) dari

kesepuluh data heksadesimal berformat ASCII pada memori. Checksum

digunakan untuk memeriksa bahwa keseluruhan data benar dengan mengoreksi

kembali data yang diterima dan dibandingkan dengan checksum, hasilnya harus

sama. Untuk mendapatkan hasil checksum dari kesepuluh data tersebut, tiap byte

data dikonversi menjadi biner terlebih dahulu kemudian dilakukan operasi XOR

satu per satu. Hasilnya dikonversi kembali ke heksadesimal. Dari contoh karakter

ASCII tadi bila bias kita lihat bahwa checksum bernilai E5, nilai checksum

tersebut didapatkan dengan langkah-langkah operasi XOR dibawah ini:

04hex ⊕ 1Ahex ⊕ 21hex ⊕ EEhex ⊕ 34hex = E5hex

0x02

(1byte)

Data ASCII Hex 10

byte (10bytes)

2 karakter ASCII

Checksum (2byte)

CR

(1byte)

LF

(1byte)

0x03

(1byte)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Hasil checksum disatukan dengan data diakhir pembacaannya. Dalam

pembacaan RFID kebanyakan data checksum ini juga disertakan sebagai data dari

RFID sehingga keseluruhan pembacaan menjadi 12 byte.

2.3 Komunikasi Serial RS232

Dua cara komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi data serial

sinkron dan asinkron. Pada komunikasi data serial sinkron, clock dikirimkan

secara bersama-sama dengan data serial, sedangkan pada komunikasi data serial

asinkron, clock tidak dikirimkan bersama data serial tetapi dibangkitkan secara

sendiri-sendiri baik pada sisi pengirim (transmitter) maupun pada sisi penerima

(receiver). Ada dua hal pokok yang diatur standar RS232, yaitu bentuk sinyal dan

level tegangan yang dipakai dan penentuan jenis sinyal dan konektor yang

dipakai, serta susunan sinyal pada kaki-kaki di konektor. Kaki-kaki port serial

seperti gambar 2.4 di bawah ini :

2.4 Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu jenis mikrokontroler

CMOS 8 bit dengan 4 kbytes In-System Programmable (ISP) flash memori.

Mikrokontroler ini termasuk keluarga MCS51 yang memiliki spesifikasi sebagai

berikut :

32 jalur I/O yang dapat deprogram

Tegangan kerja 4 - 5,5 V

Gambar 2. 4 Port Serial Male

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Bekerja dengan rentang frekuensi 0 – 33 MHz

128 x 8 bit RAM Internal

2 buah 16 bit timer/counter

6 Sumber Interrupt

Saluran Full Duplex Serial UART

Dua data pointer

Gambar 2.5 adalah gambar dari susunan pin IC AT89S51 :

Fungsi pin-pin dari mikrokontroler adalah sebagai berikut :

Port 1

Pin 1 sampai 8 (port 1) merupakan port I/O parallel 8 bit dua arah

(bidirectional) yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan

pengontrolan.

Reset

Pin 9 (reset) adalah masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah

ke tinggi akan me-reset AT89S51. Pin ini dibandingkan dengan rangkaian

power on reset.

Port 3

Gambar 2. 5 Susunan Pin AT89S51

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Pin 10 hingga 17 (port 3) adalah port pararel 8 bit dua arah yang memiliki

fungsi pengganti. Fungsi pengganti meliputi TxD (transmit data), RxD

(receive data), Int 0 (interrupt 0), T0 (Timer 0), T1(Timer 1), WR (write),

dan RD (read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai, pin-pin dapat

digunakan sebagai port paralel 8 bit serbaguna.

XTAL

Pin 18 (XTAL 1) adalah pin masukan ke rangkaian osilator internal,

sebuah osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan. Pin 19

(XTAL 2) adalah pin keluaran ke rangkaian osilator internal. Pin ini

digunakan menggunakan osilator kristal.

Port 2

Pin 21 sampai 28 (port 2) adalah port parallel 8 bit dua arah (bidirectional)

yang mempunyai fungsi seperti port 1.

PSEN (program store enable)

Pin 29 adalah pin PSEN yang merupakan sinyal pengontrol yang

membolehkan program memori eksternal masuk ke dalam bus selama

proses pengambilan instruksi.

Ground

Pin 20 (ground) dihubungkan ke negative atau ground (0 volt).

ALE (Address Latch Enable)

Pin 30 (ALE) digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama

pelaksanaan instruksi.

Port 0

Pin 32 sampai 39 (port 0) merupakan port parallel 8 bit dua arah

(bidirectional).

EA

Pin 31 (EA) bila diberi logic tinggi, maka mikrokontroler akan

melaksanakan seluruh instruksi dari ROM internal. Bila diberi logic

rendah, maka mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari

memori program eksternal.

VCC

Pin 40 (vcc) dihubungkan ke +5 Volt.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Gambar 2. 6 Diagram Blok Mikrokontroler AT89S51

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

2.4.1 Register AT89S51

Register merupakan penampung data sementara yang terletak dalam CPU

Mikrokontroler mempunyai register-register sebagai berikut :

Akumulator

ACC atau akumulator yang menempati lokasi E0h digunakan sebagai

register untuk menyimpan data sementara dalam program, instruksi

mengacunya sebagai register A (bukan ACC)

Register B

Register B (Lokasi F0h) digunakan selama operasi perkalian dan

pembagian, untuk instruksi lain dapat diperlakukan sebagai register

scratch pad lainnya.

Program Status Word (PSW)

Register PSW (Lokasi D0h) yang berisi bit status yang mencerminkan

keadaan mikrokontroler, ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Keterangan :

CY : Bit carry flag

AC : Bit Auxiliary Carry

F0 : Bit flag 0

RS : Bit Register Select

OV : Bit Over Flow

P : Parity

CY AC F0 RS1 RS0 0V - P

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Stack Pointer

Register SP atau Stack Pointer (lokasi 81h) merupakan register dengan

panjang 8-bit digunakan dalam proses simpan dan ambil dari/ke stack.

Nilainya akan dinaikkan sebelum data disimpan menggunakan instruksi

PUSH dan CALL.

Data Pointer (DPTR)

Register data pointer atau DPTR merupakan register 16 bit yang terletak

di alamat 82H untuk DPL dan 83H untuk DPH. Biasanya digunakan untuk

mengakses data atau source code yang terletak di memori eksternal.

Program Counter

Merupakan sebuah register 16 bit yang selalu menunjukkan lokasi memori

dari instruksi yang akan diakses.

PCON (Power Control Register)

Register ini terdiri atas SMOD yang digunakan untuk melipat 2 baud rate

dari port serial, 2 buah bit untuk flag fungsi umum pada bit ketiga dan

bitkedua, Power Down (PD) bit dan Idle (IDL) bit.

2.4.2 Komunikasi Serial AT89S51

Merupakan komunikasi dimana pengiriman data dilakukan per bit.

Sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi pararel. Akses ke port Serial

dapat dilakukan secara hardware maupun software. Hardware dapat mengakses

port serial melalui pin TXD (transmit data) dan pin RXD (receive data)

AT89S51. Port serial dapat beroperasi secara full duplex. Ada 2 register khusus

yang member kemampuan bagi software untuk mengakses port serial yaitu SBUF

(serial buffer) dan SCON (serial control). SBUF memiliki 2 buah buffer. Buffer

pertama untuk menyimpan sementara data yang hendak diterima. SCON adalah

bit addressable yang memiliki bit-bit status dan bit-bit control. Bit status

memberitahu bahwa transmisi atau penerimaan data telah dilakukan sedangkan bit

control mengatur mode operasi dari serial port. Register yang digunakan untuk

mengatur komunikasi serial terdapat pada Serial Control (SCON).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

2.5 Delphi

Delphi adalah lingkungan pemograman terintegrasi (Integrate

development Environment atau IDE). Delphi bukan bahasa pemrograman, tetapi

perangkat lunak yang menyediakan seperangkat alat/tools untuk membantu

pemrogram dalam menulis program komputer dan delphi menggunakan Object

Pascal sebagi bahasa pemrogramannya. Object Pascal merupakan bahasa pascal

yang diberi tambahan kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep OOP

(Object Oriented Programming). Seluruh sintak Object Pascal menggunakan

aturan yang ada didalam pascal, termasuk perintah-perintah dasar seperti control

structures, variabels, array, dan sebagainya.

Peralatan yang disediakan oleh delphi memberikan kemudahan bagi

pemrogram untuk membuat program secara visual (visual programming). Visual

Programming adalah metoda dimana sebagian atau keseluruhan program dibuat

dengan cara menggambarkan tampilan/hasil akhir dan kemudian meminta

beberapa perangkat untuk membuat kode-kode program berdasarkan gambaran

hasil akhir tersebut. Karena program yang dibuat di dalam delphi berjalan di

dalam sistem operasi windows maka kegiatan dilakukan berdasarkan metoda

event-driven programms.

Event-driven programms adalah metoda mengeksekusi kode program

berdasarkan pesan (messages/events) yang diberikan oleh pemakai ataupun oleh

sistem operasi atau program lainnya. Delphi berguna untuk membuat aplikasi

windows, merancang aplikasi berbasis grafis, membuat program berbbasis

jaringan, merancang program .Net, dan sebagainya. Beberapa peralatan/tools

yang disediakan oleh Delphi antara lain :

Code Editor

Form

Object Inspector

Component Pallete

Project Manager

Watch list

Compiler dan Linker

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Debugger

Code Explorer

Code diagram

Dan sebagainya

Beberapa keunggulan dari Delphi adalah didalamnya terdapat menu-menu

memudahkan kita untuk membuat suatu proyek program, proses Kompilasi cepat

pada saat aplikasi yang kita buat dijalankan pada Delphi maka secara otomatis

akan dibaca sebagai sebuah program tanpa dijalankan terpisah, mudah digunakan

yaitu source kode delphi merupakan turunan dari pascal sehingga tidak diperlukan

suatu penyesuaian lagi, dan bersifat Multipurphase artinya bahasa pemrograman

Delphi dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai keperluan

pengembangan aplikasi. Gambar 2.7 lingkungan delphi dan beberapa peralatan

yang disediakan oleh delphi.

Gambar 2. 7 Lingkungan Pemerograman Delphi 7

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

2.5.1 Code Editor

Code Editor merupakan peralatan yang digunakan untuk menuliskan kode-

kode program. Pada bagian ini terdapat 3 bagian utama yaitu bagian paling kiri

yang berisi angka menunjukkan baris dan kolom, modified menunjukkan bahwa

telah terjadi modifikasi terhadap baris program, dan paling kana menunjukkan

status keyboard tentang insert atau over write. Code Editor menyediakan sejumlah

fasilitas penyuntingan (editing) seperti : copy, cut, paste, find, replace, dan

sebagainya. Code Editor mengetahui apakah yang ditulis merupakan perintah

Object Pascal atau bukan dan menampilkan tulisan sesuai dengan tipe / kelompok

tulisan tersebut. Gambar 2.8 memberikan contoh bagaimana Code Editor

membedakan tampilan tulisan sesuai dengan kelompok tulisan. File yang berisi

kode-kode program disimpan dengan nama akhiran .pas.

2.5.2 Form

Form merupakan interface dimana pemrogram meletakkan komponen-

komponen input dan output dan aplikasi akan dibangun. Delphi akan secara

otomatis membuat kode-kode program untuk membuat dan mengatur komponen-

komponen tersebut. Umumnya pada setiap aplikasi ada paling tidak satu buah

form dan form tersebut dijadikan sebagai form utama (Main Form).

Setiap form selalu disimpan dalam 2 buah file, yaitu :

file dengan akhiran .dfm

Gambar 2. 8 Kode Editor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

file dengan akhiran .pas

File berakhiran .dfm menyimpan informasi mengenai komponen-komponen yang

ada di dalam form sedangkan file berakhiran .pas menyimpan informasi mengenai

kode-kode program yang berhubungan dengan form tersebut. Tetapi, tidak setiap

file .pas selalu mempunyai pasangan .dfm. Gambar 2.9 memberi contoh

pemakaian Form.

2.5.3 Component Pallete

Component Pallete adalah peralatan yang menyediakan daftar komponen

yang dapat digunakan oleh pemrogram untuk merancang suatu aplikasi. Dalam

komponen pallete semua icon dikelompokkan dalam berbagai komponen sesuai

dengan fungsi dan kegunaannya, seperti gambar 2.10.

Gambar 2. 9 Form Pemrograman

Gambar 2. 10 Komponen Delphi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Tabel 2. 3 Tabel Komponen Pallete

2.5.4 Object Inspector

Object Inspector adalah jendela yang digunakan untuk mengatur tampilan

komponen pada form, misal bagaimana mengubah tulisan button pada command

button menjadi Simpan, atau menghapus tulisan pada label dan mengganti nama

atau memberikan perintah tertentu pada sebuah komponen sehingga ada interaksi

ketika program dijalankan . Object Inspector memberi dua macam peralatan, yaitu

1. Properties

2. Events

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

Properties adalah peralatan yang digunakan untuk mengatur tampilan

komponen baik itu penggantian nama, warna, jenis huruf, border dan lain-lain.

Sedangkan Events digunakan untuk memberikan fungsi yang lebih detail dari

fungsi sebenarnya dan membuat eventhandler. Event handler adalah prosedur

yang digunakan khusus untuk menanggapi satu event / message tertentu, seperti

gambar 2.11.

2.5.5 Watch List

Watch List merupakan peralatan yang digunakan untuk memeriksa isi satu

variabel atau properti tertentu saat program sedang dieksekusi. Watch List

biasanya digunakan bersamaan dengan Break Points dan Step-by-Step execution

seperti gambar 2.12.

Gambar 2. 11 Object Inspector

Gambar 2. 12 Watch List

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

2.5.6 Object Tree View

Merupakan sebuah diagram pohon yang menggambarkan hubungan logis

menghubungkan semua komponen yang terdapat dalam suatu proyek program.

Komponen tersebut meliputi form, modul atau frame. Fungsinya digunakan untuk

menampilkan seluruh daftar komponen program dalam sebuah aplikasi program

sesuai dengan penempatannya.

2.5.7 Code Explorer

Gambar 2.13 adalah Jendela yang digunakan untuk menampilkan seluruh

variabel, type dan rountine yang didefenisikan pada sebuah unit.

2.5.8 Code Diagram

Gambar 2.14 di bawah ini merupakan fasilitas pada delphi yang digunakan

untuk mendesain sebuah diagram atas komponen-komponen yang digunakan dalam

suatu rancangan aplikasi.

Gambar 2. 13 Code Explorer

Gambar 2. 14 Code Diagram

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

2.6 Database Delphi

Database adalah sekumpulan file atau tabel yang saling berhubungan satu

sama lain. Tiap file / tabel terdiri atas sekumpulan data yang mempunyai

karakteristik berbeda. Tiap kumpulan data dengan karakteristik berbeda tetapi

mempunyai kesatuan arti disebut record sedangkan data terkecil dalam record

disebut sebagai field. Tiap field selalu mempunyai informasi tentang :

· Nama field

· Tipe

· Panjang

Bergantung kepada database yang anda gunakan, tiap field juga dapat

mempunyai informasi lain seperti : nilai baku (default value), batasan / aturan

nilai yang dapat disimpan (constraint / rule) dan sebagainya. Field yang menjadi

pembeda antara satu record dengan record lain dalam satu tabel disebut sebagai

field kunci (primary key). Delphi menyediakan berbagai cara untuk

menghubungkan aplikasi anda ke database yang digunakan oleh aplikasi, metoda-

metoda yang dapat digunakan oleh aplikasi untuk berhubungan dengan database

antara lain :

· BDE (Borland Database Engine)

· dbExpress

· ADO

BDE merupakan metoda yang didukung dan dikembangkan oleh Borland

sendiri. BDE menyediakan sejumlah API untuk berhubungan dengan database.

Koneksi database menggunakan BDE bersifat transparan, dimana aplikasi

menggunakan satu prosedur yang sama untuk mengelola database lokal maupun

database remote, bahkan aplikasi tidak perlu diubah / disesuaikan apabila terjadi

perubahan terhadap model database yang digunakan.

BDE menyediakan sejumlah driver untuk berhubungan dengan berbagai

macam database baik database lokal seperti Paradox, Access, DBase dan

sebagainya, maupun database remote seperti MSSQL, Interbase, maupun Oracle.

BDE juga dapat menggunakan driver ketiga melalui ODBC(Open Database

Connectivity) dalam mengakses database, ini berarti BDE dapat menggunakan

database apa saja asalkan paling tidak database tersebut menyediakan driver

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

ODBC. Pada umumnya setiap komputer yang menggunakan sistem operasi

Windows sudah mempunyai driver ODBC untuk sistem database yang umum

digunakan. Hubungan antara aplikasi terhadap database dilakukan melalui

pemakaian Alias. Alias adalah nama sebutan yang digunakan untuk menyatakan

konfigurasi koneksi ke database tertentu, dengan mengubah konfigurasi pada alias

tersebut maka aplikasi dapat diarahkan kedatabase lain atau bahkan berubah dari

pemakaian database lokal menjadi database remote. Aplikasi database yang

menggunakan BDE hanya dapat dijalankan di komputer yang mempunyai BDE,

itu berarti anda harus melakukan pemasangan (instalasi) BDE pada tiap komputer.

2.6.2 DbExpress

DbExpress merupakan sejumlah driver ringan (lightweight) berupa file .dll

yang dapat digunakan untuk menghubungkan aplikasi ke database. Aplikasi yang

menggunakan dbExpress cukup diinstall bersama dengan driver dari database

yang digunakan, dengan demikian ukuran keseluruhan aplikasi serta metoda

pemasangan menjadi lebih sederhana. dbExpress mempunyai beberapa

keterbatasan, yaitu :

· Hanya dapat digunakan untuk remote database server.

· Hanya mendukung unidirectional datasets. Ini berarti fungsi penelusuran

record sangat dibatasi, anda hanya dapat maju ke record berikutnya dan

tidak dapat mundur ke record sebelumnya.

· Tidak dapat digunakan untuk mengubah isi database secara langsung,

meskipun anda dapat mengubah isi database melalui perintah SQL

UPDATE atau menggunakan dataset khusus untuk dbExpress.

· Tidak ada fasilitas untuk menyaring record.

· Tidak ada fasilitas untuk melakukan lookup field.

Tetapi, diluar semua keterbatasan tersebut, dbExpress menyediakan implementasi

yang ringan dan tidak membutuhkan sumber daya besar serta akses database yang

cepat.

2.6.3 ADO

ADO (ActiveX Data Objects) merupakan sejumlah komponen COM

berupa file .dll yang memungkinkan aplikasi berhubungan dengan database

melalui provider OLE DB. ADO merupakan bawaan dari sistem operasi Microsoft

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4

dan semua sistem operasi Windows sudah mempunyai ADO kecuali Windows 95

dan Windows NT. Agar kedua sistem operasi tersebut mempunyai komponen

ADO maka anda secara terpisah harus memasang MDAC (Microsoft Database

Access Components).

2.6.4 User Interface

Merupakan hal yang baik apabila kita memisahkan antarmuka di form

dengan bagian dari aplikasi yang berhubungan dengan database. Pemisahan ini

akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain : kelenturan perancangan,

perubahan cara mengakses database tidak akan mengubah antarmuka bagi

pemakai, demikan halnya, mengubah antarmuka tidak perlu mengubah cara

mengakses database. Komponen-komponen yang digunakan sebagai antarmuka

disebut sebagai Data Controls.

Tabel 2. 4 Fungsi Komponen Data Kontrol

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: Jbptppolban gdl-herrymsima-3803-3-bab2--4