iso ino taufiqurahman 011

Upload: muh-nurul-taufiqurahman

Post on 18-Oct-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Iso Ino Taufiqurahman 011

TRANSCRIPT

BAB I

52FFFFV D

ISOLASI DAN INOKULASI

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari kita selalu berhubungan dengan jasad renik yang tidak dapat nampak dengan mata biasa. Sebagian dari kita hidup dengan bergantung kepada mikroba, oleh karena itu pengetahuan mengenai peranan mikroorganisme dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting.Alam sekitar kita seperti udara, tanah, dan air, juga dihuni oleh berbagai macam mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik khusus untuk memisahkan populasi campuran atau biakan campuran murni yang rumit ini. Biakan murni terdiri dari suatu populasi sel, dimana semuanya berasal dari satu sel induk.

Seiring dengan kemajuan tekhnologi, pemanfaatan mikroorganisme telah lama digunakan untuk menghasilkan berbagai produk bermanfaat seperti bahan pangan, industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan mikroorganisme yang tepat untuk suatu tujuan tertentu dan pemanfaatan mikroorganisme secara maksimal perlu didukung oleh suatu metode pemilihan mikroorganisme yang banyak tersebar di alam.

Tahapan berikutnya setelah pembuatan medium dalam pembiakan bakteri tentunya adalah proses penanaman bakteri. Kegiatan-kegiatan dalam penanaman dan pembiakan bakteri disebut inokulasi dan isolasi. Cara penanaman mikroba pada medium pun bermacam-macam sesuai dengan jenis mikroba itu sendiri.B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara mengisolasi dan melihat mikroorganisme disekitar kita, serta bagaimana cara menginokulasi biakan yang murni Bacillus subtilis dan Rhizopus sp pada medium miring, tegak dan cair.

C. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami cara penanaman / inokulasi dari biakan murni Bacillus subtilis dan Rhizopus sp dengan metode miring, tegak, dan cair dan isolasi dengan metode tuang, tabur, sebar, dan gores terhadap mikroorganisme yang ada pada sampel makanan ringan (Qtela), minuman (freshtea apel), air sumur Gowa, dan kotoran mata.D. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dilakukan praktikum ini untuk menanam / menginokulasi bakteri Bacillus subtilis, dan Rhizopus sp pada medium NA tegak, NA miring, dan NB (cair). Untuk mengisolasi mikroorganisme dari sampel makanan ringan (Qtela) dengan metode tabur, sampel air sumur GOWA dengan metode tuang, sampel minuman (freshtea apel) dengan metode sebar, serta sampel kotoran mata dengan metode gores pada medium TEA.

E. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah kita dapat mengetahui dan memahami cara penanaman / inokulasi mikroorganisme yang murni dan melihat morfologinya serta mengisolasi dan melihat mikroorganisme yang ada di sekitar kita.

BAB II

KAJIAN PUSTAKAA. Teori UmumLaboratorium pembibitan terbagi menjadi beberapa ruangan sesuai dengan kebutuhan. Ruang tersebut diantaranya ruang isolasi dan inokulasi, ruang inkubasi, ruang sterilisasi, dan ruang budi daya jamur. ruang isolasi dan inokulasi digunakan untuk membuat media agar-agar cawan, membuat biakan murni, meremajakan biakan murni, dan menginokulasi biakan jamur kemedia baik untuk biakan induk, bibit induk maupun bibit produksi (Gunawan, 2008).

Sebagai contoh apabila kita mempunyai spesimen berupa bahan misalnya adalah air ludah, yang mengandung beraneka ragam dan jenis mikroorganisme misalnya bakteri dan akan mengambil satu jenis atau beberapa mikroorganisme dalam spesimen (Djide, 2005).

Mula-mula yang disiapkan adalah cawan petri yang mengandung media padat (agar) atau setengah padat, berupa makanan. Jika spesimen mengandung berupa air ludah tersebut disebarkan diatas medium tersebut. Selanjutnya mikroorganisme akan tumbuh dan berkembangbiak dan akan kelihatan membentuk bercak-bercak atau koloni, yang akan terlihat dengan mata telanjang. Selanjutnya setiap koloni tersebut dapat dimurnikan lagi apabila belum murni dengan cara mengambilnya dengan ose atau sengkelit dan memindahkannya pada cawan petri yang lainnya yang mengandung medium yang diinokulasikan. Demikianlah seterusnya dipindah-pindahkan dan ditumbuhkan sampai diperoleh biakan murni (pure culture). Sifat organisme dalam biakan murni dapat dipelajari dengan baik (Djide, 2005).

Untuk memperoleh mikroorganisme sebagai sumber biakan murni, ada dua cara yang sering digunakan, yaitu metode goresan atau streak-plate methode dan metode tuang atau pour plate method. Cawan petri yang mengandung medium yang dipadatkan dengan penambahan agar. Campuran antara zat makanan atau nutritif tersebut dengan agar disebut medium (Djide, 2005).

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan mikroorganisme pada medium agar kelihatan koloninya jelas antara lain, sebagai berikut (Djide, 2005):

1. Dengan menggunakan ose atau sengkelit, diinokulaiskan mikroorganisme pada permukaan medium dengan cara zig zig, setelah diinkubasi akan diperoleh pertumbuhan mikroorganisme, maka diperoleh piaraan lempeng atau streak culture.

2. Dengan cara menggoreskan inokulum dengan ose pada agar miring, maka diperoleh piaraan agar miring atau slant culture.

3. Dengan menusukkan inokulum dengan ose lurus kedalam medium agar setengah padat dalam tabung reaksi, dan permukaan mediumnya tidak miring, maka diperoleh piaraan tusukan atau stab culture.

4. Setetes suspensi mikroorganisme dicampur dengan medium yang masih cair, dengan demikian diperoleh piaraan adukan atau shake culture.

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan suatu koloni yang tumbuh pada permukaan medium adalah (Djide, 2005):

1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang hanya berupa suatu titik, ada pula yang lebar sampai menutupi permukaan medium.

2. Bentuk. Ada koloni yang bulat, ada yang memamnjang, ada yang tepinya rata, ada yang tepinya tidak rata.

3. Kenaikan pada permukaan koloni. Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium,dan ada pula yang timbul, yaitu menjulang diatas permukaan medium.

4. Halus besarnya permukaan. Ada koloni yang permukaannya halus, ada yang permukaan kasar, dan tidak rata.

5. Wajah permukaan. Ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada permukaannya suram.

6. Warna. Kebanyakan mikroorganisme (bakteri) berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, akan tetapi ada juga koloni yang berwarna kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau, dan ungu.

7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang lunak seperti mentega, dan ada yang keras dan kering.

B. Uraian Bahan

1. Agar (Ditjen POM, 1995) Nama resmi :Agar.

Nama lain:Agar-agar.

Pemerian :Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada lidah Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan :Sebagai bahan pemadat medium

2. Air suling (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi:Aqua Destillata.

Nama lain:Air suling/aquades.

RM/BM:H2O/18,02.

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan:Sebagai pelarut.3. Alkohol (Ditjen POM, 1979)Nama resmi

: Aetanolum

Nama lain: Etanol

Rumus molekul: C2H5OH

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak, bau

khas, rasa panas. Mudah terbakar dan

memberikan warna biru tanpa asap.

Kelarutan

: sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P, dalam eter P.

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup rapat, terlindung

Dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari

nyala api.

Kegunaan

: Sebagai antiseptik.4. Ekstrak beef (Ditjen POM, 1995)Nama resmi

: Ekstrak daging sapi

Sinonim

: Ekstrak beefPemerian

: Kaldu daging sapi konsentrasi diperoleh

dengan mengekstraksi daging sapi

segar tanpa lemak, dengan cara

merebus dalam air dan menguapkan

kaldu pada suhu rendah dalam hampa

udara sampai terbentuk residu kental

berbentuk pasta. Penyimpanan

: Simpan dalam wadah tidak tembus

cahaya, tertutup rapat.

Kegunaan

: Sebagai protein

5. Pepton (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi

: Pepton

Sinonim

: Pepton kering

Pemerian

: Serbuk kuning kemerahan sampai

coklat, bau khas, tidak busuk

Kelarutan

: Larut dalam air, memberikan larutanberwarna coklat kekuningan yang

bereaksi agak asam, praktis tidak larut

dalam etanol (95 %) P dan dalam eter

P.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan

: Sebagai proteinD. Uraian Bakteri

1. Shigella dysentreriae (Garrity, 2004)

a. Klasifikasi Domain: Bacteria

Phylum: Proteobacteria

Class: Gammaproteobacteria

Ordo: Enterobacteriales

Family: Enterobacteriaceae

Genus: Shigella

Species: Shigella dysentreriaeb. Morfologi (Dwidjoseputro, 1990)

Kuman ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisinya, agak rata karena tertekan. Diameter kuman antara 0,8-1,0 mikron. Pada sediaan langsung yang berasal dari nanah dapat terlihat sendiri, berpasangan menggerombol dan bahkan dapat tersusun seperti rantai, pendek. Susunan gerombol yang tidak teratur biasanya ditemukan pada sediaan yang dibuat dari pembenihan padat, sedangkan dari pembenihan kaldu biasanya ditemukan tersendiri atau tersusun sebagai rantai pendek. Kumain ini tidak bergerak, tidak berspora dan positif gram. Hanya kadang-kadang yang gram (-) dapat ditemukan pada bagian tengah gerombolan kuman, pada kuman yang telah difagositosis dan pada biakan tua yang hampir mati.

2. Pseudomonas aeruginosa a. Klasifikasi (Garitty, 2004)

Kerajaan

: BacteriaFilum

: ProteobacteriaKelas

: GammaProteobacteria

Ordo

: PseudomonadalesFamili

: PseudomonadaceaeGenus

: PseudomonasTipe spesies: Pseudomonas aeruginosa

b. Morfologi (Holt, 2000)

Bentuk batang bulat 0,5-1,5 menit mikron, ciri-ciri pertumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok mengembang sampai tak beraturan.

BAB III

KAJIAN PRAKTIKUMA. Alat yang digunakan

Pada percobaan Isolasi dan Inokulasi alat yang digunakan yaitu; Botol coklat, Cawan petri, Inkubator, Lampu spiritus, Ose bulat dan ose lurus, Lumpang dan alu, Tabung reaksi, Rak tabung, Hand sprayer, Spoit, Labu Erlenmeyer, Autoklaf, Spatel, dan Oven.

B. Bahan yang digunakan

Air laut, frutamin, tanah kuburan Biakan bakteri, Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae, Medium GNA.C. Cara Kerja

1. Penanaman (Inokulasi) Mikroba Uji

a. Medium NA tegak

1) Disiapkan medium NA tegak dengan mengambil sebanyak 10 ml menggunakan spoit kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi dan dibirkan membeku dengan posisi tegak. Mulut tabung reaksi dan labu erlenmeyer yang berisikan NA dipijarkan sebentar diatas nyala lampu spiritus.2) Dimasukkan ke dalam tabung rekasi dan dibiarkan membeku dalam posisi tegak.3) Ose lurus dipijarkan di atas nyala lampu spiritus ose yang telah disterilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae kemudian ditusukkan pada NA tegak dengan cara ose diusahakan tegak dan lurus dan dilakukan dekat dengan nyala api spiritus dan ditutup kapas. Ose dipijarkan kembali.4) Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C.

b. Medium NA miring.

1) Disiapkan medium NA dengan cara mengambil NA sebanyak 7 ml menggunakan spoit lalu dipindahkan kedalam tabung reaksi dan diatur kemiringannya agar NA miring dapat terbentuk dengan baik. Sebelum dituasng mulut tabung reaksi dan labu erlenmeyer dipijarkan sebentar diatas nyala api2) Dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diatur kemiringannya agar NA miring dapat terbentuk dengan baik.3) Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus, kemudian ose dimasukkan kedalam tabung yang berisi biakan Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae dan ditusukkan kedalam NA miring, lalu ose disterilkan.4) Tabung reaksi diberikan label dan diinkubasi selama 1x 24 jam pada suhu 37oC. c. Medium cair

1) Diambil 10 ml NB menggunakan spoit steril yang telah disiapkan kedalam tabung reaksi yang sebelumnya pada mulut tabung reaksi dan labu Erlenmeyer telah dipijarkan sebentar.2) Tabung reaksi dibiarkan berdiri tegak, dan ose yang telah disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair.3) Tabung reaksi diinkubasi dalam inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37 C. 2. Isolasi Mikroba

a. Metode Sebar (Spread Method)

1) Dituang medium GNA kedalam cawan petri steril kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. Sebelumnya mulut labu Erlenmeyer telah dipijarkan sebentar, atau penuangan dilakukan secara aseptis.2) Diambil sedikit sampel (Frutamin) dihaluskan pada lumpang dan alu kemudian disebar merata diatas permukaan medium dalam cawan petri dengan bantuan spatel steril3) Diinkubasi selama 1 x 24 jam dalam inkubator.b. Metode Tuang (Pour Plate Method)

1) Dituangkan sampel (Air laut) sebanyak 1 ml kedalam cawan petri steril.2) Kemudian dituangkan medium GNA sebanyak 10 ml kedalam cawan petri tersebut dengan cara aseptik (dipijarkan sebentar mulut labu erlenmeyer).3) Diratakan permukaan medium dengan cara menggoyang-goyangkan dengan putaran yang sama/ seimbang.

4) Medium dibiarkan membeku . 5) Diinkubasikan selama 1 x 24 jamc. Metode Gores

1) Dituang medium GNA ke dalam cawan petri steril kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. 2) Setelah medium membeku, sampel (Spuctum) digoreskan di atas medium dengan menggunakan ose bulat.

3) Medium diinkubasikan selama 1 x 24 jamd. Metode Tabur1) Dituang medium GNA ke dalam cawan petri steril kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. 2) Setelah medium membeku, sampel (Tanah kuburan) ditaburkan di atas medium dengan menggunakan spatel.3) Medium diinkubasikan selama 1 x 24 jamBAB IV

KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A. Hasil Praktikum1. Tabel Pengamatana. Tabel Inokulasi

NOMikroba

Bentuk Koloni

NA MiringNA tegakNB/ Cair

1.Pseudomonas aeruginosaEfuseBeadedAerob

2.Shigella dysentreriaeRhizoidPapilliateAerob

b. Tabel Isolasi

NoSampelMetodeBentuk koloniElevasiTepiStruktur dalam

1.Air LautTuangFilsmentousConvexSerrate-

2.SpuctumGoresCircularFlatEntire-

3.FrutaminTebarCircularRaisedEntire-

4.Tanah kuburanTaburIrregularUndulateLobate-

2. Gambar Pengamatan

a. Inokulasi Mikroba

Keterangan :

1. Penutup kapas2. Tabung Reaksi

3. Medium

4. Koloni

Keterangan :

1 Penutup Kapas2 Tabung reaksi

3 Medium

4 koloni

Keterangan :

1. Kapas2. Tabung reaksi

3. Medium

4. Koloni

b. Isolasi Mikroba

Keterangan : (Tuang)

1. Cawan Petri

2. Medium GNA

3. koloni

granularKeterangan : (Gores)

1. Cawan Petri

2. Medium GNA3. koloni

Keterangan : (Tabur)1. Cawan Petri

2. Medium GNA

3. koloni

granularKeterangan : (Sebar)

1. Cawan Petri

2. Medium GNA

3. koloni

granular

B. PembahasanKehidupan manusia tak pernah lepas dari jangkauan mikroorganisme. Meskipun tidak disadari, akan tetapi hal tersebut merupakan suatu kebiasaan yang berlangsung terus menerus dari hari-hari sebelumnya maupun hari-hari yang akan datang. Namun demikian, berbagai usaha manusia yang menyadari akan hal tersebut berupaya melakukan berbagai cara untuk menghindari atau setidaknya sekedar mencegah untuk menghindari hal tersebut dengan cara membersihkan dengan menggunakan bahan-bahan alam ataupun bahan kimia seperti sabun dan alkohol.

Maka dari itu di lakukan percobaan Isolasi yang mana merupakan proses pemisahan mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut murni. Pengerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat alat yang ada sangkut paut dengan medium benar benar steril, hal ini untuk menghindarkan kantaminasi yakni masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan.

Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara penanaman /inokulasi dari biakkan murni ke medium baru dan cara isolasi mikroorganisme yang berada di lingkungan sekitar.

Tujuan praktikum adalah Untuk mengetahui cara mengisolasi mikroorganisme dari sampel air cucian piring, oreo, susu ultra milk dan kotoran gigi dengan menggunakan metode tabur, gores,tuang dan sebar sehingga dapat diketahui bentuk morfologi dari tiap mikroorganisme dari sampel air cucian piring, oreo, susu ultra milk dan kotoran gigi. Serta untuk mengetahui cara inokulasi Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae dengan menggunakan metode agar miring, agar tegak dan cair sehingga dapat diketahui sifat dari mikroba tersebut.Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung keatas permukaan medium padat yang cocok, kemudian diinkubasikan pada suhu kamar. Pada keadaan tertentu, isolasi dilakukan sedemikian rupa hingga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalam maka bakteri yang ada dalam specimen akan tumbuh sebagai koloni-koloni ysng terpisah dari yang lain.

Isolasi adalah merupakan cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu daei lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur murni. Inokulasi adalah cara memindahkan biakan mikroorganisme ke medium baru.

Pada percobaan inakulasi digunakan metode medium agar tegak, medium agar miring dan medium cair. Pada metode ini digunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae.

Pada percobaan isolasi digunakan sampel tanah kuburan pada metode tabur, frutamin untuk metode sebar, Air laut untuk metode tuang dan spuctum untuk metode sebar.

Hasil yang didapatkan pada percobaan inakulasi dengan sampel SM pada metode medium tegak adalah bentuk koloni Echinulate, metode cair bentuk koloni Uniform Turbidity, dan metode miring bentuk koloni Sprinding. Sedangkan untuk sampel jamur Saccaromiches Sereviciae dengan metode tegak koloni yang didapatkan adalah Papillate, cair bentuk koloninya adalah sedimen sedangkan untuk metode miring tidak terjadi pertumbuhan jamur.

Untuk percobaan isolasi. Pada metode tuang dengan sampel air got Tidung, bentuk koloni yang didapatkan adalah irreguler, bentuk elevasi adalah umbande dan bentuk tepi adalah lobate. Pada metode sebar dengan sampel teh pucuk, bentuk koloni yang didapatkan adalah irreguler, bentuk elevasi adalah flat dan bentuk tepi adalah lobate. Pada metode sebar dengan sampel wafer richoco, bentuk koloni yang didapatkan adalah irreguler, bentuk elevasi adalah flat dan bentuk tepi adalah lundulate. Pada metode gores dengan sampel kotoran telinga, bentuk koloni yang didapatkan adalah spindel, bentuk elevasi adalah flat dan bentuk tepi adalah entire.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A. KesimpulanDari percobaan inakulasi dan inoklasi yang telah dilakukan, saya menyimpulkan bahwa :

1. Inokulasi

a. Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae pada medium NA miring bentuk koloninya adalah spreading, NA tegak bentuk koloninya adalah rhizoid, dan medium cair bentuk koloninya adalah melayang dan mengapung.b. Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae pada medium NA miring bentuk koloninya adalah spreading, NA tegak bentuk koloninya adalah beaded, dan medium cair bentuk koloninya adalah melayang dan mengapung.c. Pseudomonas aeruginosa dan Shigella dysentreriae, pada medium NA miring bentuk koloninya adalah spreading, NA tegak bentuk koloninya adalah beaded, dan medium cair bentuk koloninya adalah mengapung.d. Bakteri Stroptococus mutan, pada medium NA miring bentuk koloninya adalah spreading, NA tegak bentuk koloninya adalah echinulate, dan medium cair bentuk koloninya adalah mengapung.2. Isolasi

a. Air laut untuk penggunaan metode tuang, bentuk koloninya adalah circulate, struktur dalamnya transparan, elevasinya lowconveks, dan tepinya entire.b. Spuctum untuk penggunaan metode gores, bentuk koloninya adalah circulate, struktur dalamnya transparan, elevasinya conveks, dan tepinya entire. c. Tanah kuburan untuk penggunaan metode sebar, bentuk koloninya curlate, struktur dalamnya finalgranular, elevasinya roiset, dan tepinya ondulate. d. Frutamin untuk penggunaan metode sebar, bentuk koloninya adalah iraguler, struktur dalamnya transparan, elevasinya lowconveks, dan tepinya ciliate.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Muslim Indonesia: Makassar.

Buchanan dan E. Gibbons. 1974. Determinative Bacteriology. The Williams and Wilkins Company.Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia; Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia; Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Garrity. 2004. Taxonomi Outline Of The Prokaryotes. Spinger New York.

Holt, John G. 2000. Bergey Manual of determinatif bacteriology 10 th edition. The Williams & Wilkins Company. Baltimore, Maryland 21202: United states of America.LAMPIRAN

Medium NA

a. Ekstrak beef.. 3 g

b. Pepton 5 g

c. Agar.. 15 g

d. Aquadest 1000 ml

Medium NB

a. Ekstrak beef.. 3 g

b. Pepton 5 g

c. Aquadest 1000 ml

Medium GNAa. Sukrosa

60 g

b. Agar

20 g

c. Aquadest

1000 ml

SKEMA KERJA INKULASI MO

a. Medium tegak

mikroba uji

1 ose

inkubator

NA SD dan PA

37C

Diinkubasi (1 x 24 jam)

Diamati dan digambar

b. Medium miring

mikroba uji

1 ose (zig-zag)

miring

inkubator

NA SD dan PA

37C

Diinkubasi (1 x 24 jam)

Diamati dan digambarc. Medium Cair

mikroba uji

1 ose

inkubator

NA SD dan PA 37C

Diinkubasi (1 x 24 jam)

Diamati dan digambarSKEMA KERJA ISOLASI MO

a. Metode tuang

II

I

Medium

Air laut

Cawan Petrib. Metode tabur

II

I

Medium

Tanah kuburan

Cawan Petric. Metode sebar

II

I

Medium

FrutaminCawan petrid. Metode Gores

II

I

Medium

SpuctumCawan Petri

LAMPIRAN SKEMA KERJA

1. Isolasi Mikroorganisme di sekitar kita

2. Isolasi Mikroorganisme Dari Substrat Cair

CARA TUANG

CARA SEBAR

3. Isolasi Mikroorganisme dari substrat padat

CARA SEBAR

CARA TABUR

4. Inokulasi Mikroorganisme

Inokulasi Pada Medium Padat Tegak

Biarkan memadat

Inokulasi Pada Medium Padat Miring

Biarkan memadat dlm

Keadaan miring

Inokulasi Pada Medium Cair

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Mikroba : PA dan SD

Medium :NA tegak

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Mikroba : PA dan SD

Medium : NA miring

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Mikroba : PA dan SD

Medium : NB/ cair

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : GNA

Sampel : Air Laut

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : NA

Sampel : Spuctum

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : GNA

Sampel : Tanah kuburan

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Medium : GNA

Sampel : Frutamin

Panaskan GNAsampai mencair

Cawan Petri

Bahan

1

2

Inkubasi

1 x 24 jam

Panaskan GNA sampai mencair

Tuang sampel dalam Cawan Petri

Tuang GNA dan Tunggu Hingga Memadat

Inkubasi

1x 24 jam

Panaskan GNA sampai mencair

Tuang sampel dalam Cawan Petri

Sebar sampel ke atas medium GNA dan ratakan

Inkubasi

1 x 24 jam

Panaskan GNA sampai mencair

Tuang sampel dalam Cawan Petri

Sebar sampel ke atas medium GNA dan ratakan

Inkubasi

1 x 24 jam

Panaskan GNA sampai mencair

Masukkan medium ke dalam Cawan Petri

Tabur sampel ke atas medium GNA dan ratakan

Inkubasi

1 x 24 jam

Cairkan Medium NA

Tuang ke dalam tabung reaksi 10 ml

Inokulasi biakan ke dalam tabung reaksi

Inkubasi

1 x 24 jam

Cairkan Medium NA

Tuang ke dalam tabung reaksi 8 ml

Inokulasi biakan ke dalam tabung reaksi

Inkubasi

1 x 24 jam

Medium NB

Tuang ke dalam tabung reaksi 10 ml

Inokulasi biakan ke dalam tabung reaksi

Inkubasi

1 x 24 jam

Muh Nurul Taufiqurahman ZULKIFLI SAPUTRA R.150 2011 0182