bab ii perancangan 2.1. perancangan tapak 2.1.1. space ...secure site...

22
BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE PENANGKAP Untuk memperoleh space penangkap yang baik ke arah site Gereja ini, maka digunakan analisa sudut pandang horisontal untuk menentukan space penangkap yang tepat. Dan untuk memperkuat eksistensi space penangkap perlu memberikan nilai tambah baik dalam bentuk maupun skate. POINT STOCC 26

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

BAB II

PERANCANGAN

2.1. PERANCANGAN TAPAK

2.1.1. SPACE PENANGKAP

Untuk memperoleh space penangkap yang baik ke arah site Gereja

ini, maka digunakan analisa sudut pandang horisontal untuk menentukan

space penangkap yang tepat. Dan untuk memperkuat eksistensi space

penangkap perlu memberikan nilai tambah baik dalam bentuk maupun

skate.

POINT

STOCC

26

Page 2: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

27

2.1.2. PENCAPAIAN DAN ENTRANCE

Hal yang perlu diperhatikan untuk menetukan entrance Gereja yaitu :

• Mudah dilihat dan dicapai oleh jemaat.

• Dihindarkan crossing antar yang masuk dan keluar.

• Adanya pemisahan sirkulasi antara pejalan kaki dengan kendaraan

bermotor.

i.W,U KSUBWAM Wfl&NCE UTAMA

I JAUlR MO mmm I JAIUR SPO.WOTOfl

. _ • - : pr06<TR»*N

lU-rnA^CE

Page 3: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

28

2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan perletakan, zoning dan

orientasi masa bangunan yaitu :

• Kenyamanan bagi pengguna fasilitas yang ada dalam gereja.

• Kemonumentalan bangunan.

• Keutamaan fasilitas bagi jemaat.

• Letak space penangkap.

• Aran orientasi.

• Bentuk site.

• Arah sinar matahari.

Page 4: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

29

2.2. PERANCANGAN BANGUNAN

2.2.1. FILOSOFI BANGUNAN

Filosofi yang akan diterapkan pada bangunan Gereja harus

memperhatikan kekhususan dan ajaran gereja Bethany, diantaranya yaitu :

• Pengertian gereja adalah sebagai tempat persekutuan jemaat dengan

Tuhannya dan persahabatan antar jemaat sebagai perwujudan kasih

kepada Tuhan dan sesama manusia.

• Roh kudus sebagai bagian dari ke-Tritunggalan Allah, diutamakan

dalam 1 iturgi karena Roh Kudus itulah yang mengantar manusia pada

Allah.

• Kegiatan perjamuan kudus (roti dan anggur) dalam kebaktian adalah

sebagai perlambang persekutuan Yesus dengan jemaat dan agar jemaat

mengerti makna kematian Yesus di kayu salib yaitu untuk menebus dosa

manusia.

• Baptisan air merupakan salah satu iangkah keselamatan yang dijanjikan

Allah pada manusia, keberadaan kolam baptis adalah hai yang mutlak.

Dari konsep tersebut di atas disusun konsep gereja sebagai berikut:

1. Pelayanan vertikal

Menunjukan kesan agung (TUHAN yang diagungkan)

Dicapai dengan :

Page 5: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

• Memberikan nilai tambah pada fasilitas utama terhadap fasilitas

penunjang dalam skala baik tinggi maupun luasnya (skala ruang yang

superior)

• Fasilitas utama merupakan central point (klimaks) dari suatu makna

bangunan gereja yang ingin ditampilkan oleh Arsitek.

2. Pelayanan Horizontal

Menunjukan hubungan manusia dengan manusia sebagai perwujudan kasih

terhadap Yesus Kristus.

Dicapai dengan:

• Perwujudan bentuk fasilitas yang ingin ditampilkan dalam skala ruang

yang manusiawi (baik dalam tinggi maupun luasannya).

• Fasilitas yang ada mengarah pada bangunan utama (hirarki) sesuai

dengan derajat kepentingan masing-masing fasilitas.

Page 6: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

31

2.2.2. BENTUK DASAR DAN POLA SUSUNAN MASSA

Orang Kristen percaya dengan iman bahwa Yesus Kristus adalah jalan

dan kebenaran dan hidup, dan hanya melalui Yesus Kristus-lah manusia dapat

memperoleh hidup yang kekal. Keberadaan Yesus Kristus di sini sebagai

perwujudan jembatan penghubung yang sanggup mempersatukan hubungan

antara Allah dan manusia yang telah terputus akibat dosa. Dan sejak saat

itulah manusia masuk dalam jerat iblis. sehingga Yesus Kristus harus mati

diatas kayu salib masuk dalam alam maut untuk melepaskan manusia dari

ikatan dosa si iblis.

Dari sedikit ilustrasi diatas kita mencoba mengaplikasikan ke dalam

bentuk arsitektumva. dengan menggunakan media tapak sebagai latar

(background).

Skematik Desain :

Page 7: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

32

I

II -^^F^S A

I »?'\

\

/ §

^ x —iii-

/ .

I =3 i S^ I I 1

g4-s

oo

<->!

l - ^ ~ > 5233 o

Page 8: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

33

2.2.3. STRUKTUR DAN MODUL BANGUNAN

Dalam menerapkan suatu sistem struktur ada beberapahal yang perlu

diperhatikan yaitu:

- Penyesuaian terhadap fungsi bangunan

- Memenuhi persyaratan struktur:

* Kekuatan

* Kekakuan

* Kestabilan

* Eststika

* Daya tahan terhadap gempa, angin dan api

- Faktor ekonomis

- Penyesuaian terhadap tinggi bangunan

- Kemudahan pelaksananaan

- Keahlian yang dibutuhkan

- Pemeliharaan yang mudah

Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini yaitu sistem

struktur dengan menggunakan sistem rangka (kolom dan balok) dan busur.

Penggunaan struktur rangka daiam bangunan ini diterapkan pada

seluruh bangunan GBI Bethany dengan menggunakan modul 8 x 6 (untuk

ruang ibadah) dan 8 x 8 untuk scmua fasilitas yang ada. Sedangkan

Page 9: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

34

dindingnya sebagian besar menggunakan dinding beton pracetak yang sesuai

dengan tujuan konsep GBI Bethany yang ingin diekspresikan.

Penggunaan struktur busur diterapkan pada atap ruang ibadah yang

berbentuk hiperbolik. Struktur busur yang dipakai menggunakan struktur pipa

baja yang diperkaku dengan rangka batang.

2.3. KONSEP RUANG LUAR

Ruang luar adalah ruang perantara sebelum memasuki ruang dalam.

Sehingga potensi ruang luar harus kita disain dengan memperhatikan pola

massa bangunan, sehingga dengan keberadaan ruang luar ini dapat

mendukung tampilan dari facade bangunan.

Bangunan gereja yang terutama merupakan wadah hubungan manusia

dengan Tuhan supaya menimbulkan keagungan Tuhan. maka

kemonumentalannya harus tampak. Kemonumentalan bangunan ini dicapai

dengan ruang luar yang luas dan pembedaan tinggi lantai sebelum memasuk

ruang kebaktian. Tampilan bangunan dibuat simetri dan menjulang tinggi ke

atas untuk memperkuat kesan monumental.

Adanya plaza besar di depan gereja sebagai ruang perantara dari

daerah profan (keramatan jalan) menuju daerah yang suci. Juga plaza ini

dapat berfungsi sebagai wadah antar jemaat sebelum dan sesudah kebaktian.

Page 10: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

2.4. KONSEP RUANG DALAM

Setelah dari ruang luar yang menyiratkan keanekaragaman sifat dan tujuan

manusia, kemudian memasuki ruang kebaktian ibaratnya dimensi yang

menuntun manusia mengalami sikap tenang dan damai, yang dicapai

dengan skala ruang yang superior, sehingga manusia merasa kecildi

hadapan Allah.

Agar perbedaan kualitas ruang yang terjadi tidak terlalu mencolok, maka

ruang antara (hall) sebelum memasuki ruang ibadah dibuat dalam skala

manusia. Hall pada bagian depan gereja dengan langit-Iangit yang relatif

rendah, sedangkan pada hall di sisi kanan dan kiri diwujudkan dengan

pemberian void rangka dalam skala manusia.

2.5.SISTEMUTILITAS

2.5.1. SISTEM PENGADAAN AIR BERSIH

Pengadaan air bersih langsung dari PDAM dan sebagai cadangan

digunakan sumur artesis. Air dari PDAM ditampung di tandon bawah,

kemudian dipompa ke tandon atas, untuk kemudian suplai air

didistribusikan (down feed). Tandon atas memiliki dua bilik dengan tujuan

jika salah satu tandon bocor atau harus dikuras dan perlu perbaikan. salah

satu bilik dapat bertungsi sebagai cadangan dan dengan demikian distribusi

air bersih tetap lancar.

Page 11: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

Pompa air bekerja secara otomatis dengan pengontrol pelampung pada

tandon atas (sistem vlotter). Apabila tandon mulai kosong maka pompa

otomatis mulai bekerja, bila tandon penuhmaka tandon tidak bekerja.

Pompa airuntuk keperluan sehari-hari dipisahkan dengan pompa air hidran

atau pemadam kebakaran.

PERHITUNGAN AIR BERSIH

FASILITAS

GEREJA

SERBAGUNA

KANTOR

PERPUSTAKAAN

SEKOLAH

ASRAMA

TEMPAT UMUM

(Cafe, Toko dll)

JUMLAH ORANG

3.500

1.000

50

50

600

100

100

PEMAKA1AN AIR BERSIH

(liter / orang

10

30

100

25

40

50

3

/hari)

JUMLAH

(liter)

55.000

30.000

5.000

1.250

24.000

5.000

300

Total 100.550

• Kebutuhan air per hari

Lama jam penggunaaan

Pemakaian air rata-rata tiap jam

= 100.550 liter

= 100.55 m3

= 10 jam (07.00- 17.00)

= 100.55 m3

10 jam

= 10.055 m3

Page 12: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

V

• Pemakain air padajam puncak = 200% x 10.055 m3

= 20,11 m3

• Kapasitas tandon atas

kebakaran)

• Kapasitas tandon bawah

Kapasitas pompa

Skema Pengadaan air bersih

mm

VILLI J

V I'll l\ )

^T

= 20,11 m3 + 30 m3 (untuk pemadam

= 50,11 m3

= kebutuhan air per hari x 200%

= 100,55x200%

= 201,1 m3

= Volume tandon atas

Lama pengisian

Kekuatan pompa

: 50,11 m3

: 30 menit

: 50,11 m3

30 menit

: 1,667 m3 / menit

TJIN3QN BAU1U,! i m \ TAMDON AT/iA

Zrr~ <ttin < iilAuiidil ?> "i ramisi

mm ft - :»,::

Page 13: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

38

2.5.2. SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR

Pembuangan air kotor dan kotoran pada tiap-tiap lantai melalui shaft ke bak

penampungan di lantai basement dipompa ke STP dan kemudian

dirembeskan melalui sumur resapan.

Septictankterdapat pada beberapa zona pelayanan bangunan. Khususnva air

kotor dari dapur ditampung dalam bak perangkap lemak.

PERHITUNGAN PEMBUANGAN AIR KOTOR

• Jumlah orang = 1600 orang

• Jumlah buangan padat = 30 liter per orang per tahun

= 1600 x 30 1

= 48.000 1 per tahun

= 48.000 1 per tahun

365 hari

= 131,5 liter per hari

• Jumlah buangan cair = 1600 x 1001 per hari

= 160.0001 per hari

• Jumlah buangan total per hari = 131,5 liter + 160.000 liter

= 160.131,5 liter

= 160, 132 m3

• Luas ruangan untuk STP

Kapasitas 200 m3 per hari = 56 m2

Page 14: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

39

Skema Pengadaan air kotor :

vc _J

_^/*

- ikL

f] )@-

w1 (SAL«

lwni|V\T !TT'.!!l \Jl<*U..'.iU be»A.-'.i-"

- 7 ^

Page 15: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

4U

2.5.3. SISTEM PEMBUANGAN AIR HUJAN

Air hujan pada atap ditampung di gutter, lalu melalui pipa vertikal ke

bak kontrol disalurkan ke drainase tapak disekeliling bangunan yang

bermuara pada riol kota. Setiap 6 meter panjang saluran drainase dibuat bak

kontrol.

Air hujan yang jatuh pada tapak langsung dirembeskan, sedangkan air

hujan dari basement dan ramp dikumpulkan pada gutter basement dan

disalurkan ke bak penampungan di basement untuk kemudian dipompa ke riol

kota.

Skema Pembuanaan Air Huian :

[dm MIM»J —}| mm — * THIiNG VCRTIKAlf

[ m ITOQL

&

SALURAM m \ M L TAK4K _

$ f?!0LKQT4

Page 16: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

4i

2.5.4. SISTEM PENERANGAN

Sistem pencahayaan yang dipakai ada 2 macam yaitu :

1. Penerangan alami

Penerangan alami dapat dilakukan dengan menggunakan sky-light.

Penggunaan atap skylight dan jendelaharus dipertimbangkan agar tidak

menimbulkan pantulan yangtidak diinginkan. Penggunaan jenis kaca dan

fungsinya juga perlu diperhatikan.

2. Penerangan buatan

Penerangan buatan digunakan untuk mencapai penerangan yang

cukup di malam hari. Sumber daya utama berasal dari PLN dan sebagai

cadangan digunakan diesel generator set.

Tegangan menengah dari PLN diturunkan menjadi tegangan rendah

oleh "power transformer"' di ruang tratb dan sesudah melalui meteran dan

ATS, kemudian dihubungkan ke panel induk atau panel distribusi utama

dan kemudian disalurkan ke panel distribusi masing-masing zona

pelayanan bangunan dan lantai bangunan.

Apabila listrik PLN padam. maka generator otomatis mulai bekerja

dengan ATS {Automatic Transfer Switch) dan mensuplai listrik ke

masing-masing panel-panel penting darurat yang tclah direncanakan.

Page 17: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

Skema iaringan Listnk:

^ 0. D1STQI2USI

DANLL DliTRIQUSlt

^ P. PIJTRIBUJl

2.5.5. SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

Untuk mencegah kerusakan bangunan beserta isinya dan manusia di

dalamnya, sedini mungkin digunakan sistem pemadam kebakaran termasuk

juga sistem pencegahannya.

Sistem pencegahan kebakaran dengan :

- Menggunakan material yang tahan terhadap api

- Menggunakan alat pendeteksi kebakaran :

I. Detektor panas sebagai pendeteksi awal avval kebakaran. Bila panas

dalam ruangan mencapai batas panas yang ditcntukan. maka alat dctcksi

Page 18: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

43

akan berbunyi. Detektor panas tersebut ditempatkan pada ruangan

pompa, ruang genset.

2. Detektor asap ditempatkan pada ruang tratb, ruang shaft elektical, ruang

kontrol dan sebagainya.

Sistem pemadam kebakaran dengan :

- Menggunakan portable fire extinguiser (tabung pemadam kebakaran berisi

bahan kimia)

- Menggunakan hidran gedung (fire house) pada tiap zona pelayanan.

- Menggunakan fire hidrant di sekeliling bangunan.

- Menggunakan sprinkler busa untuk melindungi bahan-bahan yang mudah

rusak terkena air.

Skema Sistem Pemadam Kebakaran :

r? BETCKTDR maids!

[PJTCKTOR A M

&T£KTQfl MANUAL

U N C I KOMTRQL

Page 19: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

44

2.5.6. SISTEM PENGHAWAAN UDARA

Sistem penghawaan udara yang digunakan ada dua sistem yaitu :

1. Sistem penghawaan alami

Keuntungan penghawaan alami adalah biaya yang dibutuhkan

murah, sedangkan kerugiannya adalah angin yang membawa debu dan

kotoran yang masuk ke dalam bangunan melalui lubang udara.

Ruang-ruang yang menggunakan penghawaan alami adalah ruangan

yang berhubungan langsung dengan udara luar, sedangkan ruangan yang

tidak langsung berhubungan dengan udara luar menggunakan perangkat

sirkulasi udara {exhaust fan).

2. Sistem penghawaan buatan

Keuntungan penghawaan buatan adalah tidak masuknya debu dan

kotoran dan dapat mengendalikan temperatur dan kelembaban dalam

ruangan. Ruang-ruang yang menggunakan penghawaan buatan (AC)

adalah ruang ibadah, ruang serbaguna, ruang sekretariat, ruang

perpustakaan. Ruangan ini juga dilengkapi dengan perangkat dehumidifier,

untuk menjaga kestabilan kelembaan udara.

Sistem AC yang digunakan adalah sistem central unit type chilled

water system :

- Pada zona pelayanan dilengkapi dengan ruangan Al IU

- Aktivitas yang dilakukan pada waktu yang bersamaan

Page 20: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

45

- Untuk bangunan besar dan luas

Skema AC type Chilled Water System:

MHM

Page 21: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

46

2.5.7. SISTEM KOMUNIKASI

Sistem komunikasi intern yang digunakan sebagai alat komunikasi

antar pengelola, pengurus dan karyawan dalam memberikan pengumuman

dan panggilan melalui intercom. Mikrofon yang dikontrol melalui ruang

sekunti atau kontrol untuk memberikan pengumuman atau panggilan ke

seluruh lokasi gereja.

Sistem ekstem digunakan sebagai alat komunikasi keluar lokasi, baik

pengunjung maupun pengelola dan menggunakan unit-unit telepon yang

tergabung dalam sistem PABX. Sedangkan komunikasi antar pengelola

termasuk dalam sistem PABX.

Skema Sistem Komunikasi:

*j*y TjupoN

TELKOtf-^g J >1SW1JLEPO¥,

1 »jsvTTfilPog

Page 22: BAB II PERANCANGAN 2.1. PERANCANGAN TAPAK 2.1.1. SPACE ...Secure Site dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/ars4/1997/... · 2.1.3. PERLETAKAN, ZONING DAN ORIENTASI MASA

47

2.5.8. SISTEM PENANGKAL PETIR

Sistem penangkal petir digunakan sistem campuran antara sistem

Faraday (sangkar logam) dan sistem Franklin. Sistem Faraday ini disesuaikan

Untuk bangunan yang mempunyai bidang atap yang luas.

Sistem Faraday ini ruang dilindungi oleh kurungan logam sehingga

terlindung dari pengaruh listrik petir.

Skema Penangkal Petir:

tp.ioc«{

I QHOUK1Q