anggun mahirotun nur sholikhah nim. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/skripsi...

89
SKRIPSI FORMULASI TABLET EFFERVESCENT DAUN KERSEN (Muntingia calabura Linn) DENGAN VARIASI KONSENTRASI EFFERVESCENT MIX Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 2018

Upload: others

Post on 06-Mar-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

SKRIPSI

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT DAUN KERSEN (Muntingia calabura Linn) DENGAN VARIASI

KONSENTRASI EFFERVESCENT MIX

Anggun Mahirotun Nur SholikhahNIM. 35.2014.7.1.0949

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR2018

Page 2: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

LEMBAR PERNYATAAN

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Page 3: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

LEMBAR PENGESAHAN

ii

LEMBAR PERNYATAAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Page 4: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Page 5: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitan yang dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu pada bulan Desember 2017-Februari 2018 di Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas Darussalam Gontor dan Laboratorium Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Darussalam Gontor dengan judul “Formulasi Tablet Effervescent Daun Kersen (Muntingia calabura L.) dengan Variasi Konsentrasi Effervescent Mix”.

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan pada waktu penelitian hingga selesainya penelitian. Maka dari itu, penulis akan memberikan ucapan terima kasih kepada:

1. Kedua orangtua dan seluruh keluarga yang telah memberikan do’a, kasih sayang, bimbingan moril dan materil serta dukungan dalam pelaksanaan dan penyelesaian penelitian.

2. Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, MA selaku Rektor Universitas Darusslam Gontor beserta jajarannya.

3. Ibu drg. Hj. Ruskiah Octavia, MM selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Darussalam Gontor.

4. Bapak Surya Amal, S.Si., M.Kes., Apt sebagai Dosen Pembimbing I serta sebagai Ketua Program Studi Farmasi FIK Unida Gontor.

5. Ibu Fitria Susilowati, S.Pd., M.Sc sebagai Dosen Pembimbing II.6. Bapak-Ibu dosen Program Studi Farmasi FIK Unida Gontor7. Bapak Haryoto selaku Kepala Laboratorium Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Page 6: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

vi

8. Bapak Y. Daru, Amd beserta jajarannya selaku Laboran Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi UMS.

9. Bapak Rahmat dan Bapak Toni selaku Laboran Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UMS.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi dan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

11. Seluruh teman yang telah membantu proses penelitian dan tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik maupun saran yang membangun untuk dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu kefarmasian.

Ngawi, 6 Sya’ban 1439 H 23 April 2018 M

Penulis,

Anggun Mahirotun Nur SholikhahNIM. 352014710949

Page 7: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

vii

ABSTRAK

Kersen (Muntingia calabura L.) merupakan salah satu dari jenis marga Muntingia yang tumbuh selalu hijau sepanjang tahun dan memiliki banyak manfaat antara lain sebagai antioksidan tetapi belum banyak dioptimalkan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan daun kersen menjadi salah satu bentuk sediaan farmasi yaitu tablet effervescent. Tablet effervescent dibuat menggunakan metode granulasi kering dari ekstrak metanol:air daun kersen. Pada penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi effervescent mix untuk mengetahui konsentrasi effervescent mix yang paling baik. Pembuatannya harus pada kondisi kelembaban relatif (RH) dan suhu yang sesuai. Tiga formula yang dibuat telah memenuhi syarat evaluasi granul (sifat alir, sudut diam, dan kompresibilitas) dan evaluasi tablet effervescent (keseragaman bobot, kekerasan tablet, waktu larut, kadar air, dan kadar pH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formula memenuhi syarat uji karakteristik granul maupun tablet effervescent. Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa formula dengan konsentrasi effervescent mix 60% merupakan formula yang paling baik daripada 2 (dua) formula lainnya. Hal ini disebabkan formula untuk konsentrasi effervescent mix 60% merupakan konsentrasi yang ideal untuk tablet effervescent.

Kata kunci: Daun kersen, effervescent, effervescent mix

Page 8: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

viii

ABSTRACT

Cherry (Muntingia calabura L.) is one of the type genus Muntingia which grows ever green and always has a lot of benefits but has not been used optimally. This research aims to utilize cherry’s leaves take one form of pharmaceutical preparations namely effervescent tablet. Effervescent tablets are made using dry granulation of the metanol:water extract cherry leaves. Best this study used variations of the concentration of effervescent mix to know the concentration of the effervescent mix. It’s manufacture should be in relative humidity condition (RH) and appropriate temperature. Three of the formula that has made qualified evaluation of granules (time flow, angle of repose, and compresibility) and evaluation of effervescent tablets (weight variation, hardness test, time dissolved, assay test water, and pH level test). The results of analysis, showed that the three all formulas meet the requirement of test characteristics of granule and effervescent tablet. Based on the results of the research can be conclude that the formula with a concentration of 60% effervescent mix is the best formula than 2 (two) other formulas. This is due to the formula for concentration of 60% effervescent mix is the concentration that is ideal concentration for effervescent tablets.

Key words: leaf cherry, effervescent, effervescent mix

Page 9: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN ................................................................... iiiLEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................... ivLEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................ vABSTRAK ............................................................................................. viiABSTRACT ........................................................................................... viiiDAFTAR ISI .......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 11.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 11.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 31.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 31.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 52.1 Penelitian Pendahuluan .................................................................. 52.2 Landasan/Kerangka Konseptual ..................................................... 6

2.2.1 Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.) .................................62.2.2 Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) ............................92.2.3 Flavonoid .................................................................................102.2.4 Ekstraksi ..................................................................................112.2.4 Tablet Effervescent .................................................................142.2.5 Uraian Bahan Formulasi Tablet Effervescent ..........................182.2.6 Evaluasi Sediaan ......................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN .................................................... 233.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 233.2 Alat dan Bahan Penelitian .............................................................. 233.3 Rancangan Percobaan ..................................................................... 23

Page 10: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

x

3.4 Tahap Penelitian ............................................................................. 233.4.1 Pembuatan Simplisia .................................................................233.4.2 Ekstraksi ...................................................................................253.4.3 Pembuatan Ekstrak Kering ........................................................263.4.4 Formulasi Tablet Effervescent ..................................................273.4.5 Evaluasi Massa dan Tablet Effervescent ...................................29

3.5 Analisis Data ................................................................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 334.1 Formulasi Tablet Effervescent dari Ekstrak Daun Kersen ............... 33

4.1.1 Pra Formulasi ............................................................................334.1.2 Formulasi ...................................................................................34

4.2 Pengaruh Variasi Konsentrasi Effervescent Mix terhadap Kualitas Tablet Effervescent Daun Kersen ..................................... 364.2.1 Evaluasi Granul Effervescent ..................................................364.2.2 Evaluasi Tablet Effervescent ...................................................43

BAB V PENUTUP ............................................................................... 555.1 Kesimpulan ...................................................................................... 555.2 Saran ............................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 57LAMPIRAN .......................................................................................... 61

Page 11: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Rancangan Formula Tablet Effervescent Daun Kersen .......28Tabel 4.1. Formula Tablet Effervescent pada Pra Formulasi ...............33Tabel 4.2. Formula Tablet Effervescent Daun Kersen .........................34Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Granul pada Pra Formulasi .........................36Tabel 4.4. Hasil Uji Waktu Alir Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen ..........................................................38Tabel 4.6. Hasil Uji Sudut Diam Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen ..........................................................40Tabel 4.7. Hasil Uji Kompresibilitas Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen ..........................................................42Tabel 4.8. Skala Kompresibilitas .........................................................43Tabel 4.9. Hasil Uji Keseragaman Bobot Formulasi Tablet

Effervescent Ekstrak Daun Kersen ......................................45Tabel 4.10. Hasil Uji Kekerasan Tablet Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen ..........................................................46Tabel 4.11. Hasil Uji Waktu Larut Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen ..........................................................48Tabel 4.12. Hasil Uji Kadar Air Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen ..........................................................50Tabel 4.13. Hasil Uji Kadar pH Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen ..........................................................52

Page 12: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tanaman Kersen ................................................................ 6Gambar 2.2. Daun Stevia ....................................................................... 9Gambar 2.3. Struktur Kimia Flavonoid ................................................. 11Gambar 2.4. Reaksi Senyawa Asam dan Basa pada Tablet

Effervescent ....................................................................... 14Gambar 3.1. Serbuk Simplisia Daun Kersen ......................................... 25Gambar 3.2. Ekstrak Kental Daun Kersen ............................................. 26Gambar 3.3. Ekstrak Kering Daun Kersen ............................................ 27Gambar 4.1. Granul Effervescent Ekstrak Daun Kersen ........................ 36Gambar 4.2. Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen ......................... 36Gambar 4.3. Grafik Hasil Uji Waktu Alir pada Ketiga Formula ........... 39Gambar 4.4. Grafik Hasil Uji Sudut Diam dari Ketiga Formula ........... 41Gambar 4.5. Grafik Hasil Uji Kompresibilitas dari Ketiga Formula ..... 42Gambar 4.6. Grafik Hasil Uji Keseragaman Bobot dari Ketiga Formula ... 45Gambar 4.7. Grafik Hasil Uji Kekerasan Tablet dari Ketiga Formula . 47Gambar 4.8. Pengukuran Waktu Larut Tablet ...................................... 48Gambar 4.9. Grafik Hasil Uji Waktu Larut dari Ketiga Formula ......... 48Gambar 4.10. Pengukuran Kadar Air dengan Moisture Balance ........... 50Gambar 4.11. Grafik Hasil Uji Kadar Air dari Ketiga Formula ............. 50Gambar 4.12. pH strip ............................................................................ 51Gambar 4.13. Grafik Hasil Uji Kadar pH dari Ketiga Formula ............. 52

Page 13: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Alat yang Digunakan pada Formulasi Tablet Effervescent ..................................................................... 61

Lampiran 2. Hasil Determinasi Tanaman ............................................. 63Lampiran 3. Proses Pembuatan Tablet Effervescent ............................ 67Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian ................................ 70Lampiran 5. Hasil Analisis Pengujian Granul dan Tablet

Effervescent ................................................................... 71

Page 14: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia
Page 15: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahIlmu pengetahuan dan teknologi merupakan 2 (dua) bagian penting

bagi umat Islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bagian dari pengembangan Al-Qur’an yang merupakan bagian dari kajian dan bukti ilmiah di dalamnya. Adanya kajian mengenai Al-Qur’an dan membuktikan kandungan Al-Qur’an secara ilmiah, maka akan menemukan misteri yang luar biasa dalam Al-Qur’an dan akan mengetahui kebesaran Sang Maha Kuasa.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَ لقَدَْ مَكَّناّ كُمْ فِى الأرَْضِ وَ جَعلَْناَلكَُمْ فِيْهَا مَعاَيِشَ؛ قلَِيْلاً

ا تشَْكُرُوْنَ مَّ

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur” (QS. Al-A’raf ayat 10). Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa Allah SWT telah mengaruniakan alam dengan isinya yang begitu kaya, untuk dimanfaatkan oleh makhlukNya dengan sebaik-baiknya. Salah satu dari penciptaanNya adalah tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai obat-obatan.

Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang memungkinkan tumbuh tanaman hijau dengan subur dan umum digunakan sebagai bahan obat-obatan yang banyak dikenal dengan nama jamu. Data tanaman obat yang ada di Indonesia berkisar 3.500 jenis tanaman obat dari 35.000 jenis tanaman tingkat tinggi (Suryanto & Setiawan, 2013). Dewasa ini, tanaman obat sedang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Tanaman obat telah digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang untuk mencegah,

Page 16: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

2

mengobati dan memelihara kesehatan tanpa ada penelitian lebih lanjut mengenai tanaman tersebut. Pemanfaatan kekayaan alam yang terintegrasi melalui penelitian berkelanjutan akan memaksimalkan potensi alam yang ada, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Salah satu tanaman yang tumbuh di tanah Indonesia adalah kersen (Muntingia calabura L.). Kersen merupakan tumbuhan yang mudah tumbuh di dataran Indonesia tanpa perlakuan khusus. Pada penelitian Kuntorini et al (2013) telah dilakukan uji antioksidan terhadap bunga, buah, dan daun kersen menggunakan berbagai macam pelarut. Pada bagian daun kersen diperoleh kadar antioksidan yang tertinggi.

Pemanfaatan tanaman tidak terbatas sebagai sumber senyawa bioaktif yang dapat memberi manfaat klinis/terapi, tapi juga sebagai bahan tambahan dalam formulasi sediaan obat. Contohnya adalah pemanfaatan bagian tanaman sebagai bahan pemanis. Pemanis alami memiliki banyak keunggulan dibanding pemanis sintetis. Pada penelitian ini digunakan pemanis stevia yang berasal dari tumbuhan dan diperoleh melalui ekstraksi daun stevia (Stevia rebeudiana Bertoni), sehingga penggunaannya lebih aman. Stevia adalah suatu sumber bahan pemanis alami yang mempunyai tingkat kemanisan 200-300 kali lebih manis daripada gula tebu, berkalori rendah, relatif tidak berbahaya karena tidak mengandung zat yang bersifat karsinogenik. Rasa manis pada stevia, disebabkan oleh dua komponen yang membentuknya yaitu stevioside (3-10% berat kering daun) dan rebaudioside (1-3 % berat kering daun) sehingga kemanisannya dapat lebih manis dari gula tebu (Sari, 2014).

Penelitian ini merupakan pengembangan formulasi sediaan farmasi dalam bentuk tablet effervescent. Effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan yang cara pengkonsumsiannya dimasukkan ke dalam air (Gibson, 2004). Effervescent sendiri, menghasilkan gelembung gas yang umumnya adalah karbondioksida, sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan yang mengandung asam dan senyawa karbonat. Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet yang dapat dikonsumsi oleh semua lapisan

Page 17: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

3

masyarakat mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dan memiliki rasa yang enak karena adanya karbonat yang akan memperbaiki rasa pada larutan (Gibson, 2004). Selain itu, tablet effervescent memiliki kelebihan dalam hal ketepatan dosis, stabilitas dan kepraktisannya (Hidayati, 2007).

Adapun bahan pokok pembuatan effervescent adalah effervescent mix yang terdiri dari kombinasi asam dan basa yaitu asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat. Menurut Ansel (1989), perbandingan effervescent yang baik adalah 19:28:53. Digunakan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat, karena pemakaian bahan asam tunggal saja dapat menimbulkan kesukaran. Apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, serbuk yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Sedangkan asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi serbuk (Ansel, 1989). Dari uraian tersebut, perlu adanya penelitian khusus untuk memformulasi konsentrasi optimum effervescent mix dalam sediaan tablet effervescent daun kersen.

1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang tersebut, dapat diambil rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah ekstrak daun kersen dapat diformulasi menjadi tablet effervescent?

2. Bagaimanakah pengaruh variasi konsentrasi effervescent mix terhadap kualitas tablet effervescent daun kersen ditinjau dari kekerasan, waktu alir, pH, waktu larut dan sudut diam?

1.3 Tujuan PenelitianMeninjau dari rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Memformulasi tablet effervescent dari ekstrak daun kersen2. Mengetahui pengaruh variasi konsentrasi effervescent mix terhadap

kualitas tablet effervescent daun kersen ditinjau dari kekerasan, waktu alir, pH, waktu larut dan sudut diam

Page 18: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

4

1.4 Manfaat Penelitian1. Manfaat dari hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan

sebagai informasi ilmiah formula sediaan tablet effervescent dengan konsentrasi yang sesuai untuk bahan aktif yang diambil dari bahan alam.

2. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai acuan pengembangan tablet effervescent daun kersen yang memberi manfaat antioksidan. Serta pengembangan penggunaan daun stevia sebagai bahan pemanis tablet effervescent yang dapat mengganti bahan dari pemanis sintetis.

Page 19: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian PendahuluanPada penelitian yang telah dilakukan, menyatakan bahwa bagian

daun pada tanaman kersen (Muntingia calabura L.) memiliki kandungan antioksidan tertinggi dibandingkan dengan bagian-bagian yang lain. Antioksidan yang terdapat pada bagian daun pada tanaman kersen merupakan antioksidan tertinggi. Cara mendapatkan kadar antioksidan yang baik adalah dengan cara ekstraksi dan dengan pemilihan pelarut yang sesuai. Pada penelitian Nurhasanah (2012), menyatakan bahwa penggunaan pelarut campur metanol-air dapat memengaruhi jumlah EC50 menjadi semakin kecil yang menandakan bahwa kadar antioksidan yang terdapat di dalam daun kersen semakin tinggi. Pada penelitian lain (Kuntorini et al, 2013) mengatakan bahwa kadar antioksidan tertinggi yang dihasilkan daun kersen terletak pada daun kersen yang sudah tua. Namun, kadarnya tidak lebih banyak dari vitamin C dan BHT. Pada penelitian Hidayati (2007) menyatakan bahwa ekstrak belimbing wuluh sesuai untuk diformulasi menjadi tablet effervescent dengan konsentrasi effervescent mix 40%.

Tablet effervescent merupakan tablet yang digunakan untuk membuat minuman ringan secara praktis. Telah banyak model sediaan tablet effervescent yang dibuat menggunakan bahan alam seperti effervescent jahe, effervescent daun belimbing wuluh, effervescent lidah buaya dan effervescent daun pegagan. Dari formulasi-formulasi tersebut digunakan metode granulasi basah karena merupakan metode yang umum digunakan dalam pembuatan tablet.

Effervescent daun kersen merupakan modifikasi effervescent pertama yang dibuat dari daun kersen, karena pembuatan formulasi menggunakan daun kersen masih sangat jarang dan melihat komoditas daun kersen yang cukup banyak di daerah Ngawi. Pemilihan daun kersen sebagai

Page 20: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

6

bahan utama dalam pembuatan formula effervescent ini juga didasari pada manfaat daun kersen sebagai sumber antioksidan. Penambahan daun stevia pada pembuatan effervescent juga belum pernah dilakukan, namun daun kersen dan daun stevia pernah dikombinasikan dalam pembuatan teh. Pengembangan formulasi tablet effervescent dengan menggunakan ekstrak daun kersen memiliki keunggulan sebagai antioksidan tinggi. Pada formulasi ini digunakan bahan pemanis alami yaitu daun stevia yang diharapkan dapat mengurangi gangguan diabetes akibat kelebihan konsumsi gula tebu.

2.2 Landasan/Kerangka Konseptual

2.2.1 Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.)

Gambar 2.1. Tanaman Kersen

(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kersen)

Adapun klasifikasi tanaman kersen (Muntingia calabura L.) berdasarkan hasil determinasi yang dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai berikut:

Page 21: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

7

Divisio : SpermatophytaSub Divisio : AngiospermaeClassis : DicotyledoneaeSub Classis : DialypetalaeOrdo : MalvalesFamilia : Tiliaceae/MuntingiaceaeGenus : MuntingiaSpecies : Muntingia calabura L.

Pohon kersen bukan termasuk pohon musiman. Kersen merupakan pohon yang selalu hijau (evergreen). Tidak semua pohon kersen tumbuh tinggi ada beberapa pohon kersen yang tumbuh rendah yaitu berkisar 3 sampai 12 meter. Pohon kersen memiliki bunga yang berisi 1,3,5 kuntum dengan bunga yang terletak di ketiak, tangkai yang panjang dan memiliki kelamin dua. Pohon kersen memiliki benang sari yang berjumlah banyak berkisar 10 sampai lebih dari 100 helai. Karena pohon kersen merupakan pohon yang selalu hijau sepanjang tahun, maka pohon kersen tumbuh dan dapat berbuah sepanjang tahun pada ranting-ranting daun (Ogata, 1995). Buah memiliki diameter hingga 1,5 cm berbentuk seperti ceri jika matang maka akan berwarna merah dan berasa manis. Sedangkan bijinya berbentuk bulat, kecil, putih kekuningan, tiap buah mengandung ratusan biji dan pada akarnya tunggang (Perry, 1980).

Nama daerah dari kersen adalah Jawa: talok, kersem, keres, kersen (Sunda). Jakarta: kadang-kadang disebut ceri. Lumajang: baleci. Nama-nama lain di beberapa negara adalah: Capulin, Jamaica cherry (Inggris), datiles, aratiles, manzanitas (Filipina), mat sam (Vietnam), khoom somz, takhob (Laos), takhop farang (Thailand), krakhob barang (Kamboja) dan kerukup siam (Malaysia). Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito (bahasa Spanyol) dan nama yang tidak tepat Japanese kers (Belanda) (Sutrisno, 1998).

Page 22: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

8

Bagian-bagian dari pohon kersen memiliki kandungan flavonoid terlebih pada daun dan kulit batang yang mengandung alkaloid, tanin, saponin, polifenol, flavonoid, flavonol serta proantosianin dan sianidin (Sutrisno, 1998). Kersen merupakan salah satu dari jenis marga Muntingia yang tumbuh selalu hijau sepanjang tahun. Tumbuhan ini kaya senyawa flavonoid dengan jenis flavon, flavonon, flavan dan taflavon sebagai kandungan yang penting. Komponen senyawa fenolik yang tinggi dihasilkan oleh daun kersen diduga bersifat sebagai antioksidan yang kuat. Berdasarkan uji fitokimia yang dilakukan Kuntorini dkk (2013) terhadap daun kersen secara kualitatif mengandung senyawa flavonoid, triterpen, tanin, saponin dan steroid.

Flavonoid merupakan suatu antioksidan yang dapat menghambat reaksi oksidasi. Antioksidan adalah zat yang mampu memberikan satu elektron bebas sehingga bersifat netral. Antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari terbentuknya radikal bebas (Muholland, 2001).

Daun kersen berwarna hijau dan berbulu berkhasiat sebagai obat batuk, peluruh dahak dan antihumor sedangkan rebusan daun kersen dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba. Selain itu, kersen juga dapat dimanfaatkan sebagai antiseptik dan dapat mengatasi penyakit gula. Buah kersen dapat dimanfaatkan untuk mengobati sakit kuning, serta jus buah kersen sangat baik dijadikan sebagai minuman bagi seorang atlet untuk mencegah cedera obat saat beraktivitas (Perry, 1980).

Bagian-bagian dari tanaman kersen pun telah dimanfaatkan sebagai obat-obatan di daerah Asia Tenggara dan di bagian tropis benua Amerika. Akar kersen telah digunakan sebagai abortifacient di Malaysia. Bunga kersen telah biasa digunakan untuk mengobati sakit kepala, antiseptik, antikejang dan diapotetik. Cairan pada bunga tanaman kersen diminum sebagai obat penenang (Perry, 1980).

Page 23: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

9

2.2.2 Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni)

Gambar 2.2. Daun Stevia

(Sumber: http://www.vivaiodibert.it/vivaio-scheda.php?cat=8&id=309)

Daun stevia yang memiliki nama ilmiah Stevia rebaudiana Bertoni termassuk familia Compositae. Familia ini termasuk ke dalam golongan tumbuhan tahunan dan memiliki bentuk perdu basah. Pohon stevia merupakan tumbuhan tingkat rendah yang memiliki ketinggian 60-70 cm dan memiliki bentuk yang bercabang-cabang. Kromosom dari daun stevia sendiri berjumlah 2n=22. Daun stevia memiliki duduk daun yang berhadapan, tunggal, berbentuk lonjong dengan tepi daun bergerigi halus. Tangkai daun stevia sangat pendek dengan tulang daun yang berbentuk menyirip dan bagian bawahnya kelihatan menonjol. Daun stevia diberi nama Stevia rebaudiana Bertoni diambil dari nama peneliti tumbuhan yang meneliti tumbuhan ini yaitu, Dr. Moises Bertoni (1899) dan Dr. Ovidio Rabaudi (1905) (Ratnani, 2005).

Adapun klasifikasi tanaman stevia berdasarkan hasil determinasi dari UPT Materia Medika adalah sebagai berikut:

Page 24: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

10

Kingdom : Plantae Sub Kingdom : Tracheobionata (berpembuluh)Super Divisi : SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaSub Divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeSub Kelas : AsteridaeBangsa : AsteralesSuku : Compositae (Asteraceae)Marga : SteviaJenis : Stevia rebaudiana Bertoni M.Sinonim : Eupatorium rebaudianum L.

Tingkat kemanisan gula stevia melebihi kemanisan dari gula tebu yaitu 200-300 kali. Selain itu, gula stevia memiliki kalori yang rendah, tidak mengganggu rasa apabila dicampur dengan minuman dan tidak mengandung zat yang bersifat karsinogenik (Raini dan Isnawati, 2011). Gula stevia memiliki kandungan nol kalori, nol karbohidrat dan nol indeks glikemik sehingga, aman dikonsumsi oleh penderita diabetes (Sari, 2014).

2.2.3 FlavonoidFlavonoid merupakan salah satu kelompok dari senyawa fenol

yang dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Flavonoid berasal dari kata flavon yang merupakan salah satu jenis flavonoid terbesar pada tumbuhan. Senyawa-senyawa flavon memiliki kerangka 2-fenilkroman, dengan posisi orto dari cincin A dan atom karbon yang terikat pada cincin B dari 1,3-diarilpropana yang dihubungkan dengan jembatan oksigen hingga membentuk cincin heterosiklik yang baru (cincin C) (Nurhasanah, 2012).

Flavonoid yang terdapat dalam tumbuhan, biasanya ditemukan sebagai glikosida dan disusun oleh satu atau lebih gugus fenil dan gugus gula. Berdasarkan jenis atom yang berikatan antara gula dan aglikon, flavonoid dibedakan menjadi 2 yaitu flavonoid o-glikosida dan flavonoid c-glikosida (Nurhasanah, 2012).

Page 25: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

11

Gambar 2.3. Struktur Kimia Flavonoid

(Sumber: Santoso, 2017)

2.2.4 EkstraksiEkstraksi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

memisahkan senyawa dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai dengan sifat senyawa tersebut. Prinsip yang digunakan pada proses ekstraksi adalah prinsip prinsip polar loves polar dan non polar loves non polar, artinya apabila akan mengekstraksi senyawa polar, maka harus digunakan pelarut yang polar juga demikian sebaliknya apabila akan mengekstraksi senyawa non polar, maka harus digunakan senyawa non polar. Pelarut polar contohnya seperti air, metanol, dan etanol, pelarut semi polar contohnya aseton dan etil asetat, dan pelarut non polar seperti n-heksana, eter minyak tanah, kloroform dan diklorometana (Harbone, 1987).

Adapun metode-metode ekstraksi adalah sebagai berikut:

1. Ekstraksi Cara Panas a. Perebusan (infus, dekokta, digesti)

Infus merupakan salah satu ekstraksi yang menggunakan pelarut polar yaitu air pada temperatur penangas air (96-98°C) dalam waktu tertentu. Sedangkan dekokta adalah metode infus yang dilakukan pada waktu yang lebih lama dan temperatur yang digunakan hingga temperatur titik didih air. Digesti adalah salah satu maserasi kinetik yang dilakukan pada temperatur lebih tinggi daripada temperatur ruangan (40-50°C) (Depkes RI, 1995).

Page 26: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

12

b. Refluks Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dipanaskan

pada temperatur titik didih pelarut tersebut, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Secara umum, dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sebanyak 3-5 kali untuk menyempurnakan proses ekstraksi. Metode refluks hanya digunakan untuk senyawa yang tahan terhadap panas (Depkes RI, 1995).

c. Ekstraksi kontinu dengan alat SoxhletEkstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi kontinu dengan jumlah pelarut relatif dengan adanya pendingin balik. Caranya dengan menguapkan cairan penyari, uap air cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati sifon (Depkes RI, 1995).

2. Ekstraksi cara dingin a. Maserasi

Maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi dengan cara dingin yang menggunakan pelarut yang sesuai dengan beberapa kali pengadukan dan dilakukan pada suhu ruangan. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan (Dirjen POM, 2000).

Proses ekstraksi ini digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Prinsipnya, cairan pelarut akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dan diluar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan terdesak

Page 27: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

13

keluar dan digantikan oleh larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi di dalam dan di luar sel (Dirjen POM, 2000).

Adapun modifikasi metode maserasi dapat dilakukan dengan cara digesti, remaserasi dan maserasi dengan mesin pengaduk. Digesti merupakan maserasi dengan pemanasan lemah 40-50°C dan hanya dapat dilakuakn untuk simplisia yang tahan terhadap pemanasan. Remaserasi merupakan proses maserasi yang dilakukan kembali terhadap ampas hasil maserasi tahap pertama. Maserasi dengan mesin pengaduk adalah metode yang dilengkapi dengan mesin pengaduk yang berputar terus-menerus dan dapat mempersingkat proses maserasi menjadi 6-24 jam (Dirjen POM, 2000).

b. Perkolasi Perkolasi merupakan ekstraksi cara dingin dengan pelarut

yang selalu baru sampai ekstraksi sempurna dan pada umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya, terus menerus sampai diperoleh ekstrak yang jumlahnya 1-5 kali bahan (Dirjen POM, 2000).

Prinsipnya, serbuk simplisia ditempatkan dalam bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat berpori. Cairan pelarut dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan pelarut akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui. Gerak ke bawah dipengaruhi oleh kekuatan daya beratnya sendiri dan cairan di atasnya dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk menahan. Faktor yang dapat memengaruhi proses ekstraksi metode perkolasi adalah gaya berat, viskositas, kelarutan, difusi osmosis, tegangan permukaan dan adhesi (Dirjen POM, 2000).

Page 28: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

14

2.2.4 Tablet Effervescent

2.2.4.1 Definisi Tablet EffervescentEffervescent merupakan salah satu bentuk sediaan yang

dapat menghasilkan gelembung gas, yang umumnya dihasilkan oleh karbondioksida yang merupakan hasil reaksi kimia antara asam dan senyawa karbonat (Lachman, 1989).

Gambar 2.4. Reaksi Senyawa Asam dan Basa pada Tablet Effervescent

(Sumber: Ansel, 1989)

Tablet effervescent dibuat dengan cara mengempa bahan-bahan aktif dengan campuran bahan-bahan organik seperti asam sitrat, asam tartrat, dengan natrium bikarbonat. Bila tablet dilarutkan dalam air maka akan menghasilkan gas karbondioksida yang akan memecah tablet sehingga tablet dapat larut secara cepat (Ansel, 1989). Tablet effervescent digunakan untuk mendapatkan rapid drug action, contohnya obat analgesik (Aulton, 2002).

Sediaan effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat, karena pemakaian asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan pada pembentukan granul. Apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, serbuk yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan hancur. Sedangkan asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi granul (Ansel, 1989).

2.2.4.2 Bahan Baku Formulasi Tablet EffervescentBahan-bahan yang dipakai harus tahan panas, mudah

dikempa dan larut dalam air. Bahan baku yang dipakai pada proses pembuatan tablet effervescent adalah sebagai berikut :

Page 29: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

15

a. Sumber asam, sumber utama senyawa asam dapat diperoleh dari asam makanan, asam anhibrida dan garam asam. Asam makanan paling sering dan umum digunakan pada makanan serta secara alami terdapat pada makanan contohnya asam sitrat, asam tartrat, asam malat, asam fumarat, asam adipat dan asam suksinat (Mohrle, 1989). Adapun asam yang digunakan dalam formulasi effervescent ini adalah:1) Asam Sitrat

Asam makanan yang paling umum digunakan. Asam sitrat mudah didapat, melimpah, relatif tidak mahal, sangat mudah larut, memiliki kekuatan asam yang tinggi, tersedia sebagai granul halus, mengalir bebas, tersedia dalam bentuk anhidrat dan monohidrat berkualitas makanan. Bahan ini sangat higroskopis sehingga harus disimpan secara hati-hati (Siregar dan Wikarsa, 2015).

2) Asam Tartrat Asam tartrat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna,

tidak berbau, rasa asam, stabil di udara, serta memiliki daya larut yang lebih tinggi daripada asam sitrat (Siregar dan Wikarsa, 2015).

b. Senyawa karbonat, dibutuhkan dalam pembuatan sediaan effervescent untuk menimbulkan gas CO2, bila direaksikan dengan asam. Sumber karbonat yang biasa digunakan adalah natrium bikarbonat, natrium karbonat, kalium hydrogen karbonat dan kalium bikarbonat (Mohrle,1989). Menurut Ansel (1989), untuk menghasilkan reaksi effervescent membutuhkan tiga molekul natrium bikarbonat untuk menetralisir satu molekul asam sitrat dan dua molekul natrium bikarbonat untuk menetralisir satu molekul asam tartrat.

c. Bahan pengisi, ditambahkan karena digunakan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa secara langsung atau untuk

Page 30: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

16

memperbaiki sifat alir (Banker dan Anderson, 1994). Bahan pengisi yang biasa digunakan adalah laktosa, laktosa anhidrat, laktosa spray dried, manitol, sorbitol dan sukrosa (Lieberman, et al, 1989). Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak digunakan karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat dan dapat larut dalam air (Banker dan Anderson, 1994).

d. Bahan pengikat, berfungsi sebagai pengikat komponen-komponen tablet sehingga produk tidak pecah ketika dikempa (Nurhasanah, 2012). Bahan pengikat yang biasa digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah PVP (Polivinil Pirolidon). PVP banyak digunakan karena mudah larut dalam air, alkohol dan pelarut organik lain dan daya simpannya akan lebih lama (Mohrle, 1989).

e. Bahan pelincir, yang paling banyak dipakai adalah talk, asam stearat, garam stearat dan derivatnya. Bentuk garam yang paling banyak dipakai adalah kalsium dan magnesium stearat (Banker dan Anderson, 1994). Bahan pelincir ini merupakan zat yang dapat meningkatkan aliran bahan memasuki cetakan tablet dan mencegah lekatnya bahan pada cetakan serta membuat tablet menjadi lebih bagus dan mengkilat (Lieberman, et al, 1989).

2.2.4.3 Metode Pembuatan Tablet EffervescentMassa tablet atau granul effervescent dapat diolah dengan

dua metode yaitu :

1. Metode kering atau peleburan Granulasi kering adalah proses granulais tanpa menggunakan

cairan dan panas. Proses granulasi kering dilakukan dengan mengkompresi bahan kering menjadi tablet. Pembuatan tablet dengan metode ini meliputi beberapa tahap yaitu penghalusan, pencampuran awal, pengemasan, granulasi, pencampuran akhir dan pengempaan menjadi tablet (Ansel, 1989).

Page 31: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

17

2. Metode granulasi basah Granulasi adalah suatu proses pengubahan partikel-

partikel serbuk menjadi granul. Pada metode ini, granul basah harus dikeringkan agar diperoleh granul kering. Pengeringan yang berlebihan atau tidak tepat suhunya kemungkinan menyebabkan rusaknya kandungan zat aktif sehingga pengeringan dilakukan pada suhu 40-60°C. Ukuran granul biasanya berkisar antara ayakan 4-12, namun dapat dibuat tergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989).

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dapat dibagi sebagai berikut: (1) menimbang dan mencampur bahan-bahan, (2) pembuatan granulasi basah, (3) pengayakan adonan lembap menjadi granul, (4) pengeringan, (5) pengayakan kering, (6) pencampuran bahan pelincir, (7) pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).

Secara umum pembuatan tablet terbagi atas dua kelompok besar, yaitu (Ansel, 1989):

1. Metode Kering (Dry Method)Umumnya digunakan untuk zat-zat yang tidak tahan lembab

atau panas serta rusak bila berinteraksi dengan air. Metode ini meliputi cetak langsung dan granulasi kering.

a. Cetak LangsungMetode cetak langsung adalah pembuatan tablet dengan

mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering, tanpa perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis dan cepat pengerjaannya. Metode ini banyak dipakai untuk tablet dengan zat aktif yang kecil dosisnya. Eksipien pada metode cetak langsung terdiri dari zat-zat khusus yang memiliki sifat aliran dan kemampuan kempa yang diinginkan.

Page 32: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

18

b. Granulasi KeringMetode granulasi kering adalah suatu cara memproses

bahan zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat (slug) yang selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan ukuran partikel serbuk yang lebih besar (granul). Bentuk granul memiliki laju alir yang lebih baik, ukuran partikel yang lebih seragam ukurannya dan lebih kuatnya ikatan yang mengikat tablet tersebut. Granul yang dihasilkan tadi kemudian dicetak menjadi tablet.

2. Metode BasahMetode ini biasa digunakan untuk bahan-bahan yang tahan

air dan kelembaban dan merupakan metode tertua yang sampai sekarang masih banyak dipakai. Metode basah juga umum dipakai untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitas yang tidak baik. Prinsip dari metode ini adalah membasahi massa tablet dengan larutan pengikat sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu, kemudian massa basah digranulasi kemudian granul yang dihasilkan barulah dicetak.

2.2.5 Uraian Bahan Formulasi Tablet Effervescent

2.2.5.1 SukrosaSukrosa memiliki nama resmi Sucrose dengan rumus kimia

C12H22O11 (BM 342,3). Sukrosa biasa digunakan sebagai bahan pemanis. Bahan ini memiliki ciri berwarna putih atau sangat putih, berbentuk serbuk kristal atau berkilau. Sukrosa sangat larut dalam air, sukar larut dalam etanol 96% (Department of Health, 2014)

2.2.5.2 Magnesium StearatMagnesium stearat memiliki nama resmi Magnesii stearas.

Bahan ini mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Mg stearat memiliki bentuk serbuk halus, licin dan mudah melekat pada

Page 33: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

19

kulit serta memiliki bau lemah khas. Mg stearat tidak larut dalam air, dalam etanol 95% dan dalam eter. Bahan ini dapat disimpan dalam wadah tertutup dan memiliki khasiat sebagai antisidum dan bahan tambahan (Depkes RI, 1995).

2.2.5.3 Asam SitratAsam sitrat memiliki nama resmi Citric Acid dengan rumus

kimia C6H8O7 (BM 192,13). Asam sitrat merupakan serbuk hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus; putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara. Asam sitrat sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter. Asam sitrat merupakan bahan asam yang digunakan dalam pembuatan formula effervescent (Depkes RI, 1995).

2.2.5.4 Asam TartratAsam tartrat memiliki nama resmi Tartaric Acid dengan

rumus kimia C4H6O6 (BM 150,09). Asam tartrat merupakan hablur tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih; tidak berbau; rasa asam dan stabil di udara dengan penyimpanan pada wadah tertutup baik. Bahan ini sangat larut dalam air, mudah larut dalam etanol (Depkes RI, 1995).

2.2.5.5 Natrium BikarbonatNatrium bikarbonat atau natrium subkarbonat memiliki

nama resmi Natrii subcarbonas dengan rumus kimia NaHCO3 (BM 84,01). Natrium bikarbonat merupakan serbuk putih atau hablur monoklin kecil, buram; tidak berbau; rasa asin dengan penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Bahan ini larut dalam 11 bagian air; praktis tidak larut dalam etanol 95% (Depkes RI, 1995). Natrium bikarbonat dalam formula tablet effervescent ditambahkan untuk menghasilkan gelembung CO2.

Page 34: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

20

2.2.5.6 Polivinil Pirolidon (PVP)Polivinil pirolidon atau povidon memiliki nama resmi

povidonum dengan rumus kimia C6H9NOn. PVP memiliki bentuk serbuk putih atau putih kekuningan; berbau lemah atau tidak berbau, higroskopik dengan syarat dalam wadah tertutup rapat. Bahan ini mudah larut dalam air, dalam etanol 95% dan dalam kloroform P, kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata; praktis tidak larut dalam eter P. Pada formula tablet effervescent PVP berkhasiat sebagai bahan pengikat yang banyak digunakan (Depkes RI, 1995).

2.2.6 Evaluasi SediaanEvaluasi yang dilakukan pada tablet effervescent meliputi

evaluasi massa tablet dan evaluasi tablet.

2.2.6.1 Evaluasi Massa Tablet1. Waktu Alir

Waktu alir massa tablet menunjukkan mudah tidaknya massa tablet mengalir dalam mesin pencetak tablet. Massa tablet dikatakan memiliki waktu alir yang baik bila pada pengisian ke ruang cetak akan berlangsung secara kontinu, sehingga akan menghasilkan massa tablet yang tepat dan ketepatan takaran yang tinggi. Waktu alir massa tablet yang ideal adalah 10 gr/detik (Siregar dan Wikarsa, 2010).

2. Sudut Diam Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin

terjadi antara permukaan suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar kecilnya harga sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Sudut diam antara 20-40° menunjukkan sifat alir yang bagus (Lachman, et al, 2008).

3. Indeks KompresibilitasIndeks kompresibilitas atau persentase pengentapan dilakukan

untuk mengetahui sifat alir dari suatu massa granul, efisiensi alat

Page 35: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

21

pengisi untuk pembuatan tablet dan kapsul serta memudahkan dalam proses granulasi (Agoes, 2012). Pengukurannya dilakukan dengan menggunakan alat tap bulk-density tester. Kompresibilitas 5-20% menunjukkan nilai kompresibilitas yang baik (Agoes, 2012).

4. Uji Kadar AirUji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat

dalam sediaan granul effervescent. Kadar air penting dalam sediaan ini karena jumlah air dapat memengaruhi kerusakan pada tablet effervescent (Kholidah, et al, 2014). Menurut Standar Nasional Indonesia (2005) pada Kholidah et al (2005), syarat kadar air sediaan effervescent dengan bahan herbal maksimum 10%.

2.2.6.2 Evaluasi Tablet1. Uji Waktu Larut

Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah tablet dapat larut dengan cepat sesuai persyaratan resmi di mana waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5 menit pada suhu 25°C. Waktu hancur dihitung dengan stopwatch mulai tablet effervescent tercelup sampai semua tablet hancur dan larut (Siregar dan Wikarsa, 2010). Waktu larut yang baik adalah 1-2 menit (Lachman, et al, 2008).

2. Keseragaman UkuranUji ini dilakukan untuk menjamin keseragaman fisik

sediaan yang akan memengaruhi kadar obat yang terkandung di dalamnya dan faktor kepercayaan konsumen atas keseragaman penampilan produk tersebut. Pengukuran keseragaman ukuran tablet menggunakan alat jangka sorong (Ansel, 1989).

3. Keseragaman BobotUji yang dilakukan untuk mengetahui besar dan kecilnya

persentase penyimpangan bobot tablet yang keluar dari alat cetak tablet dengan membandingkan bobot rata-rata semua tablet yang ditimbang dan untuk tablet yang lebih dari 300 mg kolom A 5% dan kolom B 10% (Depkes RI, 1968).

Page 36: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

22

4. Kekerasan Tablet Kekerasan tablet ditentukan dengan alat hardness tester,

untuk menguji kekerasan suatu tablet dan menentukan tekanan kempa yang sesuai. Untuk tablet effervescent dengan diameter 2,5 cm adalah lebih besar dari 100 N (10,1972 kP). Kekerasan minimum yang sesuai untuk tablet adalah sebesar 4 kgf (Ansel, 1989).

5. Keregasan Tablet Keregasan tablet ditentukan dengan menggunakan alat

friability tester. Evaluasi ini dilakukan untuk menjamin ketahanan produk selama masa distribusi dan penyimpanan agar produk yang dihasilkan tidak mudah pecah. Tablet dinyatakan memenuhi persyaratan jika memiliki keregasan kurang dari 1 % (Voight, 1994).

6. Uji pHSediaan ini sangatlah rentan dalam perubahan pH karena

cahaya maupun dikarenakan karbondioksida yang terdapat di udara. Maka perlu adanya uji pH untuk mengetahui kadar pH yang terdapat pada tablet. Selain itu, pH juga dapat memengaruhi rasa dan stabilitas obat tersebut (USP, 2014).

Uji pH dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi kehomogenan granul effervescent. pH yang baik adalah yang memiliki nilai asam yang sedikit untuk menambah cita rasa tablet (Siregar dan Wikarsa, 2015).

Page 37: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan pada bulan Desember

2017-Februari 2018 yang dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Farmasi Program Studi Farmasi Universitas Darussalam Gontor dan di Laboratorium Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3.2 Alat dan Bahan PenelitianPada penelitian ini digunakan bahan baku daun kersen yang tua

dari daerah Ngawi, Jawa Timur tepatnya di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 2 dan dideterminasi di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bahan lain yang digunakan adalah metanol, asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, PVP, mg stearat, sukrosa, daun stevia dan aerosyl.

Alat yang digunakan adalah alat pengaduk, corong, kertas saring, rotary evaporator, cawan porselin, gelas piala, gelas ukur, lumpang, alu, sudip, ayakan, hardness tester, volumenometer, moisture balance, waterbath, flowmeter, stopwatch, pH strip dan neraca analitik.

3.3 Rancangan PercobaanModel rancangan yang digunakan adalah dengan menggunakan 3

(tiga) konsentrasi yang berbeda yaitu konsentrasi effervescent mix (50% b/v, 60% b/v dan 70% b/v). Setiap evaluasi percobaan dilakukan 3 (tiga) kali pengulangan.

3.4 Tahap Penelitian

3.4.1 Pembuatan SimplisiaDaun kersen yang dipilih merupakan daun kersen tua karena

kandungan antioksidan pada daun kersen tua lebih banyak daripada

Page 38: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

24

daun kersen muda. Daun kersen tua memiliki warna yang lebih tua dibandingkan kersen muda. Biasanya merupakan daun ke-7 dari ujung batang daun. Daun tua terletak pada tangkai yang sudah berwarna kecoklatan.

Proses pembuatan simplisia dimulai dengan pengumpulan daun kersen. Daun kersen didapatkan di daerah Ngawi tepatnya di kompleks Gontor Putri 2. Daun kersen ini merupakan spesies Muntingia calabura Linn dibuktikan dengan surat determinasi dari Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Setelah dikumpulkan daun kersen tersebut dicuci dan disortasi agar semua daun yang akan dikeringkan merupakan daun yang memiliki kualitas bagus. Pencucian dilakukan agar terpisah dari pengotor-pengotor yang mungkin menempel seperti debu. Lalu daun yang sudah bersih dikeringkan menggunakan matahari tidak langsung. Karena pengeringan menggunakan matahari langsung dapat merusak senyawa-senyawa yang ada di dalamnya (Hidayati, 2007). Pengeringan juga bertujuan agar simplisia yang dihasilkan belum mengalami perubahan apapun karena menurut Agoes (2007) bahan alam yang dikeringkan, tidak akan mengalami perubahan apapun. Kemudian, setelah semua daun kering, dihaluskan menggunakan blender agar menghasilkan serbuk dengan partikel yang kecil. Menurut Hidayati (2007), daya ekstraksi akan semakin meningkat dengan semakin kecilnya ukuran bahan, karena kontak antara bahan dan pelarut merupakan proses osmosis yang berjalan lambat. Setelah menjadi serbuk diayak menggunakan ayakan no. 44. Serbuk simplisia yang dihasilkan disimpan dalam wadah tertutup rapat. Diagram proses penanganan simplisa dapat dilihat pada Lampiran 3a.

Page 39: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

25

Gambar 3.1. Serbuk Simplisia Daun Kersen

3.4.2 Ekstraksi Ekstraksi dilakukan terhadap 150 gram serbuk simplisia daun

kersen dengan cara maserasi menggunakan pelarut campur metanol-air selama 3x24 jam. Pencampuran metanol dan air dikarenakan pada penelitian Nurhasanah (2012) menyebutkan bahwa dengan pelarut campuran yang mengandung air, akan meningkatkan kadar antioksidan. Perbandingan metanol:air adalah 9:1 dan pada remaserasi menggunakan perbandingan 1:1.

Serbuk simplisia diberi pelarut metanol:air (9:1) sampai setinggi 1 cm di atas permukaan sampel selama 3x24 jam sembari diaduk sesekali. Setelah 3x24 jam, pelarut diganti dengan perbandingan metanol:air (1:1) hingga terbentuk ekstrak yang jernih. Perbandingan antara simplisia dan pelarut adalah 1:6 dengan simplisia sebanyak 60 gram dan pelarut sebanyak 300 ml. Dari proses tersebut, dihasilkan ekstrak cair sebanyak 200 ml. Kemudian diremaserasi hingga komponen kimia dalam ekstrak daun kersen terekstrak sempurna. Rendemen yang dihasilkan adalah 24%.

Perhitungan rendemen:

Page 40: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

26

Rendemen merupakan perbandingan antara kuantitas ekstrak yang dihasilkan pada proses ekstraksi dengan berat bahan baku simplisia tanaman yang digunakan. Semakin tinggi prosentasi rendemen yang dihasilkan, maka semakin buruk kuantitas ekstrak tersebut.

Setelah ekstraksi dilakukan uji bebas metanol dengan melakukan evaporasi agar ekstrak yang didapatkan bebas dari unsur metanol yang telah digunakan sebagai pelarut dalam proses maserasi tersebut. Proses evaporasi dilakukan menggunakan alat rotary evaporator dengan suhu berkisar antara 60°-80°C. Ekstrak pekat yang didapat, dimasukkan ke dalam waterbath untuk mendapatkan hasil berupa ekstrak kental. Ekstrak kental yang dihasilkan, dicampur aerosil dengan perbandingan 1:2 untuk mendapatkan ekstrak kering. Ekstrak kering yang baik adalah yang homogen dan dapat lolos dalam pengayak ketika diayak. Penambahan aerosyl agar menghasilkan serbuk yang kering dan dapat mempermudah pencampuran dan rendemen yang dihasilkan akan lebih banyak. Diagram mengenai proses ekstraksi dapat dilihat di Lampiran 3b.

Gambar 3.2. Ekstrak Kental Daun Kersen

3.4.3 Pembuatan Ekstrak KeringEkstrak yang telah dipekatkan menggunakan rotary evaporator

dan telah dikentalkan menggunakan waterbath, kemudian dijadikan ekstrak kering. Ekstrak keringkan agar dapat disimpan hingga beberapa

Page 41: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

27

saat dan agar kandungan senyawa yang terdapat di dalamnya akan lebih terjaga. Pengeringan ekstrak kental menjadi ekstrak kering juga ditujukan agar mempermudah proses pembuatan granul.

Pembuatan ekstrak kering dilakukan dengan mencampurkan ekstrak kental dengan aerosil. Digunakan aerosil karena aerosil dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan menggantikan maltodekstrin. Penggunaan aerosil akan lebih hemat daripada penggunaan maltodekstrin. Pada penelitian ini, digunakan perbandingan antara ekstrak dan aerosil adalah 1:2. Pencampuran dilakukan hingga homogen. Pada proses pembuatan serbuk ekstrak, didapatkan ekstrak kering sebanyak 85% dari ekstrak kental. Rendemen yang dihasilkan dari ekstrak kering tersebut sebanyak 39%.

Gambar 3.3. Ekstrak Kering Daun Kersen

3.4.4 Formulasi Tablet Effervescent

3.4.4.1 Formula Tablet Effervescent Daun Kersen Formulasi tablet effervescent pada penelitian ini, dilakukan

dengan menambah effervescent mix pada setiap tabletnya. Formulasi tablet effervescent yang akan dibuat sebesar 1500 mg. Perbandingan asam sitrat : asam tartrat : natrium bikarbonat yang digunakan pada formulasi adalah 19 : 28 : 53 dengan konsentrasi effervescent mix 50% b/v, 60% b/v, dan 70% b/v.

Page 42: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

28

Tabel 3.1. Rancangan Formula Tablet Effervescent Daun Kersen

Bahan F1 (%) F2 (%) F3 (%)Ekstrak daun kersen 8 8 8Serbuk Daun Stevia 2 2 2

Asam Sitrat 9,5 11,4 13,3Asam Tartrat 14 16,8 19,6

Natrium Bikarbonat 26,5 31,8 37,1PVP 1 1 1

Mg Stearat 1 1 1Sukrosa Add 100 Add 100 Add 100

Keterangan: F1 = konsentrasi effervescent mix 50% F2 = konsentrasi effervescent mix 60% F3 = konsentrasi effervescent mix 70%

3.4.4.2 Prosedur Pembuatan Tablet EffervescentPembuatan tablet effervescent ekstrak daun kersen dimulai

dengan pembuatan granul terlebih dahulu sebelum dikempa. Tablet effervescent dibuat menggunakan metode granulasi kering yang meliputi tahap penghalusan, pencampuran awal, pengempaan, granulasi, pencampuran akhir dan pengempaan menjadi tablet (Ansel, 1989).

Mula-mula pembuatan massa basa yaitu ekstrak kering daun kersen yang dihasilkan dari proses ekstraksi ditambahkan dengan bahan pengisi, bahan pemanis dan sumber basa dicampur hingga homogen. Lalu ditambah dengan bahan pengikat yaitu PVP dan bahan pelincir yaitu Mg Stearat. Setelah semua bahan pada massa basa homogen, bahan tersebut dikeringkan menggunakan climatic chamber karena menggunakan climatic chamber dapat mengurangi kelembaban atau kadar air yang terdapat dalam formula. Sebelum masuk ke climatic chamber, bahan harus lolos pada pengayak no. 12. Pengeringan dilakukan selama 1 (satu) jam pada suhu 60°C. Bahan yang telah dikeringkan selama 1 (satu) jam diayak menggunakan ayakan no. 12 sesuai dengan ketentuan pada Ansel (1989).

Page 43: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

29

Tahap selanjutnya adalah pembuatan massa asam yang terdiri dari asam sitrat dan asam tartrat. Kedua sumber asam tersebut dicampur hingga homogen. Setelah homogen diayak menggunakan ayak no. 12 dan dimasukkan climatic chamber sama seperti massa basa. Setelah kering massa asam dan massa basa dicampur hingga homogen. Kemudian diuji sifat alir, sudut diam dan kompresibilitas. Setelah ketiga uji tersebut dilakukan dan didapatkan hasil yang sesuai dengan ketentuan, dapat melangkah ke tahap selanjutnya yaitu pencetakan tablet effervescent.

Setelah granul dicetak menjadi tablet, dilakukan beberapa evaluasi untuk mengetahui konsentrasi effervescent mix yang paling baik.

3.4.5 Evaluasi Massa dan Tablet Effervescent

3.4.5.1 Evaluasi Massa Tablet (Granul)1. Waktu Alir

Granul seberat 25 g dituang perlahan ke dalam corong pengukur lewat tepi corong. Tutup corong dibuka pelan-pelan, granul dibiarkan mengalir keluar. Waktu dicatat menggunakan stopwatch sampai semua granul mengalir keluar. Waktu alir dihitung dengan satuan g/detik. Pengukuran waktu alir menggunakan flowmeter. Waktu alir yang baik adalah kurang dari 10 g/detik (Wells, 1987).

2. Sudut Diam Granul yang jatuh dari pengukuran sifat alir diukur tinggi

kerucut yang terbentuk dan panjang dari granul. Sudut diam diukur dengan rumus:

Keteranganh = tinggi kerucutr = jari-jari kerucut (Wells, 1987)

Page 44: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

30

3. Uji KompresibilitasGranul effervescent dimasukkan ke dalam gelas ukur 100

ml. Kemudian meletakkan gelas ukur di atas alat kompresibilitas selama 5 menit dan diamati kemampatan granul tersebut.

3.4.5.2 Evaluasi Tablet Effervescent1. Nilai pH

Sebuah tablet dilarutkan dalam 200 ml air kemudian diambil 100 ml untuk diukur pH-nya menggunakan pH meter (Hidayati, 2007).

2. Kadar Air Bahan sebanyak 2 g yang telah digerus dan ditimbang,

dimasukkan dalam cawan porselin yang telah ditera kemudian diratakan. Cawan kemudian dimasukkan dalam oven suhu 1050C selama 3 jam, ulangi pengerjaan sampai didapat bobot tetap. Kadar air dihitung terhadap sampel (Luthfiya, 2007).

3. Keseragaman UkuranSebuah tablet diukur diameter dan tebalnya menggunakan

jangka sorong. Pengukuran dilakukan 3 (tiga) kali di tempat yang berbeda (Hidayati, 2007).

4. Kekerasan Tablet Tablet dimasukkan ke dalam alat hardness tester, kemudian

alat diputar hingga didapatkan angka atau kekerasan. Kekerasan minimum yang sesuai untuk tablet adalah sebesar 4 kgf (Ansel,1989).

5. Waktu LarutSebuah tablet dimasukkan dalam air dengan volume 200 ml

dalam gelas piala 500 ml. Waktu melarut dicatat dengan stopwatch sampai tablet hancur dan larut (Siregar dan Wikarsa, 2010). Tablet

Page 45: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

31

effervescent yang baik akan terlarut dengan cepat dalam waktu 1-2 menit (Lachman, et al, 2008).

3.5 Analisis Data Analisa secara statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0

metode oneway ANOVA dengan p<0.05. Jika hasil menunjukkan perbedaan dari ketiga perlakuan yang dilakukan, maka dilanjutkan dengan uji posthoc. Uji posthoc yang dipilih adalah uji LSD karena sampel yang digunakan memiliki KK tidak lebih dari 5%.

Page 46: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia
Page 47: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Formulasi Tablet Effervescent dari Ekstrak Daun Kersen

4.1.1 Pra FormulasiDilakukan penelitian pendahuluan atau pra formulasi untuk

menentukan formula yang baik dan sesuai dengan karakteristik-karakteristik yang diujikan untuk tablet effervescent. Pra formulasi ini terdiri dari penentuan bahan pengikat dan bahan pelincir yang kemudian diujikan terlebih dahulu tentang waktu alir dan sudut diam. Keduanya merupakan salah satu uji karakteristik granul effervescent. Adapun formula yang digunakan pada penelitian pendahuluan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Formula Tablet Effervescent pada Pra Formulasi

Bahan % Berat (100 tablet dalam gram)Pemanis Stevia 5 7,5 gram

Asam Sitrat 9,5 14,25 gramAsam Tartrat 14 21 gram

Natrium Bikarbonat 26,5 39,75 gramPVP 1 1,5 gram

Mg Stearat 1 1,5 gramSukrosa 35 52,5 gram

Granul effervescent dibuat dengan metode granulasi kering untuk menghindari resiko terjadinya reaksi yang lebih awal. Pada proses granulasi, dilakukan melalui 2 (dua) langkah yang pertama adalah pencampuran massa basa dan yang kedua adalah pencampuran massa asam. Perlakuan tersebut karena pencampuran antara asam dan basa akan menyebabkan reaksi kimia antara keduanya. Apabila massa asam dan basa dicampur diawal maka akan memengaruhi granul yang

Page 48: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

34

sudah dicetak. Massa asam terdiri dari pencampuran asam sitrat dan asam tartrat sedangkan massa basa terdiri dari pencampuran natrium bikarbonat, bahan pemanis, pengisi, pengikat dan pelincir.

Pada pembuatan granul, agar didapatkan granul yang kering dan memiliki kelembaban yang sesuai, maka sebelum dilakukan pencetakan granul effervescent dimasukkan ke dalam climatic chamber untuk mengurangi kelembapan granul dan mempermudah ketika pencetakkan. Granul yang sudah homogen dievaluasi dan dicetak menggunakan mesin pencetak tablet. Karakteristik granul akan memengaruhi tablet yang terbentuk. Tablet dikempa dengan kekuatan yang sesuai. Tablet yang telah terbentuk dievaluasi untuk mengetahui tablet yang paling baik.

4.1.2 FormulasiPada penelitian ini dibuat 3 (tiga) formula yang masing-masing

formula memiliki perbedaan konsentrasi effervescent mix yaitu 50% b/v, 60% b/v dan 70% b/v. Perbandingan asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikabonat yang digunakan adalah 19:28:53. Adapun formula tablet effervescent pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Formula Tablet Effervescent Daun Kersen

Bahan F1 (%) F2 (%) F3 (%)Ekstrak daun kersen 8 8 8Serbuk Daun Stevia 2 2 2

Asam Sitrat 9,5 11,4 13,3Asam Tartrat 14 16,8 19,6

Natrium Bikarbonat 26,5 31,8 37,1PVP 1 1 1

Mg Stearat 1 1 1Sukrosa Add 100 Add 100 Add 100

Bahan pengisi yang digunakan adalah sukrosa yang juga berfungsi sebagai bahan pemanis. Sukrosa dipilih karena memiliki

Page 49: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

35

sifat alir yang lebih baik daripada manitol dan dapat memperbaiki sifat alir granul. Sebagai lubrikan dipilih magnesium stearat karena memiliki sifat yang licin sehingga cukup bagus untuk dijadikan pelincir. Konsentrasi Mg stearat sebagai lubrikan maksimal 2% dan pada penelitian ini hanya digunakan Mg stearat sebanyak 1%. Karena jika Mg stearat yang digunakan terlalu besar akan terjadi laminating.

Bahan pengikat yang digunakan dalam formulasi ini adalah polivinil pirolidon (PVP) merupakan pengikat yang paling sering digunakan. PVP dipilih karena memiliki sifat alir dan sudut diam yang baik. Pada umumnya, PVP digunakan dengan melarutkan pada air atau etanol namun, PVP juga dapat digunakan pada granulasi kering (Banker dan Anderson, 1994). PVP adalah bahan yang sangat higroskopis sehingga harus dicampurkan secara langsung. Karena PVP larut dalam air, sehingga dapat memperbaiki waktu larut effervescent.

Tablet effervescent daun kersen, dibuat dengan metode granulasi kering secara terpisah antara massa asam dan massa basa agar diperoleh efek effervescing yang baik karena pencampuran antara asam dan basa dapat mempercepat reaksi asam-basa dan mengurangi efek effervescing tablet. Pembuatan granul pada tempat terbuka dan dalam ruangan yang memiliki nilai kelembaban yang tinggi, dapat juga membuat effervescent mix bereaksi lebih dini dan tidak stabil. Selain itu, tablet effervescent yang memiliki kelembapan tinggi akan mudah lengket pada punch alat pencetak tablet. Proses pembuatan granul dan pencetakan tablet seharusnya dilakukan dalam ruangan khusus untuk membuat tablet karena kelembaban serta suhu ruangannya telah diatur. Tablet effervescent sebaiknya dibuat pada kondisi kelembaban relatif (RH) 40% dengan suhu 25°C (Munir, 2012)

Pada proses pembuatan granul, dilakukan 2 (dua) kali pengayakan. Pertama dilakukan pengayakan dengan ayakan 12 mesh yang bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan (Lachman, et al, 1989). Kedua dengan ayakan 14 mesh agar granul lebih seragam

Page 50: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

36

setelah proses granulasi dan dapat meratakan isi rongga alat pencetak tablet (Munir,2012).

Gambar 4.1. Granul Effervescent Ekstrak Daun Kersen

32

Gambar 4.1. Granul Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Gambar 4.2. Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

4.2 Pengaruh Variasi Konsentrasi Effervescent Mix terhadap Kualitas

Tablet Effervescent Daun Kersen

4.2.1 Evaluasi Granul Effervescent 1. Evaluasi Granul Effervescent pada Pra Formulasi

Pada penelitian pra formulasi, granul dievaluasi waktu alir, sudut diam dan

nilai kompresibilitas. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Granul pada Pra Formulasi

Uji Hasil

Waktu Alir 01.62

Sudut Diam 25°

Kompresibilitas 14%

Sebanyak 25 gram massa basa dimasukkan ke dalam flowmeter kemudian

dihitung waktu keluarnya massa basa tersebut. Massa basa granul effervescent

memiliki sifat alir yang buruk karena massa basa tidak dapat melalui corong pada

flowmeter. Menurut Dewi dan Lestari (2016) menyebutkan beberapa faktor yang

dapat memengaruhi baik buruknya sifat alir suatu granul yaitu bentuk, ukuran,

porositas, densitas, gaya elektrostatika dan gaya gesek partikel serta kondisi

Gambar 4.2. Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

4.2 Pengaruh Variasi Konsentrasi Effervescent Mix terhadap Kualitas Tablet Effervescent Daun Kersen

4.2.1 Evaluasi Granul Effervescent

1. Evaluasi Granul Effervescent pada Pra FormulasiPada penelitian pra formulasi, granul dievaluasi waktu

alir, sudut diam dan nilai kompresibilitas. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Granul pada Pra Formulasi

Uji HasilWaktu Alir 01.62Sudut Diam 25°

Kompresibilitas 14%

Page 51: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

37

Sebanyak 25 gram massa basa dimasukkan ke dalam flowmeter kemudian dihitung waktu keluarnya massa basa tersebut. Massa basa granul effervescent memiliki sifat alir yang buruk karena massa basa tidak dapat melalui corong pada flowmeter. Menurut Dewi dan Lestari (2016) menyebutkan beberapa faktor yang dapat memengaruhi baik buruknya sifat alir suatu granul yaitu bentuk, ukuran, porositas, densitas, gaya elektrostatika dan gaya gesek partikel serta kondisi percobaan. Selain itu, penambahan serbuk daun stevia sebagai bahan pemanis, membuat granul effervescent menjadi lebih lengket dan sulit untuk melewati corong. Karena pada percobaan sebelumnya dengan menggunakan pemanis stevia pada prosentase yang lebih rendah dapat mengalir dengan baik pada flowmeter.

Pada percobaan pengujian sifat alir untuk massa asam, didapatkan waktu alir yang baik yaitu 01.62 detik. Sifat alir untuk massa asam memiliki sifat alir yang sangat bagus karena asam tartrat dapat meningkatkan kecepatan alir granul. Waktu alir yang baik menurut Lachman et al (1989) adalah 10 gr/detik. Waktu alir yang dihasilkan massa asam adalah 01.62 detik untuk 25 gram granul effervescent yang menyatakan bahwa massa asam memiliki sifat alir yang sangat baik. Namun, ketika dicampur dengan massa basa, tidak dapat mengalir dengan baik. Karena massa basa lebih banyak daripada massa asam sehingga massa asam belum dapat memperbaiki sifat alir pada granul effervescent. Dari percobaan ini diperoleh bahwa pemanis stevia menyebabkan granul sulit mengalir dan menempel pada dinding flowmeter karena pemanis stevia memiliki senyawa glukosida. Menurut (Ratnani & Anggraeni, 2005), stevia mengandung glukosida yang menyebabkan rasa manis. Selain itu, buruknya sifat alir granul disebabkan karena sifat dari daun stevia yang higroskopis dan serbuk yang lengket. Solusi dari keadaan tersebut adalah dengan mengurangi kadar pemanis stevia.

Page 52: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

38

Granul yang lolos dari corong merupakan sudut diam yang terbentuk. Sudut diam yang baik mengartikan sifat alir yang baik. Pada penelitian ini didapatkan sebesar 29° dengan diameter 7,2 cm dan tinggi 2 cm. Dari hasil sudut diam tersebut dapat disimpulkan bahwa granul tersebut memiliki sifat alir yang baik. Karena sudut diam yang berkisar 25-30° merupakan sudut diam yang memiliki sifat alir yang baik.

Nilai kompresibilitas juga merupakan parameter untuk mengukur baik atau tidaknya granul sebelum menuju ke tahap pencetakan. Uji kompresibilitas yaitu dengan memampatkan granul effervescent yang dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml. Kemudian dimasukkan ke dalam alat uji pengentapan selama 5 menit. Diperoleh berat mampat 86 ml. Menurut Hidayati (2007) menyatakan bahwa bentuk, kerapatan dan ukuran partikel granul merupakan faktor yang dapat memengaruhi baik-buruknya kompresibilitas suatu granul. Pada penelitian pendahuluan ini didapatkan hasil pengujian sebesar 14%. Hasil tersebut menurut Wells (1989) masih dalam kriteria baik.

2. Evaluasi Granul Effervescent pada Formulasi TabletA. Waktu Alir

Granul effervescent sebanyak 25 gram dimasukkan ke dalam flowmeter. Kemudian dihitung waktu yang diperlukan oleh granul untuk mengalir melalui corong. Hasil pengujian waktu alir dapat dilihat pada Tabel 4.4. Gambar flowmeter dapat dilihat pada Lampiran 1b.

Tabel 4.4. Hasil Uji Waktu Alir Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Formula HasilF 1 1,18

1,622,08

Page 53: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

39

Formula HasilF 2 1,39

1,491,35

F 3 1,431,082,09

Gambar 4.3. Grafik Hasil Uji Waktu Alir pada Ketiga Formula

Dari data hasil tersebut, diperoleh waktu alir terbaik yaitu pada Formula 2 dengan konsentrasi effervescent mix 60% b/v. Pada Formula 2, kadar asam tartrat lebih banyak daripada Formula 1 dan lebih sedikit dari Formula 3 karena asam tartrat dapat memperbaiki sifat alir granul. Namun, kadar sukrosa pada Formula 2 lebih banyak daripada Formula 3. Karena, tidak hanya asam tartrat yang dapat memengaruhi kemampuan sifat alir granul begitu juga sukrosa dapat memperbaiki sifat alir granul. Semakin halus granul, maka akan semakin sulit granul mengalir dalam flowmeter.

Hasil tersebut telah memenuhi syarat waktu alir yang ditetapkan oleh Wells (1987) yaitu kurang dari 10 gr/detik. Hasil analisis menggunakan SPSS 16 dengan metode oneway ANOVA

Page 54: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

40

(Lampiran 5) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap waktu alir (p > 0.05).

Tabel 4.5. Hubungan antara sudut diam dan sifat alir

Sudut Diam Sifat Alir<25° Sangat Baik

25-30° Baik30-40° Cukup>40° Buruk

(Agoes, 2012)

B. Sudut diamSudut diam dihasilkan dari granul yang berhasil mengalir

melewati corong flowmeter. Faktor yang memengaruhi sudut diam adalah bentuk, ukuran dan kelembaban granul (Lieberman, et al, 1989). Sudut diam dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi granul yang dihasilkan dari granul yang melewati flowmeter. Hasil pengujian sudut diam dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil Uji Sudut Diam Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Formula HasilF 1 30°

29°21°

F 2 16°19,5°20°

F 3 31°20,5°28°

Page 55: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

41

Gambar 4.4. Grafik Hasil Uji Sudut Diam dari Ketiga Formula

Kriteria sudut diam yang baik adalah antar 25-30°. Dari data tersebut, didapatkan bahwa sudut diam dari semua formula memiliki sudut diam yang baik. Nilai sudut diam yang paling baik adalah pada Formula 2 yaitu 18,5° yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Sudut diam yang baik memiliki sifat alir yang baik pula. Dari hasil analisis data (Lampiran 5), didapatkan bahwa konsentrasi effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap sudut diam (p > 0.05). Hal ini dikarenakan waktu alir dari masing-masing formula hampir sama yang menyebabkan sudut diam tidak berpengaruh nyata terhadap konsentrasi effervescent mix.

C. Kompresibilitas GranulKompresibilitas atau pengentapan dapat diperoleh dengan

mengamati penurunan volume granul effervescent yang diakibatkan oleh getaran dari alat volumenometer. Getaran diberikan selama 5 menit. Adapun faktor yang memengaruhi kompresibilitas granul adalah bentuk, kerapatan dan ukuran partikel (Hidayati, 2007). Hasil uji kompresibilitas granul dapat dilihat pada Tabel 4.7. Gambar volumenometer dapat dilihat pada Lampiran 1c.

Page 56: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

42

Tabel 4.7. Hasil Uji Kompresibilitas Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun

Kersen

Formula HasilF 1 8

78,5

F 2 687

F 3 967

Gambar 4.5. Grafik Hasil Uji Kompresibilitas dari Ketiga Formula

Dari ketiga formula didapatkan ketiga formula memiliki indeks kompresibilitas yang bagus sekali karena memiliki nilai kompresbilitas <10%. Nilai kompresibilitas terbaik adalah pada Formula 2 yaitu memiliki nilai kompresibilitas sebesar 7%. Dari hasil analisis data (Lampiran 5), menunjukkan bahwa konsentrasi effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap kompresibilitas granul effervescent (p > 0.05).

Page 57: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

43

Tabel 4.8. Skala Kompresibilitas

Indeks Kompresibilitas (%) Sifat Aliran< 10 Bagus Sekali11-15 Baik16-20 Cukup21-25 Lewat26-31 Buruk32-37 Sangat Buruk>38 Sangat Sangat buruk

(Agoes, 2012)

Uji kompresibilitas merupakan salah satu parameter dalam pembuatan tablet semakin baik nilai kompresibilitasnya, maka semakin baik pula tablet yang dihasilkan. Uji kompresbilitas juga dapat memengaruhi sifat alir. Semakin baik kompresbilitasnya, semakin baik pula sifat alir granul. Selain itu, indeks kompresbilitas juga dapat memengaruhi keseragaman bobot yang dihasilkan setelah dicetak. Bahan pengikat PVP juga dapat memengaruhi nilai kompresibilitas karena memiliki sifat mempertahankan kestabilan dan kekompakan granul (Hidayati, 2007).

4.2.2 Evaluasi Tablet Effervescent

1. Evaluasi Tablet Effervescent pada Pra FormulasiGranul yang sudah lolos evaluasi masuk ke tahap pentabletan

dengan kekuatan yang sesuai. Kemudian dilakukan evaluasi tablet effervescent sebagai berikut:

a. Uji keseragaman bobotBeberapa tablet yang telah dikempa, ditimbang

menggunakan neraca analitik. Bobot effervescent adalah 1,73 gram, 1,53 gram dan 1,65 gram. Keseragaman bobot ini dapat dipengaruhi oleh kemampuan daya alir granul effervescent sebelum dicetak (Lachman, et al, 1989). Semakin baik sifat alir granul, maka bobot yang dihasilkan setelah dicetak akan lebih seragam.

Page 58: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

44

b. Uji Kekerasan TabletSetelah tablet ditimbang, tablet dimasukkan ke dalam mesin

hardness tester hingga didapatkan angka kekerasannya. Angka kekerasan yang diperoleh adalah 1,02, 2,01 dam 3, 09. Perbedaan kekerasan tablet dapat dipengaruhi oleh faktor kekuatan pada saat pengempaan. Kekerasan berguna sebagai metode pengontrolan fisik selama proses pembuatan (Lachman, et al, 1989).

c. Uji Waktu Larut Tablet effervescent dimasukkan ke dalam air sebanyak 200

ml kemudian dihitung lama waktu larutnya tablet effervescent sampai habis. Waktu larut tablet effervescent dalam formula ini adalah 5 menit 32 detik. Waktu tersebut kurang baik untuk effervescent karena waktu larut effervescent yang baik adalah berkisar antara 1-2 menit (Lachman, et al, 1989). Menurut Wikarsa dan Siregar (2015) waktu larut untuk tablet effervescent yang baik adalah kurang dari 5 menit.

Pada penelitian pendahuluan ini, didapatkan waktu larut effervescent yang buruk. Waktu larut yang buruk dapat disebabkan karena pencampuran antara massa asam dan massa basa terlalu lama hingga proses dilakukannya pentabletan. Proses pencampuran antara massa asam dan massa basa seharusnya, maksimal 1 jam sebelum dilakukannya pentabletan. Pencampuran yang lama menyebabkan asam dan basa pada effervescent, bereaksi lebih awal sehingga efek effervescing menjadi berkurang.

Penambahan aerosil pada ekstrak kering juga dapat mengakibatkan berkurangnya waktu larut tablet effervescent karena aerosil bersifat voluminous dan menyerap air sehingga tablet dapat membatu sehingga dapat menyebabkan waktu larut yang lebih lama.

Page 59: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

45

2. Evaluasi Tablet Effervescent pada Formulasi TabletA. Uji Keseragaman Bobot

Bobot tablet effervescent haruslah seragam untuk menjamin keseragaman bobot sediaan. Pengujian bobot dilakukan menggunakan neraca analitik. Keseragaman bobot tidak boleh lebih dari 10% rata-rata berat effervescent (Depkes RI, 1995). Hasil uji keseragaman bobot dapat dilihat pads Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil Uji Keseragaman Bobot Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen

Formula HasilF 1 1,59 1,99 1,8 1,67 1,67 1,7 1,75 1,76 1,61 1,65

1,59 1,62 1,69 1,58 1,56 1,75 1,72 1,61 1,7 1,631,65 1,6 1,67 1,71 1,57 1,67 1,7 1,62 1,6 1,71

F 2 1,73 1,6 1,6 1,59 1,66 1,55 1,7 1,7 1,52 1,661,67 1,58 1,71 1,63 1,68 1,57 1,66 1,73 1,62 1,471,66 1,48 1,55 1,68 1,54 1,57 1,63 1,4 1,53 1,46

F 3 1,7 1,82 1,8 1,71 1,45 1,75 1,72 1,77 1,53 1,751,86 1,87 1,82 1,75 1,33 1,52 1,74 1,87 1,49 1,661,69 1,55 1,73 1,74 1,76 1,76 1,81 1,83 1,72 1,64

Gambar 4.6. Grafik Hasil Uji Keseragaman Bobot dari Ketiga Formula

Page 60: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

46

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwasanya bobot yang dihasilkan memiliki bobot yang seragam. Bobot yang paling seragam dihasilkan dari formula 2 dengan rata-rata bobot 1,60 gram. Keseragaman bobot dapat dipengaruhi oleh sifat alir granul sebelum pengempaan. Hasil analisis data (Lampiran 5) menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap keseragaman bobot (p < 0.05) dengan uji lanjut LSD. Hasil post hoc dapat diketahui bahwa konsentrasi effervescent mix 60% b/v berbeda nyata terhadap konsentrasi effervescent mix 50% b/v dan 70% b/v. Faktor yang memengaruhi keseragaman bobot adalah keseragaman pada waktu pengisian ke tempat alat kempa tablet yang berkaitan erat pula dengan sifat alir granul (Ansel, 1989).

B. Uji Kekerasan TabletUji kekerasan tablet dilakukan untuk mengetahui seberapa

keras tablet yang telah selesai dari mesin pencetak tablet. Semakin lunak tablet, semakin tablet akan sulit larut dalam air.

Tabel 4.10. Hasil Uji Kekerasan Tablet Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen

Formula HasilF 1 2,16

1,811,92

F 2 2,151,631,76

F 3 2,012,521,44

Page 61: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

47

Gambar 4.7. Grafik Hasil Uji Kekerasan Tablet dari Ketiga Formula

Dari data diatas, dapat diketahui kekerasan tablet dari ketiga formula memiliki kekerasan yang hampir sama. Namun, kekerasan terbaik pada Formula 2 yaitu 1,84 kgf. Kekerasan tablet dapat dipengaruhi oleh kekuatan pengepresan ketika pengempaan (Ansar, et al., 2009). Komposisi formula juga dapat memengaruhi kekerasan tablet effervescent. Berdasarkan hasil analisis data (Lampiran 5), menunjukkan bahwa variasi konsentrasi effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan tablet (p > 0.05).

C. Uji Waktu LarutUji waktu larut dilakukan untuk mengetahui lama waktu

yang diperlukan oleh tablet effervescent untuk larut dalam air. Pengujian dilakukan menggunakan gelas beaker 500 ml yang diisi air sebanyak 200 ml, kemudian tablet effervescent dimasukkan ke dalam air tersebut. Kelarutan yang baik untuk tablet effervescent adalah 1-2 menit (Lachman, et al, 2008). Adapun hasil uji waktu larut dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Page 62: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

48

Gambar 4.8. Pengukuran Waktu Larut Tablet

Tabel 4.11. Hasil Uji Waktu Larut Formulasi Tablet Effervescent

Ekstrak Daun Kersen

Formula HasilF 1 100

10790

F 2 9381148

F 3 9110586

Gambar 4.9. Grafik Hasil Uji Waktu Larut dari Ketiga Formula

Page 63: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

49

Waktu larut tablet dapat dipengaruhi oleh kekerasan tablet effervescent. Semakin lunak tablet yang dihasilkan maka akan semakin lama daya larutnya. Penambahan bahan pengikat selama proses granulasi juga dapat mengakibatkan terjadinya reaksi karbonasi sehingga menyebabkan daya effervescing berkurang. Natrium bikarbonat yang tinggi dapat meningkatkan kelarutan effervescent.

Berdasarkan analisis data (Lampiran 5), menunjukkan bahwa konsentrasi effervescent mix tidak berpengaruh nyata terhadap waktu larut tablet (p > 0.05). Dari tabel hasil diatas, dapat diketahui bahwa waktu larut yang paling baik pada formula 3 dengan waktu 94 detik karena kadar natrium bikarbonat pada Formula 3 lebih banyak daripada formula yang lain. Menurut Ansar et al (2009) menyatakan bahwa natrium bikarbonat dapat mempercepat kelarutan tablet effervescent karena natrium bikarbonat berfungsi sebagai bahan penghancur. Gas karbondioksida yang dihasilkan berfungsi sebagai disintegran atau penghancur tablet effervescent (Munir, 2012).

D. Uji Kadar AirKadar air digunakan sebagai salah satu parameter mutu

untuk menentukan daya tahan dan daya simpan produk (Hidayati, 2007). Sebanyak 3 gram granul effervescent dimasukkan ke dalam moisturizer balance, hingga menunjukkan angka yang konstan. Hasil uji kadar air dapat dilihat pada Tabel 4.12. Gambar uji kadar air dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Page 64: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

50

Gambar 4.10. Pengukuran Kadar Air dengan Moisture Balance

Tabel 4.12. Hasil Uji Kadar Air Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Formula HasilF 1 2,2

2,242,29

F 2 2,492,42,45

F 3 2,262,32,28

Gambar 4.11. Grafik Hasil Uji Kadar Air dari Ketiga Formula

Page 65: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

51

Berdasarkan hasil uji kadar air dari ketiga formula didapatkan semua formula memiliki nilai kadar air yang sesuai dengan syarat yang ditentukan menurut Standar Nasional Indonesia (2005) pada Kholidah et al (2005) yaitu tidak lebih dari 10% untuk tablet effervescent. Dari ketiga formula memiliki kadar air yang sesuai dengan syarat dan kadar air yang paling baik terdapat pada formula 1 dengan rata-rata 2,24%. Menurut Hidayati (2007), konsentrasi effervescent mix yang semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kadar air granul effervescent. Hasil analisis data (Lampiran 5) menunjukkan bahwa konsentrasi effervescent mix berbeda nyata terhadap kadar air serbuk. Kemudian dilakukan uji lanjut LSD dan didapatkan bahwa konsentrasi effervecent mix 60% berbeda nyata dengan konsentrai 50% dan 70%. Kadar air sangat berpengaruh dalam pembentukan effervescent karena granul yang lembab akan menyebabkan granul mudah melekat pada punch dan die pada saat pencetakan tablet serta kadar air yang berlebih dapat mengakibatkan percepatan reaksi pada granul effervescent.

E. Uji Kadar pHKadar pH digunakan untuk melihat kadar pH yang terdapat

pada tablet effervescent sehingga tablet diketahui dapat dikonsumsi atau tidak. Tablet effervescent dilarutkan dalam 200 ml air kemudian diukur kadar pH menggunakan pH strip selama 2 detik. Hasil uji kadar pH dapat dilihat pada Tabel 4.14. Gambar uji kadar pH dapat dilihat pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12. pH strip

Page 66: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

52

Tabel 4.13. Hasil Uji Kadar pH Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Formula HasilF 1 6

55

F 2 998

F 3 767

Gambar 4.13. Grafik Hasil Uji Kadar pH dari Ketiga Formula

Pengukuran pH yang diharapkan adalah sediaan yang tidak terlalu asam sehingga tablet effervescent aman untuk dikonsumsi. Kadar pH yang paling rendah dari ketiga formula adalah pada Formula 2 dengan effervescent mix 60% yaitu 9. Berdasarkan hasil analisis data (Lampiran 5) menunjukkan bahwa konsentrasi effervescent mix berpengaruh nyata terhadap kadar pH larutan effervescent (p < 0.05). Menurut uji lanjut LSD, konsentrasi 60% b/v berbeda nyata dengan konsentrasi 50% b/v dan 70% b/v. Kadar

Page 67: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

53

pH yang baik untuk makanan adalah bahan yang memiliki kadar pH yang rendah. Menurut Fardiaz et al (1989), derajat keasaman dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu bahan pangan berasam rendah dengan kisaran nilai pH 5 sampai diatas 4,5; bahan pangan berasam sedang dengan kisaran pH 4,5-3,7; dan bahan pangan berasam tinggi dengan nilai pH dibawah 3,7.

Page 68: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia
Page 69: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

55

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Ekstrak daun kersen dapat diformulasi menjadi tablet effervescent

dan menghasilkan tablet effervescent yang sesuai dengan syarat-syarat tablet effervescent.

2. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa formula dengan konsentrasi effervescent mix 60% merupakan formula yang paling baik daripada 2 (dua) formula yang lainnya. Hal ini disebabkan formula untuk konsentrasi effervescent mix 60% merupakan konsentrasi yang ideal untuk tablet effervescent.

5.2 SaranPenelitian ini menggunakan ekstrak daun kersen yang diharapkan

dapat menghasilkan efek antioksidan. Karena menurut penelitian pendahuluan, daun kersen memiliki kadar antioksidan. Namun, pada penelitian ini tidak dilakukan uji antioksidan jadi, perlu adanya penelitian lanjutan untuk meneliti kadar antioksidan tablet effervescent daun kersen.

Page 70: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia
Page 71: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

57

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G., 2007. Teknologi Bahan Alam. Bandung: ITB.

Agoes, G., 2012. Sediaan Farmasi Padat. Bandung: ITB.

Agravat, Y., 2005. Effervescent Formulations, [Skripsi]. North Gujarat: S.K. Patel College of Pharmaceutical.

Anon., 2017. Wikipedia. [Online] Available at: https://id.wikipedia.org/wiki/Kersen [Diakses 2 Mei 2018]

Anon., t.thn. Vivaio Di Bert. [Online] Available at: http://www.vivaiodibert.it/vivaio-scheda.php?cat=8&id=309 [Diakses 2 Mei 2018].Ansar, Rahardjo, B., Noor, Z. & Rochmadi, 2009. Optimasi Teknik Pembuatan Tablet Effervescent Sari Buah dengan Response Surface Method. Jurnal Teknol dan Industri Pangan, XX(1), pp. 25-31.

Ansel, 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. 4 penyunt. Jakarta: UI Press.

Astuti, Y. P., 2009. WordPress. [Online] Available at: https://empuz.wordpress.com/2009/04/16/maltodekstrin/ [Diakses 6 September 2017].

Aulton, M., 2002. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. Sydney: Churchill Livingstone.

Balakrishnan, K., 2011. Tyrosinase Inhibiton and Anti-Oxidant Properties of Muntingia Calabura Extract: In Vitro Studies. International Journal of Pharma and Bio Science, II(1), pp. B294-B303.

Banker, G. & Anderson, N., 1994. Tablet. Dalam: L. Lachman, H. Lieberman & J. Kanig, penyunt. Teori dan Praktek Farmasi Industri jilid II edisi 3. 3 penyunt. Jakarta: UI Press.

Chandra, A., 2015. Studi Awal Ekstraksi Daun Stevia rebaudiana dengan Variabel dan Jenis Pelarut dan Temperatur Ekstraksi. Pros Semnas Masy Biodiv Indon, pp. 114-119.

Page 72: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

58

Department of Health, 2014. British Pharmacopeia. 2 penyunt. London: MHRA.

Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia. III penyunt. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia. IV penyunt. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Dewi, I. K. & Lestari, T., 2016. Formulasi dan Uji Hedonik Serbuk Jamu Instan Antioksidan Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis) dengan Pemanis Alami Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bertoni). Jurnal Terpadu Imu Kesehatan, V(2), pp. 110-237.

Dirjen POM, 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. I penyunt. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Fardiaz, A., Puspitasari, N. & Apriyanto, S. B., 1989. Analisis Pangan. Bogor: IPB Press.

Gibson, M., 2004. Pharmaceutical Preformulation and Formulation: A Practical Guide from Candidate Drug Selection to Commercial Dosage Form. U.S.: CRC Press.

Harbone, J. B., 1987. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. 2 penyunt. Bandung: Penerbit ITB.

Hidayati, I. L., 2007. Formulasi Tablet Effervescent dari Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai Anti Hipertensi, [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ismanto, S. D., Neswati & Azizah, 2015. Pengaruh Penambahan Effervescent Mix dalam Pembuatan Serbuk Effervescent Daun Pegagan (Centella asiatica, L. Urban). Padang, Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI.

Kuntorini, E. M., Fitriana, S. & Astuti, M. D., 2013. Struktur Anatomi dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia calabura). Lambung, Prosiding Semirata FMIPA Unlam.

Page 73: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

59

Lachman L., H. A. L. d. J. L. K., 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri. 3 penyunt. Jakarta: UI Press.

Lieberman, H., Lachman, L. & Schwartz, J., 1989. Pharmaceutical Dosage Forms: Tablet. 2 penyunt. New York: Marcel Dekker Inc.

Mohrle, R., 1989. Effervescent Tablet. Dalam: H. Lieberman, L. Lachman & J. Schwartz, penyunt. Pharmaceutical Dosage Form Tablet Vol. 1. 3 penyunt. New York: Marcel Dekker Inc.

Mulholland P. J, D. F. A. e. a., 2001. Pre-clinical and Clinical Study of QC12: a Water-soluble, pro-drug of quercetin. Oncol, Volume II, pp. 245-248.

Munir, M. B., 2012. Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Jakarta: Universitas Indonesia.

Nariswara, Y., Hidayat, N. & Effendi, M., 2013. Pengaruh Waktu dan Gaya Tekanan terhadap Kekerasan dan Waktu Larut Tablet Effervescent dari Serbuk Wortel (Daucus carota L.). Jurnal Industria, II(1), pp. 27-35.

Nurhasanah, N., 2012. Isolasi Senyawa Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Kersen (Muntingia calabura Linn.), [Skripsi]. Cimahi: Universitas Jenderal Achmad Yani.

Ogata, Y., 1995. Medicinal Herb Index in Indonesia. 2nd penyunt. Jakarta: Eisai Indonesia.

Palanisamy, Abhishekh, R. & Kumar, Y., 2011. Formulation and Evaluation of Effervescent Tablets of Aceclofenac. International Research Journal of Pharmacy, 2(12), pp. 185-190.

Perry, L. M., 1980. Medicinal Plant of East and Southeast Asia. Cambrigde: MIT Press.

Raini, M. & Isnawati, 2011. Khasiat dan Keamanan Stevia sebagai Pemanis Pengganti Gula. Media Litbang Kesehatan, Volume IV, pp. 145-156.

Ratnani, R. & Anggraeni, R., 2005. Ekstraksi Gula Stevia dari Tanaman Stevia Rebaudiana Bertoni. Momentum, I(2), pp. 27-32.

Page 74: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

60

Rukmana, R., 2003. Budi Daya Stevia Bahan Pembuatan Pemanis Alami. Yogyakarta: Kanisius.

Santoso, U., 2017. Antioksidan Pangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sari, D. N. I., 2014. Pembuatan Puding Waluh (Curcubita moschata) dengan Pemanis Alami Daun Stevia (Stevia rebaudiana) untuk Kudapan Penderita DIabetes, [Skripsi]. Surakarta: UMS.

Siregar, C. & Wikarsa, 2015. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-Dasar Praktis. Jakarta: EGC.

Suryanto, R. & Setiawan, D., 2013. Struktur Data Datawarehouse Tanaman Obat Indonesia dan Hasil Penelitian Obat Tradisional. Bandung, Sesindo.

Sutrisno, R. B., 1998. Taksonomi Spermatophyta untuk Farmasi. 1 penyunt. Jakarta: Universitas Pancasila.

USP Convention, 2014. Unites Stated Pharmacopeia. United States: United Book Press, Inc.

Voight, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Terjemahan: Soewandi. 5th penyunt. Yogyakarta: Gajah Mada university Press.

Wahyuni, R., Guswandi & Rivai, H., 2014. Pengaruh Cara Pengeringan dengan Oven, Kering Angin dan Cahaya Matahari Langsung terhadap Mutu Simplisia Herba Sambiloto. Jurnal Farmasi Higea, VI(2), pp. 126-133.

Wahyuni, R., Guswandi & Rivai, H., 2014. Pengaruh Cara Pengeringan dengan Oven, Kering Angin dan Cahaya Matahari Langsung terhadap Mutu Simplisisa Herba Sambiloto. Jurnal Farmasi Higea, VI(2), pp. 126-133.

Wells, J., 1987. Pharmaceutical Preformulation: The Phsycochemical Properties of Drug Subtance. New York: John Wiley and Sons.

Page 75: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

61

LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Alat yang Digunakan pada Formulasi Tablet Effervescent

Lampiran 1a. Alat Cetak Tablet

Lampiran 1b. Flowmeter

Page 76: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

62

Lampiran 1c. Volumenometer

Lampiran 1d. Neraca Analitik

Lampiran 1e. Hardness Tester

Page 77: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

63

Lampiran 2. Hasil Determinasi Tanaman

Lampiran 2a. Hasil Determinasi Tanaman Kersen

Page 78: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

64

Page 79: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

65

Lampiran 2b. Surat Keterangan Determinasi Tanaman Kersen

Page 80: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

66

Lampiran 2c. Hasil Determinasi Tanaman Stevia

Page 81: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

67

Lampiran 3. Proses Pembuatan Tablet Effervescent

Lampiran 3a. Proses Pembuatan Serbuk Simplisia

60

Lampiran 3. Proses Pembuatan Tablet Effervescent

Lampiran 3a. Proses Pembuatan Serbuk Simplisia

Pengumpulan

Pencucian Daun Kersen(Muntingia

calabura L.)

Penghalusan Simplisia Kering

Pengeringan

Serbuk Simplisia

Page 82: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

68

Lampiran 3b. Proses Ekstraksi Daun Kersen

61

Lampiran 3b. Proses Ekstraksi Daun Kersen

Ekstrak Kering

serbuk simplisia dimaserasi

Diuapkan dengan rotary evaporator, 500C

Pengeringan dengan Aerosyl

Ekstrak Kental

Page 83: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

69

Lampiran 3c. Proses Formulasi Tablet Effervescent Daun Kersen

62

Lampiran 3c. Proses Formulasi Tablet Effervescent Daun Kersen

Ekstrak Kering

Pencampuran

Sukrosa, daun stevia, natrium

bikarbonat

Pengayakan Mesh no.12

Pengeringan (climatic chamber

selama 1 jam)

Pengayakan Mesh no. 14

PVP

Granul kering

Evaluasi massa

Asam sitrat, asam tartrat

Pencetakan tablet

Tablet effervescent

Evaluasi tablet

Page 84: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

70

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian

Page 85: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

71

Lampiran 5. Hasil Analisis Pengujian Granul dan Tablet Effervescent

Lampiran 5a. Hasil perbandingan effervescent mix dengan evaluasi sediaan menggunakan SPSS

n Rerata Nilai pSifat alir 50% 3 1.63(0.45) 0.975

55% 3 1.41(0.07) 0.53760% 3 1.53(0.51) 0.665

Sudut diam 50% 3 26.67(4.93) 0.19455% 3 18.50(2.18) 0.22060% 3 26.5(5.41) 0.537

Kompresibilitas 50% 3 7.83(0.76) 0.83755% 3 7.00(1.00) 1.00060% 3 7.33(1.53) 0.637

Keseragaman bobot 50% 3 1.67(0.04) 0.25355% 3 1.60(0.05) 0.00060% 3 1.70(0.02) 0.637

Kekerasan tablet 50% 3 1.95(0.18) 0.59755% 3 1.85(0.27) 0.46360% 3 2.00(0.54) 0.939

Waktu larut 50% 3 99.00(8.54) 0.80655% 3 1.07(3.57) 0.32260% 3 94.00(9.85) 0.490

Kadar air 50% 3 2.24(0.05) 0.87955% 3 2.45(0.05) 0.87960% 3 2.28(0.02) 1.000

Kadar pH 50% 3 5.33(0.58) 0.00055% 3 8.67(0.58) 0.000

60% 3 6.67(0.58) 0.000

Page 86: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

72

Lampiran 5b. Hasil Uji Normalitas Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Page 87: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

73

Lampiran 5c. Hasil Analisis Data Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen menggunakan Oneway ANOVA

Page 88: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

74

Lampiran 5d. Hasil Uji Lanjutan LSD untuk Keseragaman Bobot pada Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Lampiran 5e. Hasil Uji Lanjutan LSD untuk Kadar Air pada Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen

Page 89: Anggun Mahirotun Nur Sholikhah NIM. 35.2014.7.1.0949 ...repo.unida.gontor.ac.id/624/1/SKRIPSI _Anggun_mahirotun_FIX.pdfskripsi formulasi tablet effervescent daun kersen (muntingia

75

Lampiran 5f. Hasil Uji Lanjutan LSD untuk Uji Kadar pH pada Formulasi Tablet Effervescent Ekstrak Daun Kersen