the band’s visit analisis intrinsik cerita

22
79 | Jilid Ketiga THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita Ikhwan, Titin N. Ma’mun [email protected] 1. Pendahuluan Film merupakan salah satu media komunikasi yang pada saat ini diminati oleh masyarakat. Film muncul sebagai akibat dari kegelisahan masyarakat terhadap lingkungannya. Film dianggap sebagai alat komunikasi yang efisien karena tidak membutuhkan daya imajinasi yang cukup dalam seperti yang dilakukan ketika seseorang membaca cerita atau novel. Seiring dengan munculnya film pada awal abad ke 20, analisis struktural mulai merambah pada dunia film. Analisis struktural yang biasanya dilakukan pada karya sastra berbentuk tulisan seperti cerita pendek maupun novel mulai dipertimbangkan untuk digunakan dalam analisis film. Hal ini karena di dalam sebuah film terdapat naskah yang memuat tentang unsur-unsur yang terdapat pada cerpen, maupun novel. Analisis struktural memiliki tujuan untuk membongkar, mendeskripsikan sedetail mungkin keterkaitan dan keterjalinan dari berbagai aspek yang secara bersama-sama membentuk makna. Analisis struktur cerita terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Pengertian unsur intrinsik yaitu unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 2010: 23). Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun sebuah cerita dari luar cerita itu seperti: latar belakang pembuatan film, nilai sosiologis, nilai psikologis, dll. Unsur intrinsik mencakup: tema, tokoh, alur, penokohan, latar atau setting, dan amanat. Stanton (2007: 7) menyatakan bahwa tema memberi kekuatan dan menegaskan kebersatuan kejadian-kejadian yang sedang diceritakan sekaligus mengisahkan kehidupan dalam

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

79 | J i l i d K e t i g a

THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

Ikhwan, Titin N. Ma’mun

[email protected]

1. Pendahuluan

Film merupakan salah satu media komunikasi yang pada saat ini

diminati oleh masyarakat. Film muncul sebagai akibat dari kegelisahan

masyarakat terhadap lingkungannya. Film dianggap sebagai alat

komunikasi yang efisien karena tidak membutuhkan daya imajinasi yang

cukup dalam seperti yang dilakukan ketika seseorang membaca cerita

atau novel.

Seiring dengan munculnya film pada awal abad ke 20, analisis

struktural mulai merambah pada dunia film. Analisis struktural yang

biasanya dilakukan pada karya sastra berbentuk tulisan seperti cerita

pendek maupun novel mulai dipertimbangkan untuk digunakan dalam

analisis film. Hal ini karena di dalam sebuah film terdapat naskah yang

memuat tentang unsur-unsur yang terdapat pada cerpen, maupun novel.

Analisis struktural memiliki tujuan untuk membongkar,

mendeskripsikan sedetail mungkin keterkaitan dan keterjalinan dari

berbagai aspek yang secara bersama-sama membentuk makna.

Analisis struktur cerita terdiri dari unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik. Pengertian unsur intrinsik yaitu unsur-unsur yang

membangun karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan

karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual

akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 2010:

23). Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang

membangun sebuah cerita dari luar cerita itu seperti: latar belakang

pembuatan film, nilai sosiologis, nilai psikologis, dll.

Unsur intrinsik mencakup: tema, tokoh, alur, penokohan, latar

atau setting, dan amanat. Stanton (2007: 7) menyatakan bahwa tema

memberi kekuatan dan menegaskan kebersatuan kejadian-kejadian

yang sedang diceritakan sekaligus mengisahkan kehidupan dalam

Page 2: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

80 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

konteksnya yang paling umum, dan alur adalah kerangka dasar yang

sangat penting dalam suatu cerita. Sementara Tokoh merupakan orang

yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh

pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan apa yang dilakukan

dalam tindakan (Keraf, 1982: 146-155).

Menurut Sudjiman (1999: 46) latar cerita dibangun oleh segala

keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang,

dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Unsur

terkhir yaitu Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan

pengarang kepada pembaca.

Memahami film berarti memahami bahasa ekspresi dari sastra

(Ardianto, 2014: 16). Dengan begitu menganalisis unsur-unsur intrinsik

film, sama seperti menganalisis unsur-unsur intrinsik karya sastra.

Parista (2008: 1) mengatakan bahwa secara umum film dibagi menjadi

dua unsur yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur inilah

yang membentuk unsur intrinsik sekaligus sebagai unsur pembangun

dalam sebuah film. Jika unsur sinematik berkaitan dengan teknik

pembuatan film seperti sinematografi, suara, dll, maka unsur naratif ini

yang membentuk sebuah cerita, layaknya cerita pada sebuah karya

sastra. Unsur naratif yang akan dikaji pada tulisan ini, mencakup segi

tokoh dan penokohan, sisi penekanan cerita, tema, dan amanat.

2. Pembahasan

2.1. Aspek-Aspek Intrinsik Film

2.1.1. Ringkasan Cerita “The Band Visit”

Sekelompok anggota band dari kepolisian Mesir “Alexandria

Ceremonial Orchestra” tiba di Israel untuk memenuhi undangan dari

local cultural department untuk upacara perkenalan Pusat Kebudayaan

Arab. Di bandara Israel, delapan orang yang di ketuai oleh Tawfik

Zakaria ini tidak ada yang menjemput, bahkan tidak disambut

sebagaimana tamu kenegaraan pada umumnya. Pakaian seragam

kepolisian lengkap berwarna biru muda tidak dapat membuat orang

Page 3: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

81 | J i l i d K e t i g a

memperhatikan keberadaan mereka. Sesaat mereka terdiam, bingung

menentukan arah ke tempat yang mereka tuju.

Di bandara mereka berusaha mencari informasi tentang lokasi

yang akan dituju. Akhirnya Tawfik memutuskan untuk menggunakan

bus umum. Simon (seorang anggota band yang telah menemani Tawfik

selama 20 tahun) meminta Khalid (seorang anggota yang tampak baru

bergabung dalam band itu) untuk mencari informasi mengenai Bus yang

menuju ke Bet Hatikva. Pada awalnya Khalid menolak karena merasa

kurang dapat berbahasa Inggris dengan baik, tetapi karena Tawfik

sedikit mengancam, maka Khalid mau mengikuti permintaan Simon.

Dengan sedikit rayuan dan senandung lagu Chet Baker kepada gadis

petugas di bagian informasi, akhirnya Khalid mendapatkan tiket bus

menuju Bet Hatikva.

Dalam ketidakpastian arah, mereka tetap meneruskan

perjalanan menggunakan bus umum. Di tengah perjalanan mereka

turun. Jalanan yang kosong di tengah-tengah hamparan pasir luas yang

dikelilingi gunung membuat Bet Hatikva seperti kota mati. Di kejauhan

tampak bangunan-bangunan yang terlihat sepi. Tawfik bersama

rombongan memutuskan untuk menuju ke tempat itu dengan harapan

akan mendapatkan informasi mengenai tempat berlangsungnya konser

besok. Akhirnya mereka menemukan sebuah restoran yang tampak sepi

dari pengunjung, hanya Itzik dan Papi yang sedang duduk tanpa ekspresi

di depan restoran tersebut. Tawfik mendekati kedua pemuda itu dan

mencoba bertanya sesuatu. Dina, pemilik restoran, kemudian keluar

setelah Papi memanggilnya. Kepada perempuan yang bersikap tidak

ramah itu, Tawfik memberitahukan perihal kedatangannya ke Israel dan

menanyakan di mana letak Pusat Kebudayaan Betah Tikva? Sempat

terjadi adu mulut antara Itzik dan Dina karena di sana tidak ada kota

bernama Betah Tikva, yang ada adalah Petah Tikva.

Dengan kecewa tanpa hasil Tawfik dan rombongannya mencoba

meneruskan perjalanan. Baru beberapa meter berjalan, seragam mereka

telah ditertawakan oleh pasangan muda-mudi di sebuah mobil yang

melintas di samping mereka. Tawfik tidak menghiraukan hal itu, dan

terus saja berjalan. Dorongan perut yang belum terisi, kemudian

memaksa Khalid mengutarakan keinginannya untuk makan. Tawfik

Page 4: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

82 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

sempat menolak, tetapi karena desakan Simon dan anggota lainnya,

akhirnya Tawfik menyetujui dan kembali ke restoran yang baru saja

dikunjungi.

Di restoran milik Dina, mereka mencurahkan rasa lapar dan

lelah. Setelah berbincang dengan Dina, Tawfik memutuskan untuk

menginap di kota tersebut karena tahu bis berikutnya baru akan datang

keesokan harinya. Karena di kota tersebut tidak ada hotel maka Dina dan

teman-temannya (Itzik dan Papi) memutuskan untuk membantu

mereka. Akhirnya, empat orang di antara mereka diperkenankan

menginap di restoran bersama Papi, tiga orang di rumah Itzik, dan

Tawfik bersama Khalid di tempat tinggal Dina.

Malam terkesan berjalan sangat lambat. Di Rumah Itzik,

keempat orang anggota band terlihat sangat canggung dan seringkali

membisu, hingga akhirnya Afrum (ayah Itzik) mampu mencairkan

suasana dengan membuka pembicaraan mengenai musik; di Restoran

suasana sangat sepi, hanya Papi yang tengah bersiap-siap keluar

bersama teman-temannya; sedangkan di kediaman Dina semula juga

tampak kaku, tatapi akhirnya suasana menjadi cair setelah Tawfik

menyetujui Dina yang mengajaknya keluar rumah.

Kedekatan antara Tawfik dan Dina membuat mereka

mulai membuka diri dengan menceritakan kisah kehidupan mereka

masing-masing. Tawfik yang semula terlihat kaku lambat laun mencair

dan mulai memberikan perhatian kepada Dina. Tawfik merasa Dina

membuka diri untuknya. Namun, Tawfik belum juga memberi isyarat,

hingga akhirnya penyesalan Tawfik tampak ketika tengah malam ia

melihat Dina sedang bermesraan dengan Khaled, anak buah Tawfik.

Selain di tempat Dina, banyak yeng terjadi di malam itu.

Keesokan harinya, tiba saat mereka untuk

meninggalkan kota tersebut, setelah Tawfik dan anggotanya

berpamitan, Dina memberikan selembar kertas yang berisi nama kota

yang seharusnya mereka tuju, Petah Tikva. Akhirnya rombongan band

itu pun meneruskan perjalanan. Di Petah Tikva mereka menggelar

pertunjukan musiknya.

Page 5: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

83 | J i l i d K e t i g a

2.2.2. Tokoh dan Penokohan: Hubungannya dengan Alur

The Band Visit merupakan film yang dipresentasikan secara

”suram” sekaligus unik. Tidak banyak tokoh-tokoh cerita yang

ditampilkan namun hampir setiap tokoh memiliki peran dalam

perkembangan alur. Tokoh-tokoh yang ada masing-masing

dikarakterisasikan secara unik dan perkembangan alur sangat jelas

diletakkan pada perkembangan kejadian yang dialami para tokohnya.

Untuk itu, dan demi langsung kepersoalan, pembahasan tokoh,

penokohan dan alur di sini disatukan. Hasil analisis tokoh, penokohan,

dan alur ini akan menjadi bahan utama bagi analisis-analisis selanjutnya.

Barikut adalah tokoh-tokoh yang diperankan dalam film tersebut:

a) Delapan orang

anggota Band:

Tawfiq Zakariya,

Simon, Khalid, Kamal,

dan empat orang

lainnya yang tidak

disebutkan namanya.

b) Tiga orang

yang menyambut

rombongan Band di

Restoran: Dina, Itzik,

dan Papi

Page 6: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

84 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

c) Tiga orang di kediaman

Itzik: Avrum, istri

Avrum, dan istri Itzik

sendiri

d) Tiga orang teman Papi:

Julia, sepupu

perempuan Julia dan

pacarnya

e) Tokoh-tokoh tambahan (figuratif):

Di sebuah jalan di sekitar Bandara:

(a) seorang sopir Van I yang berhenti sejenak di depan rombongan

band yang berbaris tegak di sisi jalan ketika baru sampai di Bandara

Israel

(b) seorang laki-laki dan dua orang anak kecil (laki-laki dan

perempuan) yang keluar dari van II untuk menemui seorang laki-

Page 7: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

85 | J i l i d K e t i g a

laki yang datang dari arah berlawanan, persis di sebrang jalan di

depan rombongan band

(c) seorang perempuan mendorong trolly yang juga melintas di depan

rombongan

Di Terminal Bus:

(a) seorang turis membawa kamera yang ingin mengambil gambar

rombongan band

(b) seorang petugas kebersihan yang melintas didepan rombongan

band pada saat pengambilan gambar oleh turis tsb.

(c) Tiga orang perempuan yang digoda oleh Khalid

(d) seorang perempuan petugas bagian informasi yang juga tak luput

dari godaan Khalid

(e) seorang perempuan yang menaruh uang receh pada topi yang

diletakkan terbuka, milik salah seorang anggota band yang berusia

cukup lanjut, yang sedang duduk termenung sambil merokok

(f) beberapa orang yang tidak tampak perannya

Di dalam Bus:

(a) seorang perempuan yang duduk di belakang tempat duduk Khalid

(b) seorang laki-laki yang tidak tampak jelas duduk di belakang Kamal

Di Club Malam:

(a) seorang gadis yang digoda Khalid

(b) seorang DJ

(c) beberapa orang yang sedang berdansa dengan sepatu roda

Di sekitar Restoran pada malam hari:

Seorang pemuda yang selalu berdiri mondar-mandir disekitar telepon

umum, menunggu telepon dari pacarnya di Mesir.

Di tempat pergelaran musik Petah Tikva:

Terdapat kerumunan massa penonton konser band

Page 8: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

86 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Dari sekian tokoh yang ditampilkan tersebut, hanya beberapa

tokoh saja yang memiliki peran signifikan dalam jalannya cerita. Berikut

adalah totoh-tokoh tersebut, karakternya, dan fungsinya dalam alur

cerita:

1) Tawfik Zakariya

Ia adalah ketua rombongan Band

Polisi Mesir ”Alexandria Ceremo-

nial Orches-tra”. Tawfik adalah

tokoh yang memiliki peran

sentral dalam kese-luruhan isi

cerita. Tawfik dikarakterisasikan

sebagai seorang pemimpin yang

tegas, disiplin, berwibawa,

bertanggungjawab, tegas, dan

memiliki prinsip. Tetapi ia

memiliki beberapa kelemahan: terkadang egois, otoriter, sulit

beradaptasi, kaku, tidak dapat membedakan antara wilayah pribadi dan

profesi, serta terlalu tertutup kepada orang lain.

Sebagai seorang pemimpin, ia sangat disegani oleh bawahannya

karena keseniorannya (telah membawa grup musik tsb. Selama 25

tahun). Dalam banyak kejadian, Tawfik sangat tegas dalam memutuskan

sesuatu berkaitan dengan band yang dipimpinnya itu. Tanggung

jawabnya sebagai pemimpin grup band kepolisian membuatnya menjadi

seorang yang memiliki disiplin tinggi dan selalu waspada di tempat-

tempat yang baru disinggahinya.

Page 9: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

87 | J i l i d K e t i g a

Namun sayangnya, arogansi keseniorannya terkadang sulit

membawanya percaya pada bawahannya. Misalnya ketika Simon

menghendaki untuk memimpin pertujukan, Tawfik menolaknya dengan

alasan Grup Band tersebut telah memiliki banyak masalah, ti-dak perlu

ditambah dengan masalah ba-ru. Arogansi itu juga tampak ketika ia

berulangkali mengan-cam Khalid akibat beberapa kesalahan kecilnya.

Kelemahan Taufik

lainnya dan yang

terpenting adalah

kurang dapat

memisahkan kehidupan

pribadi dengan

kehidupannya di grup

musik. Hal inilah yang

membawanya pada

penyesalan-penyesalan

yang terjadi berikutnya.

Pertama kali ia menyesal setelah anak laki-laki satu-satunya bunuh diri

akibat ia terlalu tegas mendidiknya dan tidak dapat memahami

keinginan anak-nya itu. Istrinya juga meninggal beberapa waktu setelah

itu karena kecewa yang sangat dalam terhadapnya. Kejadian pribadi ini

membuat kehidupan Tawfik berikutnya dirundung duka, ia merasa ragu

untuk dapat menerima Dina dalam kehidupannya, hingga akhirnya ia

kembali menyesal ketika melihat Dina “bercinta” dengan Khalid.

2) Simon

Simon adalah ang-

gota band yang cukup

senior pula, telah mene-

mani Tawfik selama 20

tahun. Ia dikarakterisasi

sebagai anggota band yang

sangat sabar, bijaksana,

dan selain dapat bermain

musik ia juga pandai

Page 10: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

88 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

mengarang lagu. Sifat penyabar Simon tampak ketika beberapa kali

memohon kepada Tawfik untuk dapat memimpin jalannya pertunjukan

musik tetapi selalu ditolak oleh Tawfik secara kurang bijaksana. Sifat

bijaksana Simon terlihat ketika ia dapat mendamaikan konflik kecil

antara Tawfik dengan Khalid yang memohon untuk menghentikan

perjalanan untuk sekadar makan. Di sini Simon dapat meyakinkan

Tawfik bahwa ternyata anggota yang lain juga belum makan sejak pagi.

Selain sifat-sifat baik tersebut, Simon dikarakterisasi sebagai manusia

yang tidak luput dari kekurangan. Ketidaktelitiannya dalam membaca

tulisan alamat konser yang akan dituju, membuat Grup musik tersebut

tersesat di tempat terpencil. Tulisan yang seharusnya ”Betah Tikva”, ia

baca ”Bet Hatikva” sehingga Khalid – yang diminta Tawfik untuk ke

bagian informasi – mendapatkan bus yang salah.

Sebagaimana Tawfik, ia juga tak luput dari persoalan pribadi. Persoalan

pribadi Simon, juga ternyata membawa dampak pada kinerjanya di

bidang musik. Sejak lulus dari akademi,

ia mengarang satu buah lagu yang hingga

kini belum dapat ia selesaikan, karena

terlalu tenggelam dalam kesedihan

setelah istrinya hamil dan .... (Simon

tidak melanjutkan bagian dari dialog ini

dan berusaha mengalihkan

pembicaraan. Berdasarkan konteksnya

menunjukkan bahwa simon terlalu sedih

untuk dapat mengatakan bahwa istrinya

meninggal).

Page 11: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

89 | J i l i d K e t i g a

3) Khalid

Khalid adalah anggota

band yang paling muda. Ia baru

bergabung dengan grup

tersebut selama bebe-rapa

waktu setelah menye-lesaikan

akademi yang ia tempuh

selama 5 tahun. Khalid

dikarakterisasikan sebagai

pemuda masa kini yang

memiliki sifat kritis, pandai

bergaul, mudah beradaptasi,

dan teguh pendirian. Ia pandai

bermain terompet dan violin

serta senang terhadap lagu-

lagu Cet Beker.

Sifat kritis Khalid dimunculkan beberapa kali di dalam film,

diantaranya: ia berani mencoba menolak Simon yang memintanya

mencari keterangan ke bagian informasi dengan alasan ia kurang pandai

berbahasa Inggris dibandingkan anggota lainnya, tetapi akhirnya ia

menuruti permintaan Simon karena Tawfik sedikit mengancam; Khalid

juga berani mengatakan kepada Tawfik yang sedang kesal tentang

kebutuhan perutnya yang sejak pagi belum terisi. Jika Khalid tidak

berani dan kritis mengutarakan hal ini, tentu jalan cerita akan menjadi

lain. Suara Khalid pada waktu itu sebenarnya merupakan suara kritis

dari anggota, mewakili kebutuhan anggota lainnya yang tidak berani

mengutarakan keinginannya kepada Tawfik. Sayangnya sifat kritis

Khalid ini kurang dapat diekspresikan secara baik dan cenderung ”cuek”

sehingga beberapa kali ia harus menerima teguran, bahkan ancaman

dari Tawfik, sang ketua grup.

Sebagai seorang pemuda, ia juga dikarakterisasikan sebagai

laki-laki yang usil dan suka merayu perempuan. Lagu Cet Beker yang

disukainya merupakan senjata ampuh untuk menaklukkan kaum hawa.

Perempuan petugas bagian informasi sempat tersipu-sipu ketika secara

khusus Khalid menyanyikan lagu tersebut untuknya. Selain itu, Dina

Page 12: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

90 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

berhasil berada ”di pelukannya” pada malam itu setelah ia merayunya,

juga dengan lagu tersebut.

Meskipun Khalid dicitrakan sebagai pemuda yang cuek dan sulit

di atur, tetapi sebenarnya terdapat tekad kuat di dalam dirinya.

Berulangkali ia mendapat peringatan dan ancaman dari Tawfik, tetapi ia

tidak patah semangat untuk berhasil mencapai tujuannya, menjadi

anggota korp kepolisian. Dikeluarkan dari grup musik merupakan

ancaman yang sangat serius baginya, sehingga ketika mendapat

ancaman tersebut, ia cenderung akomodatif. Jika ternyata ia dikeluarkan

dari grup musik tersebut maka ia akan gagal dalam mencapai tujuannya

semula.

4) Kamal dan Ketiga Anggota Band Lainnya

Di dalam film, tokoh

Kamal kurang diton-jolkan

sehingga karakter-nya kurang

jelas terbaca. Meskipun

demikian, ia ikut membantu

jalannya alur cerita. Pada

bagian tengah dan akhir film

tokoh Kamal-lah yang

berperan menghubungi pihak

kedutaan Mesir untuk

menjemput rombongannya di

Petah Tikva. Tokoh ini

menggantikan kekosongan

peran Tawfik yang enggan

menghubungi dan meminta bantuan pihak kedutaan karena

dianggapnya akan mencampuri urusan internal Band yang telah

dipimpinnya selama 25 tahun.

Selain Tawfik, Simon, Khalid, dan Kamal, anggota band lainnya kurang

memiliki peran dalam alur cerita. Jika mungkin dipahami, kehadiran

tokoh yang berusia lanjut pada grup band cukup signifikan ketika

Page 13: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

91 | J i l i d K e t i g a

bersama dua orang lainnya, di

tengah malam yang ”murung”,

menyanyikan lagu yang memiliki

hubungan dengan kecenderungan

isi cerita. Lagu yang ia nyanyikan

isinya berkisar pada hara-pan akan

kembalinya orang-orang terdekat

dari negeri yang sulit untuk

kembali.

5) Dina

Tokoh Dina dikarekterisasi sebagai wanita pemilik restoran

yang kesepian, tetapi sebenarnya memiliki hati yang sangat baik. Tokoh

ini pertama kali muncul di dalam film dengan ekspresi yang kurang

bersahabat ketika menyambut kedatangan rombongan band yang

hendak mencari informasi mengenai tempat tujuannya. Tetapi pada

waktu-waktu berikutnya, justru Dina-lah yang mengambil alih peran

dalam pengembangan alur cerita.

Kebaikan Dina mulai tempak jelas ketika rambongan band menghadapi

kesulitan menuju Petah Tikva, dimana bus yang menuju ke sana sudah

tidak ada. Dina menawarkan agar mereka menginap di tempat itu hingga

besok pagi mereka mendapatkan bus. Tawaran Dina ini menjadi kunci

utama kejadian-kejadian di satu malam panjang Bet Hatikva. Mungkin

saja, pada saat itu Dina telah memiliki ketertarikan pada Tawfik.

Dina adalah tokoh sentral

yang dihadirkan untuk

me-nguji karakter tokoh

utama (Tawfik). Kese-

pian yang dialaminya

menun-tun Dina ber-

tindak agresif terhadap

Tawfik. Sifat terlalu

tertutup Tawfik

mengenai pengalaman

Page 14: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

92 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

pribadinya di masa lalu berhasil muncul dengan adanya agresifitas Dina

tsb.

Kesendirian Dina sebenarnya berawal dari kekecewaannya terhadap

laki-laki yang pernah dekat dengannya. Hal ini terlihat ketika bersama

Tawfik di sebuah kafe, ia tampak bangga memperkenalkan Tawfik

kepada seorang pemuda yang pernah menjalin hubungan dengannya itu.

Ia kembali kecewa karena pada malam itu tidak ”berhasil” mendekati

Tawfik. Kekecewaan dina kali ini ditampilkan dengan ungkapannya,

dalam bahasa Inggris: ”....but i fuck it

all up lik everything else. My life is an

Arab movie”. Dan akhirnya, wujud

kekecewaan Dina juga dilampiaskan

dalam bentuk penerimaannya

terhadap ”pelukan” Khalid yang

sebenarnya ia kurang begitu

menyukai-nya dan tidak

menganggapnya sebagai ”cinta”.

6) Itzik

Kehadiran tokoh ini

membantu terjadinya pen-

gembangan cerita di Bet

Hatikva. Itzik dikarakteri-sasi

sebagai pemuda yang tidak

memiliki pekerjaan. Akibat

kondisinya yang masih

menganggur, ia ”dihakimi”

oleh tatapan istrinya, apalagi

kepulangan Itzik kali ini justru

membawa orang asing tepat di hari ulang tahunnya.

Di rumah Itzik, selain diperkenalkan dengan istri Itzik,

penonton juga diperkenalkan dengan tokoh Avrum dan istrinya. Di

Page 15: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

93 | J i l i d K e t i g a

rumah Itzik inilah Simon berhasil mendapatkan inspirasi bagi lagu

gubahannya yang belum selesai.

7) Papi

Papi adalah teman Itzik yang setiap hari tinggal di Restoran

milik Dina. Tokoh Papi dikarakterisasi sebagai pemuda yang kurang

percaya diri. Peran tokoh ini dalam cerita juga signifikan dalam

pengembangan alurnya. Papi yang pada malam itu diperkenalkan

dengan tokoh Julia, sepupu dua orang muda-mudi yang gemar club

malam, untuk pertama kalinya mau mengunjungi club malam.

Kehadiran Tokoh Papi membantu menguatkan karakter tokoh

Khalid. Peristiwa ini diawali oleh kebetulan (yang mungkin direnca-

nakan pengarang) bahwa Khalid ikut serta ke club malam. Di klab malam

itulah kehidupan kaum muda, khususnya Khalid dan Papi, tampak jelas

per-bedaannya. Karakter

Khalid semakin kuat sebagai

pemuda yang telah

berpengalaman dalam

pergaulan bebas; sedangkan

Papi justru merupakan

representasi dari

”keterbelakangan” pemuda

kampung.

2.2.3. Sisi Penekanan Cerita, Tema dan Amanat

Berdasarkan analisis tokoh dan penokohan dalam

hubungannya dengan alur tersebut di atas, maka alur cerita dapat

direkonstruksi dalam skema berikut ini.

Page 16: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

94 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Keterangan: Sˉⁿ = Situasi awal tidak diketahui

Sⁿ = Situasi akhir tidak diketahui

S = Situasi awal pada cerita: 8 orang rombongan band Mesir ada di

Bandara Israel

S’ = Situasi akhir pada cerita: Pertunjukan musik di Petah Tikva, Israel

tx = Transformasi yang tarjadi di sekitar bandara Israel: kesalahan Simon

dalam menyebutkan tempat yang akan dituju.

(awal kedatangan mereka di Bandara tidak diketahui karenanya

sebagian garis dibuat putus-putus)

ty = Transformasi yang terjadi di Bet Hatikva: Rombongan Band tersesat,

hingga akhirnya Dina memberitahukan tempat yang akan mereka tuju. (di dalamnya

memuat t1, t2, dan t3)

tz = Transformasi yang terjadi pada saat pertunjukan di Petah Tikva

(transformasi selanjutnya tidak diketahui, karenanya sebagian garis dibuat putus-putus)

t1 = Transformasi yang terjadi di restoran Bet Hatikva pada siang hari di

awal kedatangan rombongan band: kebutuhan informasi dan lapar hingga akhirnya Dina

memperkenankan mereka untuk menginap

t2 = Transformasi yang terjadi di Bet Hatikva pada malam hari: Suasana

kaku menjadi cair karena keterlibatan hubungan emosional. (di dalamnya memuat ta, tb,

tc, td, dan te)

t3 = Transformasi yang terjadi di restoran Bet Hatikva di pagi hari

berikutnya: peristiwa malam panjang menyisakan banyak kenangan, Dina memberikan

alamat yang akan mereka tuju, Petah Tikva.

ta = Transformasi yang terjadi di kediaman Dina: Dina berhasil mengajak

Tawfik keluar rumah sedangkan Khalid memutuskan untuk keluar melihat-lihat kota,

hingga akhirnya mereka berkumpul kembali. Kekecewaan Dina pada Tawfik berujung

pada tenggelamnya Dina dalam “pelukan” Khalid

Page 17: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

95 | J i l i d K e t i g a

tb = Transformasi yang terjadi di kediaman Itzik: Simon, Kamal, dan satu

orang anggota band lainnya mengetahui masalah pribadi Itzik dan keluarganya; Simon

mendapatkan inspitasi untuk lagu yang belum selesai digubahnya; Kamal berhasil

menghubungi kedutaan Mesir

tc = Transformasi yang terjadi di Kafe: Dina berusaha “mendekati”

Tawfik, tetapi Tawfik terlalu tenggelam dalam kesedihannya, hingga akhirnya Dina merasa

kecewa

td = Transformasi yang terjadi di Restoran: Papi hendak keluar, suasana

hening hingga akhirnya ketiga anggota band bersenandung di tengah malam.

te = Transformasi yang terjadi di club malam: perbedaan karakter Khalid

dan Papi Semikin kuat, hingga akhirnya Khalid “membimbing” Papi

tn = Transformasi yang tidak diketahui karena cerita terputus baik di

awal maupun di akhir, karenanya garis dibuat putus-putus

Kisah yang ditampilkan di dalam film The Band’s Visit lebih

memotret perjalanan konser Band tersebut ketika diundang di Petah

Tikva, Israel; sedangkan kisah, baik sabelum maupun sesudahnya hanya

dipresentasikan dalam bentuk dialog-dialog pendek di dalam adegan

film yang kurang memberikan banyak informasi mengenai bagaimana

perjalanan grup band tersebut yang sesungguhnya.

Pengembangan cerita terjadi secara mendalam ketika Band

tersebut tersesat di Bet Hatikva dan mengalami satu malam yang sangat

panjang. Peristiwa di Bet Hatkva mengalami pengembangan alur

sebanyak 3 (tiga episode), yaitu episode dengan setting di siang hari

pada saat kedatangan mereka di Bet Hatikva, episode dengan setting

malam hari pada saat mereka menginap, dan episode dengan setting

pagi hari berikutnya, pada saat mereka akan melanjutkan perjalanan.

Page 18: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

96 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

Episode Cerita Berdasarkan Waktu

Durasi paling lama dari episode ketersesatan rombongan band

di Bet Hatikva terjadi pada setting malam hari, yang mengalami

pengembangan hingga 5 (lima) episode yang dipresentasikan pada 5

setting tempat berbada, yaitu: di kediaman Dina, di kediaman Papi

(restoran), di kediaman Itzik, di Kafe, dan club malam. Pengembangan

episode-episode inilah yang membuat malam itu berjalan sangat lambat,

sehingga masing-masing tokoh cerita mengalami transformasi dan

pengukuhan karakter.

Episode di Bet Hatikva, khususnya episode dengan setting di

malam hari, merupakan episode inti dari keseluruhan isi cerita. Hal ini

dengan alasan bahwa: Pertama, Tanpa adanya episode ini, alur cerita

tidak akan berjalan dan tidak akan ada isi cerita; kedua, jika episode ini

diganti dengan episode lain, alur cerita akan berubah; ketiga, dari

episode inilah perjalanan karir band serta karakter dan pengalaman

pribadi masing-masing anggota band diketahui; keempat, episode ini

merupakan episode berdurasi paling lama dengan mengalami banyak

pengembangan peristiwa.

Page 19: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

97 | J i l i d K e t i g a

Penekanan cerita pada episode di Bet Hatikva terjadi bukan

tanpa alasan. Hal ini memiliki keterkaitan erat dengan judul yang

diberikan terhadap film tersebut, The Band’s Visit. Artinya, memang

penekanan cerita harus terjadi pada “singgahnya” anggota grup band di

suatu tempat yang akan membuat mereka mengalami banyak peristiwa

dan transformasi.

Secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan sisi

penekanan cerita sebagaimana disebutkan di atas, hampir setiap

transformasi terjadi dalam bentuk penyesalan setiap tokoh-tokoh

sentral yang diperankan. Tawfik mengalami penyesalan karena anak dan

istrinya meninggal akibat perilakunya dan untuk kesekian kalinya ia

kembali menyesal karena terlambat memberikan respon kepada Dina;

Simon mengalami penyesalan karena ia terlalu tenggelam dalam

kesedihan setelah istrinya hamil dan meninggal, sehingga dalam waktu

yang lama ia tidak dapat menyelesaikan lagu yang diciptakannya; Dina

mengalami kekecewaan yang sangat dalam ketika ia ditinggalkan oleh

pasangannya dan cintanya kembali bersemi ketika ia menemukan

Tawfik. Tetapi karena Tawfik tak juga memberikan respon atas cintanya

itu, maka ia kembali kecewa dan kekecewaannya itu ia lampiaskan

dengan menerima “pelukan” Khalid di “hadapan” Tawfik sendiri; Itzik

menyesal karena ia tak jua kunjung bekerja, hingga akhirnya istrinya

“memvonis”nya dengan kekecewaan yang memuncak ketika Itzik pulang

membawa orang asing tepat di hari ulang tahunnya; Papi menyesal,

selama ini ia tidak dapat mendekati perempuan karena ketidakberanian

dan ketidakberdayaannya di hadapan perempuan, hingga akhirnya

dengan bimbingan Klalid ia berhasil mendekati Julia.

Hanya satu tokoh yang dicitrakan sebagai tokoh yang berbeda,

yaitu Khalid. Jika tokoh-tokoh lainnya dicitrakan mengalami sisi hidup

yang berat sehingga ekspresi yang dimunculkannya “muram”, Khalid

justru dicitrakan sebagai tokoh yang optimis. Sebagai seorang pemuda,

meskipun pada sisi lain ia terlalu bebas bergaul, ia memiliki keteguhan

sikap dalam upaya mencapai tujuannya. Ia rela menyisihkan sedikit

kebebasannya dengan mau bergabung dengan anggota band lainnya

yang semuanya telah berusia tidak muda lagi; Kekesalan dan ancaman

Tawfik tidak ia masukkannya kedalam hati, semua ini ia lakukan karena

Page 20: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

98 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban

ingin sekali menjadi anggota Kepolisian setelah ia dapat melewati fase

ini.

Selain tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, tokoh lainnya

kurang memberikan andil bagian dalam pengembangan alur sehingga

kisah kehidupan pribadinya tidak dapat diikuti.

Atas dasar hal itulah, amanat utama yang direpresentasikan

dalam cerita singgahnya grup Band Mesir (The Band’s Visit) di Bet

Hatikva Israel adalah “pentingnya tidak menyianyiakan hidup,

karena hal itu dapat membawa pada banyak penyesalan”. Amanat

ini didukung oleh isi lagu-lagu yang dinyanyikan di dalam film tersebut.

Lagu yang dinyanyikan oleh seorang anggota band di depan restoran

pada malam hari, berisi harapan agar orang-orang yang ia cintai

dikembalikan padanya (rudd ‘alayya....); lagu yang dinyanyikan oleh grup

band di akhir film berisi bahwa kesempatan tidak datang dua kali, hari-

hari baik terjadi jika kita memanfaatkan kesempatan itu sedangkan hari-

hari buruk, tenggelam dalam keterasingan, jika kita tidak memanfaatkan

kesempatan yang hanya sekali itu.

Berdasarkan amanat di atas, maka tema utama film ini menjadi

jelas, yaitu: “Penyesalan akibat menyia-nyiakan kesempatan”.

Banyak pelajaran yang seharusnya diambil oleh anggota Grup Band

tersebut dari kunjungannya ke Bet Hatikva, pelajaran paling utama

adalah bahwa Kesalahan kecil dapat membuat kesalahan lain yang fatal.

3. Penutup

The Band’s Visit menceritakan sekelompok orang yang

tergabung dalam sebuah band kepolisian yang tersesat di sebuah desa

terpencil. Mereka dipertemukan dengan penduduk lokal dan mulai

berbagi pengalaman hidupnya masing-masing. Setiap tokoh diceritakan

memiliki pengalaman masa lalu yang menyedihkan, kelam, dan penuh

penyesalan. Pada saat itulah terjadi pengembangan cerita dan menjadi

pusat alur cerita dalam film ini.

Page 21: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

99 | J i l i d K e t i g a

Cerita pengalaman pahit para tokoh dijadikan amanat film ini yaitu

pentingnya tidak menyia-nyiakan hidup, karena hal itu dapat membawa

pada banyak penyesalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tema cerita

“Penyesalan akibat menyia-nyiakan kesempatan”.

DAFTAR PUSTAKA

Abram. 1981. Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanandita Graha Wida

Ardianto, Deny Tri. Dari Novel ke Film: Kajian Teori Adaptasi

Kerf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

sebagai Pendekatan dalam Penciptaan Film.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta Pustaka

Pelajar

Sudjiman Panuti. 1999. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya

Page 22: THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita

100 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban