the band’s visit analisis intrinsik cerita
TRANSCRIPT
79 | J i l i d K e t i g a
THE BAND’S VISIT Analisis Intrinsik Cerita
Ikhwan, Titin N. Ma’mun
1. Pendahuluan
Film merupakan salah satu media komunikasi yang pada saat ini
diminati oleh masyarakat. Film muncul sebagai akibat dari kegelisahan
masyarakat terhadap lingkungannya. Film dianggap sebagai alat
komunikasi yang efisien karena tidak membutuhkan daya imajinasi yang
cukup dalam seperti yang dilakukan ketika seseorang membaca cerita
atau novel.
Seiring dengan munculnya film pada awal abad ke 20, analisis
struktural mulai merambah pada dunia film. Analisis struktural yang
biasanya dilakukan pada karya sastra berbentuk tulisan seperti cerita
pendek maupun novel mulai dipertimbangkan untuk digunakan dalam
analisis film. Hal ini karena di dalam sebuah film terdapat naskah yang
memuat tentang unsur-unsur yang terdapat pada cerpen, maupun novel.
Analisis struktural memiliki tujuan untuk membongkar,
mendeskripsikan sedetail mungkin keterkaitan dan keterjalinan dari
berbagai aspek yang secara bersama-sama membentuk makna.
Analisis struktur cerita terdiri dari unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik. Pengertian unsur intrinsik yaitu unsur-unsur yang
membangun karya itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan
karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual
akan dijumpai jika orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro, 2010:
23). Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur-unsur yang
membangun sebuah cerita dari luar cerita itu seperti: latar belakang
pembuatan film, nilai sosiologis, nilai psikologis, dll.
Unsur intrinsik mencakup: tema, tokoh, alur, penokohan, latar
atau setting, dan amanat. Stanton (2007: 7) menyatakan bahwa tema
memberi kekuatan dan menegaskan kebersatuan kejadian-kejadian
yang sedang diceritakan sekaligus mengisahkan kehidupan dalam
80 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
konteksnya yang paling umum, dan alur adalah kerangka dasar yang
sangat penting dalam suatu cerita. Sementara Tokoh merupakan orang
yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan apa yang dilakukan
dalam tindakan (Keraf, 1982: 146-155).
Menurut Sudjiman (1999: 46) latar cerita dibangun oleh segala
keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang,
dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra. Unsur
terkhir yaitu Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca.
Memahami film berarti memahami bahasa ekspresi dari sastra
(Ardianto, 2014: 16). Dengan begitu menganalisis unsur-unsur intrinsik
film, sama seperti menganalisis unsur-unsur intrinsik karya sastra.
Parista (2008: 1) mengatakan bahwa secara umum film dibagi menjadi
dua unsur yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur inilah
yang membentuk unsur intrinsik sekaligus sebagai unsur pembangun
dalam sebuah film. Jika unsur sinematik berkaitan dengan teknik
pembuatan film seperti sinematografi, suara, dll, maka unsur naratif ini
yang membentuk sebuah cerita, layaknya cerita pada sebuah karya
sastra. Unsur naratif yang akan dikaji pada tulisan ini, mencakup segi
tokoh dan penokohan, sisi penekanan cerita, tema, dan amanat.
2. Pembahasan
2.1. Aspek-Aspek Intrinsik Film
2.1.1. Ringkasan Cerita “The Band Visit”
Sekelompok anggota band dari kepolisian Mesir “Alexandria
Ceremonial Orchestra” tiba di Israel untuk memenuhi undangan dari
local cultural department untuk upacara perkenalan Pusat Kebudayaan
Arab. Di bandara Israel, delapan orang yang di ketuai oleh Tawfik
Zakaria ini tidak ada yang menjemput, bahkan tidak disambut
sebagaimana tamu kenegaraan pada umumnya. Pakaian seragam
kepolisian lengkap berwarna biru muda tidak dapat membuat orang
81 | J i l i d K e t i g a
memperhatikan keberadaan mereka. Sesaat mereka terdiam, bingung
menentukan arah ke tempat yang mereka tuju.
Di bandara mereka berusaha mencari informasi tentang lokasi
yang akan dituju. Akhirnya Tawfik memutuskan untuk menggunakan
bus umum. Simon (seorang anggota band yang telah menemani Tawfik
selama 20 tahun) meminta Khalid (seorang anggota yang tampak baru
bergabung dalam band itu) untuk mencari informasi mengenai Bus yang
menuju ke Bet Hatikva. Pada awalnya Khalid menolak karena merasa
kurang dapat berbahasa Inggris dengan baik, tetapi karena Tawfik
sedikit mengancam, maka Khalid mau mengikuti permintaan Simon.
Dengan sedikit rayuan dan senandung lagu Chet Baker kepada gadis
petugas di bagian informasi, akhirnya Khalid mendapatkan tiket bus
menuju Bet Hatikva.
Dalam ketidakpastian arah, mereka tetap meneruskan
perjalanan menggunakan bus umum. Di tengah perjalanan mereka
turun. Jalanan yang kosong di tengah-tengah hamparan pasir luas yang
dikelilingi gunung membuat Bet Hatikva seperti kota mati. Di kejauhan
tampak bangunan-bangunan yang terlihat sepi. Tawfik bersama
rombongan memutuskan untuk menuju ke tempat itu dengan harapan
akan mendapatkan informasi mengenai tempat berlangsungnya konser
besok. Akhirnya mereka menemukan sebuah restoran yang tampak sepi
dari pengunjung, hanya Itzik dan Papi yang sedang duduk tanpa ekspresi
di depan restoran tersebut. Tawfik mendekati kedua pemuda itu dan
mencoba bertanya sesuatu. Dina, pemilik restoran, kemudian keluar
setelah Papi memanggilnya. Kepada perempuan yang bersikap tidak
ramah itu, Tawfik memberitahukan perihal kedatangannya ke Israel dan
menanyakan di mana letak Pusat Kebudayaan Betah Tikva? Sempat
terjadi adu mulut antara Itzik dan Dina karena di sana tidak ada kota
bernama Betah Tikva, yang ada adalah Petah Tikva.
Dengan kecewa tanpa hasil Tawfik dan rombongannya mencoba
meneruskan perjalanan. Baru beberapa meter berjalan, seragam mereka
telah ditertawakan oleh pasangan muda-mudi di sebuah mobil yang
melintas di samping mereka. Tawfik tidak menghiraukan hal itu, dan
terus saja berjalan. Dorongan perut yang belum terisi, kemudian
memaksa Khalid mengutarakan keinginannya untuk makan. Tawfik
82 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
sempat menolak, tetapi karena desakan Simon dan anggota lainnya,
akhirnya Tawfik menyetujui dan kembali ke restoran yang baru saja
dikunjungi.
Di restoran milik Dina, mereka mencurahkan rasa lapar dan
lelah. Setelah berbincang dengan Dina, Tawfik memutuskan untuk
menginap di kota tersebut karena tahu bis berikutnya baru akan datang
keesokan harinya. Karena di kota tersebut tidak ada hotel maka Dina dan
teman-temannya (Itzik dan Papi) memutuskan untuk membantu
mereka. Akhirnya, empat orang di antara mereka diperkenankan
menginap di restoran bersama Papi, tiga orang di rumah Itzik, dan
Tawfik bersama Khalid di tempat tinggal Dina.
Malam terkesan berjalan sangat lambat. Di Rumah Itzik,
keempat orang anggota band terlihat sangat canggung dan seringkali
membisu, hingga akhirnya Afrum (ayah Itzik) mampu mencairkan
suasana dengan membuka pembicaraan mengenai musik; di Restoran
suasana sangat sepi, hanya Papi yang tengah bersiap-siap keluar
bersama teman-temannya; sedangkan di kediaman Dina semula juga
tampak kaku, tatapi akhirnya suasana menjadi cair setelah Tawfik
menyetujui Dina yang mengajaknya keluar rumah.
Kedekatan antara Tawfik dan Dina membuat mereka
mulai membuka diri dengan menceritakan kisah kehidupan mereka
masing-masing. Tawfik yang semula terlihat kaku lambat laun mencair
dan mulai memberikan perhatian kepada Dina. Tawfik merasa Dina
membuka diri untuknya. Namun, Tawfik belum juga memberi isyarat,
hingga akhirnya penyesalan Tawfik tampak ketika tengah malam ia
melihat Dina sedang bermesraan dengan Khaled, anak buah Tawfik.
Selain di tempat Dina, banyak yeng terjadi di malam itu.
Keesokan harinya, tiba saat mereka untuk
meninggalkan kota tersebut, setelah Tawfik dan anggotanya
berpamitan, Dina memberikan selembar kertas yang berisi nama kota
yang seharusnya mereka tuju, Petah Tikva. Akhirnya rombongan band
itu pun meneruskan perjalanan. Di Petah Tikva mereka menggelar
pertunjukan musiknya.
83 | J i l i d K e t i g a
2.2.2. Tokoh dan Penokohan: Hubungannya dengan Alur
The Band Visit merupakan film yang dipresentasikan secara
”suram” sekaligus unik. Tidak banyak tokoh-tokoh cerita yang
ditampilkan namun hampir setiap tokoh memiliki peran dalam
perkembangan alur. Tokoh-tokoh yang ada masing-masing
dikarakterisasikan secara unik dan perkembangan alur sangat jelas
diletakkan pada perkembangan kejadian yang dialami para tokohnya.
Untuk itu, dan demi langsung kepersoalan, pembahasan tokoh,
penokohan dan alur di sini disatukan. Hasil analisis tokoh, penokohan,
dan alur ini akan menjadi bahan utama bagi analisis-analisis selanjutnya.
Barikut adalah tokoh-tokoh yang diperankan dalam film tersebut:
a) Delapan orang
anggota Band:
Tawfiq Zakariya,
Simon, Khalid, Kamal,
dan empat orang
lainnya yang tidak
disebutkan namanya.
b) Tiga orang
yang menyambut
rombongan Band di
Restoran: Dina, Itzik,
dan Papi
84 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
c) Tiga orang di kediaman
Itzik: Avrum, istri
Avrum, dan istri Itzik
sendiri
d) Tiga orang teman Papi:
Julia, sepupu
perempuan Julia dan
pacarnya
e) Tokoh-tokoh tambahan (figuratif):
Di sebuah jalan di sekitar Bandara:
(a) seorang sopir Van I yang berhenti sejenak di depan rombongan
band yang berbaris tegak di sisi jalan ketika baru sampai di Bandara
Israel
(b) seorang laki-laki dan dua orang anak kecil (laki-laki dan
perempuan) yang keluar dari van II untuk menemui seorang laki-
85 | J i l i d K e t i g a
laki yang datang dari arah berlawanan, persis di sebrang jalan di
depan rombongan band
(c) seorang perempuan mendorong trolly yang juga melintas di depan
rombongan
Di Terminal Bus:
(a) seorang turis membawa kamera yang ingin mengambil gambar
rombongan band
(b) seorang petugas kebersihan yang melintas didepan rombongan
band pada saat pengambilan gambar oleh turis tsb.
(c) Tiga orang perempuan yang digoda oleh Khalid
(d) seorang perempuan petugas bagian informasi yang juga tak luput
dari godaan Khalid
(e) seorang perempuan yang menaruh uang receh pada topi yang
diletakkan terbuka, milik salah seorang anggota band yang berusia
cukup lanjut, yang sedang duduk termenung sambil merokok
(f) beberapa orang yang tidak tampak perannya
Di dalam Bus:
(a) seorang perempuan yang duduk di belakang tempat duduk Khalid
(b) seorang laki-laki yang tidak tampak jelas duduk di belakang Kamal
Di Club Malam:
(a) seorang gadis yang digoda Khalid
(b) seorang DJ
(c) beberapa orang yang sedang berdansa dengan sepatu roda
Di sekitar Restoran pada malam hari:
Seorang pemuda yang selalu berdiri mondar-mandir disekitar telepon
umum, menunggu telepon dari pacarnya di Mesir.
Di tempat pergelaran musik Petah Tikva:
Terdapat kerumunan massa penonton konser band
86 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
Dari sekian tokoh yang ditampilkan tersebut, hanya beberapa
tokoh saja yang memiliki peran signifikan dalam jalannya cerita. Berikut
adalah totoh-tokoh tersebut, karakternya, dan fungsinya dalam alur
cerita:
1) Tawfik Zakariya
Ia adalah ketua rombongan Band
Polisi Mesir ”Alexandria Ceremo-
nial Orches-tra”. Tawfik adalah
tokoh yang memiliki peran
sentral dalam kese-luruhan isi
cerita. Tawfik dikarakterisasikan
sebagai seorang pemimpin yang
tegas, disiplin, berwibawa,
bertanggungjawab, tegas, dan
memiliki prinsip. Tetapi ia
memiliki beberapa kelemahan: terkadang egois, otoriter, sulit
beradaptasi, kaku, tidak dapat membedakan antara wilayah pribadi dan
profesi, serta terlalu tertutup kepada orang lain.
Sebagai seorang pemimpin, ia sangat disegani oleh bawahannya
karena keseniorannya (telah membawa grup musik tsb. Selama 25
tahun). Dalam banyak kejadian, Tawfik sangat tegas dalam memutuskan
sesuatu berkaitan dengan band yang dipimpinnya itu. Tanggung
jawabnya sebagai pemimpin grup band kepolisian membuatnya menjadi
seorang yang memiliki disiplin tinggi dan selalu waspada di tempat-
tempat yang baru disinggahinya.
87 | J i l i d K e t i g a
Namun sayangnya, arogansi keseniorannya terkadang sulit
membawanya percaya pada bawahannya. Misalnya ketika Simon
menghendaki untuk memimpin pertujukan, Tawfik menolaknya dengan
alasan Grup Band tersebut telah memiliki banyak masalah, ti-dak perlu
ditambah dengan masalah ba-ru. Arogansi itu juga tampak ketika ia
berulangkali mengan-cam Khalid akibat beberapa kesalahan kecilnya.
Kelemahan Taufik
lainnya dan yang
terpenting adalah
kurang dapat
memisahkan kehidupan
pribadi dengan
kehidupannya di grup
musik. Hal inilah yang
membawanya pada
penyesalan-penyesalan
yang terjadi berikutnya.
Pertama kali ia menyesal setelah anak laki-laki satu-satunya bunuh diri
akibat ia terlalu tegas mendidiknya dan tidak dapat memahami
keinginan anak-nya itu. Istrinya juga meninggal beberapa waktu setelah
itu karena kecewa yang sangat dalam terhadapnya. Kejadian pribadi ini
membuat kehidupan Tawfik berikutnya dirundung duka, ia merasa ragu
untuk dapat menerima Dina dalam kehidupannya, hingga akhirnya ia
kembali menyesal ketika melihat Dina “bercinta” dengan Khalid.
2) Simon
Simon adalah ang-
gota band yang cukup
senior pula, telah mene-
mani Tawfik selama 20
tahun. Ia dikarakterisasi
sebagai anggota band yang
sangat sabar, bijaksana,
dan selain dapat bermain
musik ia juga pandai
88 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
mengarang lagu. Sifat penyabar Simon tampak ketika beberapa kali
memohon kepada Tawfik untuk dapat memimpin jalannya pertunjukan
musik tetapi selalu ditolak oleh Tawfik secara kurang bijaksana. Sifat
bijaksana Simon terlihat ketika ia dapat mendamaikan konflik kecil
antara Tawfik dengan Khalid yang memohon untuk menghentikan
perjalanan untuk sekadar makan. Di sini Simon dapat meyakinkan
Tawfik bahwa ternyata anggota yang lain juga belum makan sejak pagi.
Selain sifat-sifat baik tersebut, Simon dikarakterisasi sebagai manusia
yang tidak luput dari kekurangan. Ketidaktelitiannya dalam membaca
tulisan alamat konser yang akan dituju, membuat Grup musik tersebut
tersesat di tempat terpencil. Tulisan yang seharusnya ”Betah Tikva”, ia
baca ”Bet Hatikva” sehingga Khalid – yang diminta Tawfik untuk ke
bagian informasi – mendapatkan bus yang salah.
Sebagaimana Tawfik, ia juga tak luput dari persoalan pribadi. Persoalan
pribadi Simon, juga ternyata membawa dampak pada kinerjanya di
bidang musik. Sejak lulus dari akademi,
ia mengarang satu buah lagu yang hingga
kini belum dapat ia selesaikan, karena
terlalu tenggelam dalam kesedihan
setelah istrinya hamil dan .... (Simon
tidak melanjutkan bagian dari dialog ini
dan berusaha mengalihkan
pembicaraan. Berdasarkan konteksnya
menunjukkan bahwa simon terlalu sedih
untuk dapat mengatakan bahwa istrinya
meninggal).
89 | J i l i d K e t i g a
3) Khalid
Khalid adalah anggota
band yang paling muda. Ia baru
bergabung dengan grup
tersebut selama bebe-rapa
waktu setelah menye-lesaikan
akademi yang ia tempuh
selama 5 tahun. Khalid
dikarakterisasikan sebagai
pemuda masa kini yang
memiliki sifat kritis, pandai
bergaul, mudah beradaptasi,
dan teguh pendirian. Ia pandai
bermain terompet dan violin
serta senang terhadap lagu-
lagu Cet Beker.
Sifat kritis Khalid dimunculkan beberapa kali di dalam film,
diantaranya: ia berani mencoba menolak Simon yang memintanya
mencari keterangan ke bagian informasi dengan alasan ia kurang pandai
berbahasa Inggris dibandingkan anggota lainnya, tetapi akhirnya ia
menuruti permintaan Simon karena Tawfik sedikit mengancam; Khalid
juga berani mengatakan kepada Tawfik yang sedang kesal tentang
kebutuhan perutnya yang sejak pagi belum terisi. Jika Khalid tidak
berani dan kritis mengutarakan hal ini, tentu jalan cerita akan menjadi
lain. Suara Khalid pada waktu itu sebenarnya merupakan suara kritis
dari anggota, mewakili kebutuhan anggota lainnya yang tidak berani
mengutarakan keinginannya kepada Tawfik. Sayangnya sifat kritis
Khalid ini kurang dapat diekspresikan secara baik dan cenderung ”cuek”
sehingga beberapa kali ia harus menerima teguran, bahkan ancaman
dari Tawfik, sang ketua grup.
Sebagai seorang pemuda, ia juga dikarakterisasikan sebagai
laki-laki yang usil dan suka merayu perempuan. Lagu Cet Beker yang
disukainya merupakan senjata ampuh untuk menaklukkan kaum hawa.
Perempuan petugas bagian informasi sempat tersipu-sipu ketika secara
khusus Khalid menyanyikan lagu tersebut untuknya. Selain itu, Dina
90 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
berhasil berada ”di pelukannya” pada malam itu setelah ia merayunya,
juga dengan lagu tersebut.
Meskipun Khalid dicitrakan sebagai pemuda yang cuek dan sulit
di atur, tetapi sebenarnya terdapat tekad kuat di dalam dirinya.
Berulangkali ia mendapat peringatan dan ancaman dari Tawfik, tetapi ia
tidak patah semangat untuk berhasil mencapai tujuannya, menjadi
anggota korp kepolisian. Dikeluarkan dari grup musik merupakan
ancaman yang sangat serius baginya, sehingga ketika mendapat
ancaman tersebut, ia cenderung akomodatif. Jika ternyata ia dikeluarkan
dari grup musik tersebut maka ia akan gagal dalam mencapai tujuannya
semula.
4) Kamal dan Ketiga Anggota Band Lainnya
Di dalam film, tokoh
Kamal kurang diton-jolkan
sehingga karakter-nya kurang
jelas terbaca. Meskipun
demikian, ia ikut membantu
jalannya alur cerita. Pada
bagian tengah dan akhir film
tokoh Kamal-lah yang
berperan menghubungi pihak
kedutaan Mesir untuk
menjemput rombongannya di
Petah Tikva. Tokoh ini
menggantikan kekosongan
peran Tawfik yang enggan
menghubungi dan meminta bantuan pihak kedutaan karena
dianggapnya akan mencampuri urusan internal Band yang telah
dipimpinnya selama 25 tahun.
Selain Tawfik, Simon, Khalid, dan Kamal, anggota band lainnya kurang
memiliki peran dalam alur cerita. Jika mungkin dipahami, kehadiran
tokoh yang berusia lanjut pada grup band cukup signifikan ketika
91 | J i l i d K e t i g a
bersama dua orang lainnya, di
tengah malam yang ”murung”,
menyanyikan lagu yang memiliki
hubungan dengan kecenderungan
isi cerita. Lagu yang ia nyanyikan
isinya berkisar pada hara-pan akan
kembalinya orang-orang terdekat
dari negeri yang sulit untuk
kembali.
5) Dina
Tokoh Dina dikarekterisasi sebagai wanita pemilik restoran
yang kesepian, tetapi sebenarnya memiliki hati yang sangat baik. Tokoh
ini pertama kali muncul di dalam film dengan ekspresi yang kurang
bersahabat ketika menyambut kedatangan rombongan band yang
hendak mencari informasi mengenai tempat tujuannya. Tetapi pada
waktu-waktu berikutnya, justru Dina-lah yang mengambil alih peran
dalam pengembangan alur cerita.
Kebaikan Dina mulai tempak jelas ketika rambongan band menghadapi
kesulitan menuju Petah Tikva, dimana bus yang menuju ke sana sudah
tidak ada. Dina menawarkan agar mereka menginap di tempat itu hingga
besok pagi mereka mendapatkan bus. Tawaran Dina ini menjadi kunci
utama kejadian-kejadian di satu malam panjang Bet Hatikva. Mungkin
saja, pada saat itu Dina telah memiliki ketertarikan pada Tawfik.
Dina adalah tokoh sentral
yang dihadirkan untuk
me-nguji karakter tokoh
utama (Tawfik). Kese-
pian yang dialaminya
menun-tun Dina ber-
tindak agresif terhadap
Tawfik. Sifat terlalu
tertutup Tawfik
mengenai pengalaman
92 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
pribadinya di masa lalu berhasil muncul dengan adanya agresifitas Dina
tsb.
Kesendirian Dina sebenarnya berawal dari kekecewaannya terhadap
laki-laki yang pernah dekat dengannya. Hal ini terlihat ketika bersama
Tawfik di sebuah kafe, ia tampak bangga memperkenalkan Tawfik
kepada seorang pemuda yang pernah menjalin hubungan dengannya itu.
Ia kembali kecewa karena pada malam itu tidak ”berhasil” mendekati
Tawfik. Kekecewaan dina kali ini ditampilkan dengan ungkapannya,
dalam bahasa Inggris: ”....but i fuck it
all up lik everything else. My life is an
Arab movie”. Dan akhirnya, wujud
kekecewaan Dina juga dilampiaskan
dalam bentuk penerimaannya
terhadap ”pelukan” Khalid yang
sebenarnya ia kurang begitu
menyukai-nya dan tidak
menganggapnya sebagai ”cinta”.
6) Itzik
Kehadiran tokoh ini
membantu terjadinya pen-
gembangan cerita di Bet
Hatikva. Itzik dikarakteri-sasi
sebagai pemuda yang tidak
memiliki pekerjaan. Akibat
kondisinya yang masih
menganggur, ia ”dihakimi”
oleh tatapan istrinya, apalagi
kepulangan Itzik kali ini justru
membawa orang asing tepat di hari ulang tahunnya.
Di rumah Itzik, selain diperkenalkan dengan istri Itzik,
penonton juga diperkenalkan dengan tokoh Avrum dan istrinya. Di
93 | J i l i d K e t i g a
rumah Itzik inilah Simon berhasil mendapatkan inspirasi bagi lagu
gubahannya yang belum selesai.
7) Papi
Papi adalah teman Itzik yang setiap hari tinggal di Restoran
milik Dina. Tokoh Papi dikarakterisasi sebagai pemuda yang kurang
percaya diri. Peran tokoh ini dalam cerita juga signifikan dalam
pengembangan alurnya. Papi yang pada malam itu diperkenalkan
dengan tokoh Julia, sepupu dua orang muda-mudi yang gemar club
malam, untuk pertama kalinya mau mengunjungi club malam.
Kehadiran Tokoh Papi membantu menguatkan karakter tokoh
Khalid. Peristiwa ini diawali oleh kebetulan (yang mungkin direnca-
nakan pengarang) bahwa Khalid ikut serta ke club malam. Di klab malam
itulah kehidupan kaum muda, khususnya Khalid dan Papi, tampak jelas
per-bedaannya. Karakter
Khalid semakin kuat sebagai
pemuda yang telah
berpengalaman dalam
pergaulan bebas; sedangkan
Papi justru merupakan
representasi dari
”keterbelakangan” pemuda
kampung.
2.2.3. Sisi Penekanan Cerita, Tema dan Amanat
Berdasarkan analisis tokoh dan penokohan dalam
hubungannya dengan alur tersebut di atas, maka alur cerita dapat
direkonstruksi dalam skema berikut ini.
94 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
Keterangan: Sˉⁿ = Situasi awal tidak diketahui
Sⁿ = Situasi akhir tidak diketahui
S = Situasi awal pada cerita: 8 orang rombongan band Mesir ada di
Bandara Israel
S’ = Situasi akhir pada cerita: Pertunjukan musik di Petah Tikva, Israel
tx = Transformasi yang tarjadi di sekitar bandara Israel: kesalahan Simon
dalam menyebutkan tempat yang akan dituju.
(awal kedatangan mereka di Bandara tidak diketahui karenanya
sebagian garis dibuat putus-putus)
ty = Transformasi yang terjadi di Bet Hatikva: Rombongan Band tersesat,
hingga akhirnya Dina memberitahukan tempat yang akan mereka tuju. (di dalamnya
memuat t1, t2, dan t3)
tz = Transformasi yang terjadi pada saat pertunjukan di Petah Tikva
(transformasi selanjutnya tidak diketahui, karenanya sebagian garis dibuat putus-putus)
t1 = Transformasi yang terjadi di restoran Bet Hatikva pada siang hari di
awal kedatangan rombongan band: kebutuhan informasi dan lapar hingga akhirnya Dina
memperkenankan mereka untuk menginap
t2 = Transformasi yang terjadi di Bet Hatikva pada malam hari: Suasana
kaku menjadi cair karena keterlibatan hubungan emosional. (di dalamnya memuat ta, tb,
tc, td, dan te)
t3 = Transformasi yang terjadi di restoran Bet Hatikva di pagi hari
berikutnya: peristiwa malam panjang menyisakan banyak kenangan, Dina memberikan
alamat yang akan mereka tuju, Petah Tikva.
ta = Transformasi yang terjadi di kediaman Dina: Dina berhasil mengajak
Tawfik keluar rumah sedangkan Khalid memutuskan untuk keluar melihat-lihat kota,
hingga akhirnya mereka berkumpul kembali. Kekecewaan Dina pada Tawfik berujung
pada tenggelamnya Dina dalam “pelukan” Khalid
95 | J i l i d K e t i g a
tb = Transformasi yang terjadi di kediaman Itzik: Simon, Kamal, dan satu
orang anggota band lainnya mengetahui masalah pribadi Itzik dan keluarganya; Simon
mendapatkan inspitasi untuk lagu yang belum selesai digubahnya; Kamal berhasil
menghubungi kedutaan Mesir
tc = Transformasi yang terjadi di Kafe: Dina berusaha “mendekati”
Tawfik, tetapi Tawfik terlalu tenggelam dalam kesedihannya, hingga akhirnya Dina merasa
kecewa
td = Transformasi yang terjadi di Restoran: Papi hendak keluar, suasana
hening hingga akhirnya ketiga anggota band bersenandung di tengah malam.
te = Transformasi yang terjadi di club malam: perbedaan karakter Khalid
dan Papi Semikin kuat, hingga akhirnya Khalid “membimbing” Papi
tn = Transformasi yang tidak diketahui karena cerita terputus baik di
awal maupun di akhir, karenanya garis dibuat putus-putus
Kisah yang ditampilkan di dalam film The Band’s Visit lebih
memotret perjalanan konser Band tersebut ketika diundang di Petah
Tikva, Israel; sedangkan kisah, baik sabelum maupun sesudahnya hanya
dipresentasikan dalam bentuk dialog-dialog pendek di dalam adegan
film yang kurang memberikan banyak informasi mengenai bagaimana
perjalanan grup band tersebut yang sesungguhnya.
Pengembangan cerita terjadi secara mendalam ketika Band
tersebut tersesat di Bet Hatikva dan mengalami satu malam yang sangat
panjang. Peristiwa di Bet Hatkva mengalami pengembangan alur
sebanyak 3 (tiga episode), yaitu episode dengan setting di siang hari
pada saat kedatangan mereka di Bet Hatikva, episode dengan setting
malam hari pada saat mereka menginap, dan episode dengan setting
pagi hari berikutnya, pada saat mereka akan melanjutkan perjalanan.
96 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
Episode Cerita Berdasarkan Waktu
Durasi paling lama dari episode ketersesatan rombongan band
di Bet Hatikva terjadi pada setting malam hari, yang mengalami
pengembangan hingga 5 (lima) episode yang dipresentasikan pada 5
setting tempat berbada, yaitu: di kediaman Dina, di kediaman Papi
(restoran), di kediaman Itzik, di Kafe, dan club malam. Pengembangan
episode-episode inilah yang membuat malam itu berjalan sangat lambat,
sehingga masing-masing tokoh cerita mengalami transformasi dan
pengukuhan karakter.
Episode di Bet Hatikva, khususnya episode dengan setting di
malam hari, merupakan episode inti dari keseluruhan isi cerita. Hal ini
dengan alasan bahwa: Pertama, Tanpa adanya episode ini, alur cerita
tidak akan berjalan dan tidak akan ada isi cerita; kedua, jika episode ini
diganti dengan episode lain, alur cerita akan berubah; ketiga, dari
episode inilah perjalanan karir band serta karakter dan pengalaman
pribadi masing-masing anggota band diketahui; keempat, episode ini
merupakan episode berdurasi paling lama dengan mengalami banyak
pengembangan peristiwa.
97 | J i l i d K e t i g a
Penekanan cerita pada episode di Bet Hatikva terjadi bukan
tanpa alasan. Hal ini memiliki keterkaitan erat dengan judul yang
diberikan terhadap film tersebut, The Band’s Visit. Artinya, memang
penekanan cerita harus terjadi pada “singgahnya” anggota grup band di
suatu tempat yang akan membuat mereka mengalami banyak peristiwa
dan transformasi.
Secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan sisi
penekanan cerita sebagaimana disebutkan di atas, hampir setiap
transformasi terjadi dalam bentuk penyesalan setiap tokoh-tokoh
sentral yang diperankan. Tawfik mengalami penyesalan karena anak dan
istrinya meninggal akibat perilakunya dan untuk kesekian kalinya ia
kembali menyesal karena terlambat memberikan respon kepada Dina;
Simon mengalami penyesalan karena ia terlalu tenggelam dalam
kesedihan setelah istrinya hamil dan meninggal, sehingga dalam waktu
yang lama ia tidak dapat menyelesaikan lagu yang diciptakannya; Dina
mengalami kekecewaan yang sangat dalam ketika ia ditinggalkan oleh
pasangannya dan cintanya kembali bersemi ketika ia menemukan
Tawfik. Tetapi karena Tawfik tak juga memberikan respon atas cintanya
itu, maka ia kembali kecewa dan kekecewaannya itu ia lampiaskan
dengan menerima “pelukan” Khalid di “hadapan” Tawfik sendiri; Itzik
menyesal karena ia tak jua kunjung bekerja, hingga akhirnya istrinya
“memvonis”nya dengan kekecewaan yang memuncak ketika Itzik pulang
membawa orang asing tepat di hari ulang tahunnya; Papi menyesal,
selama ini ia tidak dapat mendekati perempuan karena ketidakberanian
dan ketidakberdayaannya di hadapan perempuan, hingga akhirnya
dengan bimbingan Klalid ia berhasil mendekati Julia.
Hanya satu tokoh yang dicitrakan sebagai tokoh yang berbeda,
yaitu Khalid. Jika tokoh-tokoh lainnya dicitrakan mengalami sisi hidup
yang berat sehingga ekspresi yang dimunculkannya “muram”, Khalid
justru dicitrakan sebagai tokoh yang optimis. Sebagai seorang pemuda,
meskipun pada sisi lain ia terlalu bebas bergaul, ia memiliki keteguhan
sikap dalam upaya mencapai tujuannya. Ia rela menyisihkan sedikit
kebebasannya dengan mau bergabung dengan anggota band lainnya
yang semuanya telah berusia tidak muda lagi; Kekesalan dan ancaman
Tawfik tidak ia masukkannya kedalam hati, semua ini ia lakukan karena
98 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban
ingin sekali menjadi anggota Kepolisian setelah ia dapat melewati fase
ini.
Selain tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, tokoh lainnya
kurang memberikan andil bagian dalam pengembangan alur sehingga
kisah kehidupan pribadinya tidak dapat diikuti.
Atas dasar hal itulah, amanat utama yang direpresentasikan
dalam cerita singgahnya grup Band Mesir (The Band’s Visit) di Bet
Hatikva Israel adalah “pentingnya tidak menyianyiakan hidup,
karena hal itu dapat membawa pada banyak penyesalan”. Amanat
ini didukung oleh isi lagu-lagu yang dinyanyikan di dalam film tersebut.
Lagu yang dinyanyikan oleh seorang anggota band di depan restoran
pada malam hari, berisi harapan agar orang-orang yang ia cintai
dikembalikan padanya (rudd ‘alayya....); lagu yang dinyanyikan oleh grup
band di akhir film berisi bahwa kesempatan tidak datang dua kali, hari-
hari baik terjadi jika kita memanfaatkan kesempatan itu sedangkan hari-
hari buruk, tenggelam dalam keterasingan, jika kita tidak memanfaatkan
kesempatan yang hanya sekali itu.
Berdasarkan amanat di atas, maka tema utama film ini menjadi
jelas, yaitu: “Penyesalan akibat menyia-nyiakan kesempatan”.
Banyak pelajaran yang seharusnya diambil oleh anggota Grup Band
tersebut dari kunjungannya ke Bet Hatikva, pelajaran paling utama
adalah bahwa Kesalahan kecil dapat membuat kesalahan lain yang fatal.
3. Penutup
The Band’s Visit menceritakan sekelompok orang yang
tergabung dalam sebuah band kepolisian yang tersesat di sebuah desa
terpencil. Mereka dipertemukan dengan penduduk lokal dan mulai
berbagi pengalaman hidupnya masing-masing. Setiap tokoh diceritakan
memiliki pengalaman masa lalu yang menyedihkan, kelam, dan penuh
penyesalan. Pada saat itulah terjadi pengembangan cerita dan menjadi
pusat alur cerita dalam film ini.
99 | J i l i d K e t i g a
Cerita pengalaman pahit para tokoh dijadikan amanat film ini yaitu
pentingnya tidak menyia-nyiakan hidup, karena hal itu dapat membawa
pada banyak penyesalan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tema cerita
“Penyesalan akibat menyia-nyiakan kesempatan”.
DAFTAR PUSTAKA
Abram. 1981. Teori Pengantar Fiksi. Yogyakarta: Hanandita Graha Wida
Ardianto, Deny Tri. Dari Novel ke Film: Kajian Teori Adaptasi
Kerf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
sebagai Pendekatan dalam Penciptaan Film.
Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi Robert Stanton. Yogyakarta Pustaka
Pelajar
Sudjiman Panuti. 1999. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya
100 | Peran Bahasa Arab dalam Pendidikan dan Peradaban