di masa pandemi covid 19 dalam perspektif islamrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/kehidupan baru di...

25
KEHIDUPAN BARU DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAM Percikan Pemikiran Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia tentang Keberagamaan, Pendidikan, Sosial, dan Ekonomi

Upload: others

Post on 21-Jun-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

KEHIDUPAN BARU DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Percikan Pemikiran Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia tentang Keberagamaan, Pendidikan,

Sosial, dan Ekonomi

Page 2: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad
Page 3: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

iii

Acep Nurlaeli Ahmad SaefullohAinur Alam Budi UtomoCarlos L. PrawirosastroCholid FadilEndang IryantiFathudin AliFazlul RahmanImam GhozaliMa’zumiMochammad Arif BudimanMuhammad Fauzy Emqi

Muhammadong Muhasim Raja Dedi HermansyahRohmatul FaizahRosyida Nurul AnwarSaifuddin ZuhriSeptian Arief BudimanSuparmanSuwardiSyarif Imam HidayatTauhedi As’adYulianti

KEHIDUPAN BARU DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Percikan Pemikiran Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia tentang Keberagamaan, Pendidikan,

Sosial, dan Ekonomi

Page 4: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

iv

KEHIDUPAN BARU DI MASA PANDEMI COVID 19

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Percikan Pemikiran Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia tentang Keberagamaan, Pendidikan, Sosial, dan Ekonomi

Penulis:

Editor : Drs. H. Imam GhozaliPengantar : DR. Aam AbdussalamDesain Sampul : Tim Bintang Pustaka MadaniTata Letak : Azarya Andre

Cetakan 1, Desember 2020

Diterbitkan melalui:Penerbit Bintang Pustaka Madani(CV. Bintang Surya Madani)Anggota IKAPIJl. Wonosari Km 8.5, Dukuh Gandu Rt. 05, Rw. 08 Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 57773

Kerjasama Penerbit:Penerbit Omah IlmuPerumahan Taman Krajan B.6Wedomartani, Ngemplak, Sleman, YogyakartaWA: 0877 3416 8010Email: [email protected]+258 halaman; 15,5x23 cm

ISBN: 978-623-6786-65-9

Acep Nurlaeli Ahmad SaefullohAinur Alam Budi UtomoCarlos L. PrawirosastroCholid FadilEndang IryantiFathudin AliFazlul RahmanImam GhozaliMa’zumiMochammad Arif BudimanMuhammad Fauzy Emqi

Muhammadong Muhasim Raja Dedi HermansyahRohmatul FaizahRosyida Nurul AnwarSaifuddin ZuhriSeptian Arief BudimanSuparmanSuwardiSyarif Imam HidayatTauhedi As’adYulianti

Page 5: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

v

Pengantar Editor

HOLOPIS KUNTUL BARIS

Drs. H Imam Ghozali, MM

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan hidayah-Nya Asosiasi Dosen

Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) berhasil menerbitkan buku hasil karya para dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Perguruan Tinggi Umum (PTU) dengan judul “Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid-19 dalam Perspektif Islam”. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah pula mewariskan sebagian ilmu Allah sebagai standar nilai kehidupan umat manusia di muka bumi.

Buku yang ada di tangan para pembaca budiman ini adalah merupakan karya para anggota Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) secara kolektif bergotong royong saling membantu dengan semangat kebersamaan. Ketika rencana membuat buku ini diinformasikan kepada anggota ADPISI, ternyata para dosen Agama Islam begitu antusias. Mereka ‘antri atau baris’ mendaftar untuk menulis naskah yang akan diserahkan ke inisiator kemudian dari inisiator diberikan pada penerbit untuk dipublikasikan dalam bentuk buku. Semangat menulis secara gotong royong ini ibarat holopis kuntul baris.

Page 6: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

vi

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

Kuntul adalah nama jenis burung berkaki panjang berleher panjang sering terlihat di sawah dan menjadi simbol penjaga keutuhan lingkungan, orang juga sering menyebutnya burung cangak, makanannya serangga dan ikan kecil. Biasanya mereka suka bergerombol menjelang matahari terbenam, mereka terbang bersama menuju pohon tempat mereka tidur dan dari bawah nampak mereka seperti sedang berbaris. Holopis kuntul baris sendiri adalah memberi semangat ketika mengerjakan tugas berat yang hanya bisa dikerjakan secara bergotong royong dan untuk kepentingan bersama. Slogan holopis kuntul baris ini pernah digunakan oleh Bung Karno dalam pidatonya, untuk membakar semangat melalui intonasi khasnya, beliau meniupkan gelombang semangat kepada masyarakat.

Gelombang semangat gotong royong ini sungguh pas rasanya didengungkan kembali di tengah wabah virus covid 19. Slogan holopis kuntul baris menjadi aba-aba untuk saling menyemangati dan bergerak bersama menghadapi covid 19, menjadi mantra yang dinantikan oleh seluruh masyarakat. Kita perlu saling bergotong royong atau holopis kuntul baris, saling menguatkan dan tolong menolong. Pemerintah mesti bersikap tegas untuk mangakhiri covid 19 dan harus berpihak pada kepentingan dan keselamatan rakyat.

Memperhatikan kondisi di era pandemic covid 19 ini, maka Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI), ingin berkontribusi dan selalu berinovasi dengan mempublikasikan buku secara kolektif. Buku ini memuat percikan pemikiran dosen-dosen agama islam tentang keberagamaan, pendidikan, sosial dan ekonomi di tengah kehidupan baru di masa pandemic Covid-19.

Sebelum ini beberapa karya buku telah diterbitkan selalu kolektif, rombongan, gotong royong dan kebersamaan. Di antaranya, Buku Abdimas Lintas Kampus untuk Bangsa, Buku Oase Ramadan – Buku Kumpulan Kultum Ramadhan, dan juga buku kumpulan khutbah jumat berjudul Bergegas, Berhenti Sejenak,Lalu Bertebarlah. Semangat holopis kuntul baris para dosen agama islam seperti ini semoga terus menyala.

Segenap penulis secara kolektif mengucapkan terima kasih kepada Bapak KH DR. Aam Abdussalam, selaku Ketua Umum DPP

Page 7: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

vii

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI) yang telah berkenan memberikan kata pengantar di buku ini.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Penerbit Bintang Pustaka Madani Yogyakarta dan Penerbit Omah Ilmu Yogyakarta yang telah bersedia menerbitkan buku kumpulan para karya dosen agama Islam tentang situasi yang dihadapi masyarakat di musim covid 19.

Terkahir, kami mohon maaf dan mengakui masih ada kekurangan dan kesalahan di buku ini, mudah-mudahan Allah SWT senantiasa berkenan memberi ampunan yang sebesar-besarnya. Amin

Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 14 Desember 2020

Page 8: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

viii

PENGANTARDR. KH. Aam Abdussalam

Ketua Umum DPP Asosiasi Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia (ADPISI)

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kapada Junjungan kita, manusia

sempurna dan termulia, Rasulullah Muhammad Saw. Islam Rahmatan lil alamin meniscayakan bahwa Islam hadir

sebagai solusi atas semua permasalahan dalam kehidupan di alam ini. Perkembangan dan perubahan kehidupan sesungguhnya merupakan hakikat hidup itu sendiri. Tidak ada satu peristiwa pun yang terjadi merupakan pengulangan dari yang sudah lalu. Besok hari adalah peristiwa baru yang datang dengan segala kondisi dan permasalahannya yang baru. Maka bimbingan dan panduan hidup yang menjamin sebagai solusi menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari hidup itu sendiri. Secara tandas, Allah SWT menyatakan bahwa Alquran membimbing ke jalan yang paling lurus:

ات أن لهم الح الص الذين يعملون المؤمنين أقوم ويبشر تي هي }إن هذا القرآن يهدي لل

أجرا كبيرا{ ]الإسراء: 9[

Memperhatikan karakteristik bunyi ayat tersebut, yang menggunakan kata يهدى (fi’il mudhorie) dan objek (maf’ul bih)-nya dibuang, maka ayat tersebut mengandung arti bahwa Islam

Page 9: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

ix

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

(Al-Qur’an) hadir sebagai solusi terbaik bagi permasalahan alam dan kehidupan sepanjang zaman. Hal ini didukung oleh ayat-ayat lain yang mengungkapkan bahwa ajaran ini: 1) tidak mengandung keraguan (QS2: 2); 2) memberi penjelasan tentang segala sesuatu (QS. 16:89);3) tidak mengandung sesuatu yang bengkok (QS. 18:1); 4) tidak tersentuh yang batil sebelum dan sesudahnya (QS. 41:42);5) tidak terdapat sesuatu yang menyempitkan (QS. 22:78);6) hanya bermaksud memberi kemudahan (QS. 2:185); 6) kebenaran dan keadilannya mencapai tingkat yang sempurna dan tidak akan tergantikan (QS. 6:115); dan lain sebagainya.

Jaminan keunggulan dan solusi terbaik tersebut tentu mendesak untuk direalisasikan. Realisasinya menghendaki upaya yang sungguh-sungguh dari pemeluknya. Pengkajian, pemahaman, dan imlementasinya adalah kewajiban utama bagi mereka. Ada dua sumber kebenaran yang ditunjukkan Al-Qur’an, yaitu sumber-sumber yang diwahyukan dan sumber kealaman dan kehidupan. Dua sumber kebenaran ini datang dari Sang Maha pencipta, Allah SWT. Karena itu, keduanya akan mengatakan satu kebenaran yang sama. Jika ayat-ayat suci Al-Qur’an dikaji secara komprehensif sesuai dengan metodologinya yang benar dan jika alam dikaji secara objektif, maka keduanya akan mengatakan kebenaran yang sama.

Dalam menghadapi perkembangan yang terus menerus berubah, manusia dituntut menurunkan kebenaran dari sumber yang diwahyukan dan kebenaran yang dikaji dari alam dan kehidupan, secara bersamaan. Dengan bekal dua kebenaran ini manusia akan mampu mengelola kehidupannya dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul. Dengan pemahaman terhadap kedua sumber kebenaran ini, Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia menjelma menjadi solusi (kebenaran) yang menjamin kedamaian dan kesejahteraan manusia dan seluruh alam semesta.

Nabi Ibrahim as (seperti dijelaskan dalam QS. 6: 74-78) berhasil memberikan jawaban dan solusi yang baik atas permasalahan umatnya yang mempersonifikasikan Tuhan dengan benda-benda langit. Ketika mereka memandang bintang, bulan, dan matahari sebagai Tuhan, Nabi Ibarahim as mampu meluruskan anggapan tersebut dengan malakukan pengamatan (ية terhadap fenoma (رؤ

Page 10: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

x

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

alam tersebut. Anggapan umatnya yang mempertuhankan benda-benda langit itu diangkat sebagi hipotesis oleh Nabi Ibrahim as. Kamudian satu persatu diuji dengan melakukan pengamatan secara intensif. Ketika Nabi Ibrahim as. mengatakan “Ini adalah Tuhanku” terhadap bintang, bulan atau matahari, Sayyid Thantawi (1998: 5: 109) menafsirkannya sedang berhipotesis.

Dengan pengamatannya yang intensif, Nabi Ibrahim as menolak satu persatu hipotesis yang dibangun dari keyakinan masyarakat pada masa itu. Akhirnya beliau menolak semua keyakinan mereka (hipotesis) itu dengan mengatakan “sungguh aku bebas dari hal-hal yang kalian sekutukan”. Bunyi ayat seperti ini menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim as tidak termasuk yang penah menyekutukan Tuhan. Kata-katanya “ini tuhanku” itu merupakan pernyataan hipotesis.

Dengan kisah ini Al-Qur’an menperkenalkan suatu metode pengamatan (riset ilmiah) dalam menjawab permasalahan umat, khususnya yang berkaitan dengan keyakinan atau keimanan. Artinya, pengamatan terhadap fenomena alam akan mampu mengantarkan pada keyakinan tentang adanya Tuhan, jika akal dan hati mau membuka ruang untuknya. Tentu, di samping mengungkap kebenaran (teori) tentang fakta alamiah yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mengelola dan mengembangkan alam dan kehidupannya. Kisah ini pun menjelaskan bahwa pengamatan terhadap fenomena alam akan membimbing orang beriman untuk dapat melihat kehadiran Tuhan dari jarak lebih dekat.

Akan tetapi, kebenaran yang dihasilkan dari pengamatan itu akan lain sama sekali, jika kebenaran yang dicarinya dibatasi dengan prinsip rasional dan empirik semata. Kebenaran yang ditemukannya hanya kebenaran pada tataran fakta alam saja, sebab sejak awal prinsip tersebut sudah menegasikan kehadiran yang ghaib. Bahkan, cara pandang ini menyatakan bahwa kebenaran apa pun yang tidak bisa diuji secara empirik merupakan kebenaran semu. Tidak perlu heran dan tidak perlu dipersalahkan, karena memang sisitem keyakinannya menghendaki demikian, yakni memisahkan antara agama dan ilmu (sekular).

Yang menjadi permasalahan adalah ketertinggalan umat dalam berbagai bidang ilmu dan kehidupan sebagai akibat dari kurangnya riset-riset ilmiah (empirik) untuk pengembangan kehidupan.

Page 11: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

xi

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

Tak jarang adanya sebagian orang Islam yang tidak memberikan perhatian yang baik terhadap riset empirik karena memandangnya sebagai metodologi produk Barat. Padahal yang pertama memperkenalkan riset ilmiah adalah Al-Qur’an al-Karim. Bahkan riset eksperimen pun telah diisyaratkan pula oleh Al-Qur’an lebih dari 14 abad lalu. Yaitu, ketika Nabi Ibrahim as memohon kepada Allah SWT untuk memperlihatkan bagaimana menghidupkan yang mati. Pada QS. 2: 260, Allah membimbingnya untuk bereksperiman dengan mengambil empat ekor burung. Kemudian burung itu dipotong-potong atau dicincang, lalu burung yang sudah dicincang dan dicampur-capur itu diletakkan di atas empat gunung. Akhirnya burung-burung tersebut datang terbang menghampirinya setelah dipanggilnya. Dengan peristiwa ini Nabi Ibrahim as menyaksikan langsung dan memiliki pengalaman empirik, bagaimana Allah SWT menghidupkan yang mati. Akhirnya beliau menyadari dan meyakini penuh bahwa betapa Allah SWT Mahaperkasa dan Mahamengetahui. Betapa mudah bagi-Nya menghidupkan yang mati.

Pada QS. 27: 38-40, Allah SWT menampilkan kisah yang sangat dramatis. Ayat ini memperlihatkan betapa ilmu memiliki kekuatan dahsyat dalam mengembangkan kehidupan dan mengatasi keterbatasan manusia. Dikisahkan bahwa pada masa Nabi Sulaiman as ada seorang hamba (Asif bin Barkhoya menurut ahli tafsir) yang memiliki ilmu dari al-Kitab. Dengan kekuatan ilmu itu ia berhasil memindahkan singgasana Bilkis yang berada di Yaman yang berjarak tidak kurang dari 200 mil dari kedudukan Nabi Sulaiman di Al-Quds Yerusalem. Al-Qur’an menggambarkan bahwa pemindahan tersebut terjadi dalam waktu yang sangat singkat, padahal teknologi pada saat itu belum terbayangkan bisa melakukan peristiwa yang dramatis seperti itu. Teknologi apa yang digunakannya? Para ahli tafsir dan ahli teknologi Muslim belum bisa menjelaskannya dengan pasti. Yang jelas terjadi integrasi antara kekuatan ilmu yang diwahyukan dengan ilmu yang dikaji dari alam dan kehidupan. Begitu pula solusi yang dilakukan oleh Dzul Qarnain (QS. 18: 95-98) untuk kaum yang terancam keganasan suatu komunitas makhluk (Yajuz Majuz) yang selalu melakukan tindakan-tindakan yang merusak. Dikisahkan bahwa Dzul Qarnain berhasil membangun benteng yang besar dan tinggi yang terbuat

Page 12: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

xii

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

dari lempengan besi dan tembaga yang mencair. Kisah inipun menjelaskan bahwa ilmu dan teknologi harus dikembangkan guna menghadapi permasalahan-permasalahan yang muncul, sehingga tercipta kehidupan yang damai dan sejahtera.

Kisah-kisah di atas mengandung pesan yang sangat jelas, bahwa manusia, khususunya orang beriman diundang untuk mampu mengembangkan dan mengintegrasikan ilmu-ilmu yang bersumber dari wahyu dengan ilmu-ilmu yang digali dari alam dan kehidupan. Semua fasilitas alam dan potensinya telah dijinakkan (taskhir) oleh Allah SWT untuk bisa dikaji dan diberdayakan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Agar manusia mampu mengintegrasikan ilmu-ilmu tersebut, Allah SWT telah menyediakan instrumen yang disiapkan (built in) dalam diri manusia, yaitu al-sam’u (pendengaran), al-abshar (penglihatan), dan al-afidah (hati) (QS. 16: 78).

Ketika di dunia muncul teori pembelajaran modern, seperti constructivism, contectual teaching and learning, dan lain sebagainya, maka pendidikan di berbagai belahan dunia, termasuk dunia Islam, serta merta menyambutnya. Tidak hanya menyambut dengan gempita, melainkan tak jarang menjelekkan teori pembelajaran lama, termasuk pembelajaran di dunia Muslim. Bedanya, bahwa pembelajaran modern lebih memusatkan aktifitas belajar pada peserta didik sehingga ilmu dikonstruksi oleh peserta didik secara mandiri. Sedangkan teori pembelajaran lama – yang sering dituduhkan kepada dunia Muslim – peserta didik cenderung lebih banyak menerima daripada mengembangkan dirinya dalam aktifitas belajar. Jadi wajar saja kalau mereka serta merta menyambut, karena memang ada keunggulan dalam mengembangkan potensi peserta didik. Dalam hal ini, Muslim atau dunia Islam hanya menjadi konsumen yang setia atas produk – produk Barat, baik menyangkut ilmu, teknologi maupun produk-produk teknologinya. Bahkan lebih buruknya, hanya sebagai penonton atas kemajuan ilmu dan teknologi itu.

Yang patut disayangkan adalah bahwa ternyata orang Muslim belum mampu menggali dan menurunkan konsep pendidikan dan pembelajarannya dari sumber ajaran utamanya, Al-Qur’an. Sesungguhnya konsep atau teori pembelajaran seperti konstruktivisme itu terdapat dalam Al-Qur’an. Hanya

Page 13: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

xiii

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

memang menggali dan mengkajinya memerlukan perangkat ilmu kebahasaan yang dalam. Ayat 31 surat al-Baqarah, jika dikaji dengan menggunakan perangkat gaya bahasanya (balaghah) akan menghasilkan konsep pembelajaran yang setara atau bahkan lebih baik daripada konsep pembejaran modern (baca: konstruktivisme dan sebagainya). Tapi jika pengkajiannya hanya menggunakan bahasa arab standar (nahwu sharaf) makna-maknanya hanya sebatas apa yang muncul pada terjemahan: “mengajarkan” yang dibedakan dari “membelajarkan”. Ayat itu berbunyi sebagai berikut:

كة{ ]البقرة :31[ عرضهم على الملا�ئ ها ثم م آدم الأسماء كل }وعل

Pada ayat di atas ada yang aneh. Jika diukur dengan susunan bahasa biasa terasa ada yang kurang tepat. Atau setidaknya menimbulkan pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab. Yaitu, adanya kata ganti ها (dia perempuan) pada kata كلها dan kata ganti هم (mereka laki-laki) pada kata عرضهم. Kata ganti ها dan هم merujuk pada kata yang sama, yaitu kata ألأسماء . Menurut susunan bahasa biasa, mestinya kedua-duanya berbunyi عرضها) bukan ها ,Akan tetapi jika ditinjau dari gaya bahasa Arab (balaghah) .(عرضهمfakta kebahasaan ini sangat mengejutkan. Ada apa di balik fakta bahasa yang tidak biasa itu? Fakta bahasa seperti itu, disebut perubahan susunan kalimat dari satu uslub/gaya kepada) إلتفاتuslub lain, menurut definisi Zamakhsyari). Lantas apa makna yang terkandung pada gaya bahasa seperi itu?

Perubahan dari ها menjadi هم pada ayat di atas menunjukkan adanya perubahan struktur konsep. Dhamir ها sebagai kata ganti muannats meliputi seluruh benda tanpa memperhatikan klasifikasi dan kategorisasinya. Semuanya tercakup olehnya, sesuai dengan kaidah “كل جمع مؤنث “ (semua jamak adalah muannats). Sedangkan ,adalah jamak yang telah memiliki klasifikasi atau kategorisasi همyaitu jamak untuk laki-laki saja. Artinya, asalnya benda-benda itu tanpa klasifikasi dan kategorisasi (ها) berubah menjadi benda-benda yang memiliki klasifikasi dan kategorisasi. Ini menunjukkan bahwa jarak dari ها menjadi هم mengandung proses panjang yang dilakukan oleh Adam as. Proses panjang inipun ditunjang dengan kata sambung yang menggunakan ثم , yang berarti bahwa proses itu lama.

Page 14: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

xiv

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

Dengan fakta kebahasaan seperti itu, jelas bahwa Adam as dibelajarkan (dibimbing untuk melakukan aktivitas belajar secara sendiri dan mengkonstruksi ilmu secara mandiri), tidak disuapi dan tiba-tiba tahu, seperti yang dikemukakan oleh sebagian tafsir. Adam as disuguhi benda-benda tanpa klasifikasi dan kategorisasi Kemudian melakukan pengamatan dan pengidentifikasian (ها.)karakteristik benda-benda tersebut. Berdasar atas hasil identifikasi atas karakteristik benda-benda tersebut, Adam mampu mengklasifikasikan dan mengkategorisasikannya. Maka jadilah هم. Setelah berhasil mengidentifikasi karakteristik masing-masing benda dan mengklaisifikasinnya, maka benda-benda itu menjadi berdaya guna di tangan Adam as. Dengan adanya kemampuan inilah Adam layak menjadi khalifah di muka bumi.

Jika demikian penjelasannya, maka konsep ta’lim pada ayat di atas, jelas lebih tepat diartikan “membelajarkan” dari pada “mengajarkan”. Yakni, Adam as dibimbing untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri, sehingga mampu mengkonstruksi ilmu sendiri. Ini adalah salah satu kemu’jizatan bahasa dan konsep yang dikandung dalam Alquran, khusunya kemujizatan dalam bidang ilmu sosial, di mana teori pembelajaran modern ternyata telah terumuskan dengan baik dalam Al-Qur’an. Teori pembelajaran ini akan lebih lengkap sehingga bisa menjadi solusi atas keterbatasan yang dimiliki oleh teori pembelajaran konstruktivisme jika dihubungkan dan ditafsirkan oleh konsep ta’lim dalam surat al-Rahman. Keterbatasan yang dimaksud adalah bahwa konsep pembelajaran (ta’lim) dari al-Rahman benar mengintegrasikan aspek spiritual (ruhiyyah) dalam proses dan capaian pembelajaran, sementara teori pembelajaran konstruktivisme tidak memberi ruang yang jelas untuk aspek tersebut.

Uraian di atas saya sajikan sebagai bentuk dukungan, sambutan atau pengantar atas buku yang berjudul : KEHIDUPAN BARU DI MASA PANDEMI COVID-19 DALAM PERSPEKTIF ISLAM: Percikan Pemikiran Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia tentang Keberagamaan, Pendidikan, Soial, dan Ekonomi. Tidak kurang dari 24 orang dosen PAI dari berbagai provinsi di Indonesia ikut berkontribusi dalam penulisan buku ini.

Page 15: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

xv

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

Uraian yang saya sajikan sama sekali tidak menyinggung tema utama buku ini, tentang covid-19. Itu sengaja karena saya melihat tema-tema yang disajikan oleh kawan-kawan penulis telah lebih dari cukup untuk menyoroti masalah tersebut. Dengan uraian di atas saya ingin menyampaikan beberapa hal, yaitu: 1) pentingnya pengkajian dan pengintegrasian kebenaran yang dikaji dari sumber wahyu dan sumber alam dan kehidupan dalam memberi solusi terhadap permasalahan alam dan kehidupan, 2) Al-Qur’an menjamin akan mampu memberi solusi terbaik atas permasalahan alam dan kehidupan sepanjang zaman, 3) ketermarjinalan Muslim di dunia - sebagaimana dikemukakan oleh sebagian tokoh Muslim dunia - bisa jadi karena Muslim kurang mampu mengungkap pesan terdalam dalam Al-Qur’an di satu sisi, dan kurangnya perhatian terhadap riset ilmiah terhadap fenomena alam dan kehidupan, di sisi lain, 4) ajakan untuk melakukan kajian yang terus menerus dan mendalam terhadap sumber-sumber yang diwahyukan, dan 5) ajakan untuk meningkatkan perhatian yang serius untuk melakukan kajian atau riset empirik terhadap alam dan kehidupan.

Memperhatikan tema-tema yang disajikan oleh semua kawan-kawan penulis, jelas bahwa kawan-kawan ingin berkontribusi dalam memberi solusi terhadap permasalahan yang melanda dunia, yaitu pandemi Covid-19. Menyoroti masalah yang sama dengan ragam cara pandang menunjukkan kekayaan luar biasa yang dimiliki oleh kawan-kawan penulis. Dengan penuh rasa syukur, saya ucapkan terima kasih kepada semua kawan penulis atas upaya terbaiknya untuk berkontribusi dalam memberi solusi terhadap permasalahan berat yang kini tengah menyita perhatian dunia ini. Mudah-mudahan buku ini membawa manfaat dan berkah yang luas bagi semua pihak.

Aamin.

Bandung, Desember 2020

Page 16: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

xvi

KEHIDUPAN BARU DI MASA PANDEMI COVID-19 DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Percikan Pemikiran Dosen Pendidikan Agama Islam Indonesia tentang Keberagamaan,

Pendidikan, Sosial, dan Ekonomi

PENGANTAR EDITOR – Drs. H Imam Ghozali, MM ..............................vPENGANTAR KETUA UMUM DPP ADPISI – DR. Aam Darussalam...................................................................................viii

BAB 1. MENGHADAPI PANDEMI COVID 19. ...........................................1A. Protokol Iman dan Imun dalam Situasi Pandemi

– Carlos L. Prawirosastro ..............................................................2B. Aktualisasi Nilai-nilai Ketuhanan di Masa Pandemi

– Muhammad Fauzy Emqi .......................................................... 15C. Peran Masjid Dalam Masa Pandemi Covid-19

– Muhasim ......................................................................................... 22D. Manajemen Stres dalam Meningkatkan Produktivitas

di Tengah Pandemi – Rosyida Nurul Anwar ....................... 33E. Revitalisasi Budaya Pengasuhan Keluarga Yang Baik

Selama Pandemi Covid -19 – Yulianti ................................... 41

BAB.2. TATANAN KEHIDUPAN BARU DITINJAU DARI PERSPEKTIF ISLAM ............................................................................... 53A. Menghadapi New Normal – H Imam ...................................... 54B. Peran Agama Islam dalam Menghadapi Kehidupan

Baru di Masa Pandemi Covid-19 – Ahmad Saefulloh ...... 61C. Kebutuhan Terhadap Agama di Era New Normal

– Muhammadong ........................................................................... 67D. Hidup Bersih dan Sehat Dengan Shalat – Ma’zumi .......... 74E. Hikmah Musibah dan Ujian Di Tengah Pandemi

– Cholid Fadil .................................................................................... 81

Page 17: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

xvii

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

F. Kritik Nalar Atas Kekerasan Keagamaan: PergeseranParadigma Teosentris ke Antroprosentris – Tauhedi As’ad ............................................................................... 97

G. Adaptasi New Normal Dalam Telaah Kajian Al-Quran dan Hadis – Fathudin Ali ............................................................118

BAB 3. TATANAN KEHIDUPAN BARU DI BIDANG PENDIDIKAN ...129A. Tafsir Manajemen Perubahan dalam Mencapai Tujuan

Pembelajaran – Acep Nurlaeli .................................................130B. Mempertahankan Eksistensi Ke-Santri-an di Era

Kenormalan Baru – Fazlul Rahman .......................................149C. Pendidikan Islam dalam Menghadapi Learning Loss

Peserta Didikm Pasca Pandemi Covid 19 – Septian Arief Budiman.............................................................163

D. Echo Chambers dalam Pandemi: Ketaatan Umat Beragama Terhadap Pemerintah – Rohmatul Faizah ....172

E. Hikmah Pandemi COVID 19: Menjaga Kebersihan danMenghindari Israf – Syarif Imam Hidayat ...........................180

F. Strategi Peningkatan Mutu Lulusan Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Era Disrupsi di Tengah Pandemi – Ainur Alam Budi Utomo.......................................191

BAB.4. TATANAN KEHIDUPAN BARU DI BIDANG EKONOMI DAN SOSIAL ..............................................................................................199A. Pandemi Covid-19 dan Peran Keuangan Syariah

untuk Memitigasi Dampaknya – Mochammad Arif Budiman ...................................................................................200

B. Menimbang Maslahah di Era New Normal – Suwardi ...209C. Peran BAZNAS pada Masa Pandemi Terhadap Korban

Covid 19 – Raja Dedi Hermansyah .........................................215D. Pandangan Ekonomi Syariah dalam Menghadapi

Krisis Ekonomi Akibat Covid-19 – Saifuddin Zuhri ....... 224E. Ekonomi Syariah untuk Tatanan Kehidupan Baru

– Suparman .....................................................................................238F. Ketahanan Ekonomi Masyarakat melalui Gotong

Royong “Canthelan” – Endang Iryanti ..................................250

Page 18: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

TATANAN KEHIDUPAN BARU DITINJAU DARI

PERSPEKTIF ISLAM

BAB 2

Page 19: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

54

Menghadapi New Normal

Drs. Imam Ghozali, MM

UPN JATIM

Saat ini kita semua dihadapkan terjadinya wabah virus corona covid 19 atau dikenal juga dengan virus corona, badan

kesehatan dunia WHO, menyatakan bahwa wabah virus ini sebagai pandemi yang menjadi masalah global. Pemerintah Indonesia pun telah menjadikan virus corona ini menjadi bencana nasional. Virus corona jenis baru yang mewabah mulai akhir tahun 2019 di Wuhan China ini, kini telah menyebar ke 140 lebih Negara/Wilayah di dunia. Di seluruh dunia terdata lebih dari 150 ribu kasus yang terkonfirmasi dan telah menyebabkan 5.500 orang lebih meninggal dunia. Masifnya penyebaran virus ini menyebabkan beberapa negara atau wilayah telah melakukan kegiatan lockdown untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini.

Menteri Agama telah menerbitkan panduan tentang kegiatan keagamaan di rumah ibadah (masjid) pada masa new normal pandemi covid 19, yaitu pada surat edaran nomor: 15 tahun 2020, mewajibkan rumah ibadah memiliki surat keterangan aman dari covid 19, yang dibenarkan untuk menyelenggarakan kegiatan ibadah sehingga masa new normal ini harus menjaga protocol kesehatan.

Kasus wabah virus corona ini adalah bagian dari bencana non alam, dalam perspektif ajaran islam, bencana dapat dimaknai sebagai musibah yang biasa menimpa kepada siapa saja, kapan dan

Page 20: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

55

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

di mana saja, Musibah adalah keniscayaan yang harus dihadapi oleh setiap manusia, sebagaimana Allah tegaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 155, yang artinya: Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Ayat ini menunjukkan kepada kita bahwa musibah atau bencana adalah hal niscaya yang harus dihadapi oleh setiap manusia. Bencana apapun bentuknya, sesungguhnya merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada manusia. Berbagai peristiwa yang menimpa manusia pada hakikatnya merupakan ujian dan cobaan atas keimanan dan perilaku yang telah dilakukan oleh manusia itu sendiri. Ketauhidan seorang mukmin akan menuntunkan bahwa berbagai peristiwa yang menimpa manusia bukanlah persoalan, karena manusia hidup pasti akan diuji dengan berbagai persoalan.

Peristiwa yang merupakan musibah merupakan takdir Allah. Takdir di sini dimaknai sebagai sebuah ketetapan dan ketentuan Allah yang telah terjadi di hadapan kita. Hanya Allah saja yang mengetahui ketetapan dan ketentuan-Nya, manusia hanya dapat mengetahuinya ketika ketetapan dan ketentuan tersebut terjadi. Adapun ketika ketetapan dan ketentuan yang akan terjadi, manusia juga tidak mengetahuinya, hanya Allah saja yang Maha Tahu. Dengan demikian manusia wajib memohon kepada Allah dan berusaha untuk menyikapinya dengan penuh kesadaran dalam rangka mengubah keadaan yang dihadapinya menjadi lebih baik. Allah SWT menegaskan dalam Firman-Nya surat Al-Anfal ayat 53; yang artinya: Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Di dalam new normal ini banyak sekali peraturan-peraturan yang disampaikan oleh pemerintah terutama tentang protokol kesehatan di masa pandemi covid 19. Contoh yang ada di masjid:1. Menyediakan tempat cuci tangan dan handsanitizer2. Menjaga kebersihan masjid (tempat wudhu dan toilet lantai

dan melakukan penyemprotan disinfektan secara teratur dan

Page 21: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

56

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

berkala setelah pelaksanaan sholat)3. Senantiasa memberikan himbauan kepada jamaah yang

bersifat edukasi, seperti tidak bergerombol dan jaga jarak.4. Menyediakan pengukur suhu tekanan 5. Mengatur jarak shaf dan memberi tanda tempat jamaah

minimal 1-2 meter.Protokol bagi jamaah sebelum berangkat ke masjid :

1. Cuci tangan dengan sabun2. Jamaah berwudhu dari rumah3. Memakai masker standard4. Membawa alas atau sajadah sendiri5. Orang tua dan orang sakit shalat dirumah.

Kasus virus corona yang kita hadapi saat ini merupakan bagian dari bencana non alam yang berupa epidemi atau wabah. Epidemi adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit munular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka sebagai bagian dari bencana. Oleh karena itu kasus virus corona ini harus disikapi secara cepat dan tepat, seluruh pihak harus memiliki kepedulian untuk terlibat aktif dalam pencegahan penyebaran virus ini. Tentunya di antara pihak yang paling bertanggung jawab adalah pihak pemerintah, karena mengemban amanat rakyat dalam pengaturan urusan hidup yang berkaitan dengan publik dan memiliki wewenang untuk menggunakan dan menyalurkan segenap potensi dan sumber daya yang diperlukan terkait dengan penanganan bencana. Pemerintah tidak boleh mengabaikan tugas ini, Rasulullah SAW mengingatkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Muawiyah: artinya: Barang siapa yang ditakdirkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk menjadi pemimpin yang mengemban amanat kaum muslimin lain dia menghindar dari kebutuhan kekurangan dan kefakiran rakyatnya maka Allah akan menutup diri darinya ketika kekurangan, membutuhkan dan dalam kefakiran (H.R Abu Dawud).

Walaupun penanganan bencana itu menjadi otoritas pemerintah, kita sebagai anggota masyarakat tidak boleh bersikap masa bodoh dan berdiam diri memikirkan diri sendiri.

Page 22: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

57

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

Seorang manusia harus saling tolong menolong satu sama lain tanpa mengenal latar belakang suku, ras maupun agama. Sesama manusia kita harus memiliki sikap empati kepada para korban, sehingga kita senantiasa menjauhkan diri dari sikap menghakimi dan menyalahkan korban dalam penyebaran virus corona, kita harus mampu menjadi pribadi yang bisa memutus mata rantai penyebaran virus itu. Bersama-sama kita perlu membangun kesadaran, pemahaman dan sikap yang sama untuk secara aktif terlibat dalam mencegah penyebaran virus corona semakin meluas, sehingga semakin mempercepat wabah ini berakhir.

Di antara hal-hal yang dapat kita lakukan sebagai seorang muslim dan sekaligus bagian dari anggota masyarakat dalam pencegahan wabah virus corona ini adalah sebagai berikut:1. Memperkuat dan mempertebal keimanan kepada Allah SWT, iman

yang kuat akan menuntunkan kita pada sikap hidup yang optimis dan yakin akan pertolongan Allah. Seorang muslim yang istiqomah dalam iman kepada Allah maka akan ditiadakan rasa takut dalam dirinya, sebagaimana firman Allah dalam surat Fushilat ayat 30:Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang berkata bahwa Tuhan kami adalah Allah dan mereka istiqomah maka malaikat akan turun kepada mereka dan berkata: Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati dan bergembiralah kamu memperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu.Iman yang kuat akan menuntun pula pada sikap sabar. Bersabar bagi seorang muslim hakekatnya adalah kesadaran bahwa keburukan yang terjadi pada dirinya adalah rahmat dan selanjutnya dia akan berusaha untuk mengubah kondisi buruk yang di hadapi sekarang untuk menciptakan kebaikan-kebaikan di masa yang akan datang kebaikan yang di lakukan tidak hanya setelah musibah terjadi tetapi lebih dari seorang muslim akan berusaha semaksimal mungkin menciptakan kebaikan-kebaikan jauh sebelum musibah itu terjadi.

2. Mengisolasi diri dan menahan diri untuk tidak beraktifitas dengan banyak orang. Nabi Muhammad SAW telah bersabda: Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah maka janganlah kalian memasukinya tapi jika ternjadi wabah di tempat kamu berada,

Page 23: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

58

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

maka jangan tinggalkan tempat itu (HR.Bukhari). Hadist ini mengajarkan bahwa kita harus berusaha menghindari keburukan yang mungkin terjadi dari suatu wabah yang sedang berkembang di suatu wilayah, mengisolasi dan menahan diri untuk tidak bertemu dengan orang banyak dan untuk tidak bepergian, terlebih ke daerah yang ada pandemi. Dengan kata lain, sebagai seorang muslim dituntut untuk mampu melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana sehingga dapat mengurangi risiko bencana terutama terkait korban manusia.

3. Saling menguatkan dan tolong menolong. Tidak ada seorang pun yang ingin tertimpa musibah terjangkit virus corona, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa memastikan bahwa dirinya akan terbebas dari virus corona. Untuk itulah setiap orang, terlebih seorang muslim, harus saling menguatkan dan saling tolong menolong satu sama lainnya, bahu membahu menciptakan kebaikan dengan melakukan pencegahan agar virus corona tidak mewabah ke banyak daerah atau tempat lain. Saling bertukar informasi yang valid dan benar. Bahkan bila suatu saat akan dilakukan lockdown maka setiap anggota masyarakat bisa saling memberi dan menjaga ketersediaan bahan pokok, bukan sebaliknya malah memanfaatkan kondisi bencana untuk meraup keuntungan pribadi. Al-Quran tegas mengajarkan kepada kita: ‘… dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran’ (Q.S Al-Maidah ayat 2 ). Tiga hal yang bisa kita jadikan pendoman dalam menghadapi situasi-situasi sulit di masa transisi new normal yaitu tetap beriman kepada Allah SWT, jangan panik dan terus berdoa mendekatkan diri kepada Allah SWT.Dengan adanya aturan new normal ini Majelis Ulama Indonesia

(MUI) sampai saat ini masih membahas tata kehidupan baru di tengah pandemic covid 19 dari segi kesehatan dalam perspektif Islam. Wakil Sekjen MUI Amirsyah Tambunan mengatakan, umat Islam harus hati-hati dalam memahami istilah new normal baik teks maupun konteks. Menurut dia ke hati-hatian itu berdasarkan tradisi literasi umat Islam mempelajari al-Quran yang memiliki beda titik, baris apalagi beda huruf punya makna yang berbeda.

Page 24: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

59

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

Tradisi ini merupakan keniscayaan bagi umat Islam untuk lebih hati-hati dalam membaca kosa kata atau diksi seperti new normal, bisa sebaliknya menjadi tidak normal, karena fakta empirik masih belum normal harus dimulai dari pemahaman yang normal, ketika melihat situasi obyektif seperti saat ini belum normal masih memerlukan tahapan yang harus terukur, sehingga kita tidak terjebak dengan diksi yang justru membuat umat bingung.

Mengutip penjelasan Diruktur Regional WHO untuk Eropa Hans Henri P.Kluge, Amirsyah menjelaskan bahwa ada lima syarat negara menerapkan New normal. Pertama, harus berdasarkan penurunan transmisi angka pasien covid 19. Jika transmisi belum terkendali maka new normal belum dapat dilakukan. Kedua kapasitas sistem kesehatan sudah mampu mengidentifikasi dan melakukan test, trace dan treat. Ketiga, new normal harus tetap melakukan pengaturan yang ketat pada tempat maupun komunitas rentan, seperti lansia dan pemukiman padat. Keempat, pencegahan di tempat kerja dengan menerapkan protokol medis yang ketat. Kelima risiko imported case sudah dapat dikendalikan oleh semua pemangku kepentingan dan masyarakat mempunyai kesadaran kolektif untuk ikut berperan dan terlibat terutama melaksanakan protokol kesehatan.

New normal dalam perspektif islam yang ramai menjadi perbincangan dalam pandangan islam yakni dimulai dari kehidupan normal, tidak bisa jika dari kehidupan yang belum normal seperti saat ini. Kehidupan normal dalam Islam terhindar dari situasi darurat. Dalam aqidah fiqih, menghindarkan kerusakan atau kerugian diutamakan atas upaya membawakan keuntungan atau kebaikan (darul mafasid muqoddam, ala jalbil masholihi). Untuk itu dalam aspek ajaran Islam menekankan kepada pencegahan melalui konsep bercuci (taharah). Konsep ini mengadopsi dari ajaran Islam yang telah mengajarkan konsep bersuci lahir dan batin ketika seseorang yang telah baligh dan berakal sebagai awal menuju kehidupan yang normal (new normal).

Maka dari itu new normal dalam Islam yakni memelihara agama, jiwa keturunan, harta dan akal. Islam mengatur tata kehidupan manusia normal untuk mendapatkan kebahagiaan baik hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Sehingga umat muslim

Page 25: DI MASA PANDEMI COVID 19 DALAM PERSPEKTIF ISLAMrepository.upnjatim.ac.id/1334/2/Kehidupan Baru di Masa... · 2021. 2. 8. · Imam Ghozali Ma’zumi Mochammad Arif Budiman Muhammad

60

Kehidupan Baru di Masa Pandemi Covid 19 dalam Perspektif Islam

akan terdorong untuk selalu melaksanakan tindakan yang normal dan bermanfaat bagi orang lain.

Akhir-akhir ini hampir setiap orang membicarakan new normal sebagai fase kelanjutan dari karantina mandiri dan beberapa protokol kesehatan lainnya. New normal secara faktual sebagai cara hidup baru di tengah pandemi virus corona. Badan Bahasa sudah memberikan istilah Indonesianya, yaitu ‘kenormalan baru’. Namun tampaknya masyarakat lebih senang menggunakan istilah new normal. Mungkin yang lebih tepat dipakai dalam era new normal adalah al-taayusy atau hidup berdampingan (bukan berdamai) dengan covid 19. Sebab menurut para ahli epidemi, corona akan tetap eksis dalam kehidupan kita, padahal roda perekonomian harus terus berjalan, umat beragama harus bisa lagi melakukan ibadah di tempat peribadatannya, para pegawai harus segera masuk kantor, atau siswa/santri/mahasiswa harus segera kembali ke lingkungan belajarnya. Semua orang harus kembali kepada pekerjaan rutinitasnya, karena itulah tidak ada jalan lain selain kita harus hidup berdampingan dengan covid 19, sekalipun tetap bermusuhan.

Inilah yang mendorong kita berkomitmen untuk mempunyai sikap hati-hati di semua sektor kehidupan dengan meletakkan protokol kesehatan di atas segalanya. Beberapa waktu terkhir ini tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan telah meningkat secara signifikan, ada sebagian daerah yang mulai pelonggaran PSBB (pembatasan sosial berskala besar). Namun hal ini tidak boleh mengendorkan kita dalam memberlakukan protokol kesehatan.

* * *

Daftar PustakaBuku Panduan Menteri Agama, Surat Edaran nomor. 15 tahun 2020, tentang

aturan New Normal.https//m.merdeka.com, Pandangan MUI soal New Normal dalam perspektif islam,Buku Saku Bimbingan dan Konseling, Panduan Hidup Sehat di Dunia Corona, oleh

Konselor sekolah (Guru BK).Buku panduan, tentang protokol kesehatan masjid/musallah Muhammadiyah,

shalat berjamaah dalam masa pandemic covid 19 dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya, 2020.

Muhammadiyah covid 19 Command Center, tentang aturan new normal, diterbitkan oleh MCCC Muhammadiyah PDM Kota Surabaya.