bab iii ritual nugal suku dayak sisakng kalimantan …€¦ · beliong (kapak dayak), mata...

33
34 BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN BARAT Dalam kehidupan manusia, ritual merupakan bagian yang esensial karena berkaitan dengan aktivitas atau tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari baik secara pribadi maupun dalam kehidupan bersama atau kelompok. Hal ini nampak dalam kehidupan masyarakat Dayak Sisakng. Ada berbagai ritual yang dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat Dayak Sisakng, salah satunya adalah ritual dalam bercocok tanam atau ritual nugal yang menjadi fokus penelitian. Bab ini berisi hasil penelitian yang telah dilakukan secara khusus di dusun Berungkat. Ada beberapa hal pokok yang akan dijelaskan, yakni: pertama, gambaran umum suku Dayak Sisakng di Kalimantan Barat, khususnya yang ada di dusun Berungkat. Kedua, bentuk-bentuk ritus masyarakat Dayak Sisakng. Ketiga, tradisi nugal dalam masyarakat Dayak Sisakng. Keempat, proses pelaksanaan ritual nugal. Kelima, ritual nugal dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng dan warga jemaat GPIB di dusun Berungkat, Kalimantan Barat. 3.1. Gambaran Umum Suku Dayak Sisakng di Kalimantan Barat 3.1.1. Sejarah Suku Dayak Sisakng Kata Dayak berasal dari kata ‘Daya’ yang berarti hulu, yang mengacu pada masyarakat yang berdomisili di pedalaman atau hulu Kalimantan. Suku Dayak terbagi dalam enam rumpun besar, yaitu: rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan, rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan. Keenam rumpun tersebut menyebar ke seluruh wilayah di Kalimantan, mulai dari Kalimantan Barat, Timur, Tengah,

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

34

BAB III

RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN BARAT

Dalam kehidupan manusia, ritual merupakan bagian yang esensial karena berkaitan

dengan aktivitas atau tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari baik secara

pribadi maupun dalam kehidupan bersama atau kelompok. Hal ini nampak dalam

kehidupan masyarakat Dayak Sisakng. Ada berbagai ritual yang dilaksanakan dalam

kehidupan masyarakat Dayak Sisakng, salah satunya adalah ritual dalam bercocok tanam

atau ritual nugal yang menjadi fokus penelitian.

Bab ini berisi hasil penelitian yang telah dilakukan secara khusus di dusun

Berungkat. Ada beberapa hal pokok yang akan dijelaskan, yakni: pertama, gambaran

umum suku Dayak Sisakng di Kalimantan Barat, khususnya yang ada di dusun Berungkat.

Kedua, bentuk-bentuk ritus masyarakat Dayak Sisakng. Ketiga, tradisi nugal dalam

masyarakat Dayak Sisakng. Keempat, proses pelaksanaan ritual nugal. Kelima, ritual

nugal dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng dan warga jemaat GPIB di dusun

Berungkat, Kalimantan Barat.

3.1. Gambaran Umum Suku Dayak Sisakng di Kalimantan Barat

3.1.1. Sejarah Suku Dayak Sisakng

Kata Dayak berasal dari kata ‘Daya’ yang berarti hulu, yang mengacu pada

masyarakat yang berdomisili di pedalaman atau hulu Kalimantan. Suku Dayak terbagi

dalam enam rumpun besar, yaitu: rumpun Klemantan, rumpun Iban, rumpun Apokayan,

rumpun Murut, rumpun Ot Danum-Ngaju, dan rumpun Punan. Keenam rumpun tersebut

menyebar ke seluruh wilayah di Kalimantan, mulai dari Kalimantan Barat, Timur, Tengah,

Page 2: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

35

Selatan, dan Kalimantan Utara. Keenam rumpun ini terbagi lagi menjadi ± 405 sub suku.

Walaupun terbagi dalam berbagai sub suku, suku Dayak memiliki ciri khas yang menjadi

persamaan sub-sub suku tersebut, misalnya rumah panjang, tembikar, mandau, sumpit

beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1

Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu sub suku Dayak yang berdomisili di

wilayah kecamatan Sekayam, kabupaten Sanggau - Kalimantan Barat. Suku Dayak

Sisakng menetap di desa Bungkang dan desa Lubuk Sabuk. Bahasa yang dipakai sehari-

hari ialah Bahasa Bekade’. Berdasarkan sejarah, suku ini berasal dari Mawang Palai yang

berpindah ke wilayah kecamatan Sekayam sekitar abad ke-16. Perpindahan terjadi karena

suku Dayak Sisakng diserang oleh suku Iban Seribas (Iban Malaysia). Penyerangan

tersebut menyebabkan hampir seluruh penduduk habis terbunuh dan hanya menyisakan

satu keluarga. Keluarga yang tersisa bernama Babuk Sanu tersebut berhasil melarikan diri

dan bersembunyi di gua. Keluarga Babuk Sanu inilah yang kemudian berkembang hingga

saat ini. Nama suku Dayak Sisakng berasal dari keluarga Babuk Sanu yang merupakan

sisa dari seluruh penduduk yang tidak terbunuh. Sisakng berasal dari kata sisa-sisa.2

Setelah perpindahan tersebut, suku Dayak Sisakng kemudian menyebar di

beberapa dusun, seperti: dusun Lubuk Sabuk, Entabai, Berungkat, Bungkang, Rumit,

Bantan, Lubuk Tengah, Kuya dan Segumon. Selain itu, suku Dayak Sisakng juga

menyebar ke Sarawak-Malaysia seperti: dusun Mujat, Bunan, Gegan, Mongkos dan

Mentu.3 Suku Dayak Sisakng akhirnya memperoleh wilayahnya pada abad ke-17. Dalam

sejarahnya, hal ini terjadi ketika raja Brunei yang bernama Syahbandar Kasim berperang

1 “Sejarah Suku Dayak Dan Penyebarannya di Kalimantan”,

http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/10/asal-usul-suku-dayak.html (diakses tanggal 11 Februari 2018).

2 Ageus Laimudin & Aloysius Kasim, Dayak Sisakng Dalam Mengenal Sistem Peradilan Adat: 25

Suku Dayak Di Kabupaten Sanggau (Pontianak: Lembaga Bela Banua Talino, 2009), 139.

3 Laimudin & Kasim, Dayak Sisakng Dalam Mengenal Sistem Peradilan Adat….., 140.

Page 3: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

36

dengan raja Sanggau yaitu Pangeran Paduka. Perang tersebut dimenangkan oleh Pangeran

Paduka. Peperangan antara kedua raja tersebut terjadi karena Pangeran Paduka menuntut

balas atas satu kampung rakyat yang habis terbunuh oleh suku Seribas Kerajaan Brunei.

Oleh karena itu, untuk menebus kekalahannya, maka dibuatlah batas wilayah dari

dusun Rumit dan dusun Panga. Dengan demikian, pembagian dusun di desa Bungkang dan

desa Lubuk Sabuk ialah: dusun Berungkat, Bungkang, Bantan dan Rumit merupakan

bagian dari desa Bungkang sedangkan dusun Entabai, Lubuk Sabuk, Lubuk Tengah, Kuya

dan Segumon merupakan bagian dari desa Lubuk Sabuk.

Gambar 1 : Gambar Peta Lokasi Suku Dayak Sisakng

Lokasi Penyebaran Suku Dayak Sisakng

di Desa Bungkang dan Desa Lubuk Sabuk

Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau

3.1.2. Kehidupan Suku Dayak Sisakng di Dusun Berungkat

3.1.2.1. Letak Geografis4

Dusun Berungkat merupakan bagian dari desa Bungkang yang terletak di

kecamatan Sekayam, kabupaten Sanggau – Kalimantan Barat. Sebagian dari warga

4 Diambil dari data desa Bungkang tanggal 22 September 2017.

Peta Posisi Kabupaten Sanggau

dalam Provinsi Kalimantan Barat

Page 4: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

37

masyarakat dusun Berungkat adalah warga jemaat GPIB Menara Iman Sekayam Pos

Pelkes Galilea Berungkat.

Secara geografis, dusun Berungkat berbatasan dengan:

- Sebelah Timur berbatasan dengan pegunungan Entinyu (perbatasan Malaysia);

- Sebelah Barat berbatasan dengan dusun Ima;

- Sebelah Utara berbatasan dengan dusun Bungkang;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan dusun Entabai.

Keadaan alam di dusun Berungkat merupakan daerah yang kondisi tanahnya

sangat subur dan sangat cocok untuk daerah pertanian. Dari segi iklim, dusun Berungkat

memiliki iklim yang tidak sama dengan wilayah lain di Indonesia yang mengalami musim

hujan dan musim kemarau. Hal ini karena pada umumnya di Kalimantan Barat hujan turun

hampir sepanjang tahun.

3.1.2.2. Kependudukan5

Berdasarkan data profil desa Bungkang bulan September 2017, jumlah keseluruhan

masyarakat dusun Berungkat terdiri dari 231 kepala keluarga, dengan jumlah perempuan

sebanyak 344 jiwa dan laki-laki 342 jiwa.

Tabel 1 : Jumlah Penduduk

No. Nama Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah Jiwa Jumlah KK

1 Dusun Berungkat 342 jiwa 344 jiwa 686 jiwa 231 jiwa

Sumber data profil desa Bungkang, September 2017

3.1.2.3. Mata Pencaharian

Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat dusun Berungkat adalah

bertani. Jenis-jenis tanaman yang ditanam meliputi tanaman yang tumbuh dalam jangka

panjang dan jangka pendek. Jenis tanaman jangka panjang yang ditanam dan diusahakan

5 Diambil dari data profil desa Bungkang tanggal 22 September 2017.

Page 5: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

38

antara lain: pohon kelapa sawit, karet, coklat, sahang atau lada, durian, jeruk, langsat,

rambutan dan lain-lain. Jenis tanaman jangka pendek yang ditanam antara lain: padi,

jagung, ubi-ubian, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan lain-lain. Jenis-jenis tanaman

tersebut ditanam dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan juga

untuk biaya pendidikan anak-anak sampai ke jenjang perguruan tinggi. Selain sebagai

petani, ada juga masyarakat yang bekerja sebagai tenaga honorer di PAUD, tukang

bangunan, buruh di perusahaan sawit, tukang ojek, perawat, pedagang sayur dan lain-lain.6

3.1.2.4. Tingkat Pendidikan7

Tingkat pendidikan masyarakat di dusun Berungkat pada umumnya tamatan SD

(Sekolah Dasar). Walaupun demikian banyak anggota masyarakat yang tidak tamat SD

dan buta huruf. Namun untuk saat ini, masyarakat mulai memahami pentingnya

pendidikan, sehingga anak-anak mereka mulai disekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Hal ini terlihat dari adanya beberapa keluarga di dusun tersebut yang mulai

menyekolahkan anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi. Selain itu, pemerintah pun

mulai memperhatikan sarana pendidikan yang ada di dusun Berungkat, yakni dengan

mendirikan sekolah PAUD.

Tabel 2 : Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1 Sarjana 6 3,11%

2 Diploma 3 1,55%

3 SMU 20 10,36%

4 SMP 32 16,58%

5 SD 132 68,39%

TOTAL 193 100%

Sumber data profil desa Bungkang, Oktober 2017

6 Wawancara dengan Kepala Dusun Berungkat (Parman) 20 September 2017.

7 Diambil dari data profil desa Bungkang tanggal 11 Oktober 2017.

Page 6: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

39

3.1.2.5. Sistem Kepercayaan

Pada awalnya, masyarakat dusun Berungkat memeluk dan mempraktikkan ajaran

agama suku yaitu kepercayaan terhadap leluhur. Sistem kepercayaan terhadap leluhur

tersebut sangat mempengaruhi sistem nilai budaya, sosial ekonomi dan sistem pertanian.

Masyarakat Dayak memiliki sistem kepercayaan yang sangat kompleks. Kompleksitas

sistem kepercayaan berdasarkan tradisi dalam masyarakat Dayak mengandung dua prinsip,

yaitu: pertama, unsur kepercayaan terhadap leluhur (ancestral belief) yang menekankan

pada pemujaan roh-roh leluhur. Kedua, kepercayaan terhadap Tuhan yang satu (the One

God) dengan kekuasaan tertinggi dan merupakan suatu prima causa dari kehidupan

manusia. Sistem kepercayaan nenek moyang dalam masyarakat Dayak berisi berbagai

peraturan tentang hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia,

manusia dengan roh leluhur, dan manusia dengan alam beserta isinya.8 Kepercayaan

tersebut sangat mempengaruhi pelaksanaan upacara-upacara atau ritual adat yang

dilakukan oleh masyarakat dalam rangka membangun relasi dengan Tuhan, sesama, alam

dan roh-roh leluhur.

Pada tahun 1973 agama Katolik masuk ke dusun Berungkat.9 Sejak masuknya

agama Katolik ke dusun Berungkat, sebagian besar masyarakat kemudian memeluk agama

Katolik. Pada tahun 1982 agama Kristen Protestan melalui Gereja Protestan di Indonesia

bagian Barat (GPIB) masuk ke dusun Berungkat. Di dalam pelayanannya GPIB perlahan-

lahan mengalami perkembangan dan saat ini jumlah warga GPIB di dusun Berungkat

adalah 63 kepala keluarga.10

Pada tahun 2014, barulah agama Islam masuk ke dusun

Berungkat akibat dari perkawinan masyarakat dengan suku Bugis dan Jawa. Saat ini

8 Syarif Ibrahim Alqadrie, Kebudayaan Dayak: Aktualisasi dan Transformasi (Pontianak: Lembaga

Bela Banua Talino, 2009), 20-21.

9 Wawancara dengan Majelis Jemaat GPIB (Herman) 10 Oktober 2017.

10 Wawancara dengan warga jemaat GPIB (Juim) 10 Oktober 2017.

Page 7: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

40

jumlah warga dusun Berungkat yang beragama Islam adalah 20 kepala keluarga. Berikut

jumlah persentase pemeluk agama di dusun Berungkat:11

Tabel 3 : Pemeluk Agama

No. Agama Jumlah KK Persentase

1 Katolik 148 64,07%

2 Kristen Protestan (GPIB) 63 27,27%

3 Islam 20 8,66%

TOTAL 231 100%

Sumber data profil desa Bungkang, Oktober 2017

Pada umumnya, walaupun masyarakat Dayak Sisakng di dusun Berungkat telah

memeluk agama yang diakui oleh pemerintah, namun mereka masih memegang kuat

tradisi para leluhur mereka. Menurut Kepala Dusun Berungkat, 80% warga masyarakat

dusun Berungkat tetap memegang teguh tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka. Bagi

warga dusun Berungkat, tradisi leluhur mereka harus terus dilestarikan.12

Gambaran di atas menunjukan adanya dualisme agama yang dipraktikkan oleh

masyarakat dusun Berungkat. Di sisi lain masyarakat mengakui akan adanya kuasa Tuhan,

namun masyarakat juga mengakui akan adanya kuasa roh-roh leluhur yang akan menjaga,

melindungi bahkan memberikan kesuburan bagi tanaman mereka.

3.1.2.6. Lembaga Adat13

Dalam struktur masyarakat Dayak Sisakng, lembaga adat mendapat perhatian yang

sangat besar dari masyarakat dan pemerintah setempat. Lembaga adat merupakan salah

satu bagian terpenting dalam masyarakat. Hal ini nampak dalam kehidupan masyarakat

yang selalu melibatkan dan mendahulukan ritual adat dalam segala bidang kehidupan

mereka, misalnya: upacara adat perkawinan, kematian, kelahiran, sakit, bercocok tanam,

11

Diambil dari data profil desa Bungkang tanggal 11 Oktober 2017.

12 Wawancara dengan Kepala Dusun Berungkat (Parman) 11 Oktober 2017.

13 Laimudin & Kasim, Dayak Sisakng Dalam Mengenal Sistem Peradilan Adat……….., 140-142.

Page 8: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

41

kehutanan, pengelolaan sumber daya alam, penyelesaian konflik dalam masyarakat,

permohonan untuk mempunyai keturunan, dan lain-lain. Dengan demikian, adat dan

budaya memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat Dayak Sisakng.

Ada beberapa lembaga yang ada pada masyarakat Dayak Sisakng, yaitu lembaga

adat dan lembaga pemerintah desa. Berikut ini adalah struktur kelembagaan adat

masyarakat Dayak Sisakng saat ini.

Temenggung Adat berperan membudayakan, mengembangkan dan menegakkan

Hukum Adat dan Adat Istiadat. Dalam melaksanakan tugas, Temenggung dibantu Wakil

Temenggung, dan Ketua-ketua Adat yang berada di setiap dusun. Tugas Temenggung

beserta perangkat adatnya adalah sebagai berikut: pertama, mengetahui batas-batas

wilayah kampung. Kedua, mengetahui dan mengatur batas-batas huma, sawah, hutan

lindung, kebun, tembawang dan sungai. Ketiga, mengetahui segala bentuk pemanfaatan

lahan dan segala hasil hutannya. Keempat, menyelesaikan konflik dalam pelanggaran adat.

KETUA ADAT DI DUSUN

TEMENGGUNG ADAT

WAKIL TEMENGGUNG

KETUA ADAT DUSUN

Pengurus Rukun Kepercayaan Adat Istiadat

Dibantu Tukang Pomang, Boreh/Belian,

Dukun Beranak/Berobat

Pengurus Hukum Adat

Dibantu Penggarap-penggarap Adat

(Ketahanan dan Penegak Adat Istiadat)

MASYARAKAT ADAT

Dengan berbagai lapisan masyarakat dan golongannya, tokoh agama, pengusaha

(Badan Usaha, Lembaga Pendidikan, Kelompok Tani, Komponen Lapisan Masyarakat)

Page 9: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

42

Kelima, berwenang mengawinkan warga secara adat. Keenam, bekerjasama dengan

pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan dan kemajuan masyarakat.

3.1.2.7. Kehidupan Sosial Budaya

Masyarakat di dusun Berungkat 95% didominasi oleh penduduk asli suku Dayak

Sisakng, sedangkan 5% berasal dari suku Jawa, Bugis, Batak dan NTT. Hal inilah yang

menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat di dusun tersebut sangat kental

dengan adat istiadat mereka. Masyarakat Dayak Sisakng yang ada di dusun Berungkat

masih mempertahankan tradisi budaya yang diwariskan oleh leluhur yang dianggap

sebagai identitas mereka. Hal ini nampak dalam hubungan kekerabatan dalam masyarakat

Dayak Sisakng khususnya di dusun Berungkat. Salah satu contoh ialah dalam hal bercocok

tanam yang disebut dengan tradisi nugal atau menanam padi. Tradisi nugal telah diwarisi

turun temurun dan tetap dilakukan oleh masyarakat hingga saat ini.14

3.2. Bentuk-bentuk Ritus Suku Dayak Sisakng

Pada umumnya sistem kepercayaan atau agama bagi masyarakat Dayak Sisakng

tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya dan kehidupan sosial, ekonomi mereka

sehari-hari. Hal ini nampak dalam setiap tingkah laku masyarakat Dayak Sisakng yang

tidak dapat dilepaskan dari sistem kepercayaan dan nilai-nilai budaya Dayak. Masyarakat

Dayak Sisakng masih meyakini kepercayaan berdasarkan tradisi leluhur walaupun sudah

menganut agama-agama yang diakui pemerintah, seperti Kristen, Katolik dan Islam.

Masyarakat Dayak Sisakng meyakini kuasa Tuhan sebagai kuasa yang tertinggi yang biasa

mereka panggil dengan nama Tempa. Namun di sisi lain, mereka memiliki kepercayaan

terhadap roh-roh leluhur atau nenek moyang yang diyakini dapat menolong mereka. Salah

satu cara adalah dengan melakukan ritual bagi roh-roh leluhur dengan memberikan

14

Wawancara dengan Kepala Dusun Berungkat (Parman) 20 September 2017.

Page 10: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

43

sesajian karena mereka meyakini bahwa roh-roh leluhur dapat menjaga dan memberikan

kesuburan bagi tanaman yang mereka tanam. Oleh karena itu, ritus-ritus yang dilakukan

adalah salah satu upaya membangun hubungan dengan leluhur roh-roh leluhur.

Bentuk-bentuk ritus yang dilakukan oleh masyarakat, diantaranya:15

pertama, ritus

peralihan atau siklus hidup. Ada beberapa ritual yang dilakukan oleh masyarakat Dayak

Sisakng, yakni: pertama, ritual kelahiran. Dalam ritual ini, masyarakat melakukan ritual

adat permohonan agar anak yang baru lahir tersebut tidak diganggu oleh roh-roh jahat.

Kedua, ritual kematian. Dalam ritual ini, masyarakat akan melakukan ritual dan

meletakkan benda-benda yang sering dipakai oleh orang yang meninggal tersebut semasa

hidupnya, seperti piring, gelas dan ayam di kuburan orang yang baru meninggal. Dalam

kepercayaan masyarakat Dayak Sisakng, piring dan gelas yang diletakan di kubur tersebut

memiliki makna sebagai tempat makan dan minum roh orang yang baru meninggal

tersebut. Mereka memahami bahwa roh orang yang sudah meninggal pun akan melakukan

aktivitas yang sama seperti orang hidup hanya saja tidak nampak. Selain itu, peletakan

piring dan gelas di kubur bertujuan agar roh orang yang baru meninggal tersebut tidak

kembali ke rumah keluarga yang masih hidup untuk mencari benda-benda yang biasa

digunakan semasa hidupnya. Begitu pula dengan ayam yang diletakkan di kubur bertujuan

sebagai bekal makanan roh orang yang baru meninggal tersebut, agar roh orang yang

meninggal tersebut tidak kembali ke rumah keluarga dan mengganggu ternak peliharaan

mereka. Apabila orang yang meninggal secara tidak wajar misalnya kecelakaan,

pembunuhan, maka masyarakat akan melakukan ritual adat berdasarkan aturan yang telah

dibuat oleh Dewan Adat Dayak, yakni memberikan sesajian pada leluhur, membayar adat,

dan lain-lain sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Ketiga, ritual pernikahan. Dalam

15

Wawancara dengan Ketua Adat dan sesepuh suku Dayak Sisakng (Migung & Alusius Roji), 21

September 2017.

Page 11: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

44

pernikahan, masyarakat akan melakukan ritual adat sebelum diberkati di gereja. Ada

beberapa sesajian yang dipersembahkan di dalam ritual tersebut, misalnya darah ayam

yang akan dicurahkan di atas kepala mempelai sebagai simbol pembersihan dari dosa-dosa

dan untuk memperoleh rejeki dalam keluarga. Selain itu, orang tua wajib menyediakan

beras satu gantang (3 kg) yang akan dituangkan di atas kepala mempelai sebagai simbol

agar kehidupan rumah tangga yang baru dibentuk itu akan melimpah dengan berkat.

Setelah selesai, beras yang dituangkan di atas kepala mempelai dan jatuh ke lantai tersebut

harus dikumpulkan kembali dan wajib dimasak oleh keluarga yang baru menikah tersebut

hingga habis dan tidak boleh diberikan kepada orang lain sebagai simbol agar keluarga

tersebut tidak akan pernah kekurangan berkat dalam kehidupan rumah tangganya.

Kedua, ritus kalendrikal dan peringatan. Ritual yang dilakukan oleh masyarakat

dalam hal ini ialah ritual bercocok tanam, yaitu ritual nugal saat akan menanam padi yang

ditandai dengan memberikan persembahan kepada leluhur, ritual makan bersama sebelum

menanam padi, ritual anak padi pada saat benih padi mulai tumbuh, ritual sebelum panen

dan ritual sesudah panen. Ketiga, ritus pertukaran dan kerukunan. Dalam hal ini seluruh

masyarakat melakukan ritual makan beras baru setelah panen yang diadakan di balai

dusun. Ritual tersebut merupakan ucapan syukur seluruh masyarakat pada Tuhan atau

Tempa karena berkat yang diberikan sehingga dapat menuai hasil jerih lelah mereka.

Selain itu, masyarakat juga menaikkan syukur pada leluhur yang dianggap turut berperan

serta dalam pertumbuhan padi mereka hingga panen. Keempat, ritus yang berhubungan

dengan kesusahan atau penderitaan. Hal ini nampak dalam ritual sakit dan ritual utuk

memperbaiki kesalahan. Biasanya keluarga akan memanggil orang yang dianggap dapat

menolong mereka menyampaikan permohonan kepada roh-roh leluhur untuk memberikan

kesembuhan, keselamatan dan memperbaiki kesalahan. Kelima, ritus perayaan. Hal ini

nampak dalam berbagai perayaan-perayaan yang dilakukan masyarakat Dayak Sisakng,

Page 12: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

45

misalnya ritual perayaan gawai atau pesta panen dan saat memperoleh berkat. Gawai

merupakan pesta adat yang dilakukan masyarakat untuk mensyukuri hasil panen. Dalam

pesta gawai, masyarakat menaikkan syukur pada Tuhan atau Tempa atas hasil panen yang

telah diperoleh. Selain itu, masyarakat juga menaikkan syukur pada leluhur untuk

menghormati dan membalas budi baik para leluhur karena telah melindungi tanaman padi

mereka hingga panen. Pesta gawai dikaitkan dengan “molas niat” atau membalas niat

sebelum panen berdasarkan atas kemampuan seseorang. Bagi masyarakat Dayak, bila

tidak melaksanakan gawai maka merupakan suatu aib karena tidak menghormati para

leluhur mereka yang dianggap telah memberkati padi mereka. Keenam, ritus politis. Hal

ini nampak dalam ritual untuk membangun dan mempromosikan kekuatan politik,

misalnya sesepuh desa, pengangkatan kepala desa atau untuk kepentingan politik.

3.3. Tradisi Nugal dalam Masyarakat Suku Dayak Sisakng

Tradisi menanam padi dalam masyarakat Dayak yang biasa disebut nugal

merupakan tradisi yang diwariskan turun temurun oleh para leluhur mereka dan terus

dilaksanakan hingga saat ini. Pada umumnya, masyarakat Dayak sangat memegang teguh

adat istiadat yang telah diwariskan oleh para leluhur mereka. Tradisi nugal dalam

kehidupan seluruh masyarakat Dayak merupakan kegiatan menanam padi di ladang

(huma) yang dilakukan secara gotong royong oleh masyarakat dalam satu kampung dan

keluarga terdekat. Nugal ialah menanam padi di ladang dengan cara membuat lubang kecil

di tanah dengan alat tugal. Tugal ialah tongkat dari kayu yang ujungnya diruncingkan

untuk membuat lubang di tanah sebagai tempat untuk menabur benih.16

16

“Budaya Nugal (Menanam Padi) di Kalimantan Barat”,

http://ceritadayak.blogspot.co.id/2010/12/budaya-nugal-menanam-padi-di-kalimantan.html, (diakses tanggal

10 November 2016).

Page 13: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

46

Masa menugal ialah pada bulan Agustus hingga bulan September. Tanaman utama

dalam tradisi nugal adalah padi. Selain itu, terdapat pula beberapa jenis tanaman lainnya

yang dapat ditanam pada tradisi nugal ini sebagai tumpang sari. Tumpang sari merupakan

bercocok tanam dengan menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak dengan

membentuk barisan-barisan lurus untuk tanaman yang ditanam secara berseling pada satu

bidang tanah.17

Keuntungan bercocok tanam tumpang sari adalah tanaman yang dijadikan

tumpang sari dapat berfungsi sebagai tanaman penjaga atau pelindung bagi tanaman utama

dan hanya bersifat sementara. Selain itu tumpang sari juga memberikan keuntungan bagi

petani yakni dapat menambah produksi hasil tanaman, mengoptimalkan lahan yang akan

ditanam dan menjadi sumber persediaan makanan sambil menunggu masa panen padi tiba.

Beberapa jenis tanaman tumpang sari yang biasa mereka tanam ialah jagung, terung, sawi,

cabe, labu, bayam, kacang-kacangan, dan timun. Tanaman tumpang sari yang ditanam

masyarakat dan umumnya rata-rata berusia dua sampai tiga bulan harus sudah dipanen.

Hal ini karena setelah padi berusia tiga bulan masyarakat akan melakukan ritual anak padi,

yaitu ritual adat untuk menaikkan permohonan pada Tuhan yang biasa disebut Tempa dan

leluhur mereka untuk melindungi tanaman padi tersebut.18

Tradisi nugal dalam budaya Dayak memiliki makna filosofi kebersamaan dan

kekeluargaan karena melibatkan peran semua anggota keluarga bahkan masyarakat untuk

bergotong royong menanam padi.19

Hal tersebut nampak dalam cara mereka memberikan

informasi tentang waktu dan pelaksanaan nugal kepada seluruh anggota keluarga serta

melakukan pembagian tugas kepada setiap anggota keluarga yang terlibat didalamnya.

17 “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, https://kbbi.web.id/tumpangsari, (diakses tanggal 17

November 2017).

18 Wawancara dengan warga masyarakat Dayak Sisakng di dusun Berungkat yang merupakan

warga jemaat GPIB (Lihun), 20 September 2017.

19 Sistem Gotong Royong Dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Kalimantan Barat (Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983), 32.

Page 14: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

47

Oleh karena itu, bagi masyarakat tradisi nugal tersebut sangat memudahkan pekerjaan

mereka untuk menanam padi mengingat lahan untuk menanam padi biasanya sangat luas

dan berada di daerah perbukitan. Selain itu, tradisi nugal juga semakin mempererat

hubungan kekerabatan mereka dalam satu kampung tanpa membeda-bedakan latar

belakang agama maupun suku lain yang ikut menugal.20

Dalam tradisi nugal, ada beberapa proses yang dipersiapkan yakni: pertama,

menebas pohon-pohon dan rumput yang ada di ladang dan membakar ladang. Pembakaran

ladang dilakukan untuk membersihkan sampah-sampah pohon yang ditebang dan abunya

diyakini bermanfaat sebagai pupuk alami agar tanaman dapat tumbuh dengan subur.

Kedua, mempersiapkan peralatan-peralatan untuk menanam padi, misalnya membuat alat

tugal yang cukup banyak karena akan digunakan oleh masyarakat dalam satu dusun yang

membantu menugal, benih padi dan berbagai benih lainnya untuk dijadikan tanaman

tumpang sari. Ketiga, menginformasikan waktu pelaksanaan untuk menugal kepada

seluruh kerabat dan anggota masyarakat dalam satu dusun.

Gambar 2 : Ladang yang baru dibakar dan Alat Tugal

20

Wawancara dengan Ketua RT dusun Berungkat yang juga merupakan Majelis Jemaat GPIB Pos

Pelkes Galilea Berungkat (Herman), 20 September 2017.

Page 15: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

48

Setelah semua keperluan untuk menugal dipersiapkan dengan baik dan tiba masa

untuk menugal atau menanam padi, masyarakat suku Dayak akan melakukan praktik

religius atau ritual nugal. Ritual nugal yang dilakukan oleh masing-masing sub suku

Dayak pada umumnya memiliki cara yang berbeda-beda. Ritual nugal bagi masyarakat

Dayak Sisakng merupakan sebuah cara yang dilakukan agar benih padi yang akan ditanam

dapat tumbuh dengan subur dan memberikan hasil yang terbaik karena memperoleh

bantuan dari roh-roh leluhur. Dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng, bila

menanam padi tanpa melakukan ritual nugal maka hasil panen tidak melimpah dan hama

akan menyerang tanaman padi.21

3.4. Proses Pelaksanaan Ritual Nugal Masyarakat Dayak Sisakng

Saat akan menugal atau menanam padi, masyarakat Dayak Sisakng akan

melakukan praktik religius atau ritual nugal yang menjadi ciri khas mereka. Ritual nugal

tersebut dilakukan setiap kali hendak menanam padi di ladang. Ritual nugal yang

dilakukan oleh masyarakat Dayak Sisakng berkaitan erat dengan sistem pertanian, yakni

bertujuan agar benih padi yang hendak ditanam dapat tumbuh dengan subur dan

memberikan hasil yang melimpah. Hal ini karena dalam pemahaman masyarakat Dayak

Sisakng, ritual nugal yang dilakukan berkaitan erat dengan kepercayaan bahwa roh-roh

leluhur turut membantu menyuburkan tanaman padi yang mereka tanam. Oleh karena itu,

ada beberapa ritual yang akan dilakukan oleh masyarakat saat padi mulai tumbuh hingga

masa panen selesai. Proses persiapan dan pelaksanaan ritual yang harus dilakukan oleh

masyarakat baik sebelum menanam padi hingga masa panen selesai, yaitu: Pertama,

mempersiapkan peralatan atau perlengkapan untuk melakukan ritual ketingap sebelum

menugal. Dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng, ritual ketingap merupakan ritual

21

Wawancara dengan Ketua Adat dusun Berungkat (Migung), 20 September 2017.

Page 16: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

49

yang dilakukan sebelum menugal sebagai simbol untuk menjaga keselamatan anak padi.

Ketingap merupakan sebuah alat yang terbuat dari dua buah bambu yang pada bagian

atasnya dibuatkan tanda silang dari bambu kecil. Tanda silang tersebut merupakan simbol

dari telinga yang berfungsi untuk mendengar atau mengenali tanda-tanda adanya bahaya

yang akan mengganggu tanaman padi. Ketingap digunakan masyarakat Dayak Sisakng

sebagai simbol tolak bala atau menolak atau menghalangi roh-roh jahat yang akan

mengganggu tanaman padi mereka. Dalam ritual ketingap, ada beberapa peralatan yang

harus dipersiapkan, yakni: garam satu bungkus dan nasi yang dibungkus oleh daun yang

merupakan simbol bekal makanan dan minuman untuk roh-roh leluhur. Nasi harus

dibungkus oleh daun sebagai simbol leluhur menyatu dengan alam, sehingga tidak boleh

menggunakan peralatan yang biasanya dipakai di rumah seperti piring atau peralatan

lainnya. Selain itu, pemilik ladang juga mempersiapkan satu buah buluh sebagai simbol

tempat minum yang nantinya diisi air sebagai bekal minuman untuk roh-roh leluhur

mereka agar dapat menjaga tanaman padi. Seluruh peralatan dan perlengkapan tersebut

harus disediakan agar roh-roh leluhur tidak marah dan membuat kekacauan terhadap

tanaman padi dengan cara mendatangkan hama, seperti tikus, ulat, dan lain-lain. Selain itu,

pemilik ladang pun akan terkena imbas karena leluhur merasa tidak diperhatikan. Salah

satu contoh ialah jika pemilik ladang tidak memenuhi salah satu peralatan maka telinga

pemilik ladang tersebut akan terasa sakit seperti diiris dan akan sembuh bila keluarga

pemilik ladang melakukan ritual permohonan maaf. Oleh karena itu, pemilik ladang akan

sangat berhati-hati ketika mempersiapkan peralatan untuk ritual ini. 22

22

Wawancara dengan Kepala Dusun Berungkat, pebayur dusun Berungkat yang merupakan warga

jemaat GPIB, Ketua Adat dusun Berungkat, pengurus RT, warga jemaat GPIB dan warga dusun Berungkat

(Parman, Lonim, Migung, Herman, Beyan, Bugoh, Ocit, Bandung, Kumin, Lihun, Leni), 20 September

2017.

Page 17: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

50

Gambar 3 : Contoh Alat Ketingap dan Buluh Berisi Air

Kedua, melakukan ritual ketingap. Ritual ketingap merupakan simbol untuk

menjaga keselamatan anak padi sesaat sebelum menanam padi, yakni permohonan agar

roh-roh jahat tidak mengganggu benih padi yang akan ditanam. Pelaksanaan ritual

ketingap dapat dilakukan oleh pemilik ladang atau juga dapat memanggil penebur (orang

yang dikhususkan untuk mempersembahkan sesajian bagi roh-roh leluhur dengan

membaca mantera) dan pebayur (wakil penebur yang bertugas mempersiapkan semua

perlengkapan ritual) untuk melakukan ritual tersebut. Hal yang harus dilakukan dalam

ritual ini ialah: pagi hari sekitar pukul 04.00–05.00 WIB sebelum semua orang datang ke

ladang untuk membantu menugal, pemilik ladang telah terlebih dahulu membawa benih

padinya ke ladang dan meletakkannya menghadap matahari di depan sebuah tunggul kayu

yang baru ditebang saat pembersihan ladang. Dalam tradisi suku Dayak Sisakng, benih

padi harus dibawa pagi-pagi karena tidak boleh ada satupun warga yang melihat pemilik

ladang membawa benih-benih padinya ke ladang. Hal ini karena jika terlihat oleh orang

lain, maka akan menyebabkan ritual ketingap berjalan tidak lancar yang berakibat pada

hasil panen yang kurang baik nantinya. Pemilik ladang kemudian meletakkan nasi yang

dibungkus daun dan garam yang sudah dipersiapkan sebelumnya di atas tunggul kayu

dekat benih padi sebagai simbol bekal untuk roh-roh leluhur. Pemilik ladang kemudian

menancapkan alat ketingap dan buluh berisi air di dekat benih padi yang akan ditanam.

Page 18: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

51

Setelah itu pemilik ladang pun melakukan ritual ketingap yaitu membuat tujuh lubang di

sekeliling benih padi dengan alat tugal, kemudian menabur benih padi ke lubang tersebut

sambil menaikkan permohonan pada roh-roh leluhur.

Tujuh lubang yang dibuat oleh pemilik ladang merupakan simbol yang dilakukan

berdasarkan legenda Timang dan Giman yang terjadi di dusun Segumon. Dalam

legenda tersebut, Timang dan Giman merupakan bagian dari tujuh bersaudara. Ketika

hendak menanam padi, saudara-saudara Timang dan Giman membagi benih-benih

padi namun tidak memberikan benih yang terbaik bagi Timang dan Giman. Timang

dan Giman hanya memperoleh sisa-sisa padi yang dianggap tidak baik (ampas padi).

Timang dan Giman kemudian menanam benih padi tersebut dan merawatnya dengan

baik sehingga berhasil, sedangkan kelima saudaranya mendapatkan hasil panen yang

kurang baik akibat perbuatannya. Oleh karena itu, ketujuh lubang yang dibuat oleh

pemilik ladang ialah untuk mengingat Timang dan Giman, agar suku Dayak Sisakng

tidak mencontoh perbuatan kelima saudara Timang dan Giman yang membagi sisa-

sisa benih padi kepada dua saudaranya. Tujuh lubang menjadi simbol berkat bagi

masyarakat Dayak Sisakng agar hasil panen mereka melimpah setiap tahun.23

Setelah selesai menabur benih, pemilik ladang kemudian menyiraminya dengan air

sebagai simbol permohonan pendingin kepada Tempa dan leluhur karena menugal

dilakukan di musim kemarau. Benih-benih padi yang dimasukkan ke dalam tujuh lubang

tersebut dinamakan pohon induk benih.

Gambar 4 : Ritual Ketingap

23

Wawancara dengan Ketua Adat dan pebayur dusun Berungkat yang merupakan warga jemaat

GPIB (Migung & Lonim), 20 September 2017.

Page 19: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

52

Ketiga, nyera atau makan bersama. Makan bersama dilakukan pada pukul 06.00

WIB setelah semua keluarga maupun warga dusun yang ikut membantu berkumpul di

ladang. Kegiatan menugal dilaksanakan pagi hari mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul

09.00 WIB. Hal ini bertujuan agar setelah selesai menugal, keluarga maupun warga dusun

yang membantu masih dapat melakukan aktivitas mereka. Sebelum menanam padi, semua

yang hadir kemudian berkumpul dan makan bersama. Makanan wajib disediakan oleh

pemilik ladang. Dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng, makan bersama sebelum

menugal bertujuan agar seluruh orang yang membantu tidak kelaparan saat menugal.

Selain itu, makan bersama ini merupakan simbol untuk memberi makan roh-roh leluhur

yang dianggap mempunyai kuasa untuk membantu kesuburan tanaman padi. Makan

bersama memiliki makna bahwa semua orang yang membantu harus merasa kenyang, roh-

roh leluhur yang menjaga benih padi mereka juga merasa kenyang. Selain itu, makan

bersama merupakan simbol untuk memberi makan padi sehingga akan menghasilkan biji-

biji padi yang berisi dan hasil panen melimpah. Oleh karena itu, nyera atau makan

bersama wajib dilaksanakan sebelum memulai kegiatan menugal. Apabila pemilik ladang

tidak menyediakan makanan, maka akan berakibat pada para pekerja yang tidak mampu

menugal dengan baik, roh-roh leluhur marah karena merasa tidak diperhatikan dan juga

benih padi tidak akan tumbuh dengan subur. Selain itu, dalam hal menyediakan makanan,

masyarakat memiliki kepercayaan bahwa jika makanan yang disediakan adalah daging

ayam atau babi maka hasil panen baik. Namun jika makanan yang disediakan adalah ikan,

maka hasil panen kurang baik atau hasil tidak melimpah. Hal ini karena dalam kehidupan

masyarakat Dayak Sisakng, daging ayam maupun daging babi dikategorikan makanan

yang cukup mewah.

Page 20: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

53

Gambar 5 : Ritual Makan Bersama

Keempat, menugal atau menanam padi dengan menggunakan alat tugal. Dalam

proses menugal terdapat pembagian tugas yang sudah ditetapkan dan dilakukan secara

turun temurun yakni, laki-laki bertugas untuk membuat lubang di tanah dengan alat tugal,

sedangkan perempuan bertugas untuk menabur benih ke dalam lubang-lubang tersebut.

Sebelum dimulainya kegiatan menugal, semua laki-laki berbaris terlebih dahulu dan yang

berdiri di ujung barisan tersebut adalah orang yang bertugas mengarahkan barisan agar

proses menugal berjalan teratur. Setelah itu, seluruh barisan secara serentak berjalan maju

untuk membuat lubang yang kemudian diikuti oleh kaum perempuan yang berbaris di

belakang mereka untuk menabur benih. Benih-benih yang ditabur oleh kaum perempuan

tidak murni benih padi, karena telah dicampur dengan benih timun, sawi, jagung, labu

sebagai tanaman tumpang sari. Tanaman tumpang sari tersebut akan mereka tuai saat

membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar padi saat berusia 2-3 bulan. Setelah selesai

menugal, seluruh alat tugal yang digunakan wajib ditancapkan berjajar di tempat ritual

ketingap dilaksanakan sebelumnya. Alat tugal tersebut berfungsi sebagai penjaga padi dan

keluarga pemilik ladang dari penyakit sehingga tidak boleh dibawa pulang atau dibuang.

Page 21: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

54

Gambar 6 : Proses Menugal

Kelima, ritual encelan atau ritual anak padi. Setelah padi berusia 2-3 bulan, pemilik

ladang akan melakukan ritual encelan atau ritual anak padi dengan memberikan sesajian

kepada leluhur (nebur). Ada beberapa sesajian yang harus dipersiapkan pemilik ladang,

yaitu satu butir telur, nasi, pekasam ikan, ayam kampung, lemang (nasi dalam bambu dari

beras ketan), beras satu genggam, sirih, tuak, tembakau, buluh berisi air, garam, sungkai

(nasi yang dibungkus oleh daun dan berukuran sebesar jari tangan orang dewasa), dan

tujuh buah piring kecil. Semua sesajian tersebut diletakkan di atas tampi (tempat untuk

menampi atau membersihkan beras) dan diserahkan kepada penebur dan pebayur.

Dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng, sesajian yang dipersembahkan

pada roh-roh leluhur tersebut memiliki makna, yaitu: pertama, tampi yang biasanya

digunakan untuk membersihkan beras dari sisa-sisa dedak dan digunakan untuk

meletakkan seluruh sesajian merupakan simbol bahwa sesajian yang dipersembahkan

merupakan harapan pemilik ladang untuk membersihkan atau menampi semua bahaya

yang akan mengganggu tanaman padi. Kedua, ayam kampung yang digunakan sebagai

korban persembahan dan darahnya digunakan untuk mengolesi anak padi merupakan

simbol pembersih, pembasuh, pembebas atau penebus anak padi dari berbagai bencana

seperti hama maupun gangguan roh-roh jahat yang ingin mengganggu tanaman padi.

Ketiga, sirih, tuak dan tembakau merupakan simbol hidangan pembuka dalam menjamu

Page 22: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

55

roh-roh leluhur yang datang memenuhi undangan penebur agar mereka merasa nyaman

karena disambut dengan baik. Hidangan pembuka ini mengacu pada praktik kehidupan

manusia ketika menyambut tamu di rumah, tuan rumah pasti menghidangkan air atau

makanan ringan agar tamu yang berkunjung merasa nyaman dan disambut dengan ramah.

Keempat, nasi, telur, pekasam ikan, lemang dan buluh berisi air merupakan simbol

makanan untuk roh-roh leluhur. Masyarakat Dayak Sisakng meyakini bahwa roh-roh

leluhur membutuhkan makanan sama seperti manusia. Oleh karena itu, mereka

mempersembahkan makanan yang biasa dimakan sehari-hari kepada roh-roh leluhur.

Kelima, beras, garam, tuak, sungkai merupakan simbol bekal yang dipersiapkan untuk roh-

roh leluhur saat mereka menjaga tanaman padi yang akan ditanam hingga masa panen tiba.

Masyarakat memahami bahwa roh-roh leluhur pun membutuhkan persediaan makanan

sama seperti manusia. Bekal persediaan makanan tersebut bertujuan agar roh-roh leluhur

tidak kekurangan makanan saat menjaga padi. Bila bekal persediaan makanan tersebut

tidak disediakan pemilik ladang, maka roh-roh leluhur akan marah dan mengacaukan

tanaman padi. Keenam, tujuh buah piring kecil merupakan simbol untuk tempat makan

roh-roh leluhur yakni, Timang, Giman beserta seluruh saudaranya. Seluruh sesajian dalam

ritual ini wajib dipersiapkan. Hal ini karena dalam pemahaman masyarakat Dayak

Sisakng, bila sesajian tersebut tidak lengkap maka ritual anak padi yang dilakukan tidak

akan bermanfaat dan akan mendatangkan musibah bagi tanaman padi maupun bagi

pemilik ladang karena leluhur mereka merasa kecewa dan marah.

Page 23: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

56

Gambar 7 : Sesajian Ritual Anak Padi

Setelah pemilik ladang mempersiapkan seluruh perlengkapan sesajian, penebur

dan pebayur kemudian menyusun seluruh sesajian di atas tempat persembahan yang

disebut sengkam. Sengkam merupakan tempat pemujaan atau tempat persembahan yang

terbuat dari bambu dan dibangun di tengah ladang tepat di depan seluruh alat tugal yang

ditancapkan berjajar waktu selesai menugal. Setelah selesai menyusun semua sesajian di

atas sengkam, penebur yang dibantu oleh pebayur pun melakukan ritual encelan. Seluruh

sesajian dipersembahkan pada roh-roh leluhur sambil membaca mantera.

Gambar 8 : Ritual Anak Padi

Ayam kampung disembelih dan darahnya digunakan untuk mengolesi anak padi

agar tumbuh subur sambil membaca mantera. Mantera yang diucapkan oleh penebur berisi

permohonan agar Tuhan dan leluhur menjaga, melindungi tanaman padi agar tumbuh

Page 24: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

57

subur dan dijauhkan dari segala penyakit serta menghasilkan bulir-bulir padi yang terbaik.

Selain itu, mantera tersebut juga berisi permohonan kepada Tuhan dan leluhur agar

keluarga pemilik ladang, penebur dan pebayur pulang ke rumah dengan selamat dan

dijauhkan dari penyakit. Berikut ini penggalan mantera yang diucapkan oleh penebur saat

melakukan ritual encelan:24

Mantera Terjemahan

Tempa maman geeh piin metan kenam..

Raja beras membas megi sio…

Hantu laut, hantu bangas maman laut

jenggi jabal kap kedumok samina

babina mabatu muat mirung

aaaaaaaaa…….

Enik duweh taruh.. iiiiiii……

Tempa bulu gawa pulau bunga dayung

mamang…

Hantu bawang, hantu lopo, hantu

bangas, pauh ireng teyung murai teyug

perinte...

Tuhan tolong hanyutkan seluruh penyakit ke air..

Raja beras melalui darah ayam ini…

Jauhkanlah anak padi dari segala macam penyakit

serta lindungi keluarga dan penebur agar pulang

dengan selamat sampai rumah. Hanyutkanlah

seluruh penyakit dan roh-roh jahat ke laut…

aaaaaaa

Satu, dua, tiga,..iiiiiiii......

Oh Tuhan tolong selamatkan kami semua…

Oh kakek, nenek moyang tolong selamatkan anak

padi dan keluarga serta hanyutkanlah seluruh

penyakit dan roh-roh jahat ke laut…

Setelah ritual encelan selesai, penebur dan pebayur kemudian mengambil seluruh

sesajian yang telah dipersembahkan kepada leluhur tersebut dan memberikannya kepada

pemilik ladang untuk diolah dan dibagi rata. Ayam kampung wajib dibuat bubur ayam

namun hati ayam kampung dikhususkan untuk penebur sesuai dengan aturan dalam ritual

tersebut. Hati ayam tersebut merupakan tanda balas jasa pemilik ladang kepada penebur

karena telah menolong menyampaikan permohonan kepada Tempa dan leluhur. Seluruh

keluarga wajib untuk menyantap bubur ayam kampung tersebut. Selain itu, seluruh

sesajian yang telah dipersembahkan kepada roh leluhur wajib dibagi rata bagi semua

keluarga atau warga yang hadir di ladang. Apabila ada yang tidak mendapat bagian atau

tidak mau menyantap bubur dan sesajian tersebut, maka ia akan terkena musibah.

24

Wawancara dengan penebur dusun Berungkat yang merupakan warga jemaat GPIB (Latok), 20

September 2017.

Page 25: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

58

Gambar 9 : Makan Bersama Setelah Ritual Anak Padi

Setelah seluruh rangkaian ritual encelan selesai, semua yang hadir di ladang dapat

kembali ke rumah. Tempat persembahan atau sengkam tidak boleh dibongkar hingga masa

panen selesai. Sengkam tersebut berfungsi sebagai alat penjaga padi dan keluarga pemilik

ladang. Oleh karena itu, bila sengkam tersebut dibongkar maka padi akan terserang hama

bahkan pemilik ladang pun akan sakit. Selain itu, keluarga pemilik ladang wajib

berpantang untuk tidak ke ladang selama dua hari. Seluruh warga satu dusun pun tidak

boleh memasuki ladang tersebut. Pemilik ladang memberikan tanda larangan masuk ke

ladang berupa bulu ayam yang ditempel di buluh atau bambu dan diolesi dengan kunyit,

yang kemudian ditancapkan di jalan masuk ke ladang. Kunyit merupakan simbol

wewangian yang digunakan sebagai tanda, sehingga siapapun yang mencium wangi

tersebut tidak akan masuk ke ladang. Bulu ayam yang ditempel di buluh merupakan

simbol bahwa pemilik ladang sudah melakukan ritual encelan. Bila ada yang melanggar

maka akan dikenakan hukum adat karena dianggap telah membuat kerugian (ritual anak

padi gagal dan hasil panen tidak melimpah). Si pelanggar wajib membayar adat berupa:

empat buah tempayan, empat ekor babi dan empat ekor ayam. Persyaratan tersebut

merupakan aturan yang telah disepakati oleh masyarakat sebagai pengganti kerugian.

Tempayan merupakan simbol untuk mengganti tubuh atau nyawa dari si pelanggar agar

tidak kemponan atau terkena musibah. Selain itu, babi dan ayam merupakan korban yang

Page 26: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

59

dipersembahkan kepada leluhur agar tidak marah. Setelah semua dipenuhi oleh si

pelanggar, maka babi dan ayam wajib dimasak dan dimakan bersama dalam acara adat

tersebut sebagai simbol pendingin agar anak padi dapat tumbuh dengan subur.

Keenam, ritual nguha atau ritual sebelum panen. Setelah padi tumbuh dan siap

panen, pemilik ladang akan melakukan ritual nguha atau ritual sebelum panen sebagai

ungkapan syukur kepada Tempa dan leluhur yang telah menjaga padi dan memberikan

kesuburan hingga masa panen tiba. Ritual nguha dapat dilakukan oleh pemilik ladang

tanpa memanggil penebur. Proses pelaksanaan ritual nguha ialah: pertama, pemilik ladang

mengetam atau menuai padinya sebanyak satu takin (tempat untuk mengisi beras) dan

tidak boleh lebih ataupun kurang. Satu takin padi merupakan simbol permohonan pemilik

ladang untuk dapat menuai padinya. Kedua, setelah selesai mengetam, pemilik ladang

membawa padinya ke pondok (rumah tempat beristirahat di ladang). Pemilik ladang

kemudian menaikkan permohonan pada Tempa dan leluhur agar padi yang akan dipanen

nanti dapat memenuhi kebutuhan selama satu tahun. Ketiga, pemilik ladang kemudian

membawa padi yang baru dituai tersebut pulang ke rumah dan meletakkan satu bungkus

garam diatasnya. Garam merupakan simbol bekal untuk tuan padi yang telah datang ke

rumah si pemilik ladang agar kembali pulang ke ladang. Setelah itu padi disimpan selama

satu malam dengan pemahaman agar padi tersebut dapat beristirahat. Keempat, setelah

padi tersebut disimpan selama satu malam, pemilik ladang pun mengirik padinya. Setelah

selesai, pemilik ladang mengambil satu genggam beras dan membawanya ke sungai

sebagai simbol ungkapan syukur pada para leluhur yang telah melindungi dan memberikan

kesuburan bagi tanaman padi. Pemberian beras tersebut merupakan simbol pemilik ladang

membagi hasil tuaiannya untuk dinikmati oleh para leluhur. Setelah selesai melakukan

ritual, pemilik ladang wajib berpantang untuk tidak memetik padi selama tiga hari. Setelah

selesai berpantang barulah pemilik ladang datang dapat memanen seluruh padinya.

Page 27: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

60

Gambar 10 : Alat Takin dan Mengetam

Ketujuh, ritual makan beras baru. Ritual makan beras baru merupakan wujud

syukur seluruh masyarakat satu dusun karena telah selesai menuai padi. Oleh karena itu,

mereka mempersembahkan hasil pertama kepada Tempa dan leluhur sebagai ungkapan

syukur. Ritual ini dilakukan di balai dusun dan dihadiri oleh seluruh warga masyarakat.

Sesajian yang digunakan dalam ritual ini ialah: beras, ayam kampung, telur, garam dan

piring tujuh buah. Dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng, sesajian tersebut

memiliki makna sebagai berikut: pertama, beras, telur, ayam dan garam merupakan

simbol makanan yang diberikan kepada leluhur sebagai ungkapan syukur karena mereka

telah melindungi tanaman padi hingga masa panen. Kedua, tujuh buah piring merupakan

simbol tempat makan leluhur yakni Timang, Giman dan seluruh saudaranya. Seluruh

sesajian dipersembahkan kepada leluhur sambil membaca mantera. Ayam kampung

disembelih dan darahnya dioleskan pada dahi seluruh warga masyarakat yang hadir dalam

acara tersebut. Darah ayam tersebut sebagai simbol pembebas atau penebus masyarakat

dari musibah. Setelah selesai, ayam kampung tersebut kemudian dijadikan bubur ayam

dan dibagikan ke seluruh warga masyarakat untuk dinikmati bersama.

Page 28: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

61

3.5. Ritual Nugal dalam Pemahaman Masyarakat Dayak Sisakng dan Jemaat GPIB

3.5.1. Ritual Nugal dalam Pemahaman Masyarakat Dayak Sisakng

Dalam kehidupan manusia, ritual merupakan bagian yang sangat penting karena

berkaitan dengan praktik hidup sehari-hari. Ritual yang dilakukan oleh manusia

merupakan salah satu cara untuk memaknai hidup. Hal ini nampak dalam ritual-ritual yang

dilakukan oleh masyarakat Dayak Sisakng, salah satunya ialah ritual nugal. Bagi

masyarakat Dayak Sisakng, ritual nugal memiliki makna dan fungsi dalam kehidupan

mereka, sehingga ritual ini selalu dilakukan setiap kali mereka menanam padi.

Ada beberapa pemahaman masyarakat Dayak Sisakng mengenai ritual nugal,

yaitu:25

pertama, ritual nugal merupakan salah satu cara masyarakat membangun relasi

dengan Tuhan yang biasa disebut Tempa. Masyarakat Dayak Sisakng meyakini adanya

kuasa tertinggi yang ada di luar dirinya yaitu Tempa. Masyarakat meyakini bahwa Tempa

berkuasa menciptakan dan memelihara kehidupan mereka. Oleh karena itu, melalui ritual

nugal, masyarakat menaikan permohonan pada Tempa untuk menjaga dan memberkati

tanaman padi yang ditanam. Kedua, ritual nugal merupakan salah satu cara masyarakat

membangun relasi dengan roh-roh leluhur atau anggota keluarga yang telah meninggal.

Bagi masyarakat Dayak Sisakng, roh-roh leluhur atau roh orang yang sudah meninggal

dapat mempengaruhi kehidupan manusia bahkan memiliki kuasa untuk menolong.

Walaupun masyarakat telah menganut agama-agama yang diakui pemerintah, namun

mereka tetap meyakini kuasa roh-roh leluhur dapat menolong kehidupan mereka. Oleh

karena itu, ritual nugal merupakan salah satu cara mereka untuk membangun relasi dengan

25

Wawancara dengan Kepala Dusun Berungkat, pebayur dusun Berungkat yang merupakan warga

jemaat GPIB, Ketua Adat dusun Berungkat, pengurus RT, warga jemaat GPIB dan warga dusun Berungkat

(Parman, Lonim, Migung, Herman, Beyan, Bugoh, Ocit, Bandung, Kumin, Lihun, Leni, Dadang, Danan,

Lanem, Yudah, Susana, Jimmy, Bontel, Iwan), 20 September 2017.

Page 29: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

62

roh-roh leluhur dan memohon pertolongan mereka untuk menjaga, melindungi dan

memberikan kesuburan bagi tanaman padi.

Ketiga, ritual nugal merupakan salah satu cara untuk membangun relasi dengan

anggota keluarga dan sesama. Hal ini nampak ketika masyarakat memasuki musim

menugal, yakni mereka akan menghubungi seluruh anggota keluarga besar baik itu yang

tinggal dalam satu dusun maupun yang tinggal di dusun lain. Semua anggota keluarga

akan berkumpul dan membahas waktu pelaksanaan menugal. Seluruh anggota keluarga

akan saling memperhatikan dan menolong hingga masa panen selesai. Selain itu, nugal

juga merupakan salah satu cara untuk mempererat relasi dalam masyarakat. Hal ini

nampak saat menanam padi, semua warga satu dusun akan saling tolong menolong tanpa

membeda-bedakan agama maupun suku. Apabila salah seorang pemilik ladang telah

ditolong oleh warga lainnya, maka ia wajib untuk menolong mereka ketika menanam padi

di ladangnya. Dengan demikian, nugal menjadi salah satu cara untuk mempererat dan

memperkokoh kekerabatan masyarakat dalam satu dusun.

Keempat, ritual nugal merupakan salah satu cara masyarakat Dayak Sisakng

membangun relasi dengan alam lingkungan. Dalam pemahaman masyarakat Dayak

Sisakng, tanah tempat mereka tinggal merupakan ibu sehingga harus dihormati dan tidak

boleh di rusak. Oleh karena itu, beberapa ritual yang dilakukan merupakan simbol untuk

menjaga tanah yakni menolak segala penyakit seperti hama yang akan merusak ladang

mereka. Masyarakat memohon agar Tempa dan roh-roh leluhur menjaga dan melindungi

tanaman yang mereka tanam demi kelestarian alam lingkungan. Selain itu, salah satu

bentuk masyarakat Dayak Sisakng menghormati tanah ialah dengan tidak mengeksploitasi

tanah secara besar-besaran. Masyarakat tidak akan menanam padi di lahan yang telah

digunakan sebelumnya. Lahan yang telah digunakan akan dibiarkan hingga ditumbuhi

rumput hingga dianggap sudah layak kembali untuk ditanami padi. Masyarakat pun lebih

Page 30: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

63

memilih menanam padi secara tradisional daripada menggunakan alat-alat teknologi yang

disediakan oleh pemerintah setempat. Dengan demikian, ritual nugal yang dilakukan

merupakan salah satu bentuk untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian alam. Kelima,

nugal merupakan ciri khas atau identitas masyarakat Dayak Sisakng yang membedakan

mereka dengan suku-suku lainnya yang ada di Indonesia. Tradisi nugal merupakan

warisan turun temurun dari leluhur mereka yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Hal-hal tersebut di atas yang mendasari mengapa masyarakat Dayak Sisakng

khususnya yang ada di dusun Berungkat memegang teguh tradisi nugal. Mereka meyakini

bahwa ritual nugal sangat berguna bagi kesuburan tanaman padi mereka dan pada

akhirnya akan memperoleh hasil yang melimpah. Oleh karena itu, bagi mereka tradisi

nugal tersebut harus dipertahankan dan dilestarikan.26

3.5.2. Ritual Nugal Dalam Pemahaman GPIB

Pada umumnya pemahaman tentang ritual selalu dikaitkan dengan praktik-praktik

atau upacara-upacara keagamaan. Ritual yang dilakukan dalam upacara keagamaan

merupakan cara manusia membangun relasi dengan Tuhan. Hal ini juga yang dipahami

dalam kehidupan berjemaat di GPIB khususnya Pos Pelkes Galilea Berungkat. Dalam

pemahaman GPIB, ritual merupakan cara membangun relasi dengan Tuhan melalui

ibadah. Ibadah yang dilaksanakan memiliki makna sebagai perjumpaan umat dengan

Tuhan, perayaan yang berkaitan dengan karya keselamatan yang dilakukan Yesus dan juga

sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan.27

Ibadah GPIB memiliki sisi yang berkaitan dan saling menunjang, melengkapi,

mempengaruhi dan mewarnai. Dua sisi tersebut yaitu: Pertama, ibadah ritual, terjadi

26

Wawancara dengan sesepuh suku Dayak Sisakng (Alusius Roji), 21 September 2017.

27 Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Buku Tata Ibadah, Musik Gereja dan Pakaian

Liturgis (Jakarta: UK Penerbitan GPIB), 1.

Page 31: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

64

dalam perjumpaan umat dengan Tuhan untuk menghayati karya keselamatan Allah.

Kedua, ibadah aktual, terjadi dalam kehidupan umat setiap hari. Pusat ibadah umat, baik

itu ritual maupun aktual adalah Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu,

dalam beribadah umat selalu diingatkan oleh Roh Kudus agar tidak menjadikan dirinya

atau kekuatan atau harta benda sebagai pusat ibadah. Hal ini berarti hanya ada satu pusat

ibadah GPIB, yaitu Tuhan Yesus Kristus.28

Dalam pemahaman GPIB yang hadir melayani di dusun Berungkat, ritual nugal

yang dilakukan oleh warga jemaat bertolak belakang dengan nilai-nilai Kristen yang

mengarahkan agar umat hanya beriman kepada Allah. Ritual-ritual peribadahan

seharusnya hanya berfokus pada Yesus tanpa melakukan praktik-praktik pemujaan pada

roh-roh leluhur. Hal-hal tersebut yang mendasari mengapa GPIB membuat program kerja

yang mengarahkan agar warga jemaat tidak lagi melakukan ritual nugal. Program kerja

tersebut ialah dengan cara mengadakan ibadah berkat benih di gereja sebelum masa

bercocok tanam tiba. Ibadah berkat benih dilakukan dengan tujuan agar warga jemaat

tidak lagi melakukan ritual-ritual yang ada dalam menugal. Warga jemaat diarahkan untuk

membawa benih-benih padi mereka ke gereja untuk diberkati dan tidak lagi melakukan

ritual nugal. Selain itu, gereja juga mengarahkan agar warga jemaat tidak lagi melakukan

ritual secara adat ketika padi telah tumbuh, namun diarahkan memanggil para pelayan

untuk berdoa di ladang mereka.29

3.5.3. Ritual Nugal Dalam Pemahaman Warga Jemaat GPIB

Dalam pemahaman warga jemaat GPIB yang merupakan warga masyarakat

masyarakat Dayak Sisakng, tradisi nugal dan seluruh rangkaian ritual yang dilakukan

28

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat, Buku Tata Ibadah…… 2.

29 Wawancara dengan Majelis Jemaat GPIB Pos Pelkes Galilea Berungkat (Herman, Beyan dan

Lihun), 20 September 2017.

Page 32: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

65

hingga masa panen sangat berarti dalam kehidupan mereka. Hal ini nampak dari cara

warga jemaat merespon program-program kegiatan pelayanan di GPIB yang berkaitan

dengan tradisi mereka. Menurut pemahaman warga jemaat, program kerja GPIB yang

sudah dilaksanakan sejak tahun 2010 tersebut dapat menghilangkan tradisi mereka.30

Warga jemaat GPIB cenderung tidak membawa benih-benih padi mereka ke gereja

untuk diberkati melainkan lebih memilih melakukan ritual-ritual adat. Ada beberapa faktor

yang menyebabkan jemaat tidak membawa benih-benih padi untuk diberkati di gereja

dalam ibadah berkat benih, yaitu: Pertama, berdasarkan pengalaman beberapa warga

jemaat yang pernah membawa benih-benih padinya ke gereja untuk didoakan tanpa

melakukan ritual adat nugal, maka hasil panen yang mereka peroleh tidak melimpah

bahkan mengalami kegagalan panen. Menurut warga jemaat, hal ini terjadi karena roh-roh

leluhur marah sehingga menyebabkan berbagai musibah yang mengakibatkan kerugian,

misalnya hama yang menyerang tanaman padi, banjir, butir-butir padi yang kurang baik

atau berukuran kecil dan juga berbagai bencana lainnya. Kedua, menurut warga jemaat,

ritual nugal yang mereka lakukan adalah permohonan doa kepada kuasa yang lebih tinggi

yaitu Tuhan atau Tempa dan juga pada roh-roh leluhur. Ketiga, jemaat menilai bahwa

gereja cenderung menghakimi dan menganggap ritual mereka bertentangan dengan nilai-

nilai Kekristenan sehingga kehadiran gereja dianggap akan menghilangkan tradisi

tersebut. Artinya bahwa sebagai penganut agama Kristen, maka tradisi lama harus

dihilangkan. Menurut penebur dan pebayur di dusun Berungkat yang merupakan warga

jemaat GPIB, ritual yang mereka lakukan adalah serangkaian doa yang mereka naikkan

juga kepada Tuhan atau Tempa namun dengan cara adat yang diwariskan oleh para leluhur

30

Wawancara dengan warga jemaat GPIB Pos Pelkes Galilea Berungkat (Lonim, Bugoh, Ocit,

Bandung, Kumin, Lihun, Seloha, Capan, Leni, Juim, Moyit, Burhanudin, Latok, Wani), 20 September 2017.

Page 33: BAB III RITUAL NUGAL SUKU DAYAK SISAKNG KALIMANTAN …€¦ · beliong (kapak Dayak), mata pencaharian (sistem perladangan) dan seni tari.1 Suku Dayak Sisakng merupakan salah satu

66

mereka.31

Oleh karena itu, sejak diadakannya ibadah berkat benih pada tahun 2010,

berdasarkan kehadiran atau partisipasi jemaat setiap tahunnya hanya 5% warga jemaat

yang berpartisipasi dalam program gereja tersebut.32

Kesimpulan

Tradisi nugal atau menanam padi dengan cara berladang merupakan salah satu

warisan leluhur masyarakat Dayak Sisakng yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Walaupun telah banyak alat-alat teknologi canggih dalam pertanian yang diberikan

melalui program pemerintah pusat dan daerah, masyarakat lebih memilih menanam padi

dengan menggunakan cara tradisional. Dalam pemahaman masyarakat Dayak Sisakng

termasuk warga jemaat GPIB, tradisi nugal merupakan salah satu cara mereka

membangun relasi dengan Tuhan atau Tempa, sesama dan alam. Hal ini nampak dalam

berbagai ritual yang dilakukan di dalam proses menugal. Selain itu, tradisi nugal dan ritual

yang ada di dalamnya merupakan ciri khas mereka sebagai warga masayarakat Dayak.

Di sisi lain, ritual yang dilakukan oleh warga jemaat Dayak Sisakng tersebut di

anggap bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam iman Kristen yang mengarahkan

umat untuk memfokuskan diri hanya pada Yesus Kristus. Hal ini yang menjadi dasar

mengapa GPIB membuat program yang mengarahkan umat untuk tidak lagi melakukan

ritual nugal. Namun, program kerja yang dilaksanakan oleh GPIB terkait tradisi tersebut

kurang mendapat tempat di hati warga jemaat. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk

mencarai titik temu antara ritual nugal Dayak Sisakng dengan Injil.

31

Wawancara dengan warga jemaat GPIB Pos Pelkes Galilea Berungkat (Lonim, Bugoh, Ocit,

Bandung, Kumin, Lihun, Seloha, Capan, Leni, Juim, Moyit, Burhanudin, Latok, Wani), 20 September 2017.

32 Wawancara dengan Majelis Jemaat GPIB Pos Pelkes Galilea Berungkat (Beyan, Herman), 20

September 2017.