validitas item tes

27
MAKALAH VALIDITAS ITEM TES Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Indri Yuli Widya Rulanti, M. Pd. Disusun oleh : Ria Khoiria (10411.266) Kelas : 5G PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Upload: ria-khoiria

Post on 26-Oct-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mata kuliah Evaluasi dan Proses Pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: Validitas Item Tes

MAKALAH

VALIDITAS ITEM TES

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika

Dosen Pengampu : Indri Yuli Widya Rulanti, M. Pd.

Disusun oleh :

Ria Khoiria (10411.266)

Kelas : 5G

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

IKIP PGRI MADIUN

NOVEMBER 2012

Page 2: Validitas Item Tes

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT , yang telah

melimpahkan taufiq dan hidayahNya serta memberikan kekuatan pada penulis

sehingga dapat menyelesaikan tugas matakuliah Evaluasi Proses dan Hasil

Pembelajaran Matematika yang berjudul “Validitas Item Tes”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Indri Yuli Widya Rulanti, M.

Pd.. selaku dosen matakuliah Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran Matematika

yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan makalah ini. Tak lupa penulis juga sampaikan terima kasih kepada

teman-teman dan semua pihak yang membatu dalam menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca. Penulis

menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari

pembaca sangat diharapkan. Atas saran dan kritiknya, penulis ucapkan terima

kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Madiun , November 2012

Penulis

ii

Page 3: Validitas Item Tes

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................................1

1.1.Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2.Rumusan Masalah..................................................................................................2

1.3.Tujuan....................................................................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1.Pengertian Validitas...............................................................................................3

2.2.Macam-macam Validitas.......................................................................................3

2.3.Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur...................................................................6

2.4.Validitas Item Tes..................................................................................................7

2.5.Tes Berstandar sebagai Kriterium dalam menentukan Validitas ........................10

BAB III : PENUTUP......................................................................................................12

3.1. Kesimpulan.........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

ii

Page 4: Validitas Item Tes

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mengukur kesesuaian efisiensi dan kemantapan (consistency)

suatu alat penilaian atau suatu tes digunakan bermacam-macam kualitas seperti

validitas, keandalan, objektivitas dan kepraktisan. Ketentuan penting dalam

mengevaluasi adalah bahwa hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang

dievaluasi. Mengevaluasi dapat diumpamakan sebagai pekerjaan memotret.

Gambar potret atau foto dikatakan baik apabila sesuai dengan aslinya. Gambar

pemotretan hasil evaluasi tersebut dalam kegiatan evaluasi dikenal dengan data

evaluasi. Data evaluasi yang baik sesuai dnegan kenyataan disebut data valid.

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya

harus valid. Jika pernyataan tersebut dibalik, instrumen evaluasi dituntut untuk

valid karena diinginkan dapat memperoleh data yang valid. Dengan kata lain,

instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan

evaluasi valid.

Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi.

Validitas bukanlah suatu ciri atau sifat yang mutlak dari suatu teknik evaluasi, ia

merupakan suatu ciri yang relatif terhadap tujuan yang hendak dicapai oleh

pembuat tes. Teknik yang sama dapat digunakan untuk beberapa tujuan yang

berbeda, dan validitasnya dapat berbeda-beda dari yang tinggi kepada yang

rendah, bergantung pada tujuan. Suatu tes pengerjaan berhitung, misalnya, dapat

mempunyai validitas yang tinggi untuk menentukan status siswa-siswa sekarang

dalam kecakapannya mengerjakan berhitung. Validitas tes itu mungkin sedang

atau cukup untuk mengukur kecakapan murid-murid dalam hitung dagang

(business arithmetic). Dan mungkin juga tes tersebut mempunyai validitas rendah

dalam mengukur atau meramalkan keberhasilan dalam aspek-aspek matematis

dari suatu pelajaran ilmu alam yang akan datang. Oleh karena itu, validitas harus

ditentukan dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dengan alat

evaluasiitu.

i1

Page 5: Validitas Item Tes

2

Dalam makalah ini akan dibahas tentang validitas menyangkut soal

secara keseluruhan dan validitas item tes (butir soal). Namun yang akan

ditekankan dalam pembahasannya adalah validitas item tes. Validitas soal secara

keseluruhan hanya sebagai pengantar pembahasan validitas item tes.

1.2. Tujuan

1. Untuk mengetahui validitas secara umum (menyangkut soal secara

keseluruhan)

2. Untuk mengetahui validitas item tes (butir soal)

1.3. Rumusan Masalah

1. Pengertian validitas

2. Macam-macam validitas

3. Cara mengetahui validitas alat ukur

4. Validitas item tes (butir soal)

5. Tes terstandar sebagai kriteria dalam menentukan validitas

Page 6: Validitas Item Tes

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Validitas

Validitas (kesahihan) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan

antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau

tingkah laku. Beberapa kriteria dapat dipilih untuk memperlihatkan keefektifan

terhadap peramalan performance yang akan datang (yang akan terjadi), kriteria

yang lain untuk menunjukkan status yang muncul, kriteria yang lain lagi untuk

menimbulkan sifat-sifat yang representatif dari luasnya isi atau tingkah laku, dan

kriteria yang lain lagi untuk (melengkapi) penyediaan data untuk menunjang atau

menolak beberapa teori psikologis.

Kata valid sering diartikan dengan tepat, benar, shahih, absah. Jadi kata

validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan.

Jika kata valid itu dikaitkan dengan fungsi tes sebagai alat pengukur, maka sebuah

tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, benar, shahih atau

secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

2.2. Macam-macam Validitas

Di dalam buku Encyclopedia of Educational Evaluation yang ditulis oleh

Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan disebutkan:

A test is valid if it measures what it purpose to measure. Atau jika

diartikan kurang lebih demikian: sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut

mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut

dengan istilah “shahih.”

Secara garis besar ada dua macam validitas yaitu validitas logis dan

validitas empiris.

1. Validitas Logis

Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” berasal dari kata “logika”,

yang berarti penalaran. Dengan makna demikian maka validitas logis untuk

3

Page 7: Validitas Item Tes

sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang

memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Kondisi valid tersebut

dipandang terpenuhi karena instrumen yang bersangkutan sudah dirancang

secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang da. Sebagaimana pelaksanaan

tugas lain misalnya membuat suatu karangan, jika penulis sudah mengikuti

aturan mengarang, tentu secara logis karangannya sudah baik. Berdasarkan

penjelasan tersebut maka instrumen yang sudah disusun berdasarkan teori

penyusunan instrumen, secara logis sudah valid. Validitas logis dapat dicapai

apabila instrumen disusun mengikuti ketentuan yang ada. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa validitas logis tidak perlu diuji kondisinya tetapi

langsung diperoleh sesudah instrumen tersebut selesai disusun.

Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu:

validitas isi dan validitas konstruksi.

a. Validitas isi (content validity)

Suatu tes dikatakan memiliki content validity jika scope dan isi tes itu sesuai

dengan scope dan isi kurikulum yang sudah diajarkan. Isi tes sesuai dengan

atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut

tujuan kurikulum. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum

maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler.Validitas isi dapat

diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi

kurikulum atau materi buku pelajaran.

b. Validitas Konstruksi (construct validity)

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal

yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti yang

disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus. Dengan kata lain jika butir-

butir soal mengukur aspek berpikir tersebut sudah sesuai dengan aspek berpikir

yang menjadi tujuan instruksional.

”Konstruksi” dalam pengertian ini bukanlah ”susunan” seperti yang sering

dijumpai dalam teknik, tetapi merupakan rekaan psikologis yaitu suatu rekaan

yang dibuat oleh para ahli Ilmu Jiwa yang dnegan suatu cara tertentu

”memerinci” isi jiwa atas beberapa aspek seperti: ingatan (pengetahuan),

4

Page 8: Validitas Item Tes

pemahaman, aplikasi dan seterusnya. Seperti halnya validitas isi, validitas

konstruksi dapat diketahui dengan cara memerinci dan memasangkan setiap

butir soal dengan setiap aspek dalam TIK. Pengerjaannya dilakukan

berdasarkan logika, bukan pengalaman.

2. Validitas empiris

Istilah ”validitas empiris” memuat kata ”empiris” yang artinya

”pengalaman”. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris

apabila sudah diuji dari pengalaman. Sebagai contoh sehari-hari, seseorang dapat

diakui jujur oleh masyarakat apabila dalam pengalaman dibuktikan bahwa orang

tersebut memang jujur. Validitas empiris tidak dapat diperoleh hanya dengan

menyusun instrumen berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis, tetapi

harus dibuktikan melalui pengalaman.

Ada dua macam validitas empiris yaitu validitas ”ada sekarang”

(concurrent validity) dan validitas prediksi (predictive validity).

a. Validitas ”ada sekarang” (concurrent validity)

Dalam hal ini hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu

mengenai hal yang telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang

sudah ada (ada sekarang, concurrent).

Dalam membandingkan hasil sebuah stes maka diperlukan suatu kriterium atau

alat banding. Maka hasil tes merupakan sesuatu yang dibandingkan. Sebagai

contoh misalnya seorang guru ingin mengetahui apakah tes sumatif yang disusun

sudah valid atau belum. Untuk ini diperlukan sebuah kriterium masa lalu yang

sekarang datanya dimiliki. Misalnya nilai ulangan harian atau nilai ulangan

sumatif yang lalu.

b. Validitas prediksi (predictive validity)

Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenai hal yang akan

datang, jadi sekarang belum terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas

prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk

meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Tepat tidaknya

ramalan tersebut dapat dilihat dari korelasi koefisien antara hasil tes itu dengan

hasil alat ukur lain pada masa mendatang.

5

Page 9: Validitas Item Tes

Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria

korelasi koefisien adalah sebagai berkiut:

0,00-0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi)

0,20-0,40 korelasi rendah

0,40-0,70 korelasi cukup

0,70-0,90 korelasi tinggi

0,90-1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna)

2.3. Cara Mengetahui Validitas Alat Ukur

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan

kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan

kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik

kerelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson.

Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:

a. korelasi product moment dengan simpangan

rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan (x=X-X dan y=Y-Y)

nxy= jumlah perkalian x dengan y

x2 = kuadrat dari x

y2= kuadrat dari y

b. korelasi product moment dengan angka kasar

rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

6

Page 10: Validitas Item Tes

2.4. Validitas Butir Soal atau Validitas Item

Apa yang sudah dibicarakan diatas adalah validitas soal secara

keseluruhan tes. Disamping mencari validitas soal perlu juga dicari validitas item.

Jika seorang peneliti atau seoarng guru mengetahui bahwa validitas soal misalnya

terlalu rendah atau rendah saja, maka selanjutnya ingin mengetahui butir- butir tes

manakah yang menyebabkan soal secara keseluruhan tersebut jelek karena

memiliki validitas rendah.Untuk keperluan inilah dicari validitas butir soal.

Pengertian umum untuk validitas item adalah sebuah item dikatakan

valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada

item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat

dikemukakan disini bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor

pada item mempunyai skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi

sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi seperti sudah

diterangka diatas.

Untuk soal-soal bentuk objektif skor untuk item biasa diberikan

dengan 1 (bagi item yang dijawab benar ) dan 0 ( item yang dijawab salah ),

sedangkan skor total selanjutnya merupakan jumlah dari skor untuk semua item

yamg membangun soal tersebut.

Contoh Perhitungan :

TABEL ANALISIS ITEM UNTUK PERHITUNGAN

VALIDITAS ITEM

No. Nama Butir soal / item Skor

total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Hartati 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8

2. Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5

3. Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4

4. Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5

5. Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6

5. Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4

7. Susana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7

8. Helen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8

7

Page 11: Validitas Item Tes

Misalnya akan dihitung validitas item nomor 6, maka mskor item tersebur disebut

variabel X dan skor total dtsebut variabel Y. Selanjutnya perhitungan dilakuka

dengan menggunaka rumus korelasi pruduct moment, baik dengan rumus

simpanga maupun rumus angka kasar.

Pengguanan kedua rumus tersebut masing- masinga ada keuntungannya.

Menggunakan rumus simpangan angkanya kecil- kecil, tetapi kadang- kadang

pecahannya rumit. Jika skor rata- rata ( mean ) – nya pecahan, simpangannya

cenderung banyak pecahan. Mengalikan pecahan persepuluhan ditambah dengan

tanda- tanda + (plus) dan – (minus) kadang- kadang bisa menyesatkan.

Penggunaan rumus angka kasar bilangannya besar- besar tetapi bulat. Jika ada

kalkulator sttistik disarankan menggunakan rumus angka kasar saja. Yang

dibutuhkan hanyalah: nX,nY,nX2 dan nXY, tidak perlu membuat tabel

seutuhnya.

Conyoh perhitungan mencari validitas item

Untuk menghitung validitas item nomor 6, dibuat terlebih dahulu tabel

persiapannya sebagai berikut.

TABEL PERSIAPAN UNTUK MENHITUNG VALIDITAS NOMOR 6

No. Nama X Y

1. Hartati 1 8

2. Yoyok 0 5

3. Oktaf 1 3

4. Wendi 1 5

5. Diana 1 6

6 Paul 0 4

7. Susana 1 7

8. Helan 1 8

Keterangan :

X = Skor item nomor 6

Y = skor total

Dari perhitungan kalkulator diperoleh data sebagai berikut:

8

Page 12: Validitas Item Tes

nX = 6 nX2 = 6nY = 46 nY2 = 288nXY = 37 p=6/8=0,75Xt=5,57 q=2/8=0,25

Xp=6,17

Sesudah diketahui nX, nX2 , nY, nY2 , dan nXY tinggal memasukkan bilangan- bilangan tersebut ke dalam rumus korelasi product moment dengan rumus angka kasar.Data diatas dimasukkan kedalam rumus korelasi product moment dengan angka

kasar sebagai berikut :

Koefisien validitas item nomor 6 adalah 0,421. Dilihat secara sepintas

bilangan ini memang sesuai dengan kenyataannya. Hal ini dapat diketahui dari

skor- skor yang tertera baik pada item maupun skor total. Oktaf yang hanya

memiliki skor 3 dapat memperoleh skor 1 pada item, sedangkan Yoyok dan

Wendi yang mempunyai skor total sama yaitu 5 skor pada item tidak sama.

Validitas item tersebut kurang meyakinkan. Tentu saja validitasnya tidak tinggi.

Masih ada cara- cara lain untuk menghitung validitas item. Salah satu

cara yang terkenal adalah menggunakan rumus γpbi yang rumus lengkapnya

adalah sebagai berikut:

Keterangan :

γpbi = koefisien korelasi biserial

MP = rata- rata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya.

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar (p=banyak siswa yang menjawab

benar/jumlah seluruh siswa)

9

Page 13: Validitas Item Tes

q = proporsi siswa yang menjawab salah

( q = 1- p)

Apabila item 6 tersebut dicari validitasnya dengan rumus ini maka

perhitungaannya melalui langkah sebagai berikut:

1. Mencari

Mp= (8+3+5+6+7+8)/6 = 37/6 = 6,17

2. Mencari

Mt= (8+5+3+5+6+4+7+8)/8 = 46/8=5,75

3. Dari kalkulator diperoleh harga standar deviasi ke-n, yaitu 1,7139 atau standar

deviasi ke n-1=1,8323. Untuk n kecil, diambil standar deviasi yang 1,7139.

4. Menentukan harga p, yaitu 6/8= 0,17

5. Menentukan harga q, yaitu 2/8= 0,25 atau 1-0,75=0,25

6. Memasukkan ke rumus γpbi, didapatkan hasil 0,4244

Dari perhitungan validitas item 6 dengan cara dua ternyata hasilnya

berbeda tetapi sangat kecil yaitu 0,0034. Mungkin hal ini disebabkan karena

adanya pembulatan angka.

2.5. Tes Terstandar sebagai Kriterium dalam Menentukan Validitas

Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali- kali sehingga

dapat dijamin kebaikannya. Di negara- negara berkembang biasanya biasa tersedia

tes semacam ini, dan dikenal dengan nama standardized test. Sebuah tes

terstandar biasanya memilki identitas antara lain : sudah dicobakan berapa kali

dan dimana, berapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda

dan lain- lain keterangan yang dianggap perlu.

Cara menentukan validitas soal yang menggunakan tes terstandar sebagai

kriterium dilakukan dengan mengalikan koefisien validitas yang diperoleh dengan

koefisien validitas tes terstandar tersebut.

Contoh Perhitungan:

TABEL PERSIAPAN PERHITUNGAN VALIDITAS

TES MATEMATIKA DENGAN KRITERIUM

TES TERSTANDAR MATEMATIKA

10

Page 14: Validitas Item Tes

No. Nama X Y X2 Y2 XY Keterangan

1. Nining 5 7 25 49 35 X= hasil tes

Matematika

yang dicari

validitasnya

Y=hasil tes

terstandar

2. Maruti 6 6 36 36 36

3. Bambang 5 6 25 36 30

4. Seno 6 7 36 49 42

5. Hartini 7 7 49 49 49

6. Heru 6 5 36 25 30

Jumlah 35 38 207 244 222

Dimasukkan ke dalam rumus korelasi product moment dengan angka kasar

menghasilkan 0,108

Jika seandainya dari tes trerstandar diketahui bahwa validitasnya 0,89 maka

bilangan 0,108 ini belum merupakan validitas soal Matematika yang

dicari.Validitas tersebut harus dikalikan dengan 0,89 yang hasilnya 0,108 x 0,89 =

0,096.

11

Page 15: Validitas Item Tes

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Validitas (kesahihan) adalah kualitas yang menunjukkan hubungan

antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau

tingkah laku. Secara garis besar ada dua macam validitas yaitu validitas logis dan

validitas empiris. Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada

kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan

hasil penalaran. Ada dua macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah

instrumen, yaitu: validitas isi dan validitas konstruksi. Suatu tes dikatakan

memiliki content validity jika scope dan isi tes itu sesuai dengan scope dan isi

kurikulum yang sudah diajarkan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas

konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap

aspek berpikir seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.

Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji

dari pengalaman. Ada dua macam validitas empiris yaitu validitas ”ada sekarang”

(concurrent validity) dan validitas prediksi (predictive validity).

Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r).

Kriteria korelasi koefisien adalah sebagai berkiut:

0,00-0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi)

0,20-0,40 korelasi rendah

0,40-0,70 korelasi cukup

0,70-0,90 korelasi tinggi

0,90-1,00 korelasi sangat tinggi (sempurna)

Rumus korelasi product moment ada dua macam, yaitu:

a. korelasi product moment dengan simpangan

12

Page 16: Validitas Item Tes

13

b. korelasi product moment dengan angka kasar

validitas item adalah sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai

dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total

menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain dapat dikemukakan disini bahwa

sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai skor

total.

Tes terstandar adalah tes yang telah dicobakan berkali- kali sehingga dapat

dijamin kebaikannya. Di negara- negara berkembang biasanya biasa tersedia tes

semacam ini, dan dikenal dengan nama standardized test. Sebuah tes terstandar

biasanya memilki identitas antara lain : sudah dicobakan berapa kali dan dimana,

berapa koefisien validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan lain-

lain keterangan yang dianggap perlu.

Page 17: Validitas Item Tes

DAFTAR PUSTAKA

Hamid Darmadi. 2011. Validitas Tes dan Item Tes. (online)

http://hamiddarmadi.blogspot.com/2011/05/validitas-tes-dan-item-tes-hasil.html.

Diunduh Minggu 25 November 2012, pukul 12.33 WIB

Ngalim Purwanto. 2010. Prinsip-prinsip an Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Suharsimi Arikunto. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Jakarta: Bumi Aksara

14