simposium fisika nasional 2016 (sfn xxix), 19-21 …
TRANSCRIPT
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016,Makassar-Indonesia
225
Analisis Kualitatif Batuan Beku Gunung Batur dengan Plasma Laser
Hery Suyanto
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Jl. Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali
Email : [email protected]; [email protected]
Abstrak
Telah dilakukan penelitian tentang analisis unsur-unsur yang terkandung dalam batuan beku hasil letusan
Gunung Batur Bali. Analisis dilakukan dengan memfokuskan laser Nd-YAG (1064 nm, 7 ns) energi 120 mJ pada
permukaan batu dan menghasilkan plasma yang berisikan elektron-elektron, atom-atom netral, ion-ion,
molekul-molekul dan atom-atom tereksitasi. Elektron-elektron dalam atom-atom tereksitasi kembali ke keadaan
dasar sambil mengemisikan photon dengan panjang gelombang tertentu sesuai jenis atomnya. Setelah 0,5 µs,
photon ditangkap spektrometer HR 2500+ yang kemudian ditampilkan sebagai intensitas fungsi panjang
gelombang yang menyatakan konsentrasi dan jenis unsurnya. Penelitian dilakukan pada dua kondisi yaitu
dilingkungan udara dan gas He. Hasil menunjukkan bahwa batuan beku mengandung unsur-unsur utama
diantaranya Si, Ti, Al, Fe, Mg, H, O, Ca, Na dan K yang homogen hingga kedalaman sekitar 48 µm.
Penggunaan gas He dilingkungan sampel menyebabkan signal latar turun sebesar 13 % , signal intensitas emisi
meningkat sebesar 23 % dan nilai full width at half maximum (FWHM) menyempit dari 2,08 nm menjadi 0,42
nm dibandingkan dilingkungan udara. Batu beku Gunung Batur tergolong keras berdasarkan berbandingan
intensitas atom Ca ion dan netral adalah 1,12
Kata kunci: Batuan beku, plasma laser, analisis kualitatif, Gunung Batur, Gas He
Qualitative Analysis of Igneous Stone of Batur Mountain Using Laser Plasma
Abstract The aim of this research is to identify the main elements contained in igneous stone from Batur mountain-Bali.
The stone was analyzed by LIBS method. When a 120 mJ- fundamental Nd-YAG laser was focused on stone
surface, small amount of stone ablated with high speed and adiabatic compression take placed with surrounding
air that produced plasma. Plasma contains electrons, ions, molecules, neutral and ion atoms as well as excited
atoms. Emission radiation produced by excited atoms in this plasma, captured by HR 2500+ spectrometer after
delay time detection of 0.5 µs and plotted in intensity as function of wavelength. Data show that the stone
contains some main elements such as Si, Ti, Al, Fe, Mg, H, O, Ca, Na and K that homogenous till to about 48
µm. Application of helium gas as surrounding gas enhanced emission intensities and reduced background
signal were to about 23 % and 13 % respectively compare to surrounding air gas, as well as the full width at
half maximum (FWHM) sharped from 2.08 nm to 0.42 nm. Besides, based on emission intensity ratio of ion Ca
atom to its neutral (Ca II/Ca I = 1.12), the stone is categorized as hard.
1. PENDAHULUAN
Batuan merupakan benda padat yang mana
dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis yaitu
sedimen, metamorf, dan batuan beku.
Penggolongan ini didasarkan pada proses
pembentukannya, struktur, tekstur dan
kandungan mineral dalam batu.[1,2] Batuan
sedimen terbentuk dari suatu endapan sedimen
yang mengalami tekanan oleh bahan tertentu,
batuan beku merupakan batuan yang terbentuk
dari magma cair hasil letusan gunung berapi
yang membeku, sedangkan batuan metamorf
adalah batuan beku atau batuan sedimen yang
mengalami perubahan bentuk karena
perubahan suhu dan tekanan yang sangat
tinggi.[3]
Magma merupakan cairan silikat kental
yang pijar dengan suhu sekitar 2000 0C dan
bersifat dapat bergerak serta berada pada kerak
bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut
terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat
volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron,
sulphur, dan lain-lain) yang menyebabkan
magma dapat bergerak, dan non-volatile
(Silicon, aluminum, calcium dan lain-lain)
yang merupakan pembentuk mineral yang
lazim dijumpai dalam batuan beku.[4]
Berdasarkan proses pembentukan dan
kandungan batuan beku ini, maka pada
penelitian ini mengalisis secara kualitatif
unsur-unsur yang terkandung dalam batuan
beku hasil letusan Gunung Batur Bangli –
Bali. Analisis mencakup jumlah unsur penyu
sun batu beku, homogenitas dan kekerasan
berdasarkan perbandingan intensitas unsur
kalsium ion dan netral yang ada dalam batu
tersebut. Semua penelitian ini menggunakan
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016,Makassar-Indonesia
226
metode laser-induced breakdown spectroscopy
(LIBS).
LIBS merupakan salah satu metode
spektroskopi yang dapat menganalisis sampel
baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dengan cepat dan akurat. Hal ini disebabkan
karena menganalisis dengan LIBS hampir
tidak membutuhkan preparasi sampel, sekali
analisis memperoleh semua unsur dengan
konsentrasi hingga dibawah 10 ppm. Prinsip
kerja LIBS, laser difokuskan pada permukaan
sampel dan sebagian kecil sampel (˞ 0.01 mg)
terablasikan menjadi partikel-partikel bergerak
dengan kecepatan tinggi dan terjadi kompresi
adiabatik dengan lingkungan menyebabkan
terbentuknya gelombang kejut (shock
wave).[5,6] Energi dari gelombang ini
diabsorpsi oleh electron-elektron dalam atom
untuk pindah ke level energi yang lebih tinggi.
Dalam waktu sangat singkat elektro-elektron
tersebut kembali ke keadaan dasar (ground
state) dengan mengemisikan foton dengan
panjang gelombang sesuai jenis atomnya.
Selanjutnya foton ditangkap oleh spektrometer
dan ditampilkan pada spektra intensitas fungsi
panjang gelombang yang masing-masing
menyataan konsentrasi dan jenis unsur yang
dikandung dalam batu.
2. METODE PENELITIAN DAN BAHAN
2.1. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
adalah batu beku yang berasal dari Gunung
Batur- Bangli- Bali. Batu dibersihkan dengan
air demineralisasi dan kemudian dikeringkan
di terik matahari bersuhu sekitar 40 0C selama
4 jam. Kemudian Batu dipotong berukuran 3 x
2 x 1 cm sebagai sampel.
2.2. Metode Penelitian
Laser-induced Breakdown spectroscopy
(LIBS) merupakan salah satu metode analisis
bahan baik secara kualitatif dan kuantitatif
secara cepat dan akurat.[7] Susunan peralatan
LIBS yang digunakan pada penelitian ini
ditunjukkan pada gambar 1. LIBS terdiri dari
laser Nd-YAG (model CFR 200, 7 ns, 1064
nm, 200 mJ), spektrometer HR 2500+ (14,336
CCD pixels, resolusi 0.1 nm, spectra range
200 – 980 nm), tempat sampel dan komputer
beserta software AddLIBS. Laser dioperasikan
pada mode Q-switch, frekuensi 5 Hz dengan
energi120 mJ difokuskan pada permukaan
sampel batu akan menghasilkan plasma. Emisi
foton dari atom-atom dalam plasma ditangkap
oleh spectrometer dengan akumulasi 3 , waktu
tunda deteksi 0,5 μs yang kemudian
ditampilkan sebagai spektra intensitas fungsi
panjang gelombang di komputer. Intensitas
berkorelasi dengan jumlah atau konsentrasi
suatu atom dalam sampel sedangkan panjang
gelombang menunjukkan jenis unsurnya.
Eksperimen dilakukan di lingkungan udara
bertekanan 1 atm dan gas He dengan
kecepatan aliran 40 ml/s.
Untuk mengalisis homogenitas unsur-
unsur yang terkandung dalam bahan hingga
kedalaman tertentu melalui metode depth
profile. Pada metode ini laser difokuskan pada
suatu titik tetap yang kemudian dilakukan
pengambilan data dengan akumulasi 3
sebanyak 6 kali pengulangan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2 merupakan foto potongan
batu beku Gunung Batur yang mana terlihat
permukaan batu tidak rata dan seolah-olah
kumpulan dari batu-batu kecil. Keadaan
tekstur semacam itu dapat terjadi apabila lava
hasil letusan Gunung Batur diperkirakan
membeku dengan sangat lambat, sehingga
akan terbentuk batuan dengan ukuran kristal
yang agak besar – besar.
Gambar 2. Foto batu betu Gunung Batur Bangli-Bali Gambar. 1. Setup Eksperimen [8]
Sampel Cu
LIBS 2500+ +
spectrometer
A bundle
of fiber
optic
Nd:YAG laser
computer
Lens
Plasma
Mirror
Gas He
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016,Makassar-Indonesia
227
Untuk mengetahui elemen-elemen
yang terkandungan pada batu beku Gunung
Batur, maka dianalisis dengan LIBS dengan
energi laser 120 mJ, akumulasi 3, waktu
tunggu deteksi 0,5 µs dilingkungan udara 1
atm yang hasil spektranya seperti pada gambar
3. Gambar 3, menunjukkan spectra intensitas
emissi suatu atom fungsi panjang gelombang
yang mana masing-masing menyatakan
konsentrasi dan jenis atomnya. Berdasarkan
data yang ada pada gambar 3, bahwa batu
beku tersebut mengandung sepuluh unsur
kimia yang dominan, yaitu Silika (Si) ,
Aluminium (Al), Kalsium (Ca), Besi
(Fe), Natrium (Na), Hidrogen (H), Oksigen
(O), Titanium (Ti) , Magmesium (Mg) , dan
Kalium (K). Dalam penelitian ini tidak
menghitung besarnya kadar atau konsentrasi
dari masing-masing elemen yang terkandung
dalam batu beku tersebut.
Untuk memastikan bahwa elemen-
elemen tersebut merupakan penyusun utama
batu beku dan bukan merupakan elemen
impuritas selama proses pembekuan di
permukaan bumi, maka dilakukan analisis
elemen fungsi kedalaman yang sering disebut
depth profile analysis dan hasilnya
ditunjukkan pada gambar 4.[9]
Gambar 4 adalah spektra batu beku
pada daerah panjang gelombang 375 - 485 nm,
yang dianalisis setiap tiga kali irradiasi laser
sampai 18 irradiasi laser pada tempat yang
sama. Spektra menampilkan nilai intesitas
yang hampir sama dari irradiasi laser pertama
hingga ke 18. Ini menunjukkan bahwa elemen-
elemen tersebut merupakan unsur utama
penyusun batu beku dan bukan elemen
impuritas. Untuk melihat intensitas fungsi
kedalaman, maka dianalisis unsur Ca dan
hasilnya seperti pada gambar 5.
375 400 425 450 475
500
1000
1500
3
6
9
12
15
Ca II
396
,85
nm
Panjang gelombang, nm
inte
nsita
s em
isi, a
.u
irradiasi
laser k
e
Ca I
422,
67 n
m
Fe I
438,
35 n
m
Ti I
453,
32 n
m
Al I
396.
14 n
m
Mg
I 27
9.0
8 n
m
Ca
II 39
6.85
nm
Ca
I 422
.67
nm
Al I
396
.14
nm
Na
I 588
,99
Na
I 589
.59
O I
777
.19
nm
H I
656.
2 n
m
Si I
I 518
.53
nm
K I
766.
49 n
m
K I
769.
90 n
m
sampel : Batu beku G. Batu energi laser : 120 mJ akumulasi : 3 lingkungan gas : udara 1 atm
Fe I
438,
35 n
m
Ti I
453,
32 n
m
Gambar 3. Spektra dari batu betu Gunung Batur dianalisis dengan LIBS
Gambar 4. Spectra batu beku fungsi kedalaman (depth profile) pada daerah panjang gelombang 375–485 nm
dianalisis dengan LIBS
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016,Makassar-Indonesia
228
Berdasarkan data pada gambar 5,
bahwa intensitas emissi baik atom calcium
netral (Ca I) maupun ion (Ca II) menurun
dengan gradient masing-masing adalah -7,57
dan -4,56. Kemiringan ini bila dikonversikan
ke sudut adalah kurang dari satu derajat yang
mana dapat diasumsikan bahwa atom Ca
mempunyai intensitas yang sama atau
homogen dari permukaan batu hingga irradiasi
ke 18 (atau sekitar 48 µm). Untuk mengetahui
kekerasan batu beku ini, maka perlu
dibandingkan nilai intensitas emisi atom Ca
antara ion dan netral yang mana diperoleh nilai
sebesar 1,12. Nilai ini menunjukan bahwa batu
beku mempunyai kekerasan yang cukup
tinggi.[10]
Untuk meningkatkan kualitas signal
intensitas emisi, maka dilakukan eksperimen
di lingkungan gas He dengan kecepatan aliran
40 ml/s dan hasilnya ditampilkan pada gambar
6. Spektra pada gambar 6 menunjukkan bahwa
intensitas emisi semua elemen meningkat rata-
rata sekitar 23 % dan signal latarnya menurun
rata-rata sebesar 13 %. Khusus untuk atom
hidrogen bahwa intensitas di lingkungan udara
tampak lebih tinggi dibandingkan di
lingkungan gas He. Ini disebabkan karena
intensitasnya merupakan akumulasi dengan
intensitas hidrogen yang berasal dari udara
disekitar sampel. Akan tetapi, penggunaan gas
He menyebabkan nilai full width at half
maximum (FWHM) dari atom hidrogen
menyempit dari 2,08 nm menjadi 0,42 nm.
Keadaan ini sangat baik untuk analisis
kualitatif yang mana dapat memisahkan dua
garis emisi yang sangat berdekatan.
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0 3 6 9 12 15 18 21
Inte
nsi
tas
emis
i, ca
cah
irradiasi laser ke
Ca I 422.55 nm
Ca II 396.57 nm
Linear (Ca I 422.55 nm)
Linear (Ca II 396.57 nm)
sampel : Batu beku G. Batu energi laser : 120 mJ akumulasi : 3 lingkungan gas : udara 1 atm waktu tunggu deteksi: 0,5 µs
Ratio rata-rata = Ca II/Ca I = 1,12
Gambar 5. Intensitas emisi atom Ca fungsi kedalaman
--> y = -7.5714x + 806.44
--> y = -4.5683x + 861.58
100
300
500
700
900
600 620 640 660 680
inte
nsi
tas
emis
i, ca
cah
panjang gelombang, nm
di Gas Hedi Udara
H I
656.
2 n
m
Gambar 6. Spektra batu beku pada daerah panjang gelombang 600 – 680 nm di lingkungan udara dan gas He
dianalisis dengan LIBS
SIMPOSIUM FISIKA NASIONAL 2016 (SFN XXIX), 19-21 September 2016,Makassar-Indonesia
229
5. KESIMPULAN
1. Batu beku Gunung Batur Bangli-Bali
mengandung unsur-unsur utama yaitu
Silika (Si) , Aluminium (Al), Kalsium
(Ca), Besi (Fe), Natrium (Na), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Titanium (Ti) ,
Magmesium (Mg) , dan Kalium (K)
2. Konsentrasi 10 elemen yang dikandung
dalam batu beku Gunung Batur adalah
homogen hingga kedalaman sekitar 48 µm
dengan kekerasan yang cukup tinggi
berdasarkan perbandingan intensitas atom
kalsium ion terhadap netralnya (CaII / Ca I
=1,12)
3. Penggunaan lingkungan gas He
dibandingkan udara akan meningkatkan
intensitas emisi dari masing-masing unsur
rata-rata sebesar 23 % , menurunkan
signal latar sebesar 13 % serta
menyempitkan full width at half maximum
(FWHM) dari 2,08 nm menjadi 0,42 nm.
6. REFERENSI
1. Walter T. Huang, Petrology, McGraw-
Hill, New York, 1962
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Batu diakses
15 Mei 2016.
3. Blatt, Harvey and Robert J.
Tracy, Petrology, W.H.Freeman, 2nd ed.,
1996.
4. Turner dan Verhoogen , dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku
diakses 20 Mei 2016
5. Koo H. Kurniawan, T. Kobayashi and K.
Kagawa: The Effect of Different
Atmospheres on the Excitation Process of
TEA CO2 Laser Induced Shock Wave
Plasma, Appl. Spectrosc., 46, 4, (1992) pp.
581-586.
6. H Kurniawan, M O Tjia, M Barmawi, S
Yokoi, Y Kimura and K Kagawa, A time-
resolved spectroscopic study on the shock
wave plasma induced by the bombardment
of a TEA CO2 laser, Journal of Physics D:
Applied Physics, Volume 28, Number 5 ,
1994
7. David A. Cremers and Leon J.
Radziemski, Handbook of Laser-Induced
Breakdown Spectroscopy, John Wiley &
Sons, Ltd, 2006.
8. Hery Suyanto, Prosiding Seminar Fisika
Nasional (SFN XXVIII), Kendari 23-25
November 2015.
9. Hery Suyanto, “ Identifikasi Unsur Utama
Penyusun Permukaan Bahan Baja Ringan
dengan Laser-Induced Breakdown
Spectroscopy (LIBS)” Jurnal Energy dan
Manufaktur, vol.6 no.2, hal 151-156,
Oktober 2013.
10. Kenichiro Tsuyuki, Satoru Miura,
Nasrullah Idris, Koo Hendrik Kurniawan,
Tjung Jie Lie, and Kiichiro Kagawa,
Measurement of Concrete Strength Using
the Emission IntensityRatio Between
Ca(II) 396.8 nm and Ca(I) 422.6 nm in a
Nd:YAG Laser-Induced Plasma, Applied
spectroscopy, Volume 60, Number 1, 2006