perekonomian nov 2020 - bi

105
Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan NOV 2020

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perekonomian NOV 2020 - BI

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Jl. Lambung Mangkurat No. 15Banjarmasin 70111Telp. (0511) 4368182, Fax (0511) 3354678

Ebook dapat diunduh di:http://bit.ly/LPP-Kalselatau pindai kode di samping dengan aplikasi QR atau barcode scanner

Laporan Perekonomian Kalsel

LaporanPerekonomianProvinsi Kalimantan Selatan

N O V2020

LAPO

RA

N PER

EKO

NO

MIA

N PR

OVIN

SI KA

LIMA

NTA

N SELA

TAN

- NOV

EMB

ER 2020

Page 2: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianProvinsi Kalimantan Selatan

November 2020

Page 3: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020II

Visi Bank Indonesia

Nilai-nilai StrategisOrganisasi Bank Indonesia

Misi Bank Indonesia

Menjadi Bank Sentral Digital Terdepan yang Berkontribusi Nyata Terhadap Perekonomian Nasional dan Terbaik di antara Negara Emerging Markets untuk Indonesia Maju

1. Kejujuran dan integritas (trust and integrity);

2. Profesionalisme (professionalism);

3. Keunggulan (excellence);

4. Mengutamakan kepentingan umum (public interest); dan

5. Koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi Bank Indonesia.

Visi, Misi, & Nilai-nilai Strategis

Page 4: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020III

Visi Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

Misi Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

Menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang kredibel dalam mendukung kebijakan Bank Indonesia dan berkontribusi secara nyata bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

Visi & Misi

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

Page 5: Perekonomian NOV 2020 - BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 6: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020V

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan setiap triwulan melakukan asesmen

berupa Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kalimantan Selatan. Laporan ini memuat informasi terkini

mengenai kondisi makro ekonomi daerah, keuangan pemerintah daerah, inflasi, stabilitas sistem

keuangan daerah, sistem pembayaran, ketenagakerjaan dan kesejahteraan serta prospek perekonomian

ke depan. Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pemangku kepentingan terkait

dalam melakukan perumusan kebijakan.

Secara umum, kinerja ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi 4,68%

(yoy), lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,63% (yoy), didorong oleh

kontraksi ekspor dan kegiatan investasi yang masih terhambat. Namun demikian, secara triwulanan

ekonomi Kalimantan Selatan sudah mengalami perbaikan dan tumbuh 3,26% (qtq).

Data dan informasi untuk penyusunan laporan kami peroleh dari berbagai sumber termasuk hasil survei

dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan. Kami juga menggunakan

berbagai data sekunder dan informasi yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan pihak eksternal,

baik dari pemerintah maupun swasta. Untuk itu kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang berkontribusi secara langsung maupun tidak

langsung dalam penyusunan laporan ini. Besar harapan kami, hubungan kemitraan strategis yang

terjalin baik selama ini dapat terus dan bahkan lebih ditingkatkan di masa yang akan datang. Kami juga

senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran dalam rangka peningkatan kualitas laporan ini

sehingga dapat lebih bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kesuksesan kepada kita

semua dalam upaya mengembangkan ekonomi Kalimantan Selatan guna mewujudkan kesejahteraan

masyarakat menuju Indonesia maju.

Banjarmasin, November 2020KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Amanlison SembiringDirektur

Kata Pengantar

Page 7: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020VI

Visi, Misi, & Nilai Strategis II

Visi dan Misi KPw Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan III

Kata Pengantar V

Daftar Isi VI

Daftar Grafik VIII

Daftar Tabel X

Daftar Gambar XI

Keterangan dan Sumber Data XII

Infografik Perekonomian XIII

Tabel Indikator XIV

Ringkasan Umum XVII

Lampiran 81

Tim Penyusun 83

1.1 Sisi Permintaan 4

1.1.1 Konsumsi Rumah Tangga 4

1.1.2 Konsumsi Pemerintah 5

1.1.3 Investasi (PMTB) 6

1.1.4 Perkembangan Ekspor 7

1.1.5 Perkembangan Impor 8

1.2 Sisi Penawaran: Sektor Utama Daerah 10

1.2.1 Sektor Pertanian 10

1.2.2 Sektor Pertambangan 11

1.2.3 Sektor Industri Pengolahan 12

1.2.4 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) 13

Perkembangan Ekonomi Makro Daerah

Bab I2

Daftar Isi

2.1 Realisasi Pendapatan Daerah 17

2.2 Realisasi Belanja Daerah 18

2.3 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBN di Kalimantan Selatan 20

BOKS 1 Perkembangan Serapan Stimulus Fiskal dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kalimantan Selatan 23

Keuangan PemerintahBab II

163.1 PerkembanganInflasi 33

3.2InflasiTriwulan(QTQ) 34

3.3InflasiTahunan(YOY) 31

3.4PerkembanganInflasiTriwulanIV2020 32

3.5PengendalianInflasiDaerah 33

3.5.1 Upaya Pengendalian Inflasi 33

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

28

Page 8: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020VII

5.1TransaksiSKN,RTGS&APMK 57

5.2. Pengelolaan Uang Rupiah 58

5.2.1 Aliran Uang Kartal 58

5.2.2 Kegiatan Layanan Sistem Pembayaran 58

5.2.3 Penyediaan Uang Layak Edar 59

BOKS 3 PandemiMendorongPercepatanDigitalisasi: Peningkatan Aktivitas EkonomidanAkselerasiUMKMMelaluiE-commerce 61

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan PengelolaanUang Rupiah

Bab V 56

4.1 Stabilitas Keuangan di Daerah 37

4.1.1 Total Aset dan Intermediasi Perbankan 37

4.1.2 Ketahanan Korporasi 40

4.1.3 Ketahanan Lapangan Usaha Rumah Tangga 41

4.1.4 Kinerja Perbankan Syariah 42

4.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM 43

4.2.1 Rasio Kredit UMKM 43

4.2.2 Penyaluran Kredit UMKM 44

4.2.3 Rekening Kredit UMKM 45

4.2.4 Peningkatan Akses Keuangan UMKM 46

BOKS 2 Success Story Klaster Udang Banjar Baru 49

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Bab IV

36

6.1 Ketenagakerjaan 69

6.2 Kesejahteraan 70

6.2.1 Daya Beli Masyarakat 70

6.2.2 Gini Ratio 71

6.2.3 Nilai Tukar Petani 71

6.2.4 Indeks Pembangunan Manusia 72

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Bab VI

687.1PrakiraanKondisiMakroEkonomi 75

7.2PrakiraanInflasi 76

Prospek Perekonomian DaerahBab VII

74

Page 9: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020VIII

Grafik 1.1Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan, Kalimantan dan Nasional 3

Grafik 1.2Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Sisi Sektoral 3

Grafik 1.3

Pertumbuhan PDRB Berdasarkan Sektor Pertambangan & Nonpertambangan 3

Grafik 1.4 Survei Konsumen 5

Grafik 1.5 Nilai Tukar Petani (NTP) 5

Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Multiguna 5

Grafik 1.7Perkembangan Pengadaan Semen di Kalimantan Selatan 6

Grafik 1.8Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri 7

Grafik 1.9Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan Komoditas 7

Grafik 1.10Distribusi Nilai Ekspor Triwulan III 2020 Berdasarkan Komoditas 8

Grafik 1.11Distribusi Nilai Ekspor Triwulan II 2020 Berdasarkan Negara Tujuan 8

Grafik 1.12Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan Negara Tujuan 8

Grafik 1.13Pertumbuhan Volume Impor Barang Modal 9

Grafik 1.14 Pertumbuhan Nilai Impor Luar Negeri 9

Grafik 1.15 Produksi Padi Triwulan III 2020 10

Grafik 1.16 Ekspor Karet Triwulan II 2020 11

Grafik 1.17Perkembangan Harga Batu bara Acuan (HBA) 11

Grafik 1.18Perkembangan Ekspor Batubara Triwulan III 2020 12

Grafik 1.19Negara Tujuan Ekspor Batubara Berdasarkan Volume 12

Grafik 1.20Persediaan Batu bara di Pelabuhan Tiongkok 12

Grafik 1.21Pemenuhan Pembangkit Batubara India 12

Grafik 1.22 Perkembangan Ekspor CPO 13

Daftar Grafik

Grafik 1.23Perkembangan Ekspor CPO Berdasarkan Negara Tujuan 13

Grafik 1.24

Perkembangan Harga Komoditas Industri Pengolahan Kalimantan Selatan 13

Grafik 1.25 Perkembangan Harga Minyak Nabati 13

Grafik 1.26Perkembangan Indeks Penjualan Eceran 14

Grafik 1.27 Perkembangan Tingkat Hunian Hotel 14

Grafik 1.28Perkembangan Jumlah Penumpang Angkutan Udara 14

Grafik 2.1Rasio Kemandirian Fiskal Daerah Triwulan III 2020 18

Grafik 2.2Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Triwulan III 2020 19

Grafik 2.3Realisasi Belanja APBD se-Kalimantan Selatan per Sektor 20

Grafik B1.1

Alokasi Anggaran Penanganan COVID-19 di Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 25

Grafik B1.2Realisasi Anggaran Program PEN di Provinsi Kalimantan Selatan 25

Grafik B1.3Proporsi Penerima Bantuan Subsidi Listrik di Kalimantan Selatan 26

Grafik 3.1Perkembangan Inflasi Kalimantan Selatan dan Nasional 29

Grafik 3.2Komposisi Inflasi Kalsel Tahunan (yoy) menurut Kelompoknya 29

Grafik 3.3Perbandingan Inflasi se-Kalimantan Tw.III 2020 29

Grafik 3.4Inflasi Kalimantan Selatan Triwulan III 2020 (qtq) 30

Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset, DPK dan Kredit 37

Grafik 4.2 Perkembangan LDR, Kredit dan DPK 37

Grafik 4.3 Pertumbuhan DPK 37

Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit 38

Grafik 4.5 Pertumbuhan dan NPL Kredit 39

Grafik 4.6 Komposisi Kredit Korporasi 40

Page 10: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020IX

Daftar Grafik

Grafik 4.7Pertumbuhan Kredit Lapangan usaha Ekonomi Utama 40

Grafik 4.8NPL Kredit Lapangan Usaha Ekonomi Utama 41

Grafik 4.9 Distribusi Kredit Konsumsi 41

Grafik 4.10Pertumbuhan Kredit Konsumsi Berdasarkan Jenisnya 41

Grafik 4.11Pertumbuhan dan NPL Kredit Konsumsi 42

Grafik 4.12 Distribusi Aset Perbankan Syariah 42

Grafik 4.13Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah 42

Grafik 4.14Pertumbuhan dan NPF Pembiayaan Syariah 43

Grafik 4.15Rasio Kredit UMKM terhadap Total Kredit 43

Grafik 4.16Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha 43

Grafik 4.17Pertumbuhan Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan 44

Grafik 4.18Distribusi Kredit UMKM berdasarkan Lapangan usaha Usaha 44

Grafik 4.19Pertumbuhan Kredit UMKM Lapangan usaha Utama 44

Grafik 4.20 Pertumbuhan dan NPL Kredit UMKM 44

Grafik 4.21

Pertumbuhan Jumlah Rekening Kredit UMKM Berdasarkan Skala Usaha 45

Grafik 4.22

Pertumbuhan Jumlah Rekening Kredit UMKM Berdasarkan Jenis Penggunaan 45

Grafik 4.23

Distribusi Jumlah Rekening Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan usaha Usaha 45

Grafik 4.24

Pertumbuhan Jumlah Rekening Kredit UMKM Berdasarkan Lapangan usaha Usaha 45

Grafik 4.25Penyaluran KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d TW III 2020 46

Grafik 4.26Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Ekonomi s.d TW III 2020 47

Grafik 5.1 Transaksi SKNBI 57

Grafik 5.2 Transaksi RTGS 57

Grafik 5.3 Aliran Masuk dan Keluar Perkasan 58

Grafik 6.1Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Antar Provinsi di Kalimantan 69

Grafik 6.2Perkembangan Status Tenaga Kerja berdasarkan Formal-Informal 69

Grafik 6.3Status Tenaga Kerja berdasarkan Jenis Pekerjaan 70

Grafik 6.4 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja 70

Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Konsumen 70

Grafik 6.6

Gini Ratio Kalimantan Selatan Gabungan Perkotaan dan Pedesaan (Data Maret) 71

Grafik 6.7Gini Ratio Provinsi di Kalimantan dan Nasional (Data Maret) 71

Grafik 6.8IPM Provinsi di Kalimantan dan Nasional 72

Grafik 7.1Prakiraan Kondisi Negara Mitra Dagang Tahun 2020 dan 2021 76

Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Kalimantan Selatan 76

Page 11: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020X

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan 4

Tabel 1.2 Proyek Investasi di Kalimantan Selatan 7

Tabel 1.3 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (17 Lapangan Usaha) 9

Tabel 1.4 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (9 Sektor) 10

Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan 17

Tabel 2.2 Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan 17

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan 18

Tabel 2.4 Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan 19

Tabel 2.5 Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan 19

Tabel 2.6 Realisasi Belanja Realokasi Anggaran Penanganan COVID-19 20

Tabel 2.7 Dropping NPHD Pilkada Serentak Kalimantan Selatan 20

Tabel 2.8 Realisasi Belanja APBN di Provinsi Kalimantan Selatan 21

Tabel 3.1 Komposisi Inflasi Kalsel Tahunan (qtq) Menurut Kelompoknya 29

Tabel 3.2 Andil Deflasi (qtq) Terbesar Triwulan III 2020 29

Tabel 3.3 Andil Inflasi (qtq) Terbesar Triwulan III 2020 29

Tabel 3.4 Inflasi Kalimantan Selatan Menurut Kelompok (yoy) 31

Tabel 3.5 Andil Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan III 2020 31

Tabel 3.6 Andil inflasi (yoy) Terbesar s.d. Triwulan III 2020 31

Tabel 3.7 Inflasi Kalimantan Selatan Oktober 2020 Menurut Kelompok (mtm) 33

Tabel 3.8 Andil Inflasi (mtm) Terbesar Oktober 2020 33

Tabel 3.9 Andil Deflasi (mtm) Terbesar Oktober 2020 33

Tabel 4.1 Perkembangan DPK di Kalimantan Selatan Secara Spasial 38

Tabel 4.2 Perkembangan Kredit di Kalimantan Selatan Secara Spasial 39

Tabel 4.3 Akses Keuangan Klaster Binaan Bank Indonesia 46

Tabel 4.4 Sebaran Debitur KUR berdasarkan Kabupaten/Kota s.d TW III 2020 46

Tabel 5.1 Data Triwulanan Kas Titipan Triwulan III 2020 60

Tabel 5.2 Data Triwulanan Penukaran Uang Kartal Triwulan III 2020 60

Tabel 6.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan 69

Tabel 6.2 Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Sektoral 69

Tabel 6.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) 71

Tabel 6.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 71

Tabel 7.1 Prakiraan Harga Komoditas 75

Tabel 7.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi (%,yoy) 77

Tabel 7.3 Prospek Inflasi (%,yoy) 77

Page 12: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XI

Daftar Gambar

Gambar B2.1 Sebaran UMK Wilayah Kalimantan 51

Gambar B2.2 Pemetaan Kapasitas UMKM Kalimantan 51

Gambar B2.3 Klaster Udang Budidaya Kotabaru 51

Gambar B2.4 Model Bisnis Klaster Udang Kotabaru 52

Gambar B2.5 Sinergi Antara POKDAKAN Klaster Udang Budidaya dengan DKP Kotabaru 52

Gambar 5.1 Perkembangan APMK dan Uang Elektronik di Kalsel 57

Page 13: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XII

Keterangan Sumber Data

Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan berisi kajian mengenai perkembangan ekonomi Kalimantan

Selatan pada triwulan terakhir sesuai rilis PDRB BPS dan tracking triwulan berjalan pada bulan penerbitan buku ini.

Setiap bagian asesmen disertai oleh data dan informasi penjelas antara lain hasil survei, prompt indicators, hasil

liaison, focus group discussion (FGD), informasi anekdotal dan data-data lain yang relevan.

Bab I Asesmen ringkas terkait evaluasi realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan terakhir mencakup analisis

evaluasi realisasi perkembangan masing-masing komponen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

serta arah pertumbuhan ekonomi triwulan berjalan secara tahunan (yoy), baik dari sisi permintaan

maupun lapangan usaha.

Bab II Asesmen perkembangan terkini realisasi APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, dan APBN dengan

membandingkan realisasi periode terakhir, berjalan dan keseluruhan tahun terhadap periode yang sama

tahun lalu, disertai faktor-faktor yang memengaruhinya.

Bab III Asesmen terkait evaluasi realisasi inflasi triwulan terakhir dan arah perkembangan inflasi triwulan

berjalan berdasarkan realisasi inflasi bulan terakhir, dilengkapi dengan faktor-faktor yang menjadi sumber

penyebab terjadinya inflasi dengan mengedepankan aspek dinamika pasokan, produksi dan distribusi

daerah serta implikasi adanya kebijakan daerah yang berdampak kepada harga-harga. Informasi

mengenai pelaksanaan program pengendalian inflasi daerah juga disajikan dalam Bab ini.

Bab IV Asesmen stabilitas keuangan di daerah yaitu dari sisi ketahanan korporasi dan rumah tangga serta

pengembangan akses keuangan dan UMKM yang juga dilengkapi dengan informasi program akses

keuangan dan pengembangan UMKM serta tantangan yang dihadapi.

Bab V Asesmen perkembangan penyelenggaraan layanan sistem pembayaran dan pengelolaan uang di Bank

Indonesia dalam rangka menjaga kelancaran transaksi sistem pembayaran, pengembangan layanan

keuangan nontunai, elektronifikasi, penyediaan uang layak edar dan upaya menekan peredaran uang

palsu.

Bab VI Asesmen ketenagakerjaan menggambarkan perkembangan angkatan kerja dan pengangguran serta

asesmen kesejahteraan antara lain mencakup perkembangan pendapatan per kapita, tingkat kemiskinan,

IPM, dan tingkat upah berdasarkan data rilis resmi ataupun hasil penelitian.

Bab VII Prospek perekonomian daerah mencakup prakiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi satu triwulan

kedepan dan secara tahunan (yoy) untuk keseluruhan tahun berjalan.

Page 14: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XIII

Perekonomian Kalimantan Selatan terkontraksi disebabkan oleh kegiatan investasi yang masih terhambat, serta kinerja ekspor yang tertekan

In�lasi Kalimantan Selatan tetap terkendali dan stabil.

Stabilitas sistem keuangan di Kalimantan Selatan membaik

Pertumbuhan Ekonomi

Inflasi

Sistem Keuangan Di Daerah

Outlook Perekonomian

INFLASI IHK 1,14%(yoy)

2020 2021

Kontraksi investasi sejalan dengan nilai proyek investasi Kalsel yang menurun akibat pandemi COVID-19.

Sektor pertambangan terkontraksi dipengaruhi oleh produksi batubara yang menurun ditengah tren penurunan harga yang terus berlanjut

(yoy)

Investasi

-0-3,40% (yoy)

Pertambangan

-9,08%

Tw II2020 1,04%

(yoy)

Tw III2020

Aset

Pertumbuhan Ekonomi Inflasi

Kredit DPK NPL

APMK Pengelolaan Uang Rupiah

Kelancaran sistem pembayaran tetap terjaga, baik tunai maupun nontunai.

Sistem Pembayaran & PUR

Risiko

-0,61% Rp 6,86(yoy) Triliun

KLIRING

-25,33% Rp 32,01(yoy) Triliun

RTGS

Volume Transaksi Nominal Transaksi

291,22 Rp 200,18Ribu Miliar

Kartu Kredit

ATM Debit

Volume Transaksi Nominal Transaksi

21,27 Rp 21,00Ribu Miliar

64,58%

Realisasi BelanjaTriwulan III 2020

75,51%

Realisasi pendapatan dan belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan lebih baik dan sesuai target

Keuangan Daerah

2017 2018 2019 2020 2017 2018 2019 2020Pemprov Pemkab/Pemkot

Pelemahan Harga Komoditas Yang Berlanjut

Pemulihan Ekonomi Negara Mitra Yang Terbatas

Dampak Covid-19 yang berkepanjangan

Rp 1,08 Triliun

Net Inflow

Kondisi kesejahteraan dan ketenagakerjaan mengalami perbaikan

Kesejahteraan Dan Ketenagakerjaan

Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan(6 Bulan Mendatang)

28,33 36,25Tw II 2020 Tw III 2020

Indeks Penghasilan Konsumen(6 Bulan Mendatang)

98,61 118,75Tw II 2020 Tw III 2020

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

70,17 70,722018 2019

Tingkat Pengangguran Terbuka

4,18 4,74Agst 2019 Agst 2020

Nilai Tukar Petani(NTP)

98,49 99,81Tw II 2020 Tw III 2020

Rp 1,73 Triliun

Outflow

Rp 2,81 Triliun

Inflow

Tw I 2019 Tw II 2019 Tw III 2019 Tw IV 2019 Tw I 2020

Tw II 20204,

18

-2,63

Tw III 2020

-4,68

3,85

4,024,19

4,28

RpRp

Kinerja ekspor yang tertekan terutama bersumber dari penurunan ekpor komoditas utama (Batubara dan CPO) seiring permintaan negara mitra yang masih terbatas.

Kontraksi industri pengolahan terutama berasal dari kinerja CPO didorong penurunan permintaan baik global maupun domestik.

(yoy)

Ekspor

-23,07% (yoy)

Industri Pengolahan

-8,10%

Tw II2020

Tw III2020

Tw II2020

Tw III2020

Tw II2020

Tw III2020

Tw II2020

Tw III2020

-2,80

%

-2,96

%

-2,84

%

-2,78

%

2,78% 3,5

2%

3,62%

3,44%

Menurun sejalan dengan dampak Covid-19

5,60

11,64 6,6

012

,12

19,92

7,30

13,36

4,48

Realisasi PendapatanTriwulan III 2020

4,06

10,24

7,04 18

,88

5,66

10,285,8

710

,39P E N D O RO N GP E N A H A N

Emas Perhiasan

Beras

Rokok KretekFilter

(yoy)35,12%

(yoy)3,48%

(yoy)6,11%

Angkutan Udara

Bensin

Cabai Rawit

(yoy)-22,66%

(yoy)-3,42%

(yoy)-42,86%

3,0 ± 1%

(yoy)

Infografik PerekonomianPerekonomian Kalimantan Selatan terkontraksi, terutama bersumber dari kegiatan investasi yang terhambat dan kinerja ekspor yang tertekan.Sementara itu inflasi relatif yang tetap terkendali dan stabil dan kelancaran sistem pembayaran yang tetap terjaga, baik tunai maupun nontunai.

Page 15: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XIV

INDIKATOR 2017 2018 2019

2017 2018 2019 2020

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III

Pertumbuhan PDRB Harga Konstan (%,yoy)

5,28% 5,12% 4,08% 5,25% 4,96% 6,42% 4,46% 4,99% 4,57% 5,10% 5,78% 4,28% 4,19% 4,02% 3,85% 4,18% -2,63% -4,68%

PDRB Harga Konstan 121.859 128.093 133.318 28.350 30.469 32.026 31.014 29.766 31.860 33.661 32.806 31.039 33.195 35.015 34.069 32.336 32.323 33.377

Pertanian 17.280 17.929 18.607 3.476 4.704 5.271 3.830 3.543 4.869 5.544 3.974 3.687 5.113 5.719 4.086 3.863 5.080 5.549

Pertambangan & Penggalian

31.641 32.972 33.415 7.686 7.786 8.039 8.130 7.957 7.973 8.255 8.787 8.197 8.135 8.425 8.658 8.209 7.673 7.660

Industri Pengolahan 15.936 16.628 16.869 3.885 3.926 4.043 4.083 3.997 4.043 4.294 4.294 3.993 4.042 4.324 4.509 4.212 3.936 3.974

Listrik, Gas, & Air Bersih

619 662 698 146 152 159 161 158 166 168 170 167 173 178 179 175 181 187

Bangunan 9.087 9.622 10.207 2.067 2.204 2.372 2.443 2.221 2.330 2.528 2.543 2.350 2.465 2.672 2.719 2.441 2.450 2.551

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

13.060 14.033 15.064 2.986 3.189 3.398 3.487 3.201 3.432 3.658 3.743 3.461 3.698 3.918 3.987 3.692 3.565 3.690

Pengangkutan dan Komunikasi

11.721 12.534 13.339 2.744 2.892 3.021 3.064 2.956 3.119 3.212 3.247 3.143 3.301 3.411 3.484 3.357 3.203 3.323

Keuangan, Persewaan, dan Jasa

7.451 7.812 8.107 1.764 1.872 1.891 1.924 1.930 1.957 1.966 1.959 1.979 2.004 2.050 2.075 2.089 2.017 2.086

Jasa 15.064 15.901 17.012 3.596 3.743 3.833 3.893 3.803 3.973 4.035 4.091 4.061 4.263 4.318 4.371 4.297 4.218 4.358

Pertumbuhan PDRB Harga Berlaku (%,yoy)

8,96% 7,91% 5,27% 8,34% 8,80% 10,09% 8,53% 8,57% 7,66% 8,61% 6,85% 5,37% 5,43% 4,39% 5,93% 6,43% -1,65% -3,40%

PDRB Harga Berlaku 159.105 171.691 180.738 36.514 39.663 41.961 40.967 39.643 42.701 45.575 43.772 41.773 45.020 47.575 46.369 44.459 44.276 45.956

Pertanian 23.260 24.750 25.953 4.657 6.317 7.059 5.137 4.839 6.627 7.548 5.456 5.121 7.110 7.981 5.741 5.479 7.108 7.847

Pertambangan & Penggalian

33.121 35.436 33.809 7.948 8.111 8.419 8.644 8.617 8.614 9.166 9.050 8.417 8.269 8.456 8.666 8.418 7.708 7.676

Industri Pengolahan 22.946 24.063 24.636 5.551 5.642 5.820 5.938 5.785 5.850 6.220 6.226 5.801 5.884 6.328 6.623 6.265 5.798 5.866

Listrik, Gas, & Air Bersih

852 951 1.011 197 209 220 226 223 236 242 245 241 251 258 261 256 266 276

Bangunan 12.394 13.676 14.910 2.785 2.986 3.235 3.388 3.106 3.287 3.614 3.669 3.419 3.596 3.904 3.991 3.569 3.589 3.748

Perdagangan, Hotel, dan Restoran

18.627 20.677 22.996 4.186 4.525 4.875 5.040 4.671 5.044 5.415 5.557 5.225 5.639 6.003 6.129 5.727 5.574 5.784

Pengangkutan dan Komunikasi

15.881 17.453 19.148 3.674 3.898 4.107 4.203 4.068 4.332 4.477 4.576 4.471 4.740 4.901 5.036 4.839 4.551 4.742

Keuangan, Persewaan, dan Jasa

10.317 11.178 11.880 2.416 2.580 2.628 2.699 2.737 2.789 2.826 2.826 2.881 2.930 3.006 3.062 3.100 2.975 3.072

Jasa 21.785 23.752 26.394 5.100 5.395 5.597 5.693 5.598 5.922 6.065 6.168 6.196 6.601 6.739 6.858 6.805 6.707 6.946

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta)

7.328,60 8.219,49 7.152,65 1.581,31 1.752,54 1.906,72 2.087,44 1.986,02 1.936,93 2.285,00 2.011,17 1.728,98 1.718,32 1.773,53 1.931,81 2.187,80 1.297,55 1,01

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton)

135.938 35.119,85 137.934 26.722,12

30.064,61

33.157,96

34.149,65

32.875,02

32.930,45

35.013,00

35.119,85

34.344,43

32.758,12

33.628,72

37.203,00

34.097,66

26.860,26 22,64

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta)

236,86 229,33 327,52 43,04 44,47 48,32 101,04 41,41 23,26 30,40 134,25 122,23 78,94 78,42 47,93 53,81 18,86 31,27

Volume Impor Nonmigas (ribu ton)

232,82 210,05 189,54 64,26 45,05 53,81 69,69 33,26 45,36 34,40 97,04 62,21 51,12 33,48 42,73 54,81 40,50 30,66

IHK Kalimantan Selatan

131,07 134,52 139,92 127,84 129,78 130,46 131,07 131,27 132,09 133,23 134,52 135,79 138,67 138,63 139,92 105,12 105,33 104,98

Inflasi Kalimantan Selatan (y-o-y)

3,73 2,63 4,01 4,02 4,20 4,01 3,73 3,04 2,74 2,12 2,63 3,08 4,01 4,05 4,01 2,81 1,14 1,04

IHK Banjarmasin 131,11 134,56 140,15 127,74 129,78 130,58 131,11 131,10 132,01 133,24 134,56 135,92 138,87 138,95 140,15 104,87 105,11 105,82

Inflasi Banjarmasin (y-o-y)

3,82 2,63 4,15 4,03 4,24 4,10 3,82 3,12 2,72 2,04 2,63 3,19 4,17 4,29 4,15 2,51 0,87 0,87

IHK Tanjung 130,53 133,92 136,80 129,13 129,75 128,92 130,53 130,83 133,20 133,06 133,92 134,13 135,95 134,37 136,80 105,91 106,16 106,33

Inflasi Tanjung (y-o-y) 2,40 2,60 2,15 3,83 3,68 2,94 2,40 2,16 3,01 3,21 2,60 1,68 1,71 0,98 2,15 3,91 2,85 2,47

IHK Kotabaru - - - - - - - - - - - - - - - 106,78 106,69 106,74

Inflasi Kotabaru (y-o-y) - - - - - - - - - - - - - - - 4,76 2,26 1,51

Sumber: BPS Kalsel (diolah)

I. Inflasi dan PDRB

Tabel Indikator

Dalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain

Page 16: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XV

II. Stabilitas Keuangan Daerah

III. Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Tabel Indikator

Dalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain

Sumber: Bank Indonesia

Sumber: LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Dalam Miliar Rupiah kecuali disebutkan lain

INDIKATOR

2017 2018 2019 2020

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III

TotalAsset(Rp Miliar) 58.060 63.672 65.411 65.415 65.760 66.455 67.499 69.315 69.339 72.204 74.138 71.335 68.883 70.183 71.943

(% yoy) 8,47 9,77 14,98 12,16 13,26 4,37 3,19 5,96 5,44 8,65 9,84 2,91 (0,66) (2,80) (2,96)

DPK(Rp Miliar) 43.184 45.996 47.193 44.613 47.136 47.677 48.859 50.175 50.940 52.741 54.057 51.219 52.785 54.205 55.961

(% yoy) 8,65 6,38 11,63 6,35 9,15 3,65 3,53 12,47 8,07 10,62 10,64 2,08 3,62 2,78 3,52

Giro(Rp Miliar) 8.789 9.492 10.055 8.075 8.603 8.451 9.429 9.078 10.052 10.314 10.740 9.442 9.560 10.311 11.029

(% yoy) -7,84 -14,86 16,69 6,37 -2,12 -10,96 -6,22 12,42 16,84 22,05 13,90 4,00 -4,89 -0,04 2,70

Tabungan(Rp Miliar) 22.515 23.653 24.141 25.560 25.398 25.999 26.309 27.660 26.327 27.319 27.830 28.987 28.032 28.499 28.991

(% yoy) 10,34 7,85 7,90 8,07 12,80 9,92 8,98 8,21 3,66 5,08 5,78 4,80 6,48 4,32 4,17

Deposito(Rp Miliar) 11.880 12.851 12.998 12.070 13.135 13.227 13.121 13.437 14.561 15.107 15.487 12.795 15.198 15.395 15.941

(% yoy) 21,17 26,52 15,15 12,72 10,56 2,92 0,95 11,33 10,86 14,21 18,03 -4,78 4,37 1,91 2,93

Kredit (L. Proyek)

(Rp Miliar) 52.082 54.787 56.510 59.097 60.282 62.310 64.739 65.568 64.941 66.159 67.991 68.830 67.896 64.279 66.097

(% yoy) 1,98 12,80 15,21 16,56 15,74 13,73 14,56 10,95 7,73 6,18 5,02 4,98 4,55 (2,84) (2,78)

ModalKerja(Rp Miliar) 20.085 20.296 22.014 20.317 22.020 23.401 23.936 24.283 23.288 23.816 25.004 23.945 22.641 21.563 22.644

(% yoy) 18,25 18,36 25,87 5,60 9,63 15,30 8,73 19,52 5,76 1,78 4,46 -1,39 -2,78 -9,46 -9,44

Investasi(Rp Miliar) 12.430 14.454 14.248 15.383 16.786 17.145 18.702 18.557 18.894 19.311 19.603 20.858 21.593 18.988 19.577

(% yoy) -21,41 13,35 13,20 27,95 35,04 18,62 31,26 20,63 12,56 12,63 4,82 12,40 14,28 -1,67 -0,14

Konsumsi (Rp Miliar) 19.566 20.006 20.248 21.127 21.475 21.764 22.101 22.728 22.759 23.031 23.383 24.027 23.661 23.728 23.877

(% yoy) 7,11 7,16 6,70 8,69 9,76 8,79 9,15 7,58 5,98 5,82 5,80 5,71 3,96 3,02 2,11

LDR - Lokasi Proyek

120,60% 119,05% 119,74% 124,33% 127,9% 126,4% 126,4% 126,4% 127,5% 125,4% 125,8% 134,4% 128,6% 118,6% 118,1%

NPL (gross) 3,17% 3,73% 2,96% 2,78% 2,57% 2,79% 3,09% 2,71% 3,03% 2,93% 3,78% 2,88% 3,26% 3,62% 3,44%

INDIKATOR 2017 2018 2019

2017 2018 2019 2020

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II Tw-III

Transaksi RTGS 95.473 121.961 141.315 19.613 24.197 25.093 26.570 28.148 31.875 28.596 33.342 32.616 31.012 42.862 34.824 29.974 25.099 32.003

Pertumbuhan RTGS(%) 4,30 27,74 15,87 -16,32 4,04 5,23 26,55 43,52 31,73 13,96 25,49 15,87 -2,71 49,89 4,45 -8,10 -19,07 -25,33

Transaksi Kliring 26.157 27.047 26.590 6.528 5.998 6.643 6.989 6.324 6.489 7.178 7.056 5.938 5.916 6.905 7.831 7.016 6.344 6.863

Pertumbuhan Kliring (%) -18,60 3,40 -1,69 -21,04 -34,91 -4,37 -9,32 -3,12 8,18 8,06 0,96 -6,10 -8,83 -3,80 10,99 18,14 7,23 -0,61

Aliran Uang Masuk 12.210 13.604 14.461 3.139 2.363 4.251 2.457 3.556 3.572 3.879 2.597 3.812 4.195 3.638 2.816 3.988 2.777 2.806

Aliran Uang Keluar 9.541 8.476 9.227 1.368 4.032 1.428 2.713 1.390 3.627 1.314 2.146 1.294 3.487 1.930 2.516 1.311 2.433 1.727

Aliran Uang Masuk Neto 2.668 5.127 5.234 1.771 -1.669 2.823 -256 2.166 -54 2.565 451 2.517 708 1.708 300 2.677 344 1.080

Page 17: Perekonomian NOV 2020 - BI

Ringkasan Umum

Ringkasan Eksekutif

Foto : Sungai Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan

Page 18: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XVII

Ringkasan Eksekutif

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHPada triwulan III 2020, perekonomian Kalimantan Selatan mengalami kontraksi

4,68% (yoy), lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar

2,63% (yoy). Meski masih mengalami kontraksi, secara triwulanan perekonomian

Kalimantan Selatan sudah mulai mengalami perbaikan dan tumbuh 3,26% (qtq).

Pada sisi permintaan, kontraksi pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam didorong

oleh kontraksi ekspor dan kegiatan investasi yang masih terhambat. Sementara

di sisi penawaran, kontraksi ekonomi terutama bersumber dari kontraksi sektor

pertanian, pertambangan, industri pengolahan, dan PHR.

Pada triwulan IV 2020, perekonomian Kalimantan Selatan diprakirakan mengalami

perbaikan dibandingkan dengan triwulan III 2020. Dari sisi permintaan, perbaikan

terutama bersumber dari peningkatan konsumsi, perbaikan investasi dan kinerja

ekspor. Dari sisi penawaran, perbaikan terutama bersumber dari kinerja sektor

pertanian, pertambangan, industri pengolahan, PHR dan konstruksi. Secara

keseluruhan 2020, perekonomian Kalimantan Selatan diprakirakan tumbuh lebih

rendah dibanding 2019 terutama dipengaruhi dampak COVID-19 yang menahan

kinerja konsumsi, investasi, dan ekspor. Secara sektoral, penurunan perekonomian

bersumber dari melambatnya kinerja sektor pertambangan, konstruksi, pertanian,

industri pengolahan dan PHR.

KEUANGAN PEMERINTAHRealisasi pendapatan daerah Kalimantan Selatan di triwulan III 2020 tercatat

sebesar Rp4,48 triliun atau 75,51% dari APBD 2020 penyesuaian, lebih rendah

dibandingkan realisasi triwulan III tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,58 triliun

atau 80,05% dari target APBD 2019. Sementara itu, realisasi belanja daerah

sebesar Rp4,06 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2019

yang sebesar Rp4,34 triliun.

Penurunan realisasi belanja daerah pada triwulan III 2020 disebabkan oleh

penurunan realisasi belanja modal serta belanja operasional. Belanja modal pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp370,37 miliar atau 50,61% dari pagu APBD

2020 penyesuaian, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar

Rp689,55 miliar atau 27,78% dari pagu APBD 2019. Sementara itu, penurunan

belanja operasional bersumber dari pos belanja barang dan jasa yang pada triwulan

III 2020 tercatat sebesar Rp801,68 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan III

2019 yang sebesar Rp1,04 triliun.

Realisasi pendapatan negara di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020

tercatat sebesar Rp6,04 triliun atau 46,36% dari target APBN 2020, lebih rendah

dibandingkan dengan realisasi triwulan III 2019 yang sebesar Rp7,51 triliun atau

68,44% dari target APBN 2019. Realisasi belanja negara pada triwulan III 2020

tercatat sebesar Rp20,15 triliun atau 80,59% dari pagu APBN 2020, lebih rendah

dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar Rp21,13 triliun.

Page 19: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XVIII

Ringkasan Eksekutif

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAHSampai dengan triwulan III 2020, secara tahunan inflasi Kalimantan Selatan tercatat

sebesar 1,04% (yoy), lebih rendah dari triwulan lalu sebesar (1,14% yoy). Angka

tersebut berada di bawah inflasi wilayah Kalimantan yang sebesar 1,13% (yoy) dan

inflasi nasional sebesar 1,42% (yoy). Inflasi tahunan yang lebih rendah bersumber dari

deflasi pada Kelompok Transportasi di tengah tekanan inflasi pada Kelompok Perawatan

Pribadi dan Jasa Lainnya.

Secara triwulanan, Kalimantan Selatan mengalami deflasi sebesar 0,33% (qtq), lebih

rendah dibandingkan triwulan II 2020 yang inflasi sebesar 0,20% (qtq). Deflasi didorong

oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Inflasi Kalimantan Selatan triwulan IV 2020 diprakirakan lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan III 2020. Hal ini didorong oleh stok komoditas hasil panen yang masih

memadai sementara permintaan masyarakat belum sepenuhnya pulih. Sementara untuk

keseluruhan tahun, inflasi tahun 2020 diprakirakan akan lebih rendah dibanding tahun

2019 dan berada di bawah sasaran inflasi nasional (3±1%).

STABILITAS KEUANGAN DI DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKMPenyaluran kredit triwulan III terkontraksi 2,78% (yoy), membaik dibanding triwulan

sebelumnya yang kontraksi 2,84% (yoy). Perbaikan penyaluran kredit terutama

bersumber dari membaiknya penyaluran kredit modal kerja dan investasi sementara

penyaluran kredit konsumsi masih tumbuh positif. Secara sektoral, perbaikan terutama

bersumber dari sektor pertanian dan perdagangan. Perbaikan kinerja penyaluran kredit

diikuti oleh perbaikan kualitas kredit yang ditunjukkan oleh rasio kredit bermasalah

(NPL) sebesar 3,44%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang sebesar

3,62%. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan III 2020 tercatat sebesar

Rp55,96 triliun atau tumbuh 3,52% (yoy), meningkat dari 2,78% (yoy) pada triwulan

sebelumnya.

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAHPada triwulan III 2020, transaksi Sistem Kliring Nasional (SKN) di Kalimantan Selatan

terkontraksi sebesar 0,61% (yoy), melambat dibanding triwulan II yang tumbuh

sebesar 7,23% (yoy). Sementara itu, transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) juga

terkontraksi sebesar 25,33% (yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 19,07% (yoy).

Kontraksi transaksi SKN dan RTGS disebabkan oleh penurunan aktivitas perekonomian

dan penyesuaian waktu operasional oleh Bank Indonesia hingga Agustus 2020, sejalan

dengan kebijakan pemerintah untuk mengurangi aktivitas selama pandemi.

Page 20: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 2020XIX

Ringkasan Eksekutif

Transaksi kas Bank Indonesia Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020 mengalami

aliran masuk bersih (net inflow) sebesar Rp1,08 triliun, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mengalami aliran masuk bersih sebesar Rp0,35 triliun. Peningkatan

aliran uang masuk bersih tersebut didorong oleh kembali masuknya uang kartal pasca

periode Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idul Fitri di triwulan II 2020.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAANKondisi ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Selatan (data Agustus 2020) mengalami

perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

meningkat dari 68,77% pada Agustus 2019 menjadi 69,33%, meskipun Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,74%, naik dari 4,18%.

Pada triwulan III 2020, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat sebesar 99,81. Secara tahunan,

NTP meningkat 5,06% (yoy) atau secara triwulanan meningkat 1,34% (qtq). Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan meningkat dari 70,17 pada tahun

2018 menjadi 70,72 pada tahun 2019. Secara umum, indeks pembangunan manusia

terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2019.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan I 2021 diprakirakan membaik

dibandingkan dengan triwulan IV 2020. Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi

berasal dari peningkatan konsumsi RT, konsumsi pemerintah, investasi, serta ekspor.

Dari sisi penawaran, perbaikan bersumber dari kinerja sektor pertambangan, konstruksi,

pertanian,dan PHR. Secara keseluruhan tahun 2021, perekonomian Kalimantan Selatan

diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2020 terutama dipengaruhi Pandemi COVID-19 yang

secara perlahan dapat dikendalikan didukung oleh program vaksinasi COVID-19, dan

mendorong kinerja konsumsi, investasi, dan ekspor.

Inflasi tahunan (yoy) pada triwulan I 2021 diprakirakan lebih tinggi dari triwulan IV 2020.

Inflasi terutama didorong oleh kelompok volatile food seiring telah berakhirnya masa

panen raya serta potensi tekanan kenaikan harga dari bahan pangan yang didatangkan

dari daerah yang terdampak La Nina seperti bawang merah dan bawang putih. Kenaikan

tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) juga diperkirakan akan meningkatkan tekanan inflasi

di tahun 2021.

Secara keseluruhan tahun 2021, inflasi diprakirakan lebih tinggi dari 2020 didorong

peningkatan inflasi dari seluruh komponen terutama kelompok makanan, minuman,

dan tembakau serta peningkatan konsumsi rumah tangga, sejalan dengan perbaikan

pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Laju inflasi di tahun 2021 diprakirakan

tetap terkendali dan berada dalam sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3+1%.

Page 21: Perekonomian NOV 2020 - BI

Foto : Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Page 22: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20202

• PadatriwulanIII2020,pertumbuhanekonomiKalimantanSelatan terkontraksi 4,68% (yoy), lebih dalam daritriwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,63%(yoy).Namundemikian,secaratriwulananperekonomianKalimantan Selatan sudah mulai mengalami perbaikan dantumbuh3,26%(qtq).

• Dari sisi permintaan, kontraksi pertumbuhan ekonomiyang lebih dalam terutama bersumber dari kontraksi ekspor dan kegiatan investasi yang masih terhambat.

• Dari sisi penawaran, kontraksi ekonomi terutamabersumber dari kontraksi sektor pertanian,pertambangan,industripengolahan,danPHR

• Perekonomian Kalimantan Selatan diprakirakan membaik pada triwulan IV 2020 didorong mobilitasmasyarakat yang semakin baik, serta kinerja eksporyang mulai pulih seiring peningkatan permintaan oleh negara mitra utama. Namun, pertumbuhan ekonomiKalimantanSelatanpadatahun2020diprakirakanlebihrendah dibandingkan tahun sebelumnya akibat tekanan yangterjaditerkaitpandemiCOVID-19.

PerkembanganEkonomi Makro Daerah

Bab I

Page 23: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20203

Nasional (PEN) untuk menopang daya beli masyarakat.

Konsumsi pemerintah juga mengalami perbaikan

didorong peningkatan pada pos Belanja Tak Terduga

terkait pencegahan dan penanganan pandemi

COVID-19, serta serapan belanja dalam rangka

persiapan Pilkada Serentak di 8 kabupaten/kota.

Dari sisi penawaran, kontraksi pertumbuhan ekonomi

terutama bersumber dari kinerja sektor utama yang

tertahan (Grafik 1.2). Sektor pertanian terkontraksi

seiring telah selesainya masa panen dan produktivitas

tabama yang menurun akibat kondisi cuaca yang

kurang kondusif di sejumlah daerah produksi.

Sedangkan tekanan pada sektor pertambangan

terutama bersumber dari tren penurunan harga

batubara yang masih berlanjut dan permintaan

eksternal yang terbatas. Sektor Industri Pengolahan

terkontraksi akibat penurunan permintaan negara

mitra dagang dan permintaan domestik yang belum

kuat pasca pelonggaran PSBB. Disamping itu, kontraksi

sektor PHR terutama bersumber dari sub lapangan

Pada Triwulan III 2020, perekonomian Kalimantan

Selatan mengalami kontraksi sebesar 4,68% (yoy),

lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi

sebesar 2,63% (yoy). Pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan Triwulan III 2020 yang terkontraksi

lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya, berbeda

dengan pertumbuhan ekonomi wilayah Kalimantan

dan Nasional yang telah menunjukkan perbaikan

(Grafik 1.1).

Dari sisi permintaan, kontraksi perekonomian

Kalimantan Selatan terutama bersumber dari kinerja

ekspor yang tertekan seiring ekspor batubara dan

CPO yang menurun. Penurunan ekspor batubara

sejalan dengan harga yang terus melemah hingga

akhir triwulan III 2020. Harga Batubara Acuan (HBA)

Kementerian ESDM pada triwulan III 2020 tercatat

sebesar USD50,64/MT, lebih rendah dibandingkan

dengan USD59,95/MT pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, kinerja ekspor CPO masih tertahan

disebabkan oleh menurunnya permintaan dari

India dan harga minyak nabati substitusi yang lebih

kompetitif. Di sisi lain, ekspor karet alam dan olahan

mulai meningkat sejalan dengan tren peningkatan

harga karet. Sementara itu, kinerja investasi masih

mengalami kontraksi sejalan dengan penyesuaian

kembali beberapa jadwal proyek investasi akibat

dampak COVID-19.

Konsumsi RT telah menunjukkan perbaikan pada

triwulan III 2020 didorong peningkatan aktivitas

masyarakat pasca pelonggaran PSBB, serta dukungan

insentif dan stimulus program Pemulihan Ekonomi

�15

�10

�5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOY

PHRBANGUNAN

PDRBPERTANIANTAMBANG

INDUSTRI

-5,82-4,68-4,68-0,64-9,08-8,10

-3,60-0,62-2,63-2,99-5,67-1,91

Tw II2020

Tw III2020

PHR BANGUNAN PDRB PERTANIAN TAMBANG INDUSTRI

Sumber : BPS (data diolah)

Grafik1.2 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Sisi Sektoral

�6

�4

�2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOY

NASIONALKALIMANTAN

KALSEL

-5,32-4,34-2,63

-3,49-4,23-4,68

Tw II2020

Tw III2020

NASIONAL KALIMANTAN KALSEL

Sumber : BPS (data diolah)

Grafik1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan,KalimantandanNasional

�10

�8

�6

�4

�2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOY

PDRB TAMBANGPDRB

PDRB NONTAMBANG

-9,08-4,68-3,28

-5,67-2,63-1,64

Tw II2020

Tw III2020

PDRB TAMBANG PDRB PDRB NONTAMBANG

Sumber : BPS Kalsel (data diolah)

Grafik1.3 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan BerdasarkanSektorPertambangan&Nonpertambangan

Page 24: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20204

usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil

dan sepeda motor seiring kinerja sektor tradables

yang tertahan. Sektor konstruksi terkontraksi sejalan

dengan kinerja investasi yang masih lemah sebagai

dampak dari pandemi COVID-19.

Memasuki triwulan IV 2020, perekonomian

Kalimantan Selatan diprakirakan mengalami

perbaikan. Perbaikan tersebut terutama bersumber

dari perkiraan pemulihan permintaan domestik seiring

peningkatan konsumsi rumah tangga pada momen

HBKN Natal dan Tahun Baru, serta pengerjaan proyek-

proyek investasi pemerintah dan swasta yang berlanjut

sehingga mendorong perbaikan investasi. Konsumsi

pemerintah diprakirakan terus mengalami perbaikan

didorong penyaluran berbagai stimulus dan insentif

fiskal yang berlanjut, serta peningkatan belanja seiring

pelaksanaan Pilkada Serentak.

Selain itu, kinerja ekspor juga diprakirakan membaik,

khususnya komoditas batu bara seiring permintaan

negara mitra yang berangsur pulih. Permintaan

yang membaik tercermin dari harga batu bara

acuan Kementerian ESDM pada November 2020

yang sebesar USD55,71/mt, meningkat dari bulan

sebelumnya yang sebesar USD51,00/mt. Perayaan

Diwali juga diprakirakan dapat menjadi turning point

bagi perekonomian India sehingga turut mendorong

perbaikan ekspor CPO.

Dari sisi sektoral, perbaikan perekonomian Kalimantan

Selatan didorong oleh perbaikan kinerja sektor

pertambangan dan industri pengolahan seiring

peningkatan permintaan komoditas batubara dan

CPO oleh negara mitra dagang utama. Selain itu,

aktifitas perekonomian dan mobilitas masyarakat

yang meningkat menyambut momen HBKN Natal

dan Tahun baru diprakirakan akan berdampak positif

terhadap kinerja sektor PHR.

Untuk keseluruhan tahun 2020, pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan diprakirakan lebih rendah

dibandingkan tahun sebelumnya sebagai dampak dari

pandemi COVID-19 yang meluas, sehingga menahan

permintaan domestik maupun eksternal.

1.1 SISI PERMINTAANDari sisi permintaan, kontraksi perekonomian

Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020 terutama

bersumber dari kinerja investasi dan ekspor yang

tertekan. Kontraksi lebih dalam tertahan oleh konsumsi

rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang mulai

menunjukkan perbaikan.

1.1.1 Konsumsi Rumah Tangga (RT)Pada triwulan III 2020, konsumsi rumah tangga

(RT) terkontraksi sebesar 0,67% (yoy), membaik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi 3,26% (yoy). Konsumsi RT

Tabel1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan

Sumber: BPS Kalsel (diolah), %yoy menunjukkan pertumbuhan tahunan, SOG = Source of Growth

Permintaan 2017 2018 2019Tw.I-2020 Tw.II-2020 Tw.III-2020

% (yoy) % (yoy) % (yoy) Pangsa SOG

Konsumsi Rumah Tangga 4,82 5,03 4,02 4,11 -3,26 -0,67 46,7% -0,31

Konsumsi LNPRT 5,58 8,74 7,97 -1,70 -3,42 -0,04 0,9% 0,00

Konsumsi Pemerintah 1,02 2,52 3,03 3,64 -6,54 -5,88 10,0% -0,59

Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,30 8,01 6,37 4,96 -1,85 -3,40 22,9% -0,78

Ekspor Barang dan Jasa 8,96 4,58 0,98 33,14 -6,78 -23,07 57,0% -13,16

Impor Barang dan Jasa 10,18 5,96 -0,04 36,21 -12,64 -27,92 37,9% -10,57

PDRB 5,28 5,12 4,08 4,17 -2,63 -4,68 100% -4,68

Page 25: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20205

98,49

99,81

94

96

98

100

102

104

106

I II III IV I II III IV I II III2018 2019 2020

NILAI TUKAR PETANI (NTP)

Sumber : BPS Kalsel (data diolah)

Grafik1.5 NilaiTukarPetani

9,01

9,83

�5

0

5

10

15

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

RP. TRILIUN

g. KREDIT MULTIGUNA �RHS�KREDIT MULTIGUNA

Sumber : Laporan Bank Umum, KPw BI Prov Kalsel (data diolah) Metode : Lokasi Proyek

Grafik1.6 PertumbuhanKreditMultiguna

yang berangsur membaik terutama didorong oleh

perbaikan mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat

pasca pelonggaran PSBB, serta dukungan insentif

fiskal dari pemerintah seperti penyaluran Bansos, Kartu

Prakerja, dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT) yang

mendorong daya beli masyarakat. Secara triwulanan,

konsumsi RT tumbuh sebesar 3,48% (qtq), meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi 4.26% (qtq).

Perbaikan konsumsi RT tercermin dari hasil Survei

Konsumen triwulan III 2020 yang mengalami

peningkatan (Grafik 1.4)

Selain itu, peningkatan konsumsi RT juga tercermin

dari Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2020 yang sebesar 99,81, lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

98,49 (Grafik 1.5). Hal ini sejalan dengan perbaikan

pendapatan masyarakat seiring membaiknya harga

komoditas perkebunan, khususnya CPO.

Sejalan dengan peningkatan aktifitas perekonomian

masyarakat, pembiayaan perbankan untuk kredit

konsumsi terutama kredit multiguna juga meningkat.

Pada triwulan III 2020, kredit multiguna tumbuh

sebesar 9,83% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,01%

(yoy); (Grafik 1.6).

Perbaikan konsumsi RT diprakirakan berlanjut pada

triwulan IV 2020, ditopang peningkatan aktifitas

perekonomian serta perbaikan permintaan masyarakat

seiring momen HBKN Natal dan Tahun Baru. Hal ini

terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

di Kalimantan Selatan pada November 2020 yang

sebesar 117,36, lebih tinggi dibandingkan bulan

sebelumnya yang sebesar 103,61. Meski demikian,

untuk keseluruhan tahun 2020 kinerja konsumsi

RT diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun

sebelumnya akibat kebijakan pembatasan aktivitas

ekonomi dan masyarakat pada semester I 2020

sebagai upaya menahan laju penyebaran COVID-19.

1.1.2 Konsumsi PemerintahKonsumsi pemerintah pada triwulan III 2020

terkontraksi 5,88% (yoy), membaik dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi

sebesar 6,54% (yoy). Kinerja konsumsi pemerintah

yang membaik didorong oleh peningkatan serapan

belanja pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada

28,3 36

,3 74

,0

100,0

67

,5 72,8

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020

INDEKS

INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA INDEKS KEGIATAN USAHAINDEKS KONSUMSI DURABLE GOODS

Sumber : Survei Konsumen KPw BI Prov Kalsel (data diolah)

Grafik1.4 Survei Konsumen

Page 26: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20206

sebelumnya, serta sumber penerimaan yang terbatas

seiring pemotongan dana transfer (DAK) dalam rangka

realokasi anggaran untuk penanganan dampak

COVID-19.

1.1.3 Investasi (PMTB)Investasi Kalimantan Selatan pada triwulan III

2020 mengalami kontraksi sebesar 3,40% (yoy),

lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang kontraksi 1,85% (yoy). Realisasi

nilai proyek investasi di Kalimantan Selatan hingga

September 2020 tercatat sebesar Rp5,7 Triliun, jauh

lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya yang mencapai Rp11,1 Triliun. Hal

ini juga tercermin dari perkembangan pengadaan

semen di Kalimantan Selatan yang mengalami

penurunan (Grafik 1.7).

Berdasarkan data Building & Construction Interchange

(Tabel 1.2), proyek infrastruktur besar milik

pemerintah di tahun 2020 yang sedang dalam tahap

konstruksi berasal dari kategori irigasi, rumah potong

hewan, kesehatan, infrastruktur, dan perkantoran.

Pada kategori irigasi, terdapat pengembangan

saluran irigasi di beberapa kab/kota, seperti Kab.

Tapin, dan Kab. Barito Kuala. Selain itu, juga sedang

dilaksanakan pembangunan rumah potong hewan di

Kota Banjarbaru. Pada kategori kesehatan, terdapat

-7,50

-32,77�60

�40

�20

0

20

40

60

80

100

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

% YOYRIBU TON

PERTUMBUHAN PENGADAAN SEMEN KALSEL (SB. KANAN)PENGADAAN SEMEN KALSEL

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (data diolah)

Grafik1.7 Perkembangan Pengadaan Semen di Kalimantan Selatan

Tabel1.2 Proyek Investasi di Kalimantan Selatan

Tipe Kepemilikan Kategori Jumlah Proyek

Commercial

HOUSES 15OUTLET 1COLLEGE 1FACTORY 1SCHOOLS 2DORMITORIES 1WAREHOUSE 1RECREATION PARK 1

Government

IRRIGATION 1PRISON 2SLAUGHTERHOUSE 6LAW COURT 1WATER SUPPLY 5APARTMENTS 1STREET LIGHTING 2HOSPITAL 1ROADWORKS 2DORMITORIES 1OFFICES 12MOSQUE 1HEALTH CENTRE 7RECREATION PARK 2COLLEGE 1

triwulan III 2020 yang mencapai 64,62% dari pagu

APBD Penyesuaian, lebih tinggi dibandingkan dengan

periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar

57,18%. Peningkatan ini terutama didorong oleh

peningkatan pada pos Belanja Tak Terduga terkait

pencegahan dan penanganan pandemi COVID-19.

Hingga triwulan III 2020, realisasi penyaluran stimulus

dalam rangka pencegahan dan penanganan pandemi

COVID-19 telah mencapai Rp203,88 Miliar atau

67,94% dari pagu yang ditetapkan. Realisasi tersebut

meningkat tajam dibandingkan triwulan sebelumnya

yang sebesar 17,2%. Di samping itu, serapan belanja

dalam rangka persiapan Pilkada Serentak turut

mendorong perbaikan konsumsi pemerintah pada

triwulan III 2020. Realisasi transfer dana pilkada di

Kalimantan Selatan hingga September 2020 sebesar

Rp526,83 Miliar atau mencapai 99,4%.

Konsumsi pemerintah diprakirakan terus meningkat

pada triwulan IV 2020 didorong oleh berlanjutnya

penyaluran berbagai stimulus perekonomian,

peningkatan belanja rutin dan pelaksanaan Pilkada

Serentak. Realisasi serapan belanja Pemerintah Provinsi

Kalimantan Selatan s.d. Oktober 2020 tercatat sebesar

73,82% dari pagu APBD Penyesuaian, lebih tinggi dari

periode yang sama tahun sebelumnya (71,00%).

Kinerja konsumsi pemerintah untuk keseluruhan

tahun 2020 diprakirakan terkontraksi disebabkan

oleh pagu belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan

yang tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun

Page 27: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20207

ekspor Kalimantan Selatan tercermin dari data

nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan sebesar

USD1,01 miliar atau terkontraksi 42,94% (yoy), lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 24,49% (yoy); (Grafik 1.8).

Kinerja ekspor yang tertekan terutama bersumber

dari penurunan ekspor komoditas utama Kalimantan

Selatan, yaitu batubara dan CPO (Grafik 1.9).

Penurunan ekspor batubara dipengaruhi oleh tren

penurunan harga yang berlanjut, bahkan menyentuh

level terendah pada September 2020 yaitu sebesar

USD49,42/MT. Disamping itu, permintaan negara

mitra utama yang terbatas turut menahan kinerja

ekspor pada triwulan III 2020. Impor batubara

Tiongkok cenderung ketat seiring pasokan batubara

domestik yang melimpah. Permintaan batubara

India juga masih terbatas menyusul perekonomian

yang belum sepenuhnya pulih pasca lockdown di

sejumlah wilayah, serta kebijakan Pemerintah India

untuk mewujudkan produksi batubara yang mandiri

melalui kebijakan privatisasi pertambangan batubara.

Terdapat sekitar 41 blok pertambangan yang sedang

dalam proses lelang dan mayoritas berada di wilayah

tengah dan timur India.

Kinerja ekspor CPO pada triwulan III 2020 juga

mengalami kontraksi sebesar 27,42% (yoy), lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 25,22% (yoy). Pelemahan

ekspor CPO sejalan dengan penurunan permintaan

negara mitra utama, khususnya India. Impor CPO

pembangunan RSUD di Kab. Tapin dan unit puskesmas

di Kota Banjarmasin. Pada kategori infrastruktur

terdapat pembangunan jalan kabupaten. Disamping

itu, juga telah dilakukan pembangunan beberapa

gedung perkantoran.

Di luar proyek yang dibiayai oleh APBD/APBN terdapat

pula sejumlah pengerjaan proyek swasta yang masih

berlangsung seperti pembangunan pabrik roti,

pergudangan dan pabrik CPO.

Kinerja investasi Kalimantan Selatan pada triwulan

IV 2020 diperkirakan membaik didorong akselerasi

investasi dalam rangka pemenuhan target penyelesaian

realisasi proyek pemerintah dan swasta di akhir tahun.

Data impor BPS pada triwulan IV 2020 (s.d Oktober

2020) mulai menunjukkan tren perbaikan, terutama

impor barang modal sebesar USD21,10 Juta atau

terkontraksi 42,17% (yoy), lebih baik dibandingkan

dengan bulan sebelumnya yang terkontraksi 63,87%

(yoy). Meski demikian, untuk keseluruhan tahun

2020 kinerja investasi diprakirakan terkontraksi akibat

kegiatan dan jadwal realisasi proyek investasi yang

tertunda seiring pembatasan aktivitas dan mobilitas

masyarakat yang semakin luas karena COVID-19 pada

semester I 2020.

1.1.4 Perkembangan EksporPada triwulan III 2020, ekspor Kalimantan Selatan

terkontraksi sebesar 23,07% (yoy), lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 6,78% (yoy). Pelemahan

-24,49

-42,94�60

�40

�20

0

20

40

60

80

0

0,5

1

1,5

2

2,5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

% YOYUSD MILYAR

PERTUMBUHAN NILAI TOTAL EKSPOR (SB. KANAN)NILAI TOTAL EKSPOR

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.8 Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri

�100

�50

0

50

100

150

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

% YOY

NILAI EKSPOR TOTAL CPO BATUBARA KARET ALAM & OLAHAN PLYWOOD

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.9 Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan Komoditas

Page 28: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20208

India pada bulan September 2020 turun 27% ke

level terendah dalam tiga bulan terakhir akibat

berkurangnya permintaan dari hotel dan restoran.

Sentimen lainnya berasal dari penurunan harga minyak

kedelai yang memberikan pengaruh pada kinerja CPO

karena keduanya merupakan substitusi yang saling

bersaing di pasar minyak nabati.

Di sisi lain, kinerja ekspor karet alam olahan Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2020 menunjukkan perbaikan.

Nilai ekspor karet terkontraksi 25,84% (yoy), lebih

baik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi 46,12% (yoy). Perbaikan ini didorong oleh

permintaan Tiongkok yang mulai membaik seiring

aktivitas manufaktur yang mulai tumbuh positif.

Permintaan yang membaik juga tercermin dari harga

karet yang menunjukkan peningkatan.

Komposisi nilai ekspor berdasarkan komoditas sampai

dengan triwulan III 2020 menunjukkan bahwa batu

bara masih menjadi komoditas dominan pada struktur

ekspor Kalimantan Selatan dengan pangsa sebesar

72,98%, diikuti CPO sebesar 8,90%, kayu lapis sebesar

5,42% dan karet sebesar 2,89%. (Grafik 1.10).

Berdasarkan negara tujuan ekspor, ekspor Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2020 tercatat paling besar

ke Tiongkok (22,44%), disusul ASEAN (21,92%),

India (14,89%), dan Jepang (10,22%) (Grafik 1.11)

Sementara itu, pertumbuhan nilai ekspor ke India

dan Other Asia menunjukkan arah perbaikan. (Grafik

1.12).

Ekspor Kalimantan Selatan pada triwulan IV 2020

diprakirakan mengalami perbaikan didukung prospek

pemulihan ekonomi negara mitra yang terus berlanjut,

serta harga komoditas yang mulai menunjukkan

peningkatan. Harga batubara berdasarkan data HBA

Kementerian ESDM pada November 2020 tercatat

sebesar USD55,71/MT, lebih tinggi dari bulan

sebelumnya sebesar USD51,00/MT. Sementara itu,

harga CPO pada Oktober 2020 sebesar MYR2.983/ton

meningkat dari bulan sebelumnya sebesar MYR2.924/

ton. Namun demikian, kinerja ekspor untuk

keseluruhan tahun 2020 diprakirakan terkontraksi

akibat penurunan permintaan komoditas batubara

dan CPO oleh negara mitra dagang seiring penerapan

lockdown dan aktivitas ekonomi dunia yang menurun

karena pandemi COVID-19.

1.1.5 Perkembangan ImporImpor Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020

terkontraksi sebesar 27,92% (yoy), lebih dalam

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

77,98%BATUBARA 9,81%

LAINNYA

8,90%CPO

2,89%KARET

5,42%KAYULAPIS

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.10 DistribusiNilaiEksporTriwulanIII2020Berdasarkan Komoditas

OTHER ASIA

TIONGKOK

INDIA

JEPANG

KOREA SELATAN

ASEAN

US

EROPA22,44%

17,52%

14,89%

10,22%

5,88%

21,92%

4,63%1,39%

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.11 DistribusiNilaiEksporTriwulanII2020BerdasarkanNegaraTujuan

�100

�50

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

% YOY

ASEAN OTHER ASIA* TIONGKOK JEPANG INDIA

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.12 Pertumbuhan Nilai Ekspor Berdasarkan NegaraTujuan

Page 29: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 20209

juga masih terkontraksi sebesar 60,13% (yoy); (Grafik

Grafik 1.14).

Memasuki triwulan IV 2020 impor Kalimantan Selatan

diperkirakan mengalami perbaikan terutama untuk

barang modal, didorong oleh pengerjaan berbagai

proyek investasi pemerintah dan swasta yang kembali

berjalan dengan target penyelesaian pada akhir

triwulan IV 2020 dan proyek yang bersifat jangka

yang terkontraksi sebesar 12,64% (yoy). Kontraksi

impor sejalan dengan kinerja investasi yang melemah

dipengaruhi pengerjaan berbagai proyek pemerintah

dan swasta yang tertunda. Hal ini tercermin dari

penurunan impor barang modal yang terkontraksi

sebesar 63,87% (yoy) pada triwulan III 2020, lebih

dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(63,41%, yoy); (Grafik 1.13). Total nilai impor luar

negeri Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020

-63,41

-63,87

�200

�100

0

100

200

300

400

500

600

700

800

0

20

40

60

80

100

120

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q32015 2016 2017 2018 2019 2020

% YOYJUTA USD

g. NILAI IMPOR BARANG MODAL �RHS�NILAI IMPOR BARANG MODAL

Sumber : BPS Kalsel (data diolah)

Grafik1.13 PertumbuhanNilaiImporBarangModal

-76,11

-60,13

�100

�50

0

50

100

150

200

250

300

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

% YOYJUTA USD

PERTUMBUHAN NILAI TOTAL IMPOR �SK. KANAN�NILAI TOTAL IMPOR

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.14 Pertumbuhan Nilai Impor Luar Negeri

Tabel1.3 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (17 Lapangan Usaha)

Sumber: BPS Kalsel (diolah), %yoy menunjukkan pertumbuhan tahunan, SOG = Source of Growth

Permintaan 2017 2018 2019

Tw.I 2020

Tw.II 2020

Tw.III-2020

% (yoy)

% (yoy)

% (yoy)

Pangsa (%)

SOG

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,09 3,76 3,78 4,77 -0,64 -2,99 16,6% -0,50

B Pertambangan dan Penggalian 4,09 4,21 1,34 0,14 -5,67 -9,08 22,9% -2,08

C Industri Pengolahan 5,69 4,34 1,45 5,49 -2,64 -8,10 11,9% -0,96

D Pengadaan Listrik dan Gas 3,60 7,58 4,72 6,67 3,88 4,95 0,1% 0,01

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,74 6,83 5,59 4,49 4,84 5,63 0,4% 0,02

F Konstruksi 5,78 5,89 6,08 3,85 -0,62 -4,53 7,6% -0,35

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,80 7,55 7,33 6,50 -3,50 -5,91 9,1% -0,54

H Transportasi dan Pergudangan 6,86 6,97 5,92 5,82 -9,25 -8,41 5,8% -0,49

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,84 7,01 7,41 7,45 -4,06 -5,41 1,9% -0,11

J Informasi dan Komunikasi 7,94 6,89 7,25 8,29 7,06 6,87 4,2% 0,29

K Jasa Keuangan dan Asuransi 6,00 4,24 1,66 4,93 0,32 0,25 3,2% 0,01

L Real Estate 5,14 5,01 5,95 5,89 2,09 5,96 2,4% 0,14

M,N Jasa Perusahaan 7,14 7,67 7,29 7,70 -3,10 -5,79 0,6% -0,03

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,39 3,84 6,88 4,97 -3,55 0,38 5,4% 0,02

P Jasa Pendidikan 6,61 7,02 7,54 7,29 -0,67 -0,25 4,6% -0,01

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,56 5,94 5,89 4,72 6,71 7,84 2,0% 0,16

R,S,T,U Jasa lainnya 6,59 7,38 7,08 4,58 -3,13 -2,90 1,1% -0,03

Total PDRB 5,28 5,12 4,08 4,17 -2,63 -4,68 100% -4,68

Page 30: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202010

-0,60

-20,81�50

�25

0

25

50

75

100

125

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOYJUTA TON

PERTUMBUHAN PRODUKSI PADI �SB. KANAN�PRODUKSI PADI

Sumber : Dinas Pertanian Kalsel (diolah)

Grafik1.15 ProduksiPadiTriwulanIII2020

panjang. Meski demikian, untuk keseluruhan tahun

2020 kinerja impor diprakirakan terkontraksi sejalan

dengan aktivitas ekonomi dan kegiatan investasi yang

terhambat akibat pandemi COVID-19.

1.2 SISI PENAWARAN: SEKTOR UTAMA DAERAH

Dari sisi penawaran, kontraksi ekonomi

Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020

disebabkan oleh kontraksi sektor pertanian,

pertambangan, industri pengolahan, dan PHR.

1.2.1 Sektor PertanianSektor pertanian Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 2,99% (yoy),

lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 0,64% (yoy). Penurunan

kinerja lapangan usaha pertanian terutama bersumber

dari produksi padi dan produksi TBS yang mengalami

kontraksi. Produksi padi pada triwulan III 2020

terkontraksi 20,81%(yoy), lebih dalam dari triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar 0,60%(yoy).

Kontraksi produksi padi dipicu penyusutan luas tanam

padi yang menyusut sebesar 29,58% (yoy), turun dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh 21,53% (yoy).

Penurunan kinerja produksi padi juga dipengaruhi

faktor cuaca yaitu intensitas hujan yang tinggi di

beberapa daerah sentra produksi.

Sementara itu, produksi TBS mengalami kontraksi

lebih dalam seiring dampak cuaca kering di tahun

sebelumnya. Penurunan produksi TBS tersebut

menyebabkan volume ekspor CPO menurun.

Kontraksi sektor pertanian lebih dalam tertahan oleh

produksi karet yang mengalami perbaikan kontraksi

dari triwulan sebelumnya yaitu dari kontraksi 24,07%

(yoy) menjadi kontraksi 9,78% (yoy). Sejalan dengan

perbaikan produksi karet, volume ekspor dan penjualan

domestik karet juga mengalami perbaikan kontraksi.

Volume ekspor karet terkontraksi sebesar 8,52%(yoy),

membaik dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang

terkontraksi sebesar 37,58% (yoy), (Grafik 1.16).

Peningkatan kinerja karet tersebut didorong aktivitas

manufaktur Tiongkok yang mulai pulih serta harga

Tabel1.4 Pertumbuhan PDRB Kalimantan Selatan Sisi Penawaran (9 Sektor)

Sumber: BPS Kalsel (diolah), %yoy menunjukkan pertumbuhan tahunan, SOG = Source of Growth*regrup kategori D dan E **regrup kategori G dan I ***regrup kategori H dan J ****regrup kategori K, L, M dan N *****regrup kategori O, P, Q, R, S, T dan U

Permintaan 2017 2018 2019

Tw.I2020

Tw.II2020

Tw.III-2020

% (yoy) % (yoy) % (yoy) Pangsa (%) SOG

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,09 3,76 3,78 4,77 -0,64 -2,99 16,6% -0,50

Pertambangan dan Penggalian 4,09 4,21 1,34 0,14 -5,67 -9,08 22,9% -2,08

Industri Pengolahan 5,69 4,34 1,45 5,49 -2,64 -8,10 11,9% -0,96

Listrik, Gas dan Air* 6,79 7,00 5,40 4,97 4,62 5,47 0,6% 0,03

Konstruksi 5,78 5,89 6,08 3,85 -0,62 -4,53 7,6% -0,35

Perdagangan, Hotel dan Restoran** 7,63 7,45 7,35 6,68 -3,60 -5,82 11,1% -0,64

Transportasi dan Komunikasi *** 7,27 6,94 6,43 6,80 -2,99 -2,58 10,0% -0,26

Jasa Keuangan**** 5,79 4,85 3,78 5,56 0,64 1,77 6,3% 0,11

Jasa Lainnya***** 4,65 5,56 6,99 5,72 -1,06 0,93 13,1% 0,12

Total PDRB 5,28 5,12 4,08 4,17 -2,63 -4,68 100% -4,68

Page 31: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202011

karet yang meningkat. Pada triwulan III 2020, harga

karet tercatat sebesar USD1,30/kg, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

USD1,13/kg.

Untuk meningkatkan kualitas dan harga jual karet,

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan melalui

Unit Pengolahan dan Pemasaran Bongkar (UPPB)

telah membantu permodalan, penyediaan fasilitas

gudang pengolahan serta bermitra langsung dengan

perusahaan. Hingga saat ini, telah terbentuk 151 unit

UPPB dari 650 unit yang ditargetkan oleh Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan. Dalam upaya mengejar

terbentuknya UPPB tersebut, Dinas Perkebunan

dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan telah

melakukan kegiatan pembinaan, bimbingan teknis

dan sosialisasi serta menghimbau Kabupaten/Kota

untuk mengajak para petani karet bergabung atau

membentuk UPPB.

Sektor pertanian Kalimantan Selatan pada triwulan IV

2020 diprakirakan mengalami perbaikan kontraksi,

terutama didorong oleh peningkatan produksi TBS

seiring kemungkinan pergeseran masa puncak panen

TBS. Secara keseluruhan tahun 2020, kinerja sektor

pertanian diprakirakan lebih rendah dibandingkan

dengan kinerja tahun sebelumnya didorong produksi

TBS yang terbatas akibat kebakaran hutan dan

lahan (karhutla) serta kemarau panjang tahun 2019.

Produksi karet juga melambat sejalan penurunan

kualitas sadapan karet. Namun demikian kinerja

tabama diprakirakan meningkat seiring keberhasilan

program SERASI dan RAISA, yang diharapkan mampu

menahan laju penurunan kinerja sektor pertanian

lebih dalam di 2020.

1.2.2 Sektor PertambanganSektor pertambangan Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2020 terkontraksi 9,08% (yoy),

lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 5,67% (yoy).

Kontraksi sektor pertambangan didorong oleh

produksi batu bara sebesar 39,97 juta ton atau

terkontraksi 7,31% (yoy), lebih dalam dari triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,55% (yoy).

Hal ini sejalan dengan penurunan Harga Batu bara

Acuan (HBA) oleh Kementerian ESDM pada triwulan

III 2020 (Grafik 1.17)

Kontraksi kinerja sektor pertambangan juga tercermin

pada nilai ekspor batu bara triwulan III 2020 yang

terkontraksi sebesar 45,53% (yoy), lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya yang terkontraksi

34,00% (yoy) (Grafik 1.18). Penurunan terutama

didorong oleh melemahnya permintaan batu bara

Tiongkok yang terkontraksi 53,06% (yoy), lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi sebesar 10,72% (yoy) (Grafik

1.19). Kontraksi ekspor disebabkan oleh kecukupan

stok batu bara Tiongkok yang relatif meningkat dan

dorongan penggunaan pasokan domestik (Grafik

1.20) serta masih rendahnya impor dalam pemenuhan

pembangkit batubara India (Grafik 1.21).

59,95

50,64

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IIIIV I II2015 2016 2017 2018 2019 2020

COAL �$/MT�

Sumber : HIS McCloskey (data diolah), *)data s.d September 2020

Grafik1.17 PerkembanganHargaBatuBaraAcuan(HBA)

-37,58

-8,52

�50

�40

�30

�20

�10

0

10

20

30

40

0

25

50

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IIIIV I II2016 2017 2018 2019 2020

% YOYRIBU TON

PERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR KARET �SB. KANAN�VOLUME EKSPOR KARET

Sumber : Bea Cukai(data diolah)

Grafik1.16 EksporKaretTriwulanII2020

Page 32: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202012

batubara sejalan dengan pelemahan ekonomi mitra

dagang akibat Pandemi COVID-19, dan penurunan

permintaan batubara PLN seiring konsumsi listrik yang

berkurang sebagai dampak PSBB.

1.2.3 Sektor Industri PengolahanSektor Industri pengolahan Kalimantan Selatan

pada triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 8,10%

(yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya

yang terkontraksi 2,64% (yoy). Kontraksi industri

pengolahan terutama berasal dari kinerja CPO

didorong penurunan permintaan baik global maupun

domestik.

Pada triwulan III 2020, volume ekspor CPO terkontraksi

44,36% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 33,83% (yoy), (Grafik

1.22). Penurunan volume ekspor CPO dipengaruhi

rendahnya permintaan dari sektor hotel dan restoran

di India serta perbedaan harga CPO dan minyak nabati

lain yang mengecil sehingga mendorong sebagian

Di sisi domestik, penurunan permintaan batubara

dari PLN akibat menurunnya konsumsi listrik karena

terbatasnya aktifitas perekonomian, turut mendorong

pelemahan kinerja pertambangan komoditas

batubara.

Kinerja sektor pertambangan Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2020 diprakirakan mengalami perbaikan

kontraksi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Perbaikan tersebut dipengaruhi peningkatan

permintaan negara mitra utama dalam rangka

persiapan memasuki musim dingin. Hal ini tercermin

dari harga batu bara berdasarkan data Newcastle

yang diprakirakan mengalami peningkatan. Harga

rata-rata bulanan di triwulan IV 2020 diprakirakan

sebesar USD61,01/ton lebih tinggi dari harga rata-

rata bulanan di triwulan III 2020 sebesar USD52,10/

ton. Secara keseluruhan tahun 2020, kinerja LU

pertambangan diprakirakan melemah dibandingkan

dengan kinerja pada tahun sebelumnya. Pelemahan

tersebut didorong oleh pelemahan permintaan

�60

�40

�20

0

20

40

60

80

100

0

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q32016 2017 2018 2019 2020

% YOYMILLION MT

PERTUMB. CHINA PORT STOCK �RHS�CHINA PORT STOCK

Sumber : Harga Batubara Acuan (HBA) -6332 kal. Kementerian ESDM

Grafik1.20 Persediaan Batubara di PelabuhanTiongkok

-34,00

-45,53

�60

�40

�20

0

20

40

60

80

0

0,5

1

1,5

2

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOYRIBU TON

PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR BATUBARA �SB. KANAN�NILAI EKSPOR BATUBARA

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.18 PerkembanganEksporBatubaraTriwulanIII2020

-33.9

2

-10,48-24.49

8,69

-53.06

�100

�50

0

50

100

150

200

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOY

DUNIA ASEAN INDIA JEPANG TIONGKOKSumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.19 NegaraTujuanEksporBatubaraBerdasarkanVolume

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

1 2 3 4 5 8 910 2 3 4 8 910 1 2 3 4 8 9 1 2 3 7 8 9 1 2 3 6 7 82016 2017 2018 2019 2020

RIBU TON RIBU TON

DOMESTIK IMPOR �RHS�

Sumber : HIS McCloskey (data diolah)

Grafik1.21 Pemenuhan Pembangkit Batubara India

Page 33: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202013

Sementara itu, kinerja sektor industri pengolahan

tahun 2020 diprakirakan lebih rendah dibandingkan

tahun 2019 seiring produksi TBS yang terbatas. Selain

itu, kinerja industri pengolahan tahun 2020 turut

dipengaruhi oleh penurunan permintaan CPO, sejalan

dengan pelemahan ekonomi negara mitra dagang

akibat Pandemi COVID-19 dan mobilitas masyarakat

yang tertahan akibat penerapan PSBB.

1.2.4 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Pada triwulan III 2020, sektor perdagangan,

hotel dan restoran (PHR) Kalimantan Selatan

terkontraksi 5,82% (yoy), lebih dalam dibanding

triwulan sebelumnya yang terkontraksi 3,6%

(yoy). Penjualan ritel masih mengalami penurunan.

Indeks Penjualan Eceran terkontraksi sebesar 37,24%

(yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar 37,02% (yoy)

(Grafik 1.26).

importir beralih ke minyak nabati lain atau menunggu

perubahan harga. Harga CPO global pada triwulan

III 2020 tercatat sebesar US750/mt, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar

USD614/mt. Sementara itu, permintaan CPO domestik

juga mengalami penurunan sejalan dengan mobilitas

masyarakat yang belum sepenuhnya pulih.

Sektor industri pengolahan Kalimantan Selatan pada

triwulan IV 2020 diprakirakan mengalami peningkatan

didorong produksi CPO yang meningkat. Peningkatan

produksi CPO didukung oleh pergeseran puncak

masa panen TBS ke triwulan IV 2020. Selain itu,

peningkatan kinerja sektor industri pengolahan juga

disebabkan oleh naiknya permintaan CPO dari negara

mitra dagang terutama India menjelang festival Diwali,

dan Tahun Baru Imlek di Tiongkok. Sementara itu,

permintaan domestik diprakirakan membaik seiring

peningkatan serapan B30 menyusul kembalinya

mobilitas masyarakat dan kecukupan dana BPDPKS

yang didukung peningkatan tarif pungutan ekspor

CPO dan produk turunannya.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

0

200

400

600

800

1000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

RUBBER �$/KG�

SAWNWOOD PALM OIL RUBBER TSR20

CPO �$/MT�SAWNWOOD �$/CUBIC METER�

Sumber : World Bank (diolah)

Grafik1.24 PerkembanganHargaKomoditasIndustriPengolahan Kalimantan Selatan

400

500

600

700

800

900

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

$/MT

SOYBEAN OIL CPO

Sumber : World Bank (diolah)

Grafik1.25 PerkembanganHargaMinyakNabati

-33,83

-44,36�75

�50

�25

0

25

50

75

100

125

150

0

200

400

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOYRIBU TON

PERTUMBUHAN VOLUME EKSPOR CPO �SB. KANAN�VOLUME EKSPOR CPO

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.22 PerkembanganEksporCPO

�150

�100

�50

0

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOY

DUNIA INDIA TIONGKOK

Sumber : Bea Cukai (diolah)

Grafik1.23 PerkembanganEksporCPOBerdasarkanNegaraTujuan

Page 34: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Ekonomi Makro DaerahBab I

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202014

angkutan udara seiring pencabutan penghentian

sementara layanan angkutan udara.1 Jumlah

penumpang angkutan udara mengalami perbaikan

kontraksi 68,62% (yoy), membaik dari triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 87,41% (yoy), (Grafik

1.31).

Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Kalimantan

Selatan pada triwulan IV 2020 diprakirakan membaik,

didorong oleh mulai meningkatnya aktifitas

perekonomian dan mobilitas masyarakat. Momen

HBKN Natal dan Tahun baru di bulan Desember

diprakirakan akan berdampak positif terhadap

kinerja sektor PHR. Secara keseluruhan tahun 2020,

kinerja PHR diprakirakan lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya akibat pandemi COVID-19

yang menyebabkan dibatalkannya beberapa event

Visit Kalimantan Selatan 2020 sehingga juga

mempengaruhi kinerja sektor tradables, khususnya

pada komoditas utama.

1 Ketentuan penghentian sementara layanan transportasi udara penumpang komersil baik dalam negeri (domestik) maupun luar negeri (internasional) diberlakukan oleh pemerintah sejak 24 April 2020dantelahberakhirpada1Juni2020.

Sub-lapangan usaha Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum juga mengalami penurunan.

Penurunan didorong oleh masih lemahnya daya beli

masyarakat dan menurunnya aktifitas masyarakat.

Aktifitas masyarakat pada masa HBKN Idul Adha 2020

lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya seperti

terlihat dari tingkat hunian hotel berbintang pada

periode tersebut (Grafik 1.27).

Sementara itu, subsektor Perdagangan Besar dan

Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor turut

mengalami penurunan. Hal ini didorong kinerja

penjualan kendaraan bermotor yang melemah akibat

daya beli dan mobilitas masyarakat yang terbatas.

Penurunan penjualan kendaraan bermotor terlihat

dari pertumbuhan kredit kendaraan bermotor (KKB)

yang menurun.

Di sisi lain, jumlah penumpang angkutan udara mulai

mengalami peningkatan meski masih lebih rendah

dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Hal

ini didorong mulai normalnya jumlah penumpang

-37,02

-37,24

�90

�70

�50

�30

�10

10

30

50

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

%YOY

Sumber : KPw BI Prov Kalsel (diolah)

Grafik1.26 PerkembanganIndeksPenjualanEceran

18,02

42

,24

�80

�60

�40

�20

0

20

40

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

%YOY% OKUPANSI

Sumber : BPS Kalsel (diolah)

Grafik1.27 PerkembanganTingkatHunianHotel

-87,74

-68,62

�100

�75

�50

�25

0

25

0

200

400

600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

% YOYRIBU ORANG

GROWTHPENUMPANG

Sumber : Angkasa Pura (diolah)

Grafik1.28 PerkembanganJumlahPenumpangAngkutan Udara

Page 35: Perekonomian NOV 2020 - BI

Foto : Rumah Ano, Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Page 36: Perekonomian NOV 2020 - BI

Keuangan PemerintahBab II

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202016

• Realisasi pendapatan daerah Kalimantan Selatan di triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp4,48 triliun atau 75,51% dari APBD 2020 penyesuaian, lebih rendah dibandingkan realisasi triwulan III tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,58 triliun atau 80,05% dari target APBD 2019. Sementara itu, realisasi belanja daerah sebesar Rp4,06 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2019 yang sebesar Rp4,34 triliun.

• Penurunan realisasi belanja daerah pada triwulan III 2020 disebabkan oleh penurunan realisasi belanja modal serta belanja operasional. Belanja modal pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp370,37 miliar atau 50,61% dari pagu APBD 2020 penyesuaian, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar Rp689,55 miliar atau 27,78% dari pagu APBD 2019. Sementara, penurunan belanja operasional bersumber dari pos belanja barang dan jasa yang pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp801,68 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar Rp1,04 triliun.

• Realisasi pendapatan negara di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp6,04 triliun atau 46,36% dari target APBN 2020, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan III 2019 yang sebesar Rp7,51 triliun atau 68,44% dari target APBN 2019. Realisasi belanja negara pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp20,15 triliun atau 80,59% dari pagu APBN 2020, lebih rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar Rp21,13 triliun.

KeuanganPemerintah

Bab II

Page 37: Perekonomian NOV 2020 - BI

Keuangan PemerintahBab II

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202017

2.1 REALISASI PENDAPATAN DAERAH

Realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2020 lebih rendah

dibandingkan triwulan III 2019. Realisasi

pendapatan daerah tercatat sebesar Rp4,48 triliun

atau 75,51% dari target APBD 2020 penyesuaian,

lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar Rp5,58 triliun atau 80,05% dari

target APBD 2019 (Tabel 2.1).

Realisasi pendapatan yang lebih rendah tersebut

bersumber dari penurunan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) antara lain pada pendapatan retribusi, terutama

penginapan dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB),

terutama kendaraan angkutan. Realisasi pendapatan

yang lebih rendah juga didorong oleh realisasi dana

perimbangan dan pendapatan pos lain-lain yang lebih

rendah dibanding triwulan III 2019 (Tabel 2.2).

Pada triwulan III 2020, realisasi PAD tercatat sebesar

Rp2,16 triliun atau 76,04% dari target APBD 2020

penyesuaian, sedikit lebih rendah dibanding triwulan

Tabel2.1 Realisasi Pendapatan dan Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

P Realisasi terhadap APBD Penyesuaian

Uraian Pos APBD

APBDAPBD

PenyesuaianREALISASI s.d. Tw III % REALISASI s.d. Tw III

2019 2020 2020 2019 2020 2019 2020 2020P

Pendapatan Daerah 6.966,95 7.230,91 5.937,98 5.577,21 4.484,00 80,05% 62,01% 75,51%

Pendapatan Asli Daerah 3.647,61 3.824,03 2.840,11 2.923,33 2.159,68 80,14% 56,48% 76,04%

Dana Perimbangan 3.224,82 3.323,47 3.016,40 2.557,16 2.259,38 79,30% 67,98% 74,90%

Lain-Lain Pendapatan yang Sah 94,52 83,40 81,47 96,73 64,94 102,34% 77,87% 79,71%

Belanja Daerah 7.031,95 7.580,91 6.287,98 4.338,06 4.060,90 61,69% 53,57% 64,58%

Belanja Operasional 4.255,44 4.857,21 4.169,30 2.753,54 2.555,21 64,71% 52,61% 61,29%

Belanja Modal 1.466,49 1.333,05 731,85 689,55 370,37 47,02% 27,78% 50,61%

Belanja Tak Terduga 6,00 10,00 381,24 - 233,65 0,00% 2336,51% 61,29%

Dana Transfer 1.304,01 1.380,64 1.005,59 894,97 901,67 68,63% 65,31% 89,67%

Tabel2.2 Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

P Realisasi terhadap APBD Penyesuaian

Uraian Pos APBD

APBDAPBD

PenyesuaianREALISASI s.d. Tw III % REALISASI s.d. Tw III

2019 2020 2020 2019 2020 2019 2020 2020P

Pendapatan Asli Daerah 3.647,61 3.824,03 2.840,11 2.923,33 2.159,68 80,14% 56,48% 76,04%

Hasil Pajak Daerah 2.963,67 3.113,50 2.294,00 2.009,68 1.651,88 67,81% 53,06% 72,01%

Hasil Retribusi Daerah 31,16 37,08 26,68 27,02 17,84 86,70% 48,10% 66,85%

Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan

51,00 51,60 32,60 21,83 34,99 42,80% 67,81% 107,34%

lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

601,77 621,85 486,83 864,80 454,97 143,71% 73,16% 93,46%

Dana Perimbangan 3.224,82 3.323,47 3.016,40 2.557,16 2.259,38 79,30% 67,98% 74,90%

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 891,43 900,55 831,36 801,15 1.062,55 89,87% 117,99% 127,81%

Dana Alokasi Umum 1.188,15 1.215,80 1.095,80 990,12 918,63 83,33% 75,56% 83,83%

Dana Alokasi Khusus 1.145,25 1.207,12 1.089,24 765,89 278,20 66,88% 23,05% 25,54%

Lain-lain Pendapatan yang Sah 94,52 83,40 81,47 96,73 64,94 102,34% 77,87% 79,71%

Total Pendapatan Daerah 6.966,95 7.230,91 5.937,98 5.577,21 4.484,00 80,05% 62,01% 75,51%

Page 38: Perekonomian NOV 2020 - BI

Keuangan PemerintahBab II

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202018

Penurunan realisasi belanja daerah pada triwulan III

2020 disebabkan oleh realisasi belanja modal serta

belanja operasional yang rendah. Belanja modal pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp370,37 miliar atau

50,61% dari pagu APBD 2020 penyesuaian, lebih

rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar

Rp689,55 miliar atau 27,78% dari pagu APBD 2019.

Sejalan dengan itu, realisasi belanja operasional pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp2,56 triliun atau

61,29% dari pagu APBD 2020 penyesuaian, lebih

rendah dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar

Rp2,75 triliun atau 52,61% dari pagu APBD 2019.

Penurunan tersebut diakibatkan oleh realisasi pos

belanja barang dan jasa yang pada triwulan III 2020

tercatat Rp801,68 miliar, lebih rendah dibandingkan

triwulan III 2019 yang sebesar Rp1,04 triliun. Namun

demikian secara persentase, serapan pos belanja

barang dan jasa pada triwulan III 2020 sebesar 63,55%

dari pagu APBD 2020 penyesuaian, sedikit lebih tinggi

dibandingkan persentase serapan pada triwulan III

2019 sebesar 62,51%.

Di sisi lain, pos belanja pegawai pada triwulan III 2020

tercatat sebesar Rp1,41 triliun atau 70,58% dari pagu

APBD 2020 penyesuaian, lebih tinggi dibandingkan

Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan(Rp miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel2.3

No JENIS ANGGARANPagu 2020

Realisasi s.d. Tw III

2020

% Realisasi s.d. Tw III

2020

1 Kab. Banjar 1.709,28 1.166,95 68,27

2 Kab. Barito Kuala 1.257,94 990,32 78,73

3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.137,34 960,87 84,48

4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.090,60 794,66 72,86

5 Kab. Hulu Sungai Utara 1.138,75 871,63 76,54

6 Kab. Kotabaru 1.461,36 1.054,58 72,16

7 Kab. Tabalong 1.365,08 1.012,72 74,19

8 Kab. Tanah Laut 1.399,91 1.143,38 81,68

9 Kab. Tapin 1.259,46 880,94 69,95

10 Kota Banjarbaru 1.009,32 939,27 93,06

11 Kota Banjarmasin 1.519,44 1.365,96 89,90

12 Kab. Balangan 1.342,96 933,42 69,51

13 Kab. Tanah Bumbu 1.578,99 1.274,14 80,69

Rata-rata 77,85

59,06 66,04

55,92

42,52 48,12

55,18 51,17 48,16

0

10

20

30

40

50

60

70

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

%

Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan *)Data realisasi triwulan III 2020

Grafik2.1 RasioKemandirianFiskalDaerahTriwulanIII2020

III 2019 yang sebesar Rp2,92 triliun atau 80,14%

dari target APBD 2019. Penurunan realisasi PAD

triwulan III 2020 secara nominal mengakibatkan rasio

kemandirian fiskal Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan triwulan III 2020 turun menjadi 48,16%,

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar 51,17% (Grafik 2.1). Penurunan rasio juga

didorong oleh realisasi dana perimbangan yang tinggi

pada triwulan III 2020 sebesar Rp2,26 triliun meskipun

secara nominal lebih rendah dibandingkan triwulan III

2019 yang sebesar Rp 2,56 triliun.

Rata-rata realisasi pendapatan daerah di tingkat

kabupaten/kota pada triwulan III 2020 sebesar

77,85%, sedikit lebih tinggi dibandingkan capaian

di tingkat provinsi yang sebesar 77,52%. Realisasi

pendapatan tertinggi tercatat di Kota Banjarbaru yakni

sebesar 93,06%, sedangkan realisasi terendah adalah

Kabupaten Banjar, sebesar 68,27% (grafik 2.3).

2.2 REALISASI BELANJA DAERAHRealisasi belanja daerah APBD Provinsi Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2020 tercatat sebesar

Rp4,06 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan III 2019 yang sebesar Rp4,34

triliun. Namun demikian, secara persentase serapan

belanja daerah triwulan III 2020 yang sebesar 64,58%

dari pagu APBD 2020 penyesuaian, lebih tinggi

dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar 61,69%

dari pagu APBD 2019.

Page 39: Perekonomian NOV 2020 - BI

Keuangan PemerintahBab II

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202019

13,02 12,05

9,71

11,73

9,12

0

2

4

6

8

10

12

14

2016 2017 2018 2019 2020

%

Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan *)Data realisasi triwulan III 2020

Grafik2.2 RasioBelanjaModalterhadapTotalBelanjaTriwulanIII2020

Tabel2.4 Realisasi Belanja APBD Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber: Kanwil DJPb dan Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

Uraian Pos APBD

APBD APBDPenyesuaian REALISASI s.d. Tw III % REALISASI s.d. Tw III

2019 2020 2020 2019 2020 2019 2020 2020P

Belanja Operasional 4.255,44 4.857,21 4.169,30 2.753,54 2.555,21 64,71% 52,61% 61,29%

Belanja Pegawai 1.899,72 2.138,99 2.002,68 1.275,53 1.413,51 67,14% 66,08% 70,58%

Belanja Barang dan Jasa 1.664,27 1.803,08 1.261,55 1.040,25 801,68 62,51% 44,46% 63,55%

Hibah 691,45 915,13 905,07 437,76 340,02 63,31% 37,16% 37,57%

Belanja Modal 1.466,49 1.333,05 731,85 689,55 370,37 47,02% 27,78% 50,61%

Belanja Tak Terduga 6,00 10,00 381,24 - 233,65 0,00% 2336,51% 61,29%

Transfer Pemda 1.304,01 1.380,64 1.005,59 894,97 901,67 68,63% 65,31% 89,67%

Transfer Bagi Hasil 1.301,88 1.380,64 1.005,59 893,54 901,67 68,63% 65,31% 89,67%

Transfer Bantuan Keuangan 2,14 - - 1,42 - 66,67% - -

Total Belanja Daerah 7.031,95 7.580,91 6.287,98 4.338,06 4.060,90 61,69% 53,57% 64,58%

Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan (Rp miliar kecuali disebutkan lain)

Sumber : Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel2.5

No JENIS ANGGARANPagu 2020

Realisasi s.d. TW III 2020

% Realisasi s.d. TW III

2020

1 Kab. Banjar 1.899,43 1.023,24 53,87

2 Kab. Barito Kuala 1.149,45 734,19 63,87

3 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.315,14 752,86 57,25

4 Kab. Hulu Sungai Tengah 1.215,25 618,51 50,90

5 Kab. Hulu Sungai Utara 1.241,21 565,12 45,53

6 Kab. Kotabaru 1.425,88 782,56 54,88

7 Kab. Tabalong 1.459,86 693,89 47,53

8 Kab. Tanah Laut 1.602,49 870,64 54,33

9 Kab. Tapin 1.174,07 630,87 53,73

10 Kota Banjarbaru 1.112,88 661,96 59,48

11 Kota Banjarmasin 1.854,93 1.084,01 58,44

12 Kab. Balangan 1.082,31 672,04 62,09

13 Kab. Tanah Bumbu 1.815,29 1.154,32 63,59

Rata-rata 55,81

triwulan III 2019 yang sebesar Rp1,28 triliun atau

67,14% dari pagu APBD 2019. (Tabel 2.4).

Realisasi belanja modal yang rendah pada triwulan III

2020 mengakibatkan rasio belanja modal terhadap

total belanja lebih rendah dibandingkan triwulan III

2019, yaitu dari 11,73% turun menjadi 9,12% (Grafik

2.2).

Sementara itu, pada triwulan III 2020 realisasi transfer

Pemerintah tercatat sebesar Rp901,67 miliar, lebih

tinggi dibandingkan triwulan III tahun sebelumnya

yang sebesar Rp894,97 miliar.

Rata-rata realisasi belanja daerah pada triwulan III

2020 di tingkat Kabupaten/Kota tercatat sebesar

55,81%, sedikit lebih rendah dari capaian di tingkat

provinsi yang sebesar 55,83%. Dari 13 kabupaten/

kota, capaian tertinggi di Kabupaten Barito Kuala

yaitu sebesar 63,87%. Sedangkan capaian terendah

di Kabupaten Hulu Sungai Utara sebesar 45,53%

(Tabel 2.5).

Pada triwulan III 2020, realisasi realokasi anggaran

dalam rangka penanganan pandemi COVID-19

tercatat 67,95% dari total anggaran sebesar Rp300,05

Page 40: Perekonomian NOV 2020 - BI

Keuangan PemerintahBab II

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202020

miliar. Realisasi tersebut terdiri dari pos penanganan

kesehatan sebesar 65,92%, penanganan dampak

ekonomi sebesar 92,94%, dan penyediaan jaminan

pengaman sosial sebesar 91,51% (Tabel 2.6).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang (Perpu) No.2 Tahun 2020 yang

mengatur tentang pemilihan lanjutan Pilkada serentak

dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No.

15 Tahun 2020, Pilkada serentak akan dilaksanakan

pada tanggal 9 Desember 2020. Di Kalimantan

Selatan, pilkada serentak diselenggarakan untuk

pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Walikota

dan Wakil Walikota Banjarmasin dan Banjarbaru, serta

Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Balangan, Tanah

Bumbu, Kotabaru, Banjar dan Hulu Sungai Tengah.

Berdasarkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD),

dana untuk Pilkada memiliki total pagu sebesar

Rp526,83 miliar. Dropping anggaran sampai dengan

September 2020 telah mencapai Rp523,94 miliar atau

99,45%. Dropping anggaran untuk Komisi Pemilihan

Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum

(Bawaslu) telah mencapai 100%, masing-masing

sebesar Rp351,94 miliar dan Rp130,41 miliar.

Sementara itu, dropping anggaran pengamanan

mencapai Rp41,59 miliar atau 99,45% (Tabel 2.7).

Berdasarkan fungsi, realisasi belanja provinsi dan

kabupaten/kota di Kalimantan Selatan triwulan III

2020 terutama untuk belanja bidang kesehatan adalah

sebesar 26,90% (Rp 3,85 triliun), belanja bidang

pelayanan umum sebesar 26,14% (Rp3,74 triliun),

dan pendidikan sebesar 23,19% (Rp3,32 triliun).

Sementara itu, belanja bidang perumahan dan fasilitas

umum sebesar 10,92% (Rp1,56 triliun), belanja

bidang ekonomi sebesar 6,36% (Rp909,73 mliar),

dan belanja bidang perlindungan sosial, lingkungan

hidup, ketertiban dan keamanan, serta pariwisata dan

budaya sebesar 6,49% (Rp927,84 miliar) (Grafik 2.3).

2.3 REALISASI PENDAPATAN DAN BELANJA APBN DI KALSEL

Realisasi pendapatan negara di Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2020 tercatat sebesar

Rp6,04 triliun atau 46,36% dari target APBN 2020.

Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan

realisasi pada triwulan III 2019 yang sebesar Rp7,51

triliun atau 68,44% dari target APBN 2019 (Tabel 2.8).

Realisasi belanja negara di Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp20,15 triliun

atau 80,59% dari pagu APBN 2020, lebih rendah

dibandingkan triwulan III 2019 yang sebesar Rp21,13

triliun atau 72,02% dari pagu APBN 2019. Realisasi

Tabel2.6 Realisasi Belanja Realokasi Anggaran Penanganan COVID-19 (Rp Milyar kecuali disebutkan lain)

Sumber : Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

No Uraian Realokasi Realisasi%

Realisasi

1 Penanganan Kesehatan 276,50 182,28 65,92

2Penanganan Dampak Ekonomi

3,55 3,30 92,94

3Penyediaan Jaminan Pengaman Sosial

20,00 18,30 91,51

Total 300,05 203,88 67,95

Tabel2.7 Dropping NPHAD Pilkada Serentak Kalimantan Selatan (Rp Milyar kecuali disebutkan lain)

Sumber : Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

No Uraian Realokasi Realisasi%

Realisasi

1Komisi Pemilihan Umum (KPU)

351,94 351,94 100,00

2Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)

130,41 130,41 100,00

3 Pengamanan 44,48 41,59 93,50

Total 526,83 523,94 99,45

PELAYANAN UMUM

KETERTIBAN DAN KEAMANAN

PERTAHANAN

EKONOMI

LINGKUNGAN HIDUPPERUMAHAN DAN FASILITAS UMUM

KESEHATAN

PARIWISATA DAN BUDAYA

PENDIDIKANAGAMA

PERLINDUNGAN SOSIAL

26%

2%6%

2%11%27%

1%

23%

2%

Sumber : Bakeuda Provinsi Kalimantan Selatan

Grafik2.3 Realisasi Belanja APBD se-Kalimantan Selatan per Sektor

Page 41: Perekonomian NOV 2020 - BI

Keuangan PemerintahBab II

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202021

Sumber: Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel2.8 Realisasi Belanja APBN di Provinsi Kalimantan Selatan (Rp Milyar kecuali disebutkan lain)

Uraian Pos APBD

REALISASI s.d. Triwulan III 2019 REALISASI s.d Triwulan III 2020

PAGU Realisasi % PAGU Realisasi %

Pendapatan Negara 10.968,12 7.506,84 68,44 13.038,29 6.044,79 46,36

Pendapatan Perpajakan 10.039,04 6.588,37 65,63 11.999,46 5.139,83 42,83

Pendapatan Bukan Pajak 929,08 918,47 98,86 1.038,83 904,96 87,11

Hibah - - - - - -

Belanja Negara 29.341,31 21.132,28 72,02 25.007,42 20.153,68 80,59

Belanja Pemerintah Pusat 9.804,91 5.984,23 61,03 7.938,26 4.919,61 61,97

Belanja Pegawai 3.413,95 2.566,10 75,17 3.638,97 2.573,85 70,73

Belanja Barang 4.345,04 2.553,00 58,76 2.916,22 1.732,90 59,42

Belanja Modal 2.032,65 859,51 42,29 1.371,23 603,97 44,05

Belanja Bansos 13,27 5,62 42,37 11,84 8,89 75,08

Transfer ke Daerah 18.030,06 13.984,15 77,56 15.556,22 13.895,20 89,32

Dana Perimbangan 18.030,06 13.984,15 77,56 15.556,22 13.895,20 89,32

Dana Desa 1.506,34 1.163,89 77,27 1.512,94 1.338,87 88,49

belanja negara triwulan III 2020 yang rendah terutama

disebabkan oleh kinerja belanja pemerintah pusat

yang rendah, yaitu pada pos belanja barang dan

belanja modal yang masing-masing tercatat sebesar

Rp1,73 triliun (triwulan III 2019 sebesar Rp2,55

triliun) dan sebesar Rp603,97 miliar (triwulan III

2019 Rp859,51 miliar). Di sisi lain, belanja pegawai

mengalami peningkatan menjadi Rp2,573 triliun dari

Rp2,566 triliun.

Penurunan realisasi belanja negara di Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2020 juga diakibatkan oleh

penurunan transfer ke daerah yang turun menjadi

Rp13,89 triliun dari Rp13,98 triliun pada triwulan III

2019. Di sisi lain, realisasi pos dana desa mengalami

sedikit peningkatan menjadi Rp1,34 triliun dari Rp1,16

triliun (Tabel 2.8).

Page 42: Perekonomian NOV 2020 - BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 43: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202023

Perkembangan Serapan Stimulus Fiskal dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kalimantan Selatan

BOKS 1

Page 44: Perekonomian NOV 2020 - BI

November 2020 Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN 24

Pandemi COVID-19 yang merebak sejak awal tahun

2020 menyebabkan terganggunya perekonomian di

seluruh negara. Dampak pandemi memberikan efek

domino pada aspek sosial, ekonomi, dan keuangan.

Penyebaran COVID-19 yang mudah, cepat, dan

meluas bukan hanya berdampak pada krisis kesehatan,

melainkan juga pada aktifitas perekonomian. Berbagai

kebijakan yang ditempuh dalam rangka flattening the

curve orang yang terkena covid memiliki konsekuensi

pada aktivitas ekonomi yang tertahan sehingga turut

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di berbagai

sektor, termasuk sektor informal. Lebih lanjut,

kegiatan konsumsi dan investasi menjadi terganggu,

aktivitas ekspor-impor terhambat, serta meningkatnya

volatilitas dan gejolak di sektor keuangan.

Dalam rangka pencegahan dan penanganan dampak

pandemi COVID-19, Pemerintah Pusat menerbitkan

Inpres Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Refocusing

Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta Pengadaan

Barang dan Jasa. Sejalan dengan hal tersebut,

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan telah

menganggarkan dana sebesar Rp1,691 Triliun untuk

pencegahan dan penanganan dampak COVID-19. Dari

jumlah tersebut, sebesar Rp0,63 Triliun dialokasikan

untuk penanganan bidang kesehatan, Rp0,59 Triliun

untuk penyediaan jaring pengaman sosial (social

safety net) dan penanganan dampak ekonomi sebesar

Rp0,48 Triliun.

Page 45: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202025

Boks 1 : Perkembangan Serapan Stimulus Fiskal dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kalimantan Selatan

GrafikB1.2 Realisasi Anggaran Program PEN di Provinsi Kalimantan Selatan

Di samping realokasi anggaran, Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan juga telah menyalurkan dana

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari

pemerintah pusat dengan total realisasi anggaran

sebesar 2,80 triliun rupiah (Grafik B1.3).

Selain itu, Pemerintah Pusat juga telah menganggarkan

dana sebesar Rp6,9 T secara nasional untuk

penyaluran bantuan keringanan tagihan listrik berupa

diskon tarif listrik 100% bagi pelanggan dengan daya

450 VA dan diskon tarif listrik 50% bagi pelanggan

dengan daya 900 VA, sebagai bagian dari upaya untuk

meringankan beban masyarakat yang terdampak

pandemi COVID-19.

Per September 2020, total penerima insentif sebanyak

732.012 penerima atau 39,23% dari total pelanggan,

meningkat dari Juni 2020 yang sebanyak 691.436

Alokasi anggaran tersebut merupakan gabungan

anggaran pemerintah provinsi beserta 13 kabupaten/

kota (Grafik B1.1), dengan alokasi terbesar di

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (24%)

Kabupaten Hulu Sungai Selatan (15%), Kabupaten

Tanah Laut (15%), dan Kabupaten Tanah Bumbu

(14%). Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

merealokasikan APBD terkait COVID-19 sebesar

Rp 300,05 miliar. Realisasi sampai triwulan III 2020

mencapai 67,95% atau sebesar Rp203,88 miliar.

Percepatan realisasi anggaran didorong oleh

penyederhanaan prosedur terkait regulasi maupun

administrasi pengelolaan anggaran penanganan

dampak COVID-19. Hal ini merupakan tindaklanjut

instruksi Presiden RI dalam Rapat Terbatas Percepatan

Penyerapan Anggaran.

GrafikB1.1 AlokasiAnggaranPenangananCOVID-19diPemerintah Daerah Kalimantan Selatan

PROV. KALIMANTAN SELATAN

KAB. HULU SUNGAI SELATAN

KAB. TANAH LAUT

KAB. TANAH BUMBU

KAB. TABALONG

KAB. BARITO KUALA

KAB. BANJAR

KAB. TAPIN

KOTA BANJARMASIN

KAB. KOTABARU

KAB. BALANGAN

KAB. HULU SUNGAI TENGAH

KOTA BANJAR BARU

KAB. HULU SUNGAI UTARA

24%

15%

15%14%

6%

6%

6%

5%3%

6%2% 2%1%

KLAIM RS

INSENTIF NAKES

PKT � KEMENHUB

PKT� KEMENTAN

PKT � PUPR

SUBSIDI GAJI

BST

BPNT

PKH

KARTU PRAKERJA

BPUM

MILIAR RUPIAH

900467

343343

273231

15638

25138

TabelB1.1 Serapan Realokasi Anggaran Penanganan COVID-19PemprovKalselperSeptember2020

BELANJA KESEHATAN

PERLINDUNGAN SOSIAL

65,92%Rp 276,5 M

PENANGANAN DAMPAK EKONOMI

Rp 182,3 M

ALOKASI REALISASI SERAPAN

91,51%Rp 20,0 M Rp 18,3 M

92,94%Rp 3,5 M Rp 3,3 M

Sumber : BAKEUDA Provinsi Kalimantan Selatan

845.529Program Keluarga

Harapan (PKH) Rp 343,16 M

1.788.363Bantuan PanganNon Tunai (BPNT) Rp 342,56 M

455.505Bantuan Sosial

Tunai (BST) Rp 273,30 M

PROGRAM PEN REALISASI JUMLAH PENERIMA

375.149Banpres Produktif

Usaha Mikro (BPUM) Rp 900,36 M

131.632Kartu Prakerja Rp 467,29 M

TabelB1.2 Realisasi Program PEN di Provinsi Kalimantan Selatan

Sumber : Kementerian Keuangan

Page 46: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202026

Boks 1 : Perkembangan Serapan Stimulus Fiskal dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Kalimantan Selatan

pelanggan (Tabel B1.3). Paket stimulus ini akan

diperpanjang hingga Desember 2020 serta masih

dipertimbangkan untuk diperpanjang hingga 2021.

Untuk memastikan penyaluran berjalan lancar dan

tepat Kecamatan/Desa/Kelurahan, serta memperluas

pemberian keringanan tagihan listrik bagi pelanggan

sosial, bisnis, industri dan layanan khusus selama Juli

hingga Desember 2020.sasaran, maka Pemerintah

melalui PLN akan bekerjasama dengan perangkat

daerah setingkat

GrafikB1.3 Proporsi Penerimaan Bantuan Subsidi Listrik di Kalimantan Selatan

93%

4%3%

RUMAH TANGGA

BISNIS

INDUSTRI

SOSIAL

40,15%1.745.048 700.656

PELANGGAN REALISASI SERAPAN

25,92%120.987 31.356

39,23%1.866.035 732.012

RUMAH TANGGA

BISNIS/INDUSTRI

TOTAL PENYALURAN

TabelB1.3 Serapan Stimulus Subsidi Listrik Kalimantan Selatan MenurutSektorPenggunaanPerSeptember2020

Sumber : Kementerian Keuangan

Page 47: Perekonomian NOV 2020 - BI

Foto : Bandara Syamsuddin Noor (BDJ), Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Page 48: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202028

• Sampai dengan triwulan III 2020, secara tahunaninflasi Kalimantan Selatan tercatat sebesar 1,04%(yoy),lebihrendahdaritriwulanlalusebesar(1,14%yoy). Angka tersebut berada di bawah inflasiwilayahKalimantan yang sebesar 1,13% (yoy) daninflasinasionalsebesar1,42%(yoy).Inflasitahunanyang lebih rendah bersumber dari deflasi padaKelompok Transportasi di tengah tekanan inflasipadaKelompokPerawatanPribadidanJasaLainnya.

• Secara triwulanan, Kalimantan Selatanmengalamideflasi sebesar 0,33% (qtq), lebih rendahdibandingkan triwulan II 2020 yang inflasi sebesar0,20% (qtq). Deflasi didorong oleh kelompokmakanan,minumandantembakau.

• Inflasi Kalimantan Selatan triwulan IV 2020diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan triwulanIII2020.Halinididorongolehstokkomoditashasil panen yang masih memadai sementara permintaan masyarakat belum sepenuhnya pulih. Sementara untuk keseluruhan tahun, inflasi tahun2020 diprakirakan akan lebih rendah dibandingtahun 2019 dan berada di bawah sasaran inflasinasional(3±1%).

PerkembanganInflasi Daerah

Bab III

Page 49: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202029

sebesar 1,13% (yoy). Inflasi Kalimantan Selatan juga

lebih rendah dibanding tiga Provinsi lainnya, kecuali

Provinsi Kalimantan Barat (Grafik 3.3).

Secara triwulanan, pada triwulan III 2020 Kalimantan

Selatan mengalami deflasi sebesar 0,33% (qtq),

berbeda arah dibanding triwulan II 2020 yang

mengalami inflasi sebesar 0,20% (qtq). Kelompok

makanan, minuman dan tembakau menjadi

pendorong deflasi sebesar -2,59% (qtq), terutama

bersumber dari komoditas daging ayam ras. Tingginya

deflasi daging ayam ras mendorong diterbitkannya

Surat Edaran (SE) Dirjen PKH1 yang merupakan salah

satu upaya untuk stabilisasi pasokan dan harga

daging ayam. Di sisi lain, kelompok transportasi

menjadi pendorong inflasi di Kalimantan Selatan

1 SuratEdaranNo.09246T/SE/PK/230./F/08/2020TentangPenguranganDaysOldChicken(DOC)FSMelaluiCuttingHatchingEgg(HE)Umur18Hari,PenyesuaianSettingHEdanafkirDiniParentStock(PS)

INFLASI KALIMANTAN SELATAN INFLASI NASIONAL INFLASI KALIMANTAN

1,04

1,42

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III2017 2018 2019 2020

%YOY

1,13

Sumber : Berita Resmi Statistik Inflasi, BPS

Grafik3.1 PerkembanganInflasiKalimantanSelatandan Nasional

MAKANAN, MINUMAN DANTEMBAKAU

PAKAIAN DAN ALAS KAKI

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN BAHANBAKAR RUMAH TANGGAPERLENGKAPAN, PERALATAN DANPEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGAKESEHATAN

TRANSPORTASITRANSPORTASI

INFORMASI, KOMUNIKASI, DAN JASAKEUANGAN

REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA

PENDIDIKAN

PENYEDIAAN MAKANAN DANMINUMAN/RESTORAN

PERAWATAN PRIBADI DAN JASALAINNYA

28,4%

6,1%

18,7%

10,8%

5,4%

10,9%6,6%

1,7%3%

5%3,3%

Grafik3.2 KomposisiInflasiKalselTahunan(yoy)menurut Kelompoknya

KALSEL KALBAR KALTENG KALTIM KALTARA KALIMANTAN

1,04

0,62

1,741,43

2,15

1,13

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5 % YOY

Sumber : Berita Resmi Statistik Inflasi, BPS

Grafik3.3 PerbandinganInflasise-KalimantanTw.III2020

Komposisi Inflasi Kalsel Tahunan (qtq) Menurut Kelompoknya

Tabel3.1

No Kelompok Inflasi(% qtq)

1 Makanan, minuman dan tembakau -2,59

2 Pakaian dan alas kaki 0,19

3 Perumahan, air, listrik, dan BBRT -0,18

4 Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin RT 0,83

5 Kesehatan 0,43

6 Transportasi 1,32

7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,08

8 Rekreasi, olahraga dan budaya 1,54

9 Pendidikan -0,52

10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,01

11 Perawatan jasa pribadi dan lainnya 3,95

Sumber: BPS, diolah

3.1 PERKEMBANGAN INFLASISecara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar 1,04% (yoy),

lebih rendah dari triwulan lalu (1,14% yoy).

Angka inflasi tersebut lebih rendah dari inflasi nasional

(1,42% yoy). Inflasi Kalimantan Selatan triwulan III

2020 juga berada di bawah sasaran inflasi nasional

tahun 2020 sebesar 3±1% (Grafik 3.1).

Berdasarkan kelompok, inflasi tahunan Kalimantan

Selatan pada triwulan III 2020 didominasi oleh 4

kelompok utama, yaitu makanan, minuman, dan

tembakau (28,4% yoy), perumahan, air, listrik, dan

bahan bakar rumah tangga (18,7% yoy), penyediaan

makanan dan minuman/restoran (10,9% yoy), dan

transportasi (10,8% yoy) (Grafik 3.2).

Inflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020 lebih

rendah dari inflasi regional Kalimantan yang tercatat

Page 50: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202030

daging ayam ras membuat harga jual turun cukup

dalam.

Komoditas ikan gabus juga menjadi pendorong

utama deflasi dari kelompok makanan, minuman dan

tembakau dengan deflasi sebesar 14,22%(qtq) dan

andil sebesar 0,09% (qtq). Permintaan yang relatif

berkurang di tengah pasokan yang stabil membuat

harga jual ikan gabus mengalami penurunan (Tabel

3.2).

INFLASI UMUM

0,20

-0,33

�0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

I II III VI I II III VI I II III VI I II III2017 2018 2019 2020

%QTQ

Sumber : BPS Kalsel, diolah

Grafik3.4 InflasiKalimantanSelatanTriwulanIII(qtq)

Andil Inflasi (qtq) Terbesar Triwulan III 2020Tabel3.2

No Komoditi KomponenInflasi

(% qtq)Andil

(% qtq)

1 DAGING AYAM RAS makanan, minuman dan tembakau -7,42 -0,15

2 IKAN GABUS makanan, minuman dan tembakau -14,22 -0,09

3 BAWANG MERAH makanan, minuman dan tembakau -43,05 -0,09

4 GULA PASIR makanan, minuman dan tembakau -13,39 -0,07

5 CABAI RAWIT makanan, minuman dan tembakau -35,39 -0,07

6 PEPAYA makanan, minuman dan tembakau -23,82 -0,05

7 IKAN NILA makanan, minuman dan tembakau -5,43 -0,05

8 BAWANG PUTIH makanan, minuman dan tembakau -20,15 -0,04

9BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA

perumahan, air, listrik, dan bbrt -1,91 -0,04

10 TAMAN KANAK KANAK pendidikan -8,63 -0,03

Sumber: BPS, diolah

Andil Inflasi (qtq) Terbesar Triwulan III 2020Tabel3.3

No Komoditi KomponenInflasi

(% qtq)Andil

(% qtq)

1 ANGKUTAN UDARA transportasi 10,46 0,18

2 EMAS PERHIASAN perawatan pribadi dan jasa lainnya 16,79 0,16

3

IKAN KEMBUNG/IKAN GEMBUNG/ IKAN BANYAR/IKAN GEMBOLO/ IKAN ASO-ASO

makanan, minuman dan tembakau 31,68 0,06

4 MINYAK GORENG makanan, minuman dan tembakau 5,25 0,05

5 CUMI-CUMI makanan, minuman dan tembakau 25,56 0,05

6 ROKOK KRETEK FILTER makanan, minuman dan tembakau 1,26 0,03

7 IKAN PEDA makanan, minuman dan tembakau 6,26 0,02

8 BAJU MUSLIM PRIA pakaian dan alas kaki 5,23 0,02

9 SEKOLAH MENENGAH ATAS pendidikan 5,70 0,02

10 PASTA GIGI perawatan pribadi dan jasa lainnya 4,62 0,01

Sumber: BPS, diolah

sebesar 1,32% (qtq) khususnya komoditas angkutan

udara. Sementara kelompok perawatan pribadi dan

jasa lainnya juga menjadi pendorong inflasi sebesar

3,95% (qtq) dengan komoditas emas perhiasan

menjadi pendorong utama (Tabel 3.1).

Secara spasial, inflasi di Kalimantan Selatan diukur dari

inflasi pada tiga kota, yaitu kota Banjarmasin, Kota

Tanjung, dan Kabupaten Kotabaru. Pada triwulan

III 2020, inflasi kota Banjarmasin tercatat sebesar

0,87% (yoy) atau -0,29% (qtq), sedangkan inflasi kota

Tanjung sebesar 2,47% (yoy) atau -0,82% (qtq) dan

inflasi Kabupaten Kotabaru sebesar 1,51% (yoy) atau

-0,27% (qtq).Pada triwulan IV 2020, inflasi tahunan

Kalimantan Selatan diprakirakan akan lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan III 2020. Inflasi yang

lebih rendah sejalan dengan permintaan masyarakat

yang belum pulih di tengah kecukupan pasokan

pangan.

3.2 INFLASI TRIWULAN (QTQ)Pada triwulan III 2020, Kalimantan Selatan

mengalami deflasi sebesar 0,33% (qtq), lebih

rendah dibandingkan triwulan II 2020 yang

mengalami inflasi sebesar 0,20% (qtq) (Grafik

3.4). Deflasi Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020,

ddidorong oleh deflasi kelompok makanan, minuman

dan tembakau sebesar 2,59% (qtq) terutama deflasi

komoditas daging ayam ras sebesar 7,42% (qtq)

dengan andil sebesar 0,15% (qtq). Kelebihan pasokan

Page 51: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202031

Inflasi Kalimantan Selatan Menurut Kelom-pok (qtq)

Tabel3.4

Sumber: BPS, diolah

No Kelompok Inflasi(% qtq)

1 Makanan, minuman dan tembakau 1,45

2 Pakaian dan alas kaki 1,25

3 Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga -0,19

4Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga

1,69

5 Kesehatan 6,38

6 Transportasi -3,51

7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan -0,32

8 Rekreasi, olahraga dan budaya 2,71

9 Pendidikan -0,43

10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 1,35

11 Perawatan jasa pribadi dan lainnya 9,07

Andil Deflasi (yoy) Terbesar Triwulan III 2020Tabel3.5

No Komoditi KomponenInflasi

(% yoy)Andil

(% yoy)

1 ANGKUTAN UDARA transportasi -22,66 -0,38

2 BENSIN transportasi -3,42 -0,12

3 CABAI RAWIT makanan, minuman dan tembakau -42,86 -0,08

4BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA

perumahan, air, listrik, dan bbrt -3,02 -0,06

5 BAWANG PUTIH makanan, minuman dan tembakau -19,84 -0,03

6 PISANG makanan, minuman dan tembakau -8,19 -0,03

7 IKAN ASIN TELANG makanan, minuman dan tembakau -21,80 -0,03

8 BIAYA PULSA PONSEL informasi,

komunikasi, dan jasa keuangan

-1,11 -0,03

9 DAGING AYAM RAS makanan, minuman dan tembakau -1,53 -0,03

10 TAMAN KANAK KANAK pendidikan -8,63 -0,03

Sumber: BPS, diolah

Di sisi lain, pada triwulan III 2020, kelompok

transportasi menjadi pendorong inflasi sebesar 1,32%

(qtq). Inflasi pada kelompok ini bersumber dari

komoditas angkutan udara dengan inflasi sebesar

10,46% (qtq) dan andil sebesar 0,18% (qtq). Hal

ini sejalan dengan kenaikan permintaan angkutan

udara (penerbangan domestik) seiring pelonggaran

PSBB dan pelonggaran persyaratan penerbangan.

Selain kelompok transportasi, kelompok perawatan

pribadi dan jasa lainnya juga menjadi pendorong

inflasi sebesar 3,95% (qtq). Inflasi pada kelompok ini

terutama bersumber dari komoditas emas perhiasan

sebesar 16,79% (qtq) dan andil sebesar 0,16% (qtq)

(Tabel 3.3).

3.3 INFLASI TAHUNAN (YOY)Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar 1,04% (yoy),

lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan II

2020 yang sebesar 1,14% (yoy). Inflasi Kalimantan

Selatan tersebut juga lebih rendah dari batas bawah

sasaran inflasi nasional tahun 2020 yang sebesar

3,00±1%.

Penurunan inflasi tahunan bersumber dari kelompok

transportasi yang mengalami deflasi sebesar 3,51%

(yoy) serta deflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan

bahan bakar rumah tangga sebesar 0,19% (yoy). Di

sisi lain, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya,

kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta

kesehatan menjadi pendorong dengan inflasi masing-

masing 9,07% (yoy), 1,45% (yoy), dan 6,38% (yoy)

(Tabel 3.4).

Deflasi kelompok transportasi terutama disebabkan

oleh deflasi angkutan udara sebesar 22,66% (yoy)

dengan andil terhadap IHK sebesar 0,38% (yoy) dan

bensin yang mengalami deflasi sebesar 3,42% (yoy)

dengan andil deflasi sebesar 0,12% (yoy). Deflasi

angkutan udara terjadi karena: 1) permintaan

penerbangan domestik yang belum pulih di tengah

kondisi perekonomian yang masih dalam fase menurun.

Upaya pemerintah mengizinkan aktivitas bepergian

dengan tetap menerapkan protokol pencegahan

penyebaran COVID-19 belum dapat meningkatkan

permintaan angkutan udara secara signifikan; 2)

penurunan harga tiket angkutan udara yang cukup

dalam. Penurunan tersebut tidak terkompensasi oleh

kenaikan tarif angkutan lain seperti tarif angkutan

darat, baik antar kota maupun angkutan roda empat

online.

Komoditas bensin masih mengalami deflasi secara

tahunan akibat penurunan harga Bahan Bakar Minyak

(BBM) . Pada triwulan I 2020, harga BBM sudah

turun sebanyak dua kali, yaitu pada 5 Januari 2020

untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Dex

dan Dexlite serta pada 1 Februari 2020 untuk jenis

Pertamax dan Pertamax Turbo (Tabel 3.5).

Page 52: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202032

(yoy) terhadap inflasi. Obat dengan resep menjadi

pendorong inflasi sejalan dengan kenaikan ]harga

obat akibat pandemi COVID-19 (Tabel 3.6)

3.4 ARAH PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULAN IV 2020

Secara tahunan, inflasi triwulan IV 2020

diprakirakan lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan III 2020. Hal ini didorong oleh

stok komoditas hasil panen yang masih memadai

sementara permintaan masyarakat belum sepenuhnya

pulih. Selain itu, permintaan angkutan udara masih

mengalami penurunan meski terdapat pelonggaran

syarat perjalanan oleh Pemerintah. Sementara itu,

pembukaan pusat perbelanjaan serta pusat aktivitas

ekonomi serta perayaan Hari Besar Keagamaan

Nasional (HBKN) Natal 2020 dan Tahun Baru 2021

berpotensi memberikan tekanan inflasi dari sisi

permintaan.

Prakiraan peningkatan inflasi di triwulan IV didorong

oleh realisasi inflasi Kalimantan Selatan Oktober 2020

yang sebesar 0,22% (mtm), berbeda arah dengan

bulan sebelumnya yang deflasi sebesar 0,30% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Kalimantan Selatan bulan

Oktober 2020 sedikit lebih rendah dibandingkan

bulan sebelumnya, yang sebesar 1,03% (yoy) dan

dibandingkan inflasi September 2020 yang sebesar

1,04% (yoy).

Inflasi didorong oleh kelompok makanan, minuman

dan tembakau sebesar 0,45% (mtm), kelompok

perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga

sebesar 0,28% (mtm) dan kelompok pakaian dan alas

kaki sebesar 0,41% (mtm). Sementara itu, kelompok

yang menjadi penahan inflasi adalah kelompok

transportasi sebesar -0,07% (mtm) dan kelompok

rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar -0,15% (mtm)

(Tabel 3.7).

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi terbesar adalah

daging ayam ras, bahan bakar rumah tangga,

Sementara itu, kelompok perawatan pribadi dan jasa

lainnya menjadi pendorong inflasi sebesar 9,07%

(yoy), terutama disebabkan oleh inflasi komoditi

emas perhiasan sebesar 35,12% (yoy) dengan andil

0,34% (yoy) terhadap inflasi. Harga emas perhiasan

mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan

harga emas dunia akibat ketidakpastian ekonomi

global karena pandemi COVID-19.

Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau

terutama didorong oleh komoditas beras, rokok kretek

filter dan minyak goreng. Pada triwulan III 2020,

harga beras terutama beras lokal masih mengalami

kenaikan harga karena preferensi masyarakat yang

tidak diimbangi dengan ketersediaan di pasar.

Hasil panen beras lokal pada bulan Juli-Agustus

disinyalir tidak langsung disalurkan ke pasar karena

preferensi masyarakat yang lebih suka menyimpan

beras sehingga berpengaruh pada pola distribusi

dan meningkatkan nilai jual. Pada triwulan III 2020,

inflasi rokok kretek didorong oleh kenaikan tarif cukai

tembakau dan harga jual eceran rokok. Sementara

itu, harga minyak goreng mengalami kenaikan sejalan

dengan peningkatan harga CPO akibat perbaikan

permintaan CPO dan produk turunannya.

Kelompok kesehatan juga menjadi pendorong

inflasi, khususnya komoditas obat dengan resep

sebagai komoditas utama yang mengalami inflasi

sebesar 8,74% (yoy) dengan andil sebesar 0,06%

Andil Inflasi (yoy) Terbesar s.d Triwulan III 2020

Tabel3.6

Sumber: BPS, diolah

No Komoditi KomponenInflasi

(% yoy)Andil

(% yoy)

1 EMAS PERHIASAN perawatan pribadi dan jasa lainnya 35,12 0,34

2 BERAS makanan, minuman dan tembakau 3,48 0,15

3 ROKOK KRETEK FILTER makanan, minuman dan tembakau 6,11 0,13

4 OBAT DENGAN RESEP kesehatan 8,74 0,06

5 MINYAK GORENG makanan, minuman dan tembakau 6,52 0,06

6 MOBIL transportasi 3,17 0,05

7 BAWANG MERAH makanan, minuman dan tembakau 24,36 0,05

8 BAYAM makanan, minuman dan tembakau 69,43 0,05

9 ROKOK KRETEK makanan, minuman dan tembakau 5,74 0,05

10BIAYA JARINGAN SALURAN TV

informasi, komunikasi, dan jasa

keuangan18,57 0,04

Page 53: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202033

ayam disebabkan stok hasil panen dan produksi yang

surplus namun belum diimbangi oleh permintaan

masyarakat, sehingga mendorong penurunan harga.

Deflasi angkutan udara didorong oleh penghapusan

tarif Passenger Service Charge (PSC) pada komponen

tarif tiket pesawat terhitung 23 Oktober-31 Desember

2020. Penghapusan tersebut merupakan stimulus

subsidi tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat

Udara (PJP2U) yang diberikan oleh Kementerian

Perhubungan (Tabel 3.9).

3.5 PENGENDALIAN INFLASI DAERAH

3.5.1 Upaya Pengendalian InflasiBerbagai upaya telah dilakukan oleh Tim Pengendalian

Inflasi Daerah (TPID) se-Kalimantan Selatan, baik level

provinsi maupun kabupaten/kota, untuk melakukan

berbagai langkah pengendalian inflasi. Langkah

pengendalian inflasi secara rutin dilakukan antara

lain melalui rapat koordinasi (rakor) dan program

lapangan. Sementara itu, beberapa langkah strategis

juga telah ditempuh TPID dalam pengendalian inflasi

daerah melalui kerangka 4K (keterjangkauan harga,

ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan

komunikasi efektif) antara lain mendorong kerjasama

antar daerah.

ikan gabus dan minyak goreng (Tabel 3.8). Harga

ayam ras meningkat sebagai dampak dari stabilisasi

pasokan dan harga ayam seiring pengurangan days

old chicken (DOC) melalui cutting hatching eggs (HE)

yang berumur 18 hari, penyesuaian setting HE dan

afkir dini parent stock (PS). Bahan bakar rumah tangga

menjadi pendorong inflasi akibat pengetatan distribusi

Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan isu penghapusan

LPG 3kg yang mendorong kenaikan harga.

Di sisi lain, komoditas yang mengalami penurunan

harga atau andil deflasi tertinggi antara lain

pepaya, telur ayam ras, angkutan udara dan

semangka. Deflasi papaya, semangka serta telur

Andil Inflasi (mtm) Terbesar Oktober 2020Tabel3.8

No Komoditi KomponenInflasi

(% mtm)Andil

(% mtm)

1 DAGING AYAM RAS makanan, minuman dan tembakau 3,40 0,07

2 BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA

perumahan, air, listrik, dan bbrt 3,30 0,06

3 IKAN GABUS makanan, minuman dan tembakau 6,53 0,04

4 MINYAK GORENG makanan, minuman dan tembakau 2,08 0,02

5 SABUN MANDI CAIR perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,23 0,02

6 IKAN NILA makanan, minuman dan tembakau 1,74 0,02

7 KACANG PANJANG makanan, minuman dan tembakau 19,26 0,01

8

IKAN KEMBUNG/IKAN GEMBUNG/ IKAN BANYAR/IKAN GEMBOLO/ IKAN ASO-ASO

makanan, minuman dan tembakau 6,96 0,01

9 BAYAM makanan, minuman dan tembakau 7,51 0,01

10 BERAS makanan, minuman dan tembakau 0,18 0,01

Sumber: BPS, diolah

Andil Deflasi (mtm) Terbesar Oktober 2020Tabel3.9

No Komoditi KomponenInflasi

(% mtm)Andil

(% mtm)

1 PEPAYA makanan, minuman dan tembakau -27,73 -0,06

2 TELUR AYAM RAS makanan, minuman dan tembakau -3,66 -0,03

3 ANGKUTAN UDARA transportasi -1,79 -0,02

4 SEMANGKA makanan, minuman dan tembakau -6,12 -0,02

5 TARIF LISTRIK perumahan, air, listrik, dan bbrt -0,18 -0,01

6 TOMAT makanan, minuman dan tembakau -9,95 -0,01

7 TERONG makanan, minuman dan tembakau -7,57 -0,01

8 BAWANG PUTIH makanan, minuman dan tembakau -3,74 -0,01

9 SEPEDA ANAK rekreasi, olahraga, dan budaya 0,00 0,00

10 BIAYA FOTO COPY perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,00 0,00

Sumber: BPS, diolah

Inflasi Kalimantan Selatan Oktober 2020 Menurut Kelompok (mtm)

Tabel3.7

Sumber: BPS, diolah

No Kelompok Inflasi(% mtm)

1 Makanan, minuman dan tembakau 0,45

2 Pakaian dan alas kaki 0,41

3 Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,28

4Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga

0,28

5 Kesehatan 0,07

6 Transportasi -0,07

7 Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,00

8 Rekreasi, olahraga dan budaya -0,15

9 Pendidikan 0,00

10 Penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,00

11 Perawatan jasa pribadi dan lainnya 0,15

Page 54: Perekonomian NOV 2020 - BI

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202034

Pada Triwulan III 2020, rakor TPID dilaksanakan di 10

(sepuluh) kabupaten/kota yaitu Kabupaten Balangan,

Banjar, Hulu Sungai Selatan, Kotabaru, Tabalong, Tanah

Bumbu, Tanah Laut, Tapin, serta Kota Banjarmasin

dan Banjarbaru. Rakor TPID secara rutin membahas

hasil pemantauan terhadap pasokan dan harga bahan

makanan strategis, dan distribusi bahan bakar rumah

tangga serta upaya untuk mendorong petani dan

peternak serta UMKM untuk terus berproduksi meski

terkena dampak COVID-19.

Berikut beberapa rangkuman kegiatan TPID di

Kalimantan Selatan:

Keterjangkauan Harga

a. TPID Kab. Hulu Sungai Selatan secara rutin

melaksanakan survei harga komoditas perkebunan,

karet dan hortikultura di tingkat produsen.

b. TPID Kab. Tanah Laut bekerjasama dengan PT.

Pertamina Marketing Operation Region (MOR)

VI KalselTeng melakukan operasi pasar khusus

LPG 3 Kg kepada masyarakat miskin di sepuluh

Kecamatan lingkup Kabupaten Tanah Laut sesuai

harga eceran tertinggi (HET) Rp 19.000.

c. Operasi pasar bahan pangan strategis di pasar

tradisional serta pasar yang bekerjasama dengan

Bulog yang dilakukan secara rutin oleh beberapa

TPID seperti TPID Kota Banjarmasin, TPID Kab.

Tabalong dan Kab. Tanah Laut.

Ketersediaan Pasokan

a. TPID Kab. Tabalong menyerahkan bantuan alat

tangkap perikanan, bantuan bibit dan pakan ikan,

bantuan bebek petelur, bantuan benih tanaman

hortikultura dan penyaluran kredit gerbang emas

sebagai implementasi Program Pemulihan Ekonomi

Nasional (PEN) dalam menghadapi dampak

COVID-19.

b. TPID Kab. Tanah Bumbu memberikan bantuan

benih/bibit cabai benih cabai sebanyak 3.600

polybag, terong 2.165 polybag, tomat 320

polybag, bayam 3.000 polybag dan sawi 3.000

polybag untuk mendukung ketersediaan pasokan

pangan.

c. TPID Kota Banjarbaru menyerahkan bantuan

berupa hewan ternak ayam dan itik sebanyak

2.000 ekor untuk menjaga stabilitas harga dan

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kelancaran Distribusi

a. TPID Kab. Tabalong menginisiasi proyek budidaya

bawang merah lokal hasil kerjasama Perusahaan

Umum Daerah (Perumda) dengan petani untuk

menjaga pasokan bawang lokal. Mendirikan Bank

Pangan Kampung Tangguh Komplek Swadarma

untuk dapat mengoptimalkan halaman pekarangan

dan lahan kosong untuk mewujudkan pemenuhan

kebutuhan pangan.

b. Beberapa TPID mendorong dan memfasilitasi

penjualan secara online di pasar-pasar dalam

rangka pencegahan COVID-19.

Komunikasi Efektif

a. Monitoring dan penyampaian informasi

perkembangan harga sembako secara rutin kepada

stakeholder terkait oleh beberapa TPID seperti TPID

Kab. Balangan dan TPID Kab. Hulu Sungai Selatan.

b. TPID Kab. Tahan Bumbu secara berkala

menyampaikan harga pangan hasil survei Dinas

Koperasi, Usaha Kecil dan Perdagangan serta

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan termasuk

ketersediaan stok melalui radio dan media sosial.

Page 55: Perekonomian NOV 2020 - BI

Foto : UMKM Purun, Amuntai, Kalimantan Selatan

Page 56: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202036

Penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Selatan pada

triwulanIII2020tercatatsebesarRp66,10triliun.Penyaluran

kredit triwulan III terkontraksi 2,78% (yoy), lebih baik

dibandingtriwulansebelumnyayangkontraksi2,84%(yoy).

Perbaikan penyaluran kredit terutama bersumber dari

membaiknya penyaluran kredit modal kerja dan investasi

sementara penyaluran kredit konsumsi masih tumbuh

positif. Secara sektoral, perbaikan terutama bersumber

dari sektor pertanian dan perdagangan. Perbaikan kinerja

penyaluran kredit diikuti oleh perbaikan kualitas kredit

yang ditunjukkan oleh rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar

3,44%,lebihrendahdibandingkandengantriwulanII2020

yang sebesar 3,62%. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga

(DPK)padatriwulanIII2020tercatatsebesarRp55,96triliun

atautumbuh3,52%(yoy),meningkatdari2,78%(yoy)pada

triwulan sebelumnya.

Stabilitas Keuangan Daerah Pengembangan Serta Akses Keuangan dan UMKM

Bab IV

Page 57: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202037

4.1 STABILITAS KEUANGAN DI DAERAH

Pada triwulan III 2020, penyaluran kredit

perbankan di Kalimantan Selatan berdasarkan

lokasi proyek membaik meski masih terkontraksi

jika dibandingkan dengan triwulan II 2020.

Perbaikan terutama disebabkan oleh membaiknya

penyaluran kredit pada sektor pertanian dan

perdagangan. Perkembangan aset perbankan

terpantau masih terkontraksi. Sementara

pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan

III 2020 meningkat jika dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya.

4.1.1 Total Aset dan Intermediasi Perbankan

Total aset perbankan di Kalimantan Selatan pada

triwulan III 2020 (Grafik 4.1) tercatat sebesar Rp

71,94 triliun atau terkontraksi sebesar 2,96% (yoy),

lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang kontraksi

sebesar 2,80% (yoy).

Fungsi intermediasi perbankan Kalimantan Selatan

yang tercermin dari perbandingan besarnya penyaluran

kredit/pembiayaan terhadap penghimpunan dana

pihak ketiga yang dihimpun atau Loan-to-Deposit

Ratio (LDR) pada triwulan III 2020 tercatat sebesar

118,11%, turun dibanding triwulan II 2020 yang

sebesar 118,58% (Grafik 4.2). Penurunan rasio LDR

bersumber dari peningkatan pertumbuhan DPK yang

lebih tinggi dibanding penyaluran kredit.

DPK pada triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp55,96

triliun atau tumbuh 3,52% (yoy), meningkat dibanding

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,78%

(yoy). Peningkatan pertumbuhan DPK bersumber dari

peningkatan komponen giro dan deposito ditengah

melambatnya pertumbuhan tabungan (Grafik 4.3).

Peningkatan pertumbuhan DPK bersumber dari

peningkatan komponen giro dan deposito ditengah

melambatnya pertumbuhan tabungan (Grafik 4.3).

Giro dan deposito masing-masing tumbuh 2,70%

(yoy) dan 2,93% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan -0,04% (yoy) dan 1,91% (yoy) pada triwulan

II 2020. Peningkatan pertumbuhan giro bersumber

dari peningkatan pertumbuhan giro swasta dan

membaiknya giro pemerintah meski masih terkontraksi.

Pada triwulan III 2020, giro swasta tumbuh 12,25%

(yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya

yang tumbuh sebesar 6,60% (yoy). Sementara itu, giro

pemerintah (Pemda, BUMN, dan BUMD) terkontraksi

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

%YOY

KREDITASETDPK

-2,84%-2,80%2,78%

-2,78%-2,96%3,52%

Tw II2020

Tw III2020

KREDIT ASET DPK

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi KC/KCP (DPK), Lokasi Proyek (Kredit)

Grafik4.1 PertumbuhanAset,DPKdanKredit

100%

105%

110%

115%

120%

125%

130%

135%

140%

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

% YOY (RHS)DPK

KREDIT

118,58%2,78%

-2,84%

118,11%3,52%

-2,78%

Tw II2020

Tw III2020

LDR (RHS) DPK KREDIT

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi KC/KCP (DPK), Lokasi Proyek (Kredit)

Grafik4.2 PerkembanganLDR,KreditdanDPK

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

I III I III I III I III I III I III I III I III2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOYTABUNGAN

DEPOSITOGIRO

TOTAL DPK

4,32%1,91%

-0,04%2,78%

4,17%2,93%2,93%3,52%

Tw II2020

Tw III2020

TABUNGAN GIRO TOTAL DPKDEPOSITO

Sumber : Laporan Bank Umum Bank Indonesia, DPK (KC/KP)

Grafik4.3 Pertumbuhan DPK

Page 58: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202038

sebesar 6,10% (yoy), membaik dibandingkan dengan

kontraksi 6,73% (yoy) pada triwulan II 2010.

Secara spasial, pangsa DPK terbesar adalah di kota

Banjarmasin, kota Banjarbaru, dan Kabupaten Tanah

Bumbu (Tabel 4.1). Dari sisi pertumbuhan tahunan,

pertumbuhan DPK terbesar pada triwulan III 2020

terjadi di Kabupaten Kotabaru yang tumbuh 15,72%

(yoy), sedangkan pertumbuhan DPK terendah berada

di kabupaten Banjar yang terkontraksi sebesar 5,89%

(yoy).

Kredit perbankan pada triwulan III 2020 tercatat

sebesar Rp66,10 triliun atau terkontraksi 2,78%

(yoy), membaik dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi sebesar 2,84% (yoy).

Membaiknya penyaluran kredit terutama bersumber

dari membaiknya pertumbuhan kredit investasi dan

kredit modal kerja meski masih terkontraksi. Di sisi

lain, kredit konsumsi tetap tumbuh positif meski

melambat (Grafik 4.4).

Pada triwulan III 2020 Kredit investasi terkontraksi

0,14% (yoy), membaik dibandingkan dengan kontraksi

1,67% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Membaiknya

kredit investasi terutama didorong oleh membaiknya

penyaluran kredit investasi pada sektor pertanian serta

transportasi dan pergudangan. Pada triwulan III 2020,

kredit investasi pada sektor pertanian dan transportasi

masing-masing terkontraksi sebesar 9,83% (yoy)

dan 18,98% (yoy), membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang kontraksi 11,68% (yoy) dan 25,99%

(yoy).

Seperti halnya kredit investasi, penyaluran kredit modal

kerja pada triwulan III 2020 juga membaik meski masih

terkontraksi. Kredit modal kerja terkontraksi 9,44%

(yoy), membaik dibanding triwulan sebelumnya yang

kontraksi 9,46% (yoy). Membaiknya penyaluran kredit

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOYINVESTASI

TOTAL KREDITKONSUMSI

MODAL KERJA

-1,67%-2,84%3,02%

-9,46%

-0,14%-2,78%2,11%

-9,44%

Tw II2020

Tw III2020

INVESTASI KONSUMSITOTAL KREDIT MODAL KERJA

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi KC/KCP (DPK), Lokasi Proyek (Kredit)

Grafik4.4 Pertumbuhan Kredit

Tabel4.1 Perkembangan DPK di Kalimantan Selatan Secara Spasial

DPK Tw III - 2020 Pertumbuhan

No Kabupaten/Kota Rp (miliar) Tw II 2020(yoy)

Tw III - 2020(yoy)

Arah Pertumbuhan

1 Kab. Banjar 3.358,19 -1,44% -5,89%

2 Kab. Tanah Laut 2.612,83 18,62% 15,00%

3 Kab. Tapin 2.259,28 30,31% 9,35%

4 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.351,70 4,95% 7,58%

5Kab. Hulu Sungai Tengah

1.389,24 3,19% 9,07%

6 Kab. Hulu Sungai Utara 1.750,81 7,68% 11,17%

7 Kab. Barito Kuala 1.118,85 2,64% 4,81%

8 Kab. Kota Baru 2.824,57 9,99% 15,72%

9 Kab. Tabalong 3.015,64 3,35% 11,27%

10 Kab. Tanah Bumbu 3.855,61 -3,62% 2,91%

11 Kab. Balangan 1.100,41 12,56% 0,64%

12 Kota Banjarmasin 26.977,35 0,75% 0,09%

13 Kota Banjarbaru 4.354,12 -4,24% 7,80%

Prov. Kalimantan Selatan 55.968,60 7,55% 9,87%

Page 59: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202039

modal kerja tersebut bersumber dari peningkatan

pertumbuhan kredit pada lapangan usaha utama

yaitu pertanian serta transportasi dan pergudangan.

Pada triwulan III 2020, pertumbuhan kredit modal

kerja sektor pertanian dan transportasi masing-masing

tumbuh sebesar 22,01% (yoy) dan 22,47% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan 10,96% (yoy) dan

10,17% (yoy) pada periode sebelumnya.

Sementara itu, kredit konsumsi pada triwulan III 2020

tumbuh positif meski melambat. kredit konsumsi

tumbuh 2,11% (yoy), lebih rendah dibandingkan

dengan 3,02% (yoy) pada periode sebelumnya.

Perlambatan penyaluran kredit konsumsi terutama

dipengaruhi oleh melambatnya penyaluran KPR

khususnya KPR tipe 22 s.d 70 dan masih terkontraksinya

KKB. Secara spasial, pangsa kredit terbesar adalah di

Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten

Tanah Bumbu (Tabel 4.2).

Dari sisi pertumbuhan tahunan, pertumbuhan kredit

tertinggi pada triwulan III 2020 berada di kabupaten

Tapin yang mencapai 20,67% (yoy). Sementara itu,

penyaluran kredit Kabupaten Balangan terkontraksi

paling dalam sebesar 18,68% (yoy), disusul oleh Kota

Banjarmasin yang terkontraksi sebesar 18,55% (yoy).

Dari sisi kualitas kredit, NPL pada triwulan III 2020

tercatat sebesar 3,44%, lebih rendah dari 3,62%

pada periode sebelumnya, terutama bersumber dari

membaiknya kualitas penyaluran kredit modal kerja

dan kredit konsumsi (Grafik 4.5), masing-masing

sebesar 3,65% dan 2,18%. Posisi ini lebih rendah

dibandingkan dengan 4,26% dan 2,33% pada

triwulan sebelumnya. Sedangkan NPL Kredit investasi

sebesar 4,74% lebih tinggi dibanding triwulan II 2020

yang sebesar 4,49%. Meski demikian, rasio NPL kredit

konsumsi tersebut masih di bawah ambang batas 5%.

-2,84%

-2,78%

3,62%

3,44%

0%

0,5%

1%

1,5%

2%

2,5%

3%

3,5%

4%

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

PERTUMBUHAN KREDIT NPL KREDIT �SB. KANAN�

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.5 Pertumbuhan dan NPL Kredit

Tabel4.2 Perkembangan Kredit di Kalimantan Selatan Secara Spasial

Sumber: Laporan Bank Umum KPw BI Prov. Kalsel, lokasi proyek

Kredit Tw III 2020 Pertumbuhan

No Kabupaten/Kota Rp (miliar) Tw II-2020(yoy)

Tw III-2020(yoy)

Arah Pertumbuhan

1 Kab. Banjar 6.458,10 -2,20% -3,45%

2 Kab. Tanah Laut 4.022,65 4,25% 15,86%

3 Kab. Tapin 5.752,60 24,63% 20,67%

4 Kab. Hulu Sungai Selatan 1.046,79 1,26% 0,86%

5Kab. Hulu Sungai Tengah

1.381,54 -5,14% -3,52%

6 Kab. Hulu Sungai Utara 1.349,35 2,13% 1,40%

7 Kab. Barito Kuala 3.876,66 18,88% 16,48%

8 Kab. Kota Baru 5.056,02 19,52% 17,64%

9 Kab. Tabalong 5.308,09 30,16% 19,69%

10 Kab. Tanah Bumbu 5.986,75 -5,09% -8,04%

11 Kab. Balangan 1.293,23 -20,28% -18,68%

12 Kota Banjarmasin 19.361,64 -19,85% -18,55%

13 Kota Banjarbaru 5.203,88 -2,19% -2,35%

Prov. Kalimantan Selatan 66.097,30 -2,84% -2,78%

Page 60: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202040

4.1.2 Ketahanan KorporasiMembaiknya kinerja kredit pada triwulan III 2020,

terutama bersumber dari membaiknya kinerja

penyaluran kinerja kredit sektor pertanian dan

perdagangan. Berdasarkan komposisinya, kredit yang

diberikan berdasarkan lokasi proyek di Kalimantan

Selatan mayoritas disalurkan pada lapangan usaha

ekonomi utama (Grafik 4.6), yaitu Perdagangan, Hotel,

dan Restoran (26,40%), Pertanian (21,71%), dan

pertambangan (19,95%). Membaiknya penyaluran

kredit pada ketiga sektor memberikan dampak pada

perbaikan penyaluran kredit secara total.

Sejalan dengan upaya untuk mendorong sektor

produktif dan aman, sektor pertanian terindikasi

menunjukkan pemulihan dengan perbaikan kinerja

penyaluran kredit perbankan pada sektor tersebut.

Pada triwulan III 2020, kredit sektor pertanian dan

perdagangan membaik, meski masih terkontraksi

masing-masing sebesar 3,03% (yoy) dan 18,95%

(yoy), membaik dibanding triwulan sebelumnya yang

kontraksi 6,49% (yoy) dan 19,45% (yoy). Sementara

itu, penyaluran kredit sektor pertambangan pada

triwulan III 2020 masih tumbuh positif, meski

melambat dibanding triwulan sebelumnya. Kredit

sektor tambang tumbuh 2,77% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan 12,40% (yoy) pada triwulan

sebelumnya (Grafik 4.7). Di sisi lain, penyaluran kredit

untuk sektor industri pengolahan terkontraksi 11,80%

(yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi

2,14% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Perbaikan penyaluran kredit pada lapangan usaha

pertanian terutama disebabkan oleh membaiknya

penyaluran kredit pada sub-lapangan usaha

perkebunan kelapa sawit yang meski terkontraksi

sebesar 7,70% (yoy), namun membaik dibandingkan

dengan triwulan II 2020 yang kontraksi 10,33% (yoy).

Perbaikan penyaluran kredit pada sektor pertanian juga

didorong oleh peningkatan pertumbuhan kredit pada

sub-lapangan usaha perkebunan karet yang tumbuh

sebesar 14,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan 11,81% (yoy) pada triwulan II 2020.

Sementara itu, melambatnya penyaluran kredit pada

sektor pertambangan pada triwulan III 2020 terutama

bersumber dari terkontraksinya penyaluran kredit

pada sub-lapangan usaha pertambangan Batubara

yang terkontraksi sebesar 0,57% (yoy), dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,15% (yoy).

Perlambatan penyaluran kredit sektor pertambangan

tertahan oleh membaiknya penyaluran kredit pada

sub-lapangan usaha pertambangan besi dan bijih besi

yang meski masih terkontraksi sebesar 3,56% (yoy),

namun membaik dibanding triwulan II 2020 yang

kontraksi 5,99% (yoy).

Di sisi lain, terkontraksinya penyaluran kredit pada

sektor industri pengolahan di triwulan III 2020 terutama

disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan kredit

pada sub-lapangan usaha industri minyak goreng

dari kelapa sawit yang tumbuh sebesar 47,83% (yoy),

lebih rendah dibandingkan dengan 89,41% (yoy)

pada triwulan sebelumnya. Selain itu, terkontraksinya

TAMBANGPERTANIAN

INDUSTRILISTRIK, GAS, AIRKONSTRUKSI

PHRTRANSPORTASI KOMUNIKASI

JASA KEUANGAN

JASA SOSIAL

21,71%

19,95%

6,97%6,32%

26,40%

9,59%

5,47%

0,63%

2,95%

Grafik4.6 Komposisi Kredit Korporasi

PERTAMBANGANINDUSTRI PENGOLAHAN

PERTANIANPERDAGANGAN

12,40%-2,14%-6,49%

-19,45%

2,77%-11,80%-3,03%

-18,95%

Tw II2020

Tw III2020

�40%

�20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERTANIAN PERDAGANGAN

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.7 Pertumbuhan Kredit Lapangan usaha Ekonomi Utama

Page 61: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202041

penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan

juga dipengaruhi oleh terkontraksinya penyaluran

kredit pada industri crumb rubber sebesar 40,74%

(yoy), lebih dalam dibanding triwulan II 2020 yang

kontraksi 30,44% (yoy).

Pada triwulan III 2020, kualitas penyaluran kredit

kepada korporasi di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan, yang ditunjukkan oleh Non Performing

Loan (NPL) yang tercatat sebesar 3,44%, lebih

rendah jika dibandingkan dengan 3,62% pada

triwulan II 2020. Berdasarkan lapangan usahanya,

rasio kredit bermasalah (NPL) korporasi secara umum

menunjukkan penurunan (Grafik 4.8). NPL sektor

pertanian dan perdagangan pada triwulan III 2020

masing-masing menjadi sebesar 6,82% dan 4,46%,

lebih rendah dibandingkan dengan 6,93% dan

4,97% pada triwulan sebelumnya. Sementara itu,

pada triwulan III 2020, NPL sektor pertambangan

sebesar 3,98%, tetap dalam batas aman meski lebih

tinggi jika dibandingkan dengan 2,53% pada triwulan

sebelumnya.

4.1.3 Ketahanan Lapangan Usaha Rumah Tangga

Kredit konsumsi pada triwulan III 2020

sebesar Rp23,88 triliun atau tumbuh 2,11%

(yoy), melambat dibandingkan dengan 3,02%

(yoy) pada periode sebelumnya. Berdasarkan

komponennya, perlambatan pertumbuhan kredit

konsumsi pada triwulan III 2020 bersumber dari

perlambatan penyaluran KPR yang memiliki pangsa

lebih dari 40% terhadap total kredit konsumsi yang

disalurkan di Kalimantan Selatan (Grafik 4.9) dan

masih terkontraksinya penyaluran KKB. Perlambatan

pertumbuhan kredit konsumsi lebih dalam tertahan

oleh peningkatan penyaluran kredit multiguna yang

juga memiliki pangsa lebih dari 40% terhadap total

kredit konsumsi di Kalimantan Selatan.

Pada triwulan III 2020, KPR tercatat tumbuh sebesar

1,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan

2,66% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 4.10).

Perlambatan penyaluran KPR pada triwulan III 2020

bersumber dari terkontraksinya penyaluran KPR untuk

tipe rumah 22 s.d 70 dan melambatnya pertumbuhan

KPR tipe s.d 21 dan diatas 70. Penyaluran kredit KPR

tipe 22 s.d 70 (pangsa lebih dari 80% terhadap total

kredit KPR) terkontraksi 15,84% (yoy), lebih dalam

dibanding triwulan II 2020 yang kontraksi 15,46%

(yoy). Sementara itu, penyaluran KPR untuk tipe rumah

s.d 21 dan tipe diatas 70 pada triwulan III 2020 tetap

PERTAMBANGANINDUSTRI PENGOLAHAN

PERTANIANPERDAGANGAN

2,53%0,30%6,93%4,97%

3,98%0,98%6,82%4,46%

Tw II2020

Tw III2020

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERTANIAN PERDAGANGAN

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.8 NPL Kredit Lapangan Usaha Ekonomi Utama

KPR42,20%

KKB7,24%

MULTIGUNA43,53%

LAINNYA7,03%

Sumber : Laporan Bank Umum Bank Indonesia, Kredit Lokasi Proyek

Grafik4.9 Distribusi Kredit Konsumsi

MULTIGUNATOTAL KONSUMSI

KPRKKB

9,01%3,02%2,66%

-10,11%

9,83%2,11%1,53%

-18,71%

Tw II2020

Tw III2020

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

I III I III I III I III I III I III I III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

MULTIGUNA TOTAL KONSUMSI KPR KKB

Sumber : Laporan Bank Umum Bank Indonesia, Kredit Lokasi Proyek

Grafik4.10 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Berdasarkan Jenisnya

Page 62: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202042

tumbuh positif meski melambat dibanding triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan KPR untuk tipe rumah

s.d 21 dan tipe diatas 70 masing-masing sebesar

1,53% (yoy) dan 3,71% (yoy), lebih rendah dibanding

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,66%

(yoy) dan 4,94% (yoy).

Penyaluran KKB pada triwulan III 2020 terkontraksi

18,71% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan

kontraksi 10,11% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Kontraksi penyaluran KKB disebabkan oleh

terkontraksinya penyaluran kredit seluruh jenis

kendaraan bermotor (mobil roda empat, sepeda

motor, serta truk dan kendaraan roda enam lainnya).

Di sisi lain, pada triwulan III 2020, kredit multiguna

tumbuh sebesar 9,85% (yoy), lebih tinggi dibanding

triwulan sebelumnya yang tumbuh 9,01% (yoy).

Peningkatan pertumbuhan kredit multiguna terutama

bersumber dari kredit rumah tangga untuk keperluan

multiguna.

Pada triwulan III 2020, kualitas kredit konsumsi

mengalami peningkatan tercermin dari NPL sebesar

2,18% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II

2020 yang sebesar 2,33% (Grafik 4.11). Peningkatan

kualitas kredit konsumsi terjadi pada KPR, KPA,

dan KKB. NPL KPR tercatat sebesar 3,17%, lebih

rendah dibandingkan dengan 3,46% pada triwulan

sebelumnya. Sama halnya dengan KPR, NPL KPA dan

KKB masing-masing sebesar 4,48% dan 2,93%, lebih

rendah dibandingkan triwulan II 2020 yang sebesar

9,28% dan 3,07%.

2,11%

2,18%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

2,0%

2,5%

3,0%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

3,02%

2,33%

NPL KREDIT �SB.KANAN�PERTUMBUHAN KREDIT KONSUMSI

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.11 Pertumbuhan dan NPL Kredit Konsumsi

91,9

92,5

92,9

92,1

92,9

93,2

93,7

92,7

92,9

93,1

91,5

82,6

82,5

81,9

90,9

90,2

90,5

90,8

90,8

90,3

89,6

89,6

88,6

88,8

88,7

88,6

88,5

8,1

7,5

7,1

7,9

7,1

6,8

6,3

7,3

7,1

6,9

8,5

8,3

8,4

8,9

9,1

9,8

9,5

9,2

9,2

9,7

10,40

10

,41

11,44

11

,18

11,29

11

,43

11,49

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

ASET PERBANKAN KONVENSIONAL ASET PERBANKAN SYARIAH

Sumber : LBU Bank Indonesia, Aset, Jenis Kegiatan Bank

Grafik4.12 Distribusi Aset Perbankan Syariah

PEMBIAYAANASETDPK

8,65%6,73%2,77%

8,80%-2,54%-8,10%

Tw II2020

Tw III2020

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

PEMBIAYAAN ASET DPK

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Syariah

Grafik4.13 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah

4.1.4 Kinerja Perbankan Syariah Perbankan syariah pada Triwulan III 2020 mencatatkan

aset sebesar Rp8,26 triliun atau terkontraksi sebesar

2,54% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya

yang tumbuh 6,73% (yoy). Pangsa aset perbankan

syariah terhadap total aset perbankan tercatat

11,49%, meningkat dibandingkan dengan 11,43%

pada periode sebelumnya (Grafik 4.12). Besaran

pangsa aset perbankan syariah di Kalimantan Selatan

masih di atas rata-rata nasional yang berada dibawah

kisaran 5%. Hal ini menunjukkan besarnya potensi

pengembangan ekonomi syariah di Kalimantan

Selatan.

Pembiayaan berdasarkan lokasi proyek yang

disalurkan oleh perbankan syariah pada triwulan

III 2020 menunjukkan peningkatan dari triwulan

sebelumnya. Pembiayaan tercatat sebesar Rp4,80

triliun, atau meningkat 8,80% (yoy), lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,65%

(yoy); (Grafik 4.13).

Page 63: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202043

Sementara tabungan terkontraksi 7,08% (yoy), lebih

dalam dibandingkan dengan kontraksi 0,37% (yoy)

pada periode sebelumnya.

Pada triwulan III 2020, kualitas pembiayaan perbankan

syariah yang terindikasi dari Nonperforming Financing

(NPF) berada dalam batas aman dibawah 5%, meski

menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. NPF tercatat sebesar 2,91%,

lebih tinggi dibandingkan dengan 2,69% pada

triwulan II 2020 (Grafik 4.14).

4.2 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

4.2.1 Rasio Kredit UMKMPangsa pasar kredit UMKM terhadap total kredit yang

disalurkan di Kalimantan Selatan pada triwulan III 2020

sebesar 21,85% (yoy), lebih rendah dibandingkan

dengan 22,21% (yoy) pada triwulan II 2020 (Grafik

4.15).

8,80%

2,91% 0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

�30%

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

I II III IV I II III IV I II III IV H II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

8,65%

2,69%

NPFPERTUMBUHAN PEMBIAYAAN

Sumber : LBU Bank Indonesia, Aset, Jenis Kegiatan Bank

Grafik4.14 Pertumbuhan dan NPF Pembiayaan Syariah

22,46

%24

,51%

23,39

%23

,55%

23,43

%22

,58%

22,83

%21

,34%

21,21

%21

,53%

21,26

%21

,62%

22,26

%23

,12%

21,69

%20

,89%

22,00

%22

,21%

21,85

%

77,54

%75

,49%

76,61

%76

,45%

76,57

%77

,42%

77,17

%78

,66%

78,79

%78

,47%

78,74

%78

,38%

77,74

%76

,88%

78,31

%79

,11%

78,00

%77

,79%

78,15

%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2016 2017 2018 2019 2020

SHARE

% KREDIT UMKM % KREDIT NON�UMKM

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.15 RasioKreditUMKMterhadapTotalKredit

�20%

�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

I III I III I III I III I III I III I III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

USAHA MIKROUSAHA KECIL

KREDIT UMKMUSAHA MENENGAH

-3,55%-1,81%-6,69%

-12,89%

-9,76%0,09%

-2,06%1,54%

Tw II2020

Tw III2020

USAHA MIKRO KREDIT UMKM UNIT KECIL USAHA MENENGAH

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.16 PertumbuhanKreditUMKMBerdasarkanSkala Usaha

Meningkatnya pembiayaan bersumber dari

peningkatan penyaluran pembiayaan pada sektor

pertanian dan pengangkutan. Pada triwulan III 2020,

pembiayaan pada sektor pertanian tumbuh 28,68%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan 21,63%

(yoy) pada triwulan II 2020. Peningkatan pembiayaan

juga bersumber dari membaiknya pembiayaan untuk

sektor pengangkutan, meski masih terkontraksi.

Pada triwulan III 2020, pembiayaan pada sektor

pengangkutan terkontraksi sebesar 11,19% (yoy),

membaik dibandingkan dengan kontraksi 19,01%

(yoy) pada triwulan sebelumnya.

Sementara itu, pembiayaan kepada sektor

pertambangan yang memiliki pangsa lebih dari 25%

terhadap total pembiayaan syariah di Kalimantan

Selatan tetap tumbuh positif, meski melambat jika

dibandingkan dengan triwulan II 2020. Pembiayaan

sektor pertambangan pada triwulan III 2020 tumbuh

58,54% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan

60,16% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)

pada triwulan III 2020 sebesar Rp5,57 triliun atau

terkontraksi 8,10% (yoy), lebih rendah dibandingkan

periode sebelumnya yang tumbuh 2,77% (yoy).

Terkontraksinya penghimpunan dana pada triwulan

III 2020 terutama disebabkan oleh terkontraksinya

seluruh komponen DPK syariah. Giro dan deposito

masing-masing terkontraksi sebesar 25,42% (yoy) dan

4,71% (yoy), dibandingkan dengan kontraksi 12,89%

(yoy) dan 4,88%(yoy) pada triwulan sebelumnya.

Page 64: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202044

-2,78%

-2,32%

-13,58%

-1,54%

�60%

�40%

�20%

0%

20%

40%

60%

80%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.17 PertumbuhanKreditUMKMBerdasarkanJenisPenggunaan

PERTANIAN22,1%

INDUSTRIPENGOLAHAN

4,3%

KONSTRUKSI4,8%

LISTRIK, GAS DAN AIR0,1%

TAMBANG2,3%

PERDAGANGAN49,1%

PENGANGKUTAN7,0%

JASA DUNIAUSAHA

3,4%

JASA SOSIALMASYARAKAT

6,9%

LAIN�LAIN0,1%

Grafik4.18 DistribusiKreditUMKMberdasarkanLapangan usaha Usaha

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY 50%

40%

30%

20%

10%

0%

�10%

�20%

PERTANIANKREDIT UMKM

PERDAGANGANKONSTRUKSI

-11,66%-6,69%-4,59%

-16,44%

13,37%-2,06%-3,88%

-13,60%

Tw II2020

Tw III2020

PERDAGANGANKREDIT UMKM KONSTRUKSIPERTANIAN

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek

Grafik4.19 PertumbuhanKreditUMKMLapanganusaha Utama

-6,69%

-2,06%

5,48%5,48%

�10%

�5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

NPL KREDIT UMKMPERTUMBUHAN KREDIT UMKM

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.20 PertumbuhandanNPLKreditUMKM

4.2.2 Penyaluran Kredit UMKMPada triwulan III 2020, penyaluran kredit kepada UMKM

membaik meski masih terkontraksi jika dibandingkan

dengan periode sebelumnya. Kredit UMKM tercatat

sebesar Rp14,44 triliun atau terkontraksi 2,06% (yoy),

membaik dibandingkan dengan kontraksi 6,69% (yoy)

pada triwulan sebelumnya (Grafik 4.16). Membaiknya

penyaluran kredit UMKM bersumber dari jenis usaha

kecil dan menengah. Pada triwulan III 2020 kredit

usaha kecil dan menengah masing-masing tumbuh

positif sebesar 0,09% (yoy) dan 1,54% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan dengan kontraksi 1,81% (yoy)

dan 12,89% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Berbeda

dengan kredit kecil dan menengah, kredit usaha mikro

pada triwulan III 2020 terpantau masih terkontraksi

sebesar 9,76% (yoy), lebih dalam dibandingkan

dengan kontraksi 3,55% (yoy) pada triwulan II-2020.

Penyaluran kredit UMKM berdasarkan jenis

penggunaan mayoritas adalah Kredit Modal Kerja

(KMK) dengan pangsa sebesar 66,27%, diikuti Kredit

Investasi (KI) sebesar 33,73%. KMK pada triwulan III

2020 terkontraksi sebesar 2,32% (yoy), membaik jika

dibandingkan dengan kontraksi 2,78% (yoy) pada

periode sebelumnya. Sama halnya dengan KMK, KI

tercatat terkontraksi sebesar 1,54% (yoy), membaik

dibandingkan triwulan II 2020 yang kontraksi 13,58%

(yoy) (Grafik 4.17).

Dari sisi lapangan usaha ekonomi, lapangan usaha

perdagangan merupakan lapangan usaha dengan

pangsa kredit terbesar (Grafik 4.18), yakni dengan

pangsa 49,1% dari total kredit pada triwulan III 2020.

Meski terkontraksi sebesar 3,88% (yoy), namun

membaik dibandingkan dengan kontraksi 4,59% (yoy)

pada triwulan sebelumnya.

Kredit pada sektor pertanian yang merupakan pangsa

terbesar kedua terhadap kredit UMKM di Kalimantan

Selatan tumbuh sebesar 13,37% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan 11,66% (yoy) pada triwulan II

2020

Page 65: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202045

�20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

JASA MASYARAKATPERTANIAN

KREDIT UMKMPERDAGANGAN

-1,23%3,34%

-0,89%-5,34%

-6,35%-0,65%-4,04%-6,73%

Tw II2020

Tw III2020

JASA MASYARAKAT PERTANIAN KREDIT UMKM PERDAGANGAN

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek

Grafik4.21 PertumbuhanJumlahRekeningKreditUMKMBerdasarkanSkalaUsaha

1,50%

5,78%

-0,27%

-9,36%�20%�10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

KREDIT INVESTASIKREDIT MODAL KERJA

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek

Grafik4.22 PertumbuhanJumlahRekeningKreditUMKMBerdasarkanJenisPenggunaan

PERTANIAN28,9%

INDUSTRIPENGOLAHAN

4,6%

KONSTRUKSI0,3%

PERDAGANGAN53,9%

PENGANGKUTAN2,3%

JASA DUNIAUSAHA

10%

JASA SOSIALMASYARAKAT

8,9%

LAIN LAIN0,0%

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek

Grafik4.23 DistribusiJumlahRekeningKreditUMKMBerdasarkan Lapangan usaha Usaha

�20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

YOY

JASA MASYARAKATPERTANIAN

KREDIT UMKMPERDAGANGAN

-1,23%3,34%

-0,89%-5,34%

-6,35%-0,65%-4,04%-6,73%

Tw II2020

Tw III2020

JASA MASYARAKAT PERTANIAN KREDIT UMKM PERDAGANGAN

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, Kredit Sektoral

Grafik4.24 PertumbuhanJumlahRekeningKreditUMKMBerdasarkanLapanganusahaUsaha

Dari sisi kualitas, risiko kredit UMKM relatif stabil yang

tercermin dari NPL sebesar 5,48%, tidak berubah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik

4.20).

4.2.3 Rekening Kredit UMKMPerkembangan kredit UMKM dapat dilihat

dari perkembangan penyaluran kredit dan dari

pertumbuhan jumlah rekening kredit UMKM.

Jumlah rekening kredit UMKM pada triwulan III 2020

terkontraksi 4,04% (yoy), lebih dalam dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang kontraksi 0,89%

(yoy) (Grafik 4.21).

Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Modal Kerja

(KMK) mendominasi jumlah rekening kredit UMKM

dengan jumlah 171,626 ribu rekening dan pangsa

sebesar 72,46%, diikuti Kredit Investasi (KI) sebanyak

65,23 ribu dengan pangsa sebesar 27,54%. Pada

triwulan III 2020, jumlah rekening KMK tumbuh

sebesar 5,78% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

dengan 1,50% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Berbeda dengan KMK, jumlah rekening KI terkontraksi

sebesar 9,36% (yoy), lebih besar dibanding triwulan II

2020 yang kontraksi 0,27% (yoy) (Grafik 4.22).

Dari sisi lapangan usaha, kredit UMKM didominasi

oleh lapangan usaha perdagangan dengan pangsa

sebesar 53,9%, (Grafik 4.23) dengan jumlah rekening

pada triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 6,73%

(yoy), disusul lapangan usaha pertanian sebesar

28,9% dengan jumlah rekening terkontraksi sebesar

0,65% (yoy), dan jasa sosial masyarakat sebesar 8,9%

dengan jumlah rekening terkontraksi 6,35% (yoy)

(Grafik 4.24).

Page 66: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202046

Dalam rangka mendukung penguatan UMKM di

Kalimantan Selatan, pemerintah berperan dalam

penyaluran pembiayaan mikro dan ultra mikro oleh

perbankan, melalui subsidi bunga pada program Kredit

Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro

(Umi). Pada tahun 2020, Pemerintah menurunkan

suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi

sebesar 6% dengan target penyaluran sebesar Rp190

triliun, lebih tinggi dibandingkan plafon KUR tahun

2019 sebesar Rp140 triliun. KUR yang disalurkan di

Kalimantan Selatan s.d September 2020 sebesar

Rp1,838 triliun. Berdasarkan kota/kabupaten, realisasi

KUR tertinggi adalah di Kota Banjarmasin (Grafik

4.25) yang mencapai 18,02%, diikuti oleh Kabupaten

Tanah Bumbu (12,25%) dan Kabuapten Tanah Laut

(10,03%).

406,5

6

264,4

5

216,5

5

192,6

3

173,9

1

162,0

0

145,3

0

137,8

4

124,8

7

123,6

6

114,3

3

97,26

18,02%

12,25%10,03%8,92% 8,05% 7,50% 6,73% 6,38% 5,78% 5,73% 5,29% 4,50%

0%

5%

10%

15%

20%

0

100

200

300

400

500

KOTA

BAN

JARM

ASIN

KAB.

TANA

H BU

MBU

KAB.

TANA

H LA

UT

KAB.

BAN

JAR

KAB.

TABA

LONG

KAB.

KOT

ABAR

U

KOTA

BAN

JARB

ARU

KAB.

HUL

U SU

NGAI

UTA

RA

KAB.

BAR

ITO

KUAL

A

KAB.

TAPI

N

KAB.

HUL

U SU

NGAI

TENG

AH

KAB.

BAL

ANGA

N

RP MILIAR NOMINAL SHARE �SB.KANAN�

Grafik4.25 PenyaluranKURberdasarkanKabupaten/Kotas.dTWIII2020

Tabel4.3 Akses Keuangan Klaster Binaan Bank Indonesia

Sumber: Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan

No Uraian Pos APBD Wilayah

Jumlah Pelaku Usaha(UMKM)

Pinjaman (Rp.000) Status Pinjaman

KeteranganTw II - 2020

Tw III - 2020

Tw II - 2020

Tw III - 2020

Tw II - 2020

Tw III - 2020

1 Klaster Padi Unggul Kab. Tanah Bumbu - - - - - - Perbankan

Kom.Padi (Utama) Kab. Tanah Bumbu 157 157 75.000 40.000 lancar lancar Perbankan

Kom.Sapi (Ternak) Kab. Tanah Bumbu 45 45 - - - - -

2 Klaster Bawang Merah Kab. Tapin 90 90 - - - - Perbankan

3 Klaster Ampung Kab. HSU 44 44 115.000 112.000 lancar lancar Perbankan

4 Klaster Ikan Lokal Kab. HST 89 88 175.000 172.600 lancar lancar Perbankan

5 Klaster Udang Kab. Kotabaru 11 11 375.000 - lancar lancar Lunas ketika panen

Tabel4.4 Sebaran Debitur KUR Berdasarkan Kabupaten/Kota s.d Tw III 2020

Kota / Kabupaten Debitur Share %

Kota Banjarmasin 12.466 19,78%

Kab. Banjar 5.526 8,77%

Kab. Tanah Laut 6.306 10,01%

Kab. Tanah Bumbu 7.363 11,68%

Kab. Hulu Sungai Utara 4.542 7,21%

Kab. Tabalong 4.142 6,57%

Kab. Barito Kuala 3.808 6,04%

Kota Banjarbaru 4.184 6,64%

Kab. Hulu Sungai Tengah 3.969 6,30%

Kab. Tapin 3.807 6,04%

Kab. Hulu Sungai Selatan 3.787 6,01%

Kab. Kotabaru 3.124 4,96%

Kab. Balangan 3.762 5,97%

4.2.4 Peningkatan Akses Keuangan UMKM

Dalam rangka mendukung pengembangan UMKM

baik dari sisi peningkatan produksi, pemasaran, dan

akses keuangan, Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Selatan menyelenggarakan program klaster binaan.

Sampai dengan triwulan III 2020, terdapat 5 (lima)

klaster binaan yang mendapat pendampingan dari

Bank Indonesia yaitu klaster padi unggul organik di

Kabupaten Tanah Bumbu, klaster bawang merah di

kabupaten Tapin, klaster Ampulung di kabupaten

Hulu Sungai Utara, klaster budidaya ikan air tawar di

kabupaten Hulu Sungai Tengah dan klaster budidaya

udang di Kabupaten Kotabaru. Empat dari lima klaster

tersebut, mendapatkan pinjaman dari perbankan

dengan status pinjaman lancar (Tabel 4.3).

Page 67: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202047

NOMINAL SHARE �SB.KANAN�

47,82%

30,23%

8,20%5,53% 2,77% 2,64% 1,92% 0,58% 0,15% 0,12% 0,03% 0,01%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

200

400

600

800

1000

1200RP MILIAR

BESA

R DA

N E

CERA

NPE

RDAG

ANG

AN

PERT

ANIA

N, P

ERBU

RUAN

DAN

KEH

UTA

NAN

JASA

KEM

ASYA

RAKA

TAN

,SO

SIAL

BU

DAYA

, HIB

URA

NDA

N P

ERO

RAN

GAN

LAIN

NYA

INDU

STRI

PEN

GO

LAH

AN

PERI

KAN

AN

PEN

YEDI

AAN

AKO

MO

DASI

DAN

PEN

YEDI

AAN

MAK

AN M

INU

M

TRAN

SPO

RTAS

I,PE

RGU

DAN

GAN

DAN

KO

MU

NIK

ASI

REAL

EST

ATE,

USA

HA

PERS

EWAA

N, D

AN JA

SAPE

RUSA

HAA

N

JASA

KES

EHAT

AN D

ANKE

GIA

TAN

SO

SIAL

KON

STRU

KSI

JASA

PEN

DIDI

KAN

PERT

AMBA

NG

AN D

ANPE

NG

GAL

IAN

Grafik4.26 Penyaluran KUR berdasarkan Sektor Ekonomis.dTWIII2020

Total debitur yang menerima manfaat KUR di

Kalimantan Selatan s.d September 2020 mencapai

66,77 ribu debitur dengan sebaran debitur terbanyak

di kota Banjarmasin (Tabel 4.4) mencapai 12,47 ribu

debitur (19,78%) dan Kab. Banjar mencapai 7,36 ribu

debitur (11,68%). Sektor utama penerima KUR adalah

sektor perdagangan besar dan eceran mencapai

47,82% dan sektor pertanian mencapai 30,23% dari

total KUR yang disalurkan (Grafik 4.26). Adapun sektor

ekonomi lainnya adalah sektor jasa kemasyarakatan

(8,20%), dan industri pengolahan (5,53%).

Page 68: Perekonomian NOV 2020 - BI

Stabilitas Keuangan Daerah, Serta Pengembangan Akses Keuangan dan UMKMBab IV

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202048

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 69: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202049

Succes StoryKlaster Udang Banjar Baru

BOKS 2

Page 70: Perekonomian NOV 2020 - BI

November 2020 Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN 50

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki

peran penting dan strategis dalam pembangunan

ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja.

Secara kuantitas, UMKM di Kalimantan Selatan

memiliki pangsa 5,13% dari total UMKM di Indonesia.

Dari sisi tenaga kerja, UMKM mampu menyerap

tenaga kerja hingga 98,49% atau sebesar 3,13 juta

orang dari total tenaga kerja di Kalimantan. Dari

sebaran UMKM tersebut, Kalimantan Selatan memiliki

pangsa tertinggi yaitu 34,52% dari total UMKM di

Kalimantan atau sebesar 462,57 ribu, dengan serapan

tenaga kerja mencapai 83,39% dari total tenaga kerja

di Kalimantan Selatan.

Meski secara kuantitas UMKM di Kalimantan memiliki

pangsa terendah dibandingkan dengan wilayah lain,

sebagian besar UMKM di Kalimantan berada pada

level sukses dan potensial yang siap memperluas pasar

secara online dan mendapatkan akses pembiayaan.

Saat ini, pasar Utama produk UMKM di Kalimantan

sebagaian besar untuk lingkup Kabupaten/Kota

dan provinsi. Untuk naik kelas, pelaku UMKM perlu

mendapatkan dorongan dari aspek korporatisasi,

digitalisasi, dan pembiayaan. Salah satu kisah sukses

korporatisasi yang model bisnisnya berpotensi untuk

direplikasi oleh UMKM di daerah lain adalah klaster

Udang Budidaya di Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Masih rendahnya pangsa produksi udang budidaya,

serta kualitas dan kontinuitas benur yang tidak

terjamin mendorong terbentuknya UMKM binaan,

yang terdiri dari klaster mutiara biru, klaster cahaya

benur, dan klaster mandiri. Pada tahun 2019, produksi

ketiga klaster tersebut tercatat sebanyak 307,8 ton

dengan nilai ekspor mencapai Rp20 M. Namun,

pandemi COVID-19 yang meluas di awal tahun 2020

menyebabkan hambatan pada sisi bahan baku.

Page 71: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202051

Boks 2 : Success Story Klaster Udang Banjar Baru

Melalui program klasterisasi ini diharapkan dapat

meningkatkan produksi udang para petani tambak

hingga mencapai 1,2 juta ton di tahun 2020.

Selain pembenihan dan budidaya, pembentukan

klaster juga bertujuan untuk membuat pakan mandiri

yang tidak hanya digunakan oleh internal klaster, tetapi

juga dapat dipasarkan ke berbagai daerah. Melalui

sinergi dan koordinasi bersama Dinas Kelautan dan

Perikanan Kotabaru, telah dilakukan proses sertifikasi

pakan mandiri oleh Balai Perikanan Budidaya Air

Pembentukan klaster udang budidaya mengusung

konsep korporatisasi melalui pengembangan model

bisnis dengan melibatkan berbagai stakeholders. BI

bersama Pemda memberi dukungan berupa bantuan

teknis, pelatihan, dan fasilitas balai pembenihan untuk

penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya

ikan (Pokdakan) sehingga dapat mendorong akses

pembiayaan ke perbankan. Kerjasama dengan mitra

swasta juga telah terjalin melalui UPI (Unit Pengolahan

Ikan) yang berperan sebagai offtaker. Udang hasil

produksi dapat diolah dan diekspor ke berbagai

negara seperti Jepang, Taiwan, dan Singapura.

GambarB2.1 SebaranUMKWilayahKalimantan

TOTAL UMK NASIONAL: 26.07 JUTA TOTAL UMK NASIONAL: 1.34 JUTA

5.13%

9.84%

60.74%5.66%

18.63

21.89%TERHADAP

UMK KALIMANTAN

17.28%TERHADAP

UMK KALIMANTAN

34.52%TERHADAP

UMK KALIMANTAN

22.43%TERHADAP

UMK KALIMANTAN

3.88%TERHADAP

UMK KALIMANTAN

KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM KALTARA

GambarB2.2 PemetaanKapasitasUMKMKalimantan

LEVEL 01 I POTENSIALLEVEL 01 I POTENSIAL

LEVEL 02 I SUKSES

LEVEL 03 I DIGITAL

LEVEL 04 I POTENSI ESKPOR

8 UMKM 4%

116 UMKM 65%

54 UMKM 30%

1 UMKM 1%

GambarB2.3 Klaster Udang Budidaya Kotabaru

KLASTER UDANG BUDIDAYA KOTABARU

ANGGOTA KLASTER POTENSI PENGEMBANGAN

ANGGOTA KLASTERANGGOTA KLASTER LUAS TAMBAK

HA ORANG6.000 6.000

JML POKDAKAN

ANGGOTA KLASTER

ANGGOTA KLASTER

Page 72: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202052

Boks 2 : Success Story Klaster Udang Banjar Baru

sinergi dan koordinasi bersama Dinas Kelautan dan

Perikanan Kotabaru, telah dilakukan proses sertifikasi

pakan mandiri oleh BPBAT Mandiangin untuk

menjamin pasokan bahan baku memiliki mutu terbaik

dan aman untuk digunakan. Pakan yang dihasilkan

telah lolos uji Proksimat untuk kandungan protein dan

saat ini telah memasuki Uji Cara Pembuatan Pakan

Ikan yang Baik (CPPIB) di level kementerian. Adapun

pembiayaan dalam proses sertifikasi menjadi tanggung

jawab Pemda.

Penguatan klaster juga didukung oleh kemitraan

stategis antar instansi yang terjalin dari hulu hingga

Tawar (BPBAT) Mandiangin untuk menjamin pasokan

bahan baku memiliki mutu terbaik dan aman untuk

digunakan. Pakan yang dihasilkan telah lolos uji

proksimat untuk kandungan protein dan saat ini telah

memasuki Uji Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik

(CCIPB) di level kementerian. Adapun pembiayaan

dalam proses sertifikasi menjadi tanggung jawab

Pemda.

Selain pembenihan dan budidaya, pembentukan

klaster juga bertujuan untuk membuat pakan mandiri

yang tidak hanya digunakan oleh internal klaster, tetapi

juga dapat dipasarkan ke berbagai daerah. Melalui

GambarB2.4 ModelBisnisKlasterUdangKotabaru

MODEL BISNIS KLASTER UDANG KOTABARU : KEMITRAAN STRATEGIS ANTAR INSTANSI

PERAN PEMDA (PEMKAB & KKP)• Memfasilitasi Balai Pembenihan telah ada PKS (Perjanjian Kerjasama) selama 3 tahun• Teknik budidaya tambak organik

PROFIL• Nelayan udang; Pengelola tambak udang sbg pekerjaan sampingan• Pembiayaan mandiri• Memiliki potensi untuk naik kelas

SUPPLY KE UPIHasil produksi udang budidaya para petambak akan dipasok ke mitraswasta:• PT. Misaja Mitra• PT. Kalimantan Fishery• PT. Kalimantan Fishery

KONDISI EXISTINGSaat ini, pembiayaan kepada para nelayan/petambak umumnya diperoleh dari Aggregator yang juga bertindak sebagai Ketua Kelompok dari Klaster Mutiara Biru

Sinergi antara Bank Indonesia bersama Dinas Perikanan dan Kelautan Kotabaru, melalui Program Kementrian Perikanan dan Kelautan diharapkan dapat meningkatkan produksi udang para petani tambak

PERAN BIMemberikan bantuan, baik bantuan fisik (pakan, mesin pakan, benur) dan bantuan teknis berupa pelatihan kepada para anggota Pokdakan

PERMASALAHAN• Benih masih dipasok dari luar Kalsel• Tangkapan udang laut semakin jauh akibat overfishing• Produksi udang masih didominasi oleh hasil tangkap (90%)

KENDALA AKSES PEMBIAYAAN• Tidak semua nelayan/petambak udang memiliki SHM• Masih rendahnya literi keuangan• Skal bisnis yang terbatas

PENGIRIMAN UNTUK EKSPORLebih lanjut, udang akan diolah oleh tiga mitra tsb dan diekspor ke berbagai negara

NELAYAN INDIVIDU

PENINGKATAN KAPASITAS

KORPORATISASI

UMKM “NAIK KELAS”

PEMBIAYAAN

UMKM POTENSI EKSPOR

PEMASOK KE UPI

(UNIT PENGOLAHAN IKAN)

Rp

GambarB2.5 SinergiAntaraPOKDAKANKlasterUdangBudidayadenganDKPKotabaru

Page 73: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202053

Boks 2 : Success Story Klaster Udang Banjar Baru

hilir. Dukungan pada sisi hulu meliputi bantuan fisik

dan teknis oleh Bank Indonesia yang disalurkan melalui

Program Sosial Bank Indonesia (PSBI). Selanjutnya,

sinergi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan

(KKP) Takalar dan Akademisi dalam pengembangan

inovasi proses budidaya dan peningkatan literasi

keuangan oleh PT. Pelindo III mendorong penguatan

pada sisi midstream. Sementara di sisi hilir, UPI

menyambut baik kerjasama ini karena mampu

mendorong optimalisasi kapasitas produksi mitra

swasta yang saat ini hanya 70%. Dengan adanya

klaster ini, produktivitas udang meningkat, efisiensi

biaya melalui fasilitasi balai benih dan pembuatan

pakan mandiri, kepastian pasar karena adanya

kerjasama antara klaster dan UPI sebagai offtaker,

serta memudahkan pemberian bantuan teknis kepada

klaster dan memperbesar akses pembiayaan ke

lembaga keuangan.

Page 74: Perekonomian NOV 2020 - BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 75: Perekonomian NOV 2020 - BI
Page 76: Perekonomian NOV 2020 - BI

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang RupiahBab V

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202056

• PadatriwulanIII2020,transaksiSistemKliringNasional(SKN)diKalimantanSelatanterkontraksisebesar0,61%(yoy),melambatdibandingtriwulanII2020yangtumbuhsebesar7,23%(yoy).Sementaraitu,transaksiReal Time Gross Settlement(RTGS)jugaterkontraksisebesar25,33%(yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnyayangterkontraksisebesar19,07%(yoy).

• Kontraksi transaksi SKN dan RTGS disebabkan olehpenurunan aktivitas perekonomian dan penyesuaian waktu operasional oleh Bank Indonesia hingga Agustus 2020, sejalan dengan kebijakan pemerintah untukmengurangi aktivitas selama pandemi.

• Transaksi kas Bank IndonesiaKalimantan Selatanpadatriwulan III 2020 mengalami aliran masuk bersih (net inflow) sebesarRp1,08triliun,meningkatdibandingkantriwulan sebelumnya yang mengalami aliran masuk bersih sebesar Rp0,35 triliun. Peningkatan aliran uangmasuk bersih tersebut didorong oleh kembali masuknya uang kartal pasca periode Hari Besar Keagamaan danNasional(HBKN)IdulFitriditriwulanII2020.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Bab V

Page 77: Perekonomian NOV 2020 - BI

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang RupiahBab V

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202057

PERTUMBUHAN YOY �RHS�LEVEL

6,34

6,86

7,23

-0,61

�40

�20

0

20

40

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q32017 2018 2019 2020

RP TRILIUN % YOY

Sumber : Bank Indonesia, SKNBI

Grafik5.1 TransaksiSKNBI

PERTUMBUHAN YOY �RHS�LEVEL

25

32

-19,07

-25,33

�40

�20

0

20

40

60

0

20

40

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q32017 2018 2019 2020

RP TRILIUN % YOY

Sumber : Bank Indonesia, Transaksi RTGS

Grafik5.2 TransaksiRTGS

PerkembanganAPMKdanUangElektronikdiKalimantanSelatanGambar5.1

5.1 TRANSAKSI SKN, RTGS & APMK

Pada triwulan III 2020, secara tahunan nominal transaksi

Sistem Kliring Nasional (SKN) tercatat sebesar Rp6,86

triliun atau terkontraksi 0,61% (yoy) dibandingkan

triwulan III 2019 yang sebesar Rp6,90 triliun (Grafik

5.1). Dari sisi volume, volume transaksi SKNBI yang

juga terkontraksi sebesar 6,13%(yoy). Kontraksi

nominal dan volume SKN tersebut disebabkan oleh

aktivitas perekonomian yang tertekan akibat pandemi

COVID-19. Seiring dengan mulai meningkatnya

aktifitas perekonomian, nominal transaksi SKN di

triwulan III 2020 meningkat dibandingkan triwulan II

2020 yang tercatat Rp6,34 triliun.

Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar Rp32 triliun atau

mengalami kontraksi sebesar 25,33% (yoy), lebih

dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 19,07% (yoy) dengan nominal

transaksi sebesar Rp25,09 triliun (Grafik 5.2).

Penurunan aktivitas perekonomian mendorong

penurunan transaksi RTGS pada triwulan III 2020.

Selain itu, sebagai upaya pencegahan penularan

COVID-19 di lingkungan perbankan, Bank Indonesia

juga melakukan pengurangan waktu cut-off BI-RTGS

selama 2 jam, yang sebelumnya berakhir pukul 19.00

WIB menjadi pukul 17.00 WIB yang berlaku hingga 18

Agustus 2020.

Total jumlah Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

(APMK) baik kartu kredit, kartu debit dan kartu ATM

pada triwulan III 2020 di Kalimantan Selatan mencapai

2,92 juta kartu. Sementara itu, jumlah pengguna

Uang Elektronik baik yang berbasis kartu maupun

server mencapai 298 ribu pengguna. Berdasarkan

penggunaan, kartu kredit terutama digunakan untuk

transaksi belanja offline sebanyak Rp139,5 miliar,

Page 78: Perekonomian NOV 2020 - BI

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang RupiahBab V

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202058

diikuti transaksi online sebanyak Rp44,4 miliar dan

tarik tunai sebanyak Rp7,17 miliar. Risiko kartu kredit

di Kalimantan Selatan masih terjaga. Rasio Non

Performing Loan (NPL) kartu kredit sebesar 3,77%.

Sedangkan kartu debit terutama digunakan untuk

tarik tunai dengan total mencapai Rp10,05 triliun,

transaksi offline sebesar Rp630,42 miliar dan transaksi

online sebesar Rp1,13 miliar. Jumlah Anjungan Tunai

Mandiri (ATM) di Kalimantan Selatan sebanyak 1.357

unit. Sementara itu, transaksi Uang Elektronik (UE) di

Kalimantan Selatan masih belum signifikan. Selama

triwulan III 2020, jumlah nominal transaksi UE untuk

transaksi offline sebesar Rp333,48 miliar dan jumlah

mesin reader sebanyak 4.474 unit.

5.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH5.2.1 Aliran Uang KartalAliran transaksi kas Bank Indonesia Kalimantan Selatan

selama triwulan III 2020 mengalami aliran masuk

bersih (net inflow) sebesar Rp1,08 triliun, meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami

aliran masuk bersih sebesar Rp0,35 triliun. Peningkatan

aliran uang masuk bersih tersebut sesuai dengan

aliran uang kartal yang masuk kembali pasca periode

Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Idul Fitri

di triwulan II 2020 (Grafik 5.4). Aliran uang masuk

(inflow) tercatat sebesar Rp2,81 triliun, sedangkan

aliran uang keluar (outflow) sebesar Rp1,73 triliun.

5.2.2 Kegiatan Layanan Sistem Pembayaran

Terobosan terus dilakukan oleh Bank Indonesia

Kalimantan Selatan untuk meningkatkan layanan

Sistem Pembayaran tunai, antara lain melakukan

kerjasama penukaran uang pecahan kecil dengan

perbankan, optimalisasi kas titipan dan kas keliling.

Selanjutnya, untuk meningkatkan layanan nontunai,

Bank Indonesia melakukan berbagai kegiatan sosialisasi

dan edukasi ketentuan, mendorong elektronifikasi di

lingkungan Pemda, dan melakukan supervisi terhadap

Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA)

Bukan Bank.

Pada triwulan III 2020, tercatat seluruh Pemda

baik di Tingkat I maupun Tingkat II di Kalimantan

Selatan telah memiliki Peraturan Daerah (Perda)

yang mengatur elektronifikasi transaksi keuangan

daerah. Pencapaian implementasi SP2D daring

(online) tercatat sebesar 78,5% Pemda (11 dari 14

Pemda) yang telah melakukan elektronifikasi. Secara

keseluruhan, elektronifikasi transaksi pengeluaran

sudah mencapai 75% untuk ETP belanja pemda dan

38% untuk pendapatan pemda. Sedangkan untuk

integrasi Cash Management System (CMS) & Sistem

Keuangan Daerah (SISKEUDA) belum terdapat pemda

yang melakukan implementasi. Bank Indonesia

bersama Pemda terus mendorong peningkatan

elektronifikasi keuangan Pemda melalui berbagai

langkah dan kegiatan. Hal ini mengingat peningkatan

elektronifikasi transaksi keuangan daerah berperan

strategis dalam meningkatkan transparansi dan

akuntabilitas serta peningkatan pendapatan daerah.

Sementara itu, pada triwulan III 2020 jumlah Keluarga

Penerima Manfaat (KPM) program bantuan sosial

nontunai di Kalimantan Selatan berdasarkan data

Kementerian Sosial Republik Indonesia mencapai

INFLOW OUTFLOW NETFLOW

2,78

2,81

-2,43

-1,73

0,3

5 1,08

�4

�3

�2

�1

0

1

2

3

4

5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q32017 2018 2019 2020

RP TRILIUN

Sumber : Bank Indonesia

Grafik5.3 AliranMasukdanKeluarPerkasan

Page 79: Perekonomian NOV 2020 - BI

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang RupiahBab V

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202059

Tabel5.1 Data Triwulanan Kas Titipan Triwulan III - 2020 (Rp juta, kecuali disebutkan lain)

Bulan

PECAHAN UANG KERTAS PECAHAN UANG LOGAM

Grand Total 100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50

Jul 136.800,00 103.750,00 1.880,00 1.130,00 610,00 312,00 55,00 85,00 27,50 12,00 4,00 244.665,50

Ags 102.000,00 60.250,00 1.200,00 1.460,00 725,00 330,00 110,00 74,00 37,50 18,00 6,00 166.210,50

Sep 183.000,00 115.350,00 1.920,00 1.690,00 1.015,00 524,00 75,00 51,00 30,00 11,00 6,00 303.672,00

Tw II 421.800,00 279.350,00 5.000,00 4.280,00 2.350,00 1.166,00 240,00 210,00 95,00 41,00 16,00 - 714.548,00

Sumber: Bank Indonesia

100,00% untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan

93,87% untuk Program Sembako.

Secara nominal, penyaluran dan penyerapan bantuan

sosial nontunai terus meningkat sejalan dengan

program pemerintah pada masa pandemi COVID-19.

Pada triwulan III 2020, penyerapan untuk PKH

mencapai 98,41% atau Rp70,05 miliar dan 88,16%

untuk Program Sembako atau Rp657,91 miliar.

Sementara itu, secara spasial penyaluran bantuan

PKH paling tinggi di kabupaten Barito Kuala dengan

penyerapan sebesar 99,76%, sedangkan penyerapan

paling rendah di Kabupaten Kotabaru dengan

penyerapan 95,21%.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan

Selatan terus melakukan pengawasan rutin secara

langsung (on site inspection) maupun tidak langsung

(off site inspection) terhadap Kegiatan Usaha

Penukaran Valuta Asing (KUPVA) Bukan Bank sebagai

upaya menanggulangi risiko Anti Pencucian Uang

dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)

dalam transaksi valuta asing. Sampai dengan triwulan

III 2020, terdapat 2 KUPVA BB terdaftar di wilayah

Kalimantan Selatan.

5.2.3 Penyediaan Uang Layak EdarDalam rangka meningkatkan kualitas dan ketersediaan

uang kartal di masyarakat, Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan terus

berkomitmen melaksanakan program-program

pelayanan perkasan yang lebih baik. Salah satunya

melalui program kas keliling yang bertujuan menyerap

langsung uang tidak layak edar di masyarakat.

Seiring dengan arahan Pemerintah untuk mengurangi

pertemuan secara fisik selama pandemi COVID-19,

Bank Indonesia Kalimantan Selatan menghentikan

sementara kegiatan kas keliling selama triwulan II dan

triwulan III 2020.

Walaupun demikian untuk tetap memenuhi

kebutuhan uang kartal masyarakat di masa pandemi

maka kegiatan penukaran dioptimalkan melalui

perbankan. Penukaran uang yang sebelumnya

dilakukan secara langsung di loket Kantor Perwakilan

Bank Indonesia baik untuk penukaran uang lusuh dan

uang rusak masyarakat dioptimalkan untuk dilakukan

oleh perbankan sebagai kepanjangan tangan Bank

Indonesia.

Sebagai bentuk upaya Bank Indonesia dalam

menjaga ketersediaan uang rupiah di seluruh wilayah

Kalimantan Selatan, saat ini terdapat 2 (dua) lokasi

kas titipan untuk menjangkau wilayah yang jauh

dari Kantor Bank Indonesia di Banjarmasin yaitu di

Kecamatan Batu Licin, Kabupaten Tanah Bumbu dan

di Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong. Total

distribusi ke Kas Titipan selama triwulan III 2020

Page 80: Perekonomian NOV 2020 - BI

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang RupiahBab V

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202060

Tabel5.2 Data Triwulanan Penukaran Uang Kartal Triwulan III - 2020 (Rp juta, kecuali disebutkan lain)

Sumber: Bank Indonesia

Bulan

PECAHAN UANG KERTAS PECAHAN UANG LOGAM

Grand Total 100.000 75.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50

Jul 537 0 278 122 212 162 93 15 13 3 1 1 0 1.437

Ags 706 261 217 86 123 105 58 12 11 6 1 1 0 1.586

Sep 928 2.117 277 92 208 164 77 24 13 6 2 2 0 3.910

Tw II 2.171 2.377 772 300 543 431 228 52 37 15 4 4 0 6.933

sebesar Rp714,54 miliar (Tabel 5.1) turun 27,92%

dibandingkan triwulan II 2019 yang sebesar Rp 991,40

miliar.

Sementara itu, total penukaran uang oleh perbankan

di loket Bank Indonesia pada triwulan III 2020 sebesar

Rp6,93 triliun (Tabel 5.2) turun 29,97% dibandingkan

triwulan II 2019 yang sebesar Rp9,90 triliun.

Page 81: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202061

Pandemi Mendorong Percepatan Digitalisasi: Peningkatan Aktivitas Ekonomi dan Akselerasi UMKM Melalui E-commerce

BOKS 3

Page 82: Perekonomian NOV 2020 - BI

November 2020 Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN 62

Pandemi COVID-19 mendorong perubahan terhadap

berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk

pergeseran pola belanja serta transaksi pembayaran

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Meskipun

perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

mengalami kontraksi pada triwulan II dan III 2020,

namun transaksi e-commerce justru mengalami

peningkatan. Peningkatan baik dari sisi nominal

maupun jumlah transaksi e-commerce terjadi pada

triwulan III 2020, dengan pertumbuhan nominal

transaksi sebesar 65,6% (yoy) dan pertumbuhan

jumlah transaksi sebesar 141,1% (yoy). Dalam

melakukan transaksi belanja di e-commerce, metode

pembayaran melalui transfer bank masih menjadi

preferensi utama masyarakat, diikuti oleh uang

elektronik. Jumlah akun pembeli dan penjual yang

berdomisili Kalimantan Selatan juga mengalami

pertumbuhan yang signifikan. Perubahan pola belanja

tersebut diharapkan juga dapat dimanfaatkan oleh

UMKM di Kalimantan Selatan untuk memasarkan

produknya secara digital melalui penjualan barang

dan jasa melalui berbagai platform e-commerce

termasuk penggunaan pembayaran nontunai.

Page 83: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202063

Boks 3 : Pandemi Mendorong Percepatan Digitalisasi: Peningkatan Aktivitas Ekonomi dan Akselerasi UMKM Melalui E-commerce

Pandemi COVID-19 mendorong perubahan terhadap

berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk

pergeseran pola belanja serta transaksi pembayaran

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan. Mobilitas

dan aktivitas masyarakat yang terbatas di tengah

kebijakan pembatasan dari pemerintah untuk

menekan penyebaran virus, menjadi peluang

tumbuhnya kegiatan ekonomi berbasis digital melalui

pemanfaatan berbagai platform e-commerce serta

pembayaran digital dalam bertransaksi.

Meskipun perekonomian Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami kontraksi pada triwulan II dan

III 2020 (Grafik B3.1), namun jumlah transaksi dan

nominal belanja melalui e-commerce menunjukkan

pertumbuhan yang positif (Grafik B3.2). Transaksi

e-commerce mengalami peningkatan tajam di

triwulan II dan III 2020, bahkan cukup tinggi pada

triwulan III (141,1% yoy). Sampai dengan September

2020, secara kumulatif terdapat 7,06 juta transaksi

GrafikB3.1 Pertumbuhan Ekonomi dan Konsumsi RumahTanggaProvinsiKalimantanSelatan

e-commerce di Kalimantan Selatan. Seiring dengan

peningkatan jumlah transaksi, nominal belanja

juga meningkat. Pada periode yang sama, nominal

belanja naik sebesar 65,6% (yoy) dengan total

sebesar Rp1,87 triliun.

Dalam melakukan transaksi belanja di e-commerce,

metode pembayaran melalui transfer bank masih

menjadi preferensi utama masyarakat, diikuti oleh

uang elektronik dan cash on delivery (COD) (Grafik

3.3). Proporsi penggunaan metode pembayaran

transfer bank relatif terus menurun sementara

penggunaan uang elektronik cenderung meningkat.

Per September 2020, penggunaan metode transfer

bank turun sebesar 31,80% (yoy). Porsi metode

transfer juga turun dari 59,87% menjadi 40,83%.

Penggunaan uang elektronik meningkat 93,04%

(yoy) dengan proporsi/share penggunaan yang

meningkat dari 14,87% menjadi 28,79%.

Jumlah akun pembeli yang berdomisili di Kalimantan

Selatan juga menunjukkan peningkatan signifikan

yaitu sebesar 95,84% (yoy) pada triwulan III 2020.

Tren peningkatan akun pembeli meningkat tajam

pada 2 kuartal terakhir, termasuk triwulan II 2020

yaitu sebesar 62,32% (yoy), lebih tinggi dari rata-rata

peningkatan secara tahunan tiap kuartal pada 2019

yang sebesar 28,55% (yoy).

Per September 2020, terdapat 336 ribu akun pembeli

yang berdomisili di Provinsi Kalimantan Selatan pada

beberapa platform e-commerce. Jumlah tersebut

merupakan 7,80% dari jumlah total penduduk

yang sebesar 4,3 juta jiwa (Proyeksi BPS, 2020).

Persentase ini lebih rendah dari rata-rata nasional

GrafikB3.3 NominalTransaksie-commerceBerdasarkanMetodePembayaran

GrafikB3.2 JumlahTransaksiBelanjaMelaluie-commerce di Provinsi Kalimantan Selatan

-4,68

-0,67

�4

�2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II III2018 2019 2020

% YOY

PDRB KALSEL KONSUMSI RT

% YOY141,1%

0

50

100

150

0

1

2

3

4

I II III IV I II III IV I II III2018 2019 2020

JUTA

JUMLAH TRANSAKSI PERTUMBUHAN TRANSAKSI �RHS�

MILYAR RP% TOTAL TRANSAKSI

TOTAL NOMINAL �RHS� TRANSFER BANKCOD / TUNAI KREDIT / DEBIT ONLINE

KIOS / MINIMARKETUANG ELEKTRONIK

KREDIT TANPA KARTULAINNYA

805

39%

13%

0

200

400

600

800

1.000

0

20

40

60

80

100

1Q18 2Q18 3Q18 4Q18 1Q19 2Q19 3Q19 4Q19 1Q20 2Q20 3Q20

29%

Page 84: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202064

Boks 3 : Pandemi Mendorong Percepatan Digitalisasi: Peningkatan Aktivitas Ekonomi dan Akselerasi UMKM Melalui E-commerce

sebesar 9,34%, namun sedikit lebih tinggi dari

rata-rata Kalimantan yang sebesar 7,25% (Grafik

B3.4). Kalimantan Timur menjadi provinsi dengan

jumlah akun pembeli di e-commerce terbanyak di

Kalimantan, yaitu sebanyak 342 ribu akun dengan

total nominal transaksi mencapai Rp2,20 triliun per

September 2020.

Pola belanja masyarakat Kalimantan selatan melalui

platform e-commerce berdasarkan kategori produk

cenderung tidak berubah, baik sebelum maupun

selama pandemi COVID-19. Belanja didominasi

oleh produk fashion, personal care & kosmetik, serta

handphone & aksesoris. Pada September 2020,

share ketiga kategori produk tersebut masing-masing

sebesar 27%, 19% dan 13% dari total nominal

transaksi pembelian (Grafik B3.5).

Selain jumlah akun pembeli, pertumbuhan jumlah

akun penjual yang berdomisili Provinsi Kalimantan

Selatan juga menunjukkan peningkatan signifikan.

Pada triwulan II 2020 meningkat 60,6% (yoy) dan

86,3% (yoy) di triwulan III. Peningkatan tersebut

lebih tinggi dari rata-rata peningkatan triwulanan

pada 2019 yang tumbuh sebesar 32,95% (yoy)

(Grafik B3.6).

Per September 2020, terdapat 8,8 ribu akun penjual

yang berdomisili di Provinsi Kalimantan Selatan

pada beberapa platform e-commerce. Kalimantan

Selatan menjadi provinsi dengan jumlah akun

penjual terbanyak di Kalimantan. (Grafik B3.7).

Sampai September 2020, secara nominal penjualan

GrafikB3.4 Jumlahakune-commerceperprovinsidiKalimantan dan pangsa terhadap jumlah penduduk

e-commerce di Provinsi Kalimantan Selatan tercatat

sebesar Rp344,9 miliar, peringkat kedua setelah

Provinsi Kalimantan Barat dengan nominal penjualan

sebesar Rp364,3 miliar.

Provinsi Kalimantan Selatan dapat dikatakan masih

sebagai konsumen dari produk-produk yang tersedia

di e-commerce, dengan rasio nilai penjualan terhadap

pembelian sebesar 18,24%. Sampai dengan

September 2020, nilai pembelian secara akumulatif

tercatat sebesar Rp1,87 Triliun. Sementara itu, total

nominal penjualan mencapai Rp345 miliar.

Penjual platform e-commerce masih didominasi

Pulau Jawa dengan jumlah akun penjual mencapai

91,2% dari akun penjual secara nasional. Provinsi DKI

Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah penjual

tertinggi sebanyak 490 ribu atau 39,6% dari akun

penjual nasional, diikuti oleh Jawa Barat sebanyak

GrafikB3.6 JumlahAkunPenjualBerdomisiliKalimantan Selatan di e-commerce

GrafikB3.5 NominalTransaksi e-commerce Berdasarkan Kategori Produk

%RIBU AKUN

JUMLAH PEMBELI % PENDUDUK

8%9%

6% 6% 6%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

0

50

100

150

200

250

300

350

KALSEL KALTIM KALBAR KALTENG KALTARA

MILYAR RUPIAH

PERSONAL CARE & KOSMETIKOLAHRAGA

FASHIONPERLENGKAPAN RT & KANTOR

HANDPHONE & AKSESORISOTOMOTIF & AKSESORIS

KOMPUTER & AKSESORISKELEKTRONIK HOBI & KOLEKSI LAINNYA

RP217M; 27%

RP145M; 19%

RP98M; 13%

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV I II III2018 2019 2020

% �YOY�RIBU AKUN

JUMLAH PENJUAL PERTUMBUHAN PENJUAL �RHS�

60,6%

86,3%

0

20

40

60

80

100

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III2018 2019 2020

Page 85: Perekonomian NOV 2020 - BI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202065

Boks 3 : Pandemi Mendorong Percepatan Digitalisasi: Peningkatan Aktivitas Ekonomi dan Akselerasi UMKM Melalui E-commerce

390 ribu atau 24,3% total akun penjual nasional.

Dari sisi nominal, penjualan juga masih didominasi

pulau jawa yaitu sebesar 93,33% dari total penjualan

nasional dengan nominal mencapai 43% dari total

nominal penjualan.

Pergeseran pola belanja dan pembayaran masyarakat

dalam memenuhi kebutuhannya akibat pandemi

COVID-19 diharapkan dapat dimanfaatkan oleh

UMKM di Kalimantan Selatan untuk memasarkan

produknya secara digital melalui penjualan

barang dan jasa di berbagai platform e-commerce

termasuk penggunaan pembayaran nontunai untuk

transaksinya. Dengan digitalisasi, batasan geografis

tidak lagi menjadi hambatan bagi UMKM untuk

melakukan pemasaran dan mengembangkan usaha.

Kemudahan tersebut tidak hanya memudahkan

masyarakat Kalimantan Selatan untuk meningkatkan

konsumsi namun juga meningkatkan produksi

sehingga penjualan produk lokal Kalimantan Selatan

ke berbagai wilayah juga dapat terus berkembang.

GrafikB3.7 Nominal Penjualan Provinsi di Kalimantan

Data diperoleh dari beberapa platform e-commerce di Indonesia sehingga belum mencerminkan populasi

Perkembangan e-commerce yang disampaikan dalam tulisan ini dapat menjadi indikasi namun belum mewakili kondisi secara keseluruhan

40%

27%

25%

6%2%

KALSEL

KALTIM

KALBAR

KALTENG

KALTARA

Page 86: Perekonomian NOV 2020 - BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 87: Perekonomian NOV 2020 - BI

Foto : Lokbaintan, Banjarmasin

Page 88: Perekonomian NOV 2020 - BI

Ketenagakerjaan Dan KesejahteraanBab VI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202068

• Kondisi ketenagakerjaan Provinsi Kalimantan Selatan (dataAgustus2020)mengalamiperbaikandibandingkantahunsebelumnya. TingkatPartisipasiAngkatanKerja(TPAK) meningkat dari 68,77% pada Agustus 2019menjadi 69,33%. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)sebesar4,74%,naikdari4,18%diAgustus2019.

• PadatriwulanIII2020,NilaiTukarPetani(NTP)tercatatsebesar 99,81. Secara tahunan, NTP meningkat 5,06%(yoy)atausecaratriwulananmeningkat1,34%(qtq).

• IndeksPembangunanManusia(IPM)KalimantanSelatanmeningkat dari 70,17 pada tahun 2018menjadi 70,72pada tahun2019. Secaraumum, indekspembangunanmanusia terus mengalami kemajuan selama periode 2010hingga2019.

Ketenagakerjaandan Kesejahteraan

Bab VI

Page 89: Perekonomian NOV 2020 - BI

Ketenagakerjaan Dan KesejahteraanBab VI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202069

6.1 KETENAGAKERJAANKetenagakerjaan pada Agustus 2020 cenderung

mengalami perbaikan dibandingkan tahun

sebelumnya. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

(TPAK) berdasarkan rilis ketenagakerjaan meningkat

dari 68,77% pada Agustus 2019 menjadi 69,33%

pada Agustus 2020. Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) tercatat sebesar 4,74%, naik dari 4,18% (Tabel

6.1).

TPT Kalimantan Selatan masih berada di bawah angka

TPT nasional yang sebesar 7,07%. Kenaikan TPT

pada Agustus 2020 juga terjadi di seluruh provinsi di

Kalimantan, kecuali Kalimantan Utara (Grafik 6.1).

Jumlah penduduk yang bekerja tercatat 2,08 juta

jiwa, terdapat penambahan 37.490 jiwa dari tahun

sebelumnya. Sementara itu, angka pengangguran

meningkat dari 89.270 jiwa pada tahun sebelumnya,

menjadi 103.650 jiwa.

Dari sisi komposisi penyerapan lapangan pekerjaan

utama, hampir seluruh sektor mengalami penurunan

kontribusi penyerapan tenaga kerja kecuali sektor

pertanian dan transportasi, pergudangan dan

komunikasi. Sektor jasa kemasyarakatan mengalami

penurunan sebesar 1,00%, diikuti oleh penurunan

sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan

dan jasa perusahaan: sektor pertambangan; sektor

perdagangan, rumah makan dan akomodasi; serta

sektor industri masing-masing sebesar 0,46%, 0,42%,

0,37% dan 0,32%. Sementara itu, penyerapan tenaga

kerja di sektor pertanian dan sektor transportasi,

pergudangan dan komunikasi meningkat masing-

masing sebesar 2,68% dan 0,10% (Tabel 6.2)

KALIMANTANBARAT

KALIMANTANTENGAH

KALIMANTANSELATAN

KALIMANTANTIMUR

KALIMANTANUTARA

NASIONAL

AGT 19 AGT 20

4,35

4,04 4,18

5,94

4,49 5,2

35,81

4,58 4,74

6,87

4,97

7,07

0

2

4

6

8 %

Sumber : BPS (diolah)

Grafik6.1 TingkatPengangguranTerbuka(TPT)AntarProvinsi di Kalimantan

Tabel6.2 Perkembangan Serapan Tenaga Kerja Sektoral

Sumber: BRS Keadaan Ketenagakerjaan Kalsel Agt 2020 BPS Kalsel (diolah)

Lapangan Pekerjaan Utama Feb-16 Feb-17 Feb-18

Pertanian 34,49 30,65 33,33

Pertambangan 3,76 3,81 3,39

Industri 8,75 9,11 8,79

Listrik, Gas dan Air Minum 0,64 0,53 0,48

Konstruksi 4,50 5,39 5,23

Perdagangan, Rumah Makan dan Akomodasi

25,42 27,02 26,65

Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 4,95 4,50 4,60

Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa

2,37 2,34 1,88

Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan

15,12 16,65 15,65

Total 100,00 100,00 100,00

FORMAL INFORMAL

39,93 43,19 39,18

60,07 56,81 60,82

0

20

40

60

80

100

AGT 18 AGT 19 AGT 20

%

Grafik6.2 PerkembanganStatusTenagaKerjaberdasarkanFormal-Informal

Tabel6.1 Perkembangan Kondisi Ketenagakerjaan (dalam ribu jiwa, kecuali disebutkan lain)

Sumber: BRS Keadaan Ketenagakerjaan Kalimantan Selatan Agustus, BPS Kalsel (diolah)

UraianAgs 2018

Ags 2019

Ags 2020

Penduduk Usia Kerja 3.056,773 3.104,747 3.154,399

1. Penduduk Angkatan Kerja 2.131,858 2.135,100 2.186,967

a. Bekerja 2.039,048 2.045,831 2.083,319

b. Pengangguran 92,810 89,269 103,648

2. Penduduk Bukan Angkatan Kerja 924,915 969,647 967,432

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,74 68,77 69,33

Laki-Laki (%) 84,22 83,22 82,91

Perempuan (%) 54,98 54,05 55,50

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 4,35 4,18 4,74

Perkotaan (%) 6,52 5,84 6,45

Pedesaan (%) 2,61 2,79 3,34

Page 90: Perekonomian NOV 2020 - BI

Ketenagakerjaan Dan KesejahteraanBab VI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202070

Formal

Non Formal

BERUSAHA DIBANTU BURUH TETAP

BURUH / KARYAWAN / PEGAWAI

PEKERJA TAK DIBAYAR

PEKERJA BEBAS

BERUSAHA SENDIRI

BERUSAHA DIBANTU BURUH TIDAK TETAP

2019

2020

36,15

6,54

5,0413,02

23,56

15,203,15

15,84

22,13

16,31

3,03

40,04

Sumber : BPS diolah

Grafik6.3 StatusTenagaKerjaberdasarkanJenisPekerjaan

INDEKS KETERSEDIAAN LAP. KERJA INDEKS KETERSEDIAAN LAP. KERJA �6 BULAN MENDATANG�

TW II 2020 TW III 2020 TW II 2020 TW III 2020

28,33

86,67

36,25

102,36

0

20

40

60

80

100

120

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik6.4 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN �6 BULAN MENDATANG�

TW II 2020 TW III 2020 TW II 2020 TW III 2020

42,08

98,61

60,97

118,75

0

20

40

60

80

100

120

140

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik6.5 Indeks Penghasilan Konsumen

Kenaikan TPT juga seiring dengan penurunan pangsa

tenaga kerja formal, sebesar 39,18%, menurun

dibandingkan Agustus 2019 sebesar 43,19% (Grafik

6.2)

Dilihat dari sisi status pekerjaan utama, penduduk

yang bekerja sebagai buruh/karyawan mengalami

penurunan menjadi 36,15%, diikuti penduduk

yang berusaha sendiri 22,13%, dan penduduk

yang berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar

16,31%. Penduduk yang bekerja sebagai pekerja tak

dibayar mengalami peningkatan menjadi 15,84% dari

13,02%. Selain itu, penduduk yang bekerja sebagai

pekerja bebas dan berusaha dibantu buruh tidak tetap,

juga mengalami peningkatan masing-masing menjadi

sebesar 6,54% dan 16,31% dari sebesar 5,04% dan

15,20%

Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia menunjukkan

bahwa indeks ketersediaan lapangan kerja pada

triwulan III 2020 tercatat sebesar 36,25, meningkat

dari triwulan sebelumnya yang sebesar 28,33 (Grafik

6.4). Level indeks masih berada dalam kondisi

pesimis, tercermin dari angka indeks di bawah

100. Kondisi yang masih pesimis tersebut terutama

dipengaruhi penurunan kinerja sektor utama yaitu

sektor pertambangan, perdagangan, rumah makan

dan akomodasi serta sektor industri.

Kenaikan angka indeks tersebut mencerminkan

persepsi optimisme masyarakat akan ketersediaan

lapangan kerja saat ini. Untuk ketersediaan lapangan

kerja pada enam bulan ke depan, responden

menunjukkan persepsi dalam level yang meningkat,

tercermin dari angka indeks sebesar 102,36 pada

triwulan III 2020 (Grafik 6.4).

6.2 KESEJAHTERAAN6.2.1 Daya Beli MasyarakatPada triwulan III 2020, daya beli masyarakat

mengalami kenaikan tercermin dari Indeks

Penghasilan Konsumen (IPK) sebesar 60,97,

meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar

42,08 (Grafik 6.5). Perbaikan daya beli masyarakat

terkonfirmasi dari data Nilai Tukar Petani (NTP)

gabungan dan Indeks Harga yang Diterima Petani

yang sedikit membaik. Sementara itu, data ekspektasi

penghasilan konsumen enam bulan ke depan juga

meningkat. Indeks penghasilan konsumen naik dari

98,61 pada triwulan II menjadi menjadi 118,75 pada

triwulan III 2020 (Grafik 6.5).

Page 91: Perekonomian NOV 2020 - BI

Ketenagakerjaan Dan KesejahteraanBab VI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202071

Barat, serta lebih rendah dari Gini Ratio Nasional

(0,382) (Grafik 6.7).

6.2.3 NILAI TUKAR PETANIPada triwulan III 2020, Nilai Tukar Petani (NTP)

Kalimantan Selatan sebesar 99,81. Secara tahunan

dan triwulanan, NTP mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 5,06% (yoy) dan 1,34%

(qtq).

Peningkatan NTP terutama terjadi pada subkelompok

tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan

perikanan yang masing-masing meningkat sebesar

6.2.2 Gini Ratio1

Pada Maret 2020, gini ratio Kalimantan Selatan

tercatat sebesar 0,322 turun dibanding periode

Maret 2019 yang sebesar 0,334. Penurunan tersebut

melanjutkan tren penurunan dalam 9 (sembilan)

tahun terakhir. Bila dibandingkan berdasarkan daerah

tempat tinggal, gini ratio di daerah perdesaan sebesar

0,276 lebih baik dibandingkan gini ratio di daerah

perkotaan sebesar 0,355 (Grafik 6.6)

Dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan,

maka Gini Ratio Kalimantan Selatan merupakan ketiga

terendah setelah Kalimantan Utara dan Kalimantan

1 Gini ratio atau koefisien gini adalah koefisien yang digunakanuntuk mengukur kesenjangan pendapatan di suatu wilayah

PERKOTAAN+PEDESAAN PERKOTAAN PERDESAAN

0,355

0,276

0,322

0,25

0,27

0,29

0,31

0,33

0,35

0,37

0,39

0,41

0,43

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : BPS Nasional (diolah)

Grafik6.6 GiniRatioKalimantanSelatanGabunganPerkotaandanPedesaan(DataMaret)

0,322 0,329 0,317 0,3280,292

0,381

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

0,35

0,4

0,45

KALIMANTANSELATAN

KALIMANTANTENGAH

KALIMANTANBARAT

KALIMANTANTIMUR

KALIMANTANUTARA

INDONESIA

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Grafik6.7 GiniRatioProvinsidiKalimantandanNasional(DataMaret)

Tabel6.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sumber: BPS Kalsel (diolah)

Sektor, Kelompok dan Subkelompok

2018 2019 2020 Perubahan

I II III IV I II III IV I II III %qtq %yoy

Nilai Tukar Petani

Tanaman Pangan 95,96 92,11 92,46 93,51 94,52 92,88 93,09 94,24 102,24 101,37 101,36 -0,003% 8,89%

Holtikultura 104,57 104,66 105,99 103,49 102,70 104,81 106,59 107,03 99,35 99,59 96,54 -3,06% -9,43%

Tanaman Perkebunan Rakyat

83,79 79,13 76,59 79,46 78,92 81,49 79,08 79,71 102,16 93,77 97,74 4,23% 23,59%

Peternakan 107,92 109,42 111,32 110,98 110,15 108,81 108,59 108,18 100,47 98,59 100,65 2,09% -7,31%

Perikanan 110,03 111,38 112,22 112,83 111,49 110,40 110,21 109,62 101,56 98,82 100,04 1,23% -9,23%

Gabungan

Nilai Tukar Petani 96,95 94,60 94,63 95,42 95,35 95,32 95,00 95,57 101,90 98,49 99,81 1,34% 5,06%

Indeks Harga yang diterima petani (%)

120,48 119,39 120,28 121,44 123,23 125,17 124,80 126,16 107,10 103,94 104,61 0,65% -16,18%

Indeks Harga yang dibayar petani (%)

124,27 126,21 127,11 127,27 129,23 131,31 131,36 132,00 105,10 105,54 104,81 -0,69% -20,21%

a. Indeks Konsumsi Rumah Tangga

128,03 130,20 131,21 131,04 133,37 136,05 135,91 136,67 105,85 106,30 105,14 -1,09% -22,64%

b. Indeks BPPBM 115,04 116,37 117,10 118,09 119,08 119,61 120,19 120,52 103,32 103,74 104,19 0,44% -13,31%

Page 92: Perekonomian NOV 2020 - BI

Ketenagakerjaan Dan KesejahteraanBab VI

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202072

4,23% (qtq), 2,09% (qtq), dan 1,23% (qtq). Kenaikan

NTP pada subsektor tanaman perkebunan rakyat

didorong oleh kenaikan harga komoditas karet, kelapa

sawit, dan beberapa komoditas lain. Sementara itu,

kenaikan NTP pada subsektor peternakan terutama

didorong kenaikan harga semua kelompok ternak

di bulan Juli 2020, seiring perayaan Idul Adha. NTP

subkelompok tanaman hortikultura tercatat sebesar

96,54 atau terkontraksi 3,06% (qtq). Kontraksi

tersebut disebabkan oleh penurunan indeks harga

komoditas pada kelompok sayur-sayuran karena

terjadi peningkatan pasokan seiring musim panen.

Demikian juga, NTP subkelompok tanaman pangan

yang mengalami sedikit kontraksi sebesar 0,003%

(qtq) (Tabel 6.3).

6.2.4 Indeks Pembangunan ManusiaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan

Selatan meningkat dari 70,17 pada tahun 2018

menjadi 70,72 pada tahun 2019. Secara umum, IPM

Kalimantan Selatan sudah menunjukkan kemajuan

yang cukup besar dan telah berstatus “tinggi” dengan

capaian IPM di atas 70. Selama periode 2010-2019,

IPM Kalimantan Selatan rata-rata tumbuh sebesar

0,94% per tahun dan berada diatas 70 sejak tahun

2018 (Tabel 6.4).

Sementara itu, IPM tertinggi di Kalimantan berada di

wilayah Kalimantan Timur di angka 76,61, atau di atas

angka rata-rata Kalimantan yang sebesar 71,41 dan

nasional yang sebesar 71,92 (Grafik 6.8).

67,65

70,91 70,72

76,61

71,15 71,41 71,92

62

64

66

68

70

72

74

76

78

KALSELKALBAR KALTENG KALTIM KALTARA KALIMANTAN NASIONAL

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Grafik6.8 IPMProvinsidiKalimantandanNasional

Tabel6.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Sumber: BPS Kalsel (diolah)

Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Umur harapan hidup sat lahir (UHH)

Tahun 66,65 66,88 67,11 67,35 67,47 67,80 67,92 68,02 68,23 68,49

Harapan lama sekolah (HLS) Tahun 10,86 11,14 11,54 11,67 11,96 12,21 12,29 12,46 12,50 12,52

Rata-rata lama sekolah (RLS) Tahun 7,25 7,37 7,48 7,59 7,60 7,76 7,89 7,99 8,00 8,20

Pengeluaran per kapita disesuaikan

Rp. 000 10.304 10.437 10.553 10.655 10.748 10.891 11.307 11.600 12.062 12.253

IPM 65,20 65,89 66,68 67,17 67,63 68,38 69,05 69,65 70,17 70,72

Pertumbuhan IPM % yoy 1,06 1,20 0,73 0,68 1,11 0,98 0,87 0,75 0,78

Page 93: Perekonomian NOV 2020 - BI
Page 94: Perekonomian NOV 2020 - BI

Prospek Perekonomian DaerahBab VII

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202074

• PerekonomianKalimantanSelatanpadatriwulanI2021diprakirakanmembaikdibandingkandengantriwulanIV2020.Darisisipermintaan,perbaikanekonomiberasaldari peningkatan konsumsi RT, konsumsi pemerintah,investasi, sertaekspor. Dari sisipenawaran,perbaikanbersumberdarikinerjasektorpertambangan,konstruksi,pertanian, dan PHR. Secara keseluruhan tahun 2021,perekonomian Kalimantan Selatan diprakirakan lebih tinggidaritahun2020yangdipengaruhiPandemiCovid-19dan secara perlahan diharapkan dapat dikendalikan,didukung oleh program vaksinasi COVID-19 sehinggamendorongkinerjakonsumsi,investasidanekspor.

• Inflasitahunan(yoy)padatriwulanI2021diprakirakanlebihtinggidaritriwulanIV2020,terutamadidorongolehkelompok makanan, minuman dan tembakau sebagaiakibatrencanakenaikantarifCukaiHasilTembakau(CHT)pada tahun 2021 dan kelompok transportasi, sejalandengan perpanjangan stimulus angkutan udara hingga pertengahan tahun 2021. Secara keseluruhan tahun2021, inflasi diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2020didorong peningkatan inflasi dari seluruh komponenterutamakelompokmakanan,minuman,dantembakauserta peningkatan konsumsi rumah tangga, sejalandengan perbaikan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.Lajuinflasiditahun2021diprakirakantetapterkendali dan berada dalam sasaran inflasi nasionalyaitusebesar3+1%.

Prospek Perekonomian Daerah

Bab VII

Page 95: Perekonomian NOV 2020 - BI

Prospek Perekonomian DaerahBab VII

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202075

7.1 PRAKIRAAN KONDISI MAKRO EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan

triwulan I 2021 diprakirakan membaik

dibandingkan dengan triwulan IV 2020. Perbaikan

tersebut sejalan dengan peningkatan aktifitas

perekonomian baik global maupun nasional. Rencana

program vaksinasi COVID-19 di triwulan pertama

2021 akan menjadi kunci bagi perkembangan

perekonomian di 2021.

Dari sisi konsumsi, perbaikan terutama didorong oleh

peningkatan konsumsi Rumah Tangga (RT) seiring

pemulihan aktifitas ekonomi dan dukungan penyaluran

stimulus fiskal pemerintah. Investasi juga diprakirakan

meningkat didorong pengerjaan proyek infrastruktur

pemerintah dan swasta yang akan dimulai pada

triwulan I 2021, antara lain pengerjaan jalan, perguruan

tinggi, rumah susun, bendungan, revitalisasi wilayah

wisaa religi dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA),

serta proyek yang akan berakhir pada triwulan I 2021

seperti pembangunan pabrik roti. Ekspor diprakirakan

meningkat sejalan dengan perbaikan ekspor batubara

dan CPO ke negara mitra. Peningkatan ekspor

batubara didorong persiapan musim dingin, sedang

CPO didorong peningkatan permintaan negara mitra

dagang, terutama menjelang Tahun Baru China. Di

sisi lain, konsumsi pemerintah diprakirakan tumbuh

meningkat seiring peningkatan anggaran belanja dan

penyaluran stimulus fiskal.

Dari sisi penawaran, peningkatan bersumber dari

sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) sejalan

dengan peningkatan aktivitas perekonomian dan

mobilitas masyarakat. Sektor konstruksi diprakirakan

tumbuh sejalan dengan beberapa proyek pemerintah

dan swasta baik yang saat ini sedang berjalan

maupun yang baru. Sementara itu, sektor pertanian

diprakirakan mengalami peningkatan didukung

kinerja produksi karet. Sementara itu, industri

pengolahan diprakirakan tumbuh melambat sejalan

dengan normalisasi produksi Tandan Buah Segar (TBS)

setelah berakhirnya masa puncak panen. Sementara

itu, komoditas tanaman bahan makanan (tabama)

terutama padi masih berada pada masa tanam.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan secara

keseluruhan tahun 2021 diprakirakan tumbuh

lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Dari sisi

permintaan, peningkatan terutama dipengaruhi

oleh peningkatan kinerja konsumsi RT, konsumsi

pemerintah, investasi, dan ekspor. Peningkatan

kinerja konsumsi RT sejalan dengan peningkatan daya

beli masyarakat seiring dengan peningkatan aktivitas

ekonomi dan mobilitas masyarakat yang berangsur

pulih. Di 2021, pandemi COVID-19 diperkirakan

secara perlahan dapat dikendalikan didukung oleh

program vaksinasi COVID-19. Konsumsi pemerintah

diprakirakan meningkat sejalan peningkatan anggaran

terkait program tahunan pemerintah. Program

stimulus fiskal juga masih akan berlanjut untuk

menopang daya beli masyarakat. Ekspor diprakirakan

meningkat ditopang peningkatan permintaan

sejalan perbaikan ekonomi mitra dagang utama,

serta peningkatan harga komoditas global. Investasi

diprakirakan meningkat sejalan dengan peningkatan

kinerja sektor konstruksi seiring pengerjaan berbagai

proyek infrastruktur pemerintah dan swasta antara lain

perbaikan jalan, pembangunan bendungan, irigasi,

rumah susun, politeknik, pabrik roti, dan revitalisasi

kawasan wisata religi.

Dari sisi penawaran, kinerja sektor pertambangan

diprakirakan meningkat ditopang perbaikan ekonomi

mitra dagang utama yang mendorong peningkatan

permintaan batubara, antara lain didukung Nota

Kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Pertambangan

Batu Bara Indonesia (APBI) dengan China Coal

Transportation and Distribution yang menyatakan

Sumber : World Bank Commodity Prices (diolah)

Tabel7.1 Prakiraan Harga Komoditas

TAHUNCrude Oil Coal Palm Oil Rubber

$/bbl $/mt $/mt $/kg

2015 50,8 57,5 663 1,57

2016 42,8 65,9 736 1,61

2017 52,8 88,5 748 2,00

2018 68,3 107,0 639 1,57

2019 61,4 77,9 601 1,64

2020f 41,0 57,2 710 1,62

2021f 44,0 57,8 723 1,68

Page 96: Perekonomian NOV 2020 - BI

Prospek Perekonomian DaerahBab VII

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202076

6,6 6,12

7,96,1

4,2-9

,410

,20,3 0,7

-5,5

2,5 2,9 2-1

,23,3 1,8 1,3

-7,9

4,4 5,3 4,2-4

,45,6

18 19 20F 21F 18 19 20F 21F 18 19 20F 21F 18 19 20F 21F 18 19 20F 21F 18 19 20F 21FTIONGKOK INDIA JEPANG KOREA SELATAN EROPA ASEAN�5

% YOY

Grafik7.1 PrakiraanKondisiNegaraMitraDagangTahun2020dan2021

3,0±1%3,0±1%

0

1

2

3

4

5

6

7

8

2017 2018 2019 2020�F 2021�F

% YOY

2,63%

3,72%4,01%

Sumber : BPS (data diolah), Proyeksi BI

Grafik7.2 ProyeksiInflasiKalimantanSelatan

pihak Tiongkok akan membeli batubara nasional

senilai USD1,47 miliar. Sementara itu, permintaan

batubara domestik diperkirakan meningkat didukung

pemenuhan kebutuhan batubara untuk PLTU baru.

Industri pengolahan diprakirakan meningkat sejalan

dengan kinerja sektor pertanian yang meningkat

dan peningkatan permintaan CPO dari negara mitra

dagang. Dari sisi domestik, program B30 yang berlanjut

dan rencana implementasi B40 akan meningkatkan

permintaan CPO. Sektor PHR diprakirakan meningkat

sejalan dengan peningkatan aktivitas perkonomian

dan mobilitas masyarakat seiring pandemi COVID-19

mulai terkendali.

Secara keseluruhan tahun 2021, berdasarkan data

Bank Dunia, harga batubara diprakirakan mencapai

USD57,8/ton, lebih tinggi dibanding tahun 2020

sebesar USD57,2/ton. Pada tahun 2021, harga CPO

diprakirakan mencapai USD723/ton, lebih tinggi dari

harga tahun 2020. Sementara itu, harga karet pada

2021 diprakirakan sebesar USD1,68/ton, naik dari

tahun 2020 yang sebesar USD1,62 /ton.

Sejalan dengan pandemi COVID-19 yang diprakirakan

secara global semakin terkendali, pertumbuhan

ekonomi negara mitra diprakirakan mulai mengalami

peningkatan. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok

dan India diharapkan dapat mendorong kinerja

ekspor komoditas utama Kalimantan Selatan yaitu

batubara dan CPO. Permintaan batubara dari pasar

ASEAN diprakirakan akan relatif stabil didorong

permintaan Vietnam yang terus diprakirakan lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2020, terutama

didorong permintaan ekspor Tiongkok dan India, serta

peningkatan aktifitas perekonomian dan mobilitas

masyarakat yang mendorong peningkatan konsumsi.

7.2 PRAKIRAAN INFLASIPada triwulan I 2021, inflasi Provinsi Kalimantan

Selatan diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan

triwulan IV 2020, serta berada dalam sasaran inflasi

nasional (3±1%) (Grafik 7.2)

Inflasi terutama didorong oleh kelompok volatile

food seiring telah berakhirnya masa panen raya serta

potensi tekanan kenaikan harga dari bahan pangan

yang didatangkan dari daerah yang terdampak La Nina

seperti bawang merah dan bawang putih. Kenaikan

tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) juga diperkirakan

akan meningkatkan tekanan inflasi di tahun 2021.

Peningkatan tarif CHT diprakirakan dalam rentang

13%-20% dapat memberikan tekanan cukup besar

pada inflasi.

Selain itu, kenaikan inflasi lebih lanjut diprakirakan juga

didorong oleh inflasi kelompok transportasi sejalan

dengan rencana pemerintah untuk memperpanjang

stimulus fiskal pada angkutan udara. Stimulus

yang diberikan berupa subsidi tarif Pelayanan Jasa

Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) akan diperpanjang

hingga Juni 2021. Secara keseluruhan tahun 2021,

inflasi diprakirakan lebih tinggi namun masih dalam

rentang sasaran inflasi nasional tahun 2021 yakni

sebesar 3±1% (yoy) (Tabel 7.3).

Page 97: Perekonomian NOV 2020 - BI

Prospek Perekonomian DaerahBab VII

Laporan PerekonomianPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

November 202077

Tabel7.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy)

Sumber : Bank Indonesia

2017 20182019

20192020-F

2020-FI II III IV I II III IV-F

PERTUMBUHANPDRB, % YOY 5,28 5,12 4,28 4,19 4,02 3,85 4,08 4,18 (2,63) (4,68)

2016 2017 20182019 2020-F

2020-FI II III IV I II III IV

PERUBAHAN IHK % YOY 3,57 3,73 2,63 3,08 4,00 4,05 4,01 2,81 1,14 1,04 3,00±1%

Tabel7.3 Prospek Inflasi (%, yoy)

Sumber : Bank Indonesia

Prakiraan inflasi tahun 2021 yang lebih tinggi didorong

oleh inflasi pada seluruh kelompok terutama kelompok

makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi kelompok

tersebut diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun

2020. Hal ini sejalan dengan perbaikan pertumbuhan

ekonomi dan perbaikan daya beli masyarakat, yang

dapat mendorong kenaikan harga komoditas pangan

seiring meningkatnya permintaan. Tekanan inflasi

dapat terjaga apabila didukung produksi dan pasokan

pangan yang relatif stabil serta kelancaran distribusi

bahan makanan dan barang lainnya.

Selain itu, langkah terobosan yang dilakukan

TPID untuk pengendalian inflasi melalui berbagai

program dalam kerangka 4K (Keterjangkauan Harga,

Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan

Komunikasi Efektif) antara lain berupa pembuatan

data pasokan pangan terintegrasi, Kerja sama Antar

Daerah (KAD) dengan daerah sentra produksi di luar

Kalimantan Selatan, serta penerapan digital farming

diharapkan mempu menjaga inflasi tetap dalam

sasaran.

Pembuatan data pasokan pangan terintegrasi antar

institusi maupun lembaga diperlukan untuk menjaga

ketersediaan stok yang mampu memengaruhi

dinamika harga di masyarakat. Data tersebut juga

menjadi landasan terciptanya KAD baik antar provinsi

di Kalimantan maupun di luar Kalimantan. Tersedianya

data yang akurat, diharapkan dapat meminimalisasi

penurunan maupun kenaikan harga secara drastis yang

dapat merugikan produsen dan konsumen. KAD juga

dapat dimanfaatkan untuk pengembangan budidaya

komoditas yang sebelumnya tidak dimiliki Kalimantan

Selatan seperti bawang merah. Kelengkapan data juga

dapat mendorong penerapan digital farming yang

dapat menambah kapasitas produksi dan menjaga

ketersediaan pasokan.

Risiko inflasi yang dapat memengaruhi dinamika inflasi

pada tahun 2021:

1. Risiko inflasi kelompok makanan, minuman dan

tembakau khususnya dari makanan berpotensi

memiliki peningkatan harga terutama beras

lokal apabila tidak ada inovasi untuk menambah

ketersediaan stok di tengah kondisi panen yang

hanya berlangsung sekali dalam setahun. Selain itu

juga terdapat risiko gangguan produksi di daerah

sentra produksi yang dipengaruhi anomali curah

hujan.

2. Risiko inflasi inti tergolong menengah yang

bersumber dari fluktuasi harga emas mengikuti

perkembangan ketidakpastian ekonomi global

akibat pandemi COVID-19.

3. Tekanan inflasi diprakirakan juga datang dari

kenaikan permintaan angkatan udara sejalan

dengan peningkatan aktivitas masyarakat, seiring

pelaksanaan program vaksinasi COVID-19.

Page 98: Perekonomian NOV 2020 - BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 99: Perekonomian NOV 2020 - BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 100: Perekonomian NOV 2020 - BI

LAMPIRAN

Page 101: Perekonomian NOV 2020 - BI

PROVINSI KALIMANTAN SELATANLaporan Perekonomian November 2020

81

Daftar Istilah

Administered PriceHarga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air serta transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah misalnya tembakau dan minuman beralkohol.

Andil inflasiSumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

APBDAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah.

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)Program pemerintah dalam kesatuan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diresmikan pada tanggal 31 Desember 2013. Untuk BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014.

BI 7 Days Reverse Repo RateSuku bunga referensi kebijkan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap bulannya.

BI RTGSBank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara online atau seketika untuk setiap intruksi transfer dana.

Bobot inflasiBesaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.

Dana PerimbanganSumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.

Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana masyarakat (berupa tabungan, deposito, giro, dll) yang disimpan di suatu bank.

Ekspor dan ImporDalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar provinsi.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank konvensional.

Indeks Ekspektasi KonsumenSalah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1–100.

Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Page 102: Perekonomian NOV 2020 - BI

PROVINSI KALIMANTAN SELATANLaporan Perekonomian

82November 2020

Daftar Istilah

Indeks Kondisi EkonomiSalah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1–100.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1–100.

Inflasi IntiInflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

InflowUang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

InvestasiKegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan Produksi.

LiaisonKegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan.

MtmMonth to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)Ratio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah, sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.

OutflowAliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

QtqQuarter to quarter. Perbandingan antara data suatu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)Sistem pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitunganya diselesaikan pada waktu tertentu.

YoyYear on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Page 103: Perekonomian NOV 2020 - BI

PROVINSI KALIMANTAN SELATANLaporan Perekonomian November 2020

83

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Kalimantan Selatan

Penanggung JawabAmanlison Sembiring

Rahmat Dwisaputra

EditorDadi Esa Cipta

Riza Putera

Tim PenyusunTri Setyoningsih

Ochhaj Yulid SR

Ribka Hanum Haryono

Freddy Firmansyah

Nurfitri Fardhania

Annisa Elma Nabila

Arina Dinana

Sheby Sara Sandy

Harlina Syafitri

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan SelatanKelompok Koordinator Asesmen Ekonomi Keuangan Regional dan Advisory Daerah

Jl. Lambung Mangkurat No.15 BanjarmasinTelp. +62 511 3352027Fax. +62 511 3354678

Email: [email protected] [email protected][email protected]

Tim Penyusun

Page 104: Perekonomian NOV 2020 - BI

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 105: Perekonomian NOV 2020 - BI

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Jl. Lambung Mangkurat No. 15Banjarmasin 70111Telp. (0511) 4368182, Fax (0511) 3354678

Ebook dapat diunduh di:http://bit.ly/LPP-Kalselatau pindai kode di samping dengan aplikasi QR atau barcode scanner

Laporan Perekonomian Kalsel

LaporanPerekonomianProvinsi Kalimantan Selatan

N O V2020

LAPO

RA

N PER

EKO

NO

MIA

N PR

OVIN

SI KA

LIMA

NTA

N SELA

TAN

- NOV

EMB

ER 2020