pengaruh media air yang tersirkulasi pada ...digilib.unila.ac.id/30738/3/skripsi tanpa bab...

55
PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA PROSES QUENCHING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKUR MIKRO BAJA AISI 1045 (Skripsi) Oleh RAHMAD SATRIA WIJAYA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 09-May-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA PROSESQUENCHING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKUR MIKRO BAJA

AISI 1045

(Skripsi)

Oleh

RAHMAD SATRIA WIJAYA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

i

ABSTRAK

PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA PROSESQUENCHING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKUR MIKRO BAJA

AISI 1045

OLEH

RAHMAD SATRIA WIJAYA

Penelitian proses pengaruh media air yang tersirkulasi pada proses quenching

terhadap kekerasan dan struktur mikro baja AISI 1045 bertujuan untuk

mengetahui sifat mekanis yakni nilai kekerasan dan struktur mikro dari baja. Baja

AISI 1045 diberi perlakuan panas dengan suhu 850˚C selama 20 menit,

diquenching dengan media air yang tersirkulasi. Variasi kecepatan air yang

tersirkulasi pada media air dengan laju aliran Q1 (V=0 m/s), laju aliran Q2 (V=

0,77381m/s), laju aliran Q3(V=0,95238m/s), dan laju aliran Q4 (V=1,07143m/s).

Proses uji kekerasan yang menghasilkan nilai kekerasan Q0 yakni normalizing

yang menghasilkan nilai rata-rata 59,33 HRB , pada Q1 yakni proses quencing

tanpa agitasi menghasikan nilai rata-rata 78,33 HRB, pada Q2 yakni proses

quencing agitasi dengan bukaan katup ¼ menghasilkan nilai rata-rata 82,89 HRB,

pada Q3 yakni proses quenching agitasi dengan bukaan katup ½ menghasilkan

nilai rata-rata 87,11 HRB, dan Q4 yakni proses quenching agitasi dengan bukaan

katup 1 (penuh) menghasilkan nilai rata-rata 95,11 HRB. Proses quenching pada

Baja AISI 1045 dengan metode air tersirkulasi menghasilkan struktur martensite

pada pengujian analisis struktur mikro.

Kata kunci : Baja AISI 1045, Quenching, Kekerasan, Struktur Mikro.

Page 3: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

ii

ABSTRACT

INFLUENCE OF WATER MEDIUM IN THE QUENCHING PROCESS ONVIOLENCE AND STRUCTURE OF AICI MICRO STEEL 1045

BY

RAHMAD SATRIA WIJAYA

Research on the effect of circulating water media on the quenching process onhardness and microstructure of steel AISI 1045 aims to know the mechanicalproperties of hardness value and micro structure of steel. The AISI 1045 steel armwas treated with a temperature of 850˚C for 20 minutes, then quenching with acirculating water medium. Subsequently, variations of water velocity arecirculated in water medium with flow rate Q1 (V = 0 m / s), flow rate Q2 (V =0.77381m / s), flow rate Q3 (V = 0.95238 m / s), and flow rate Q4 (V = 1,07143m/ s). After that is done process of hardness test that yield hardness value of Q0 thatis normalizing which yield average value 59,33 HRB, then Q1 ie quitting processwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencingagitation with valve opening ¼ yields an average value of 82.89 HRB, in Q3 thequenching process of agitation with ½ valve opening yields an average value of87.11 HRB, and then Q4 ie agitation quenching process with 1 (full) valveopening yields an average value 95.11 HRB. While quenching process on AISI1045 Steel with circulated water method can produce martensite structure in microstructure analysis test.

Keywords: AISI 1045 Steel, Quenching, Hardness, Micro Structure.

Page 4: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA PROSESQUENCHING TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKUR MIKRO BAJA

AISI 1045

Oleh

RAHMAD SATRIA WIJAYA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik MesinFakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing
Page 6: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing
Page 7: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing
Page 8: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di KOTABUMI pada tanggal 1 Maret1995. Anak dari pasangan Bp.Yuyok dengan Ibu.Yanti yangmerupakan putra pertama dari 3 bersaudara. Penulismenyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TKTunas Harapan Kotabumi tahun 2001, menyelesaikanSekolah Dasar di SDN4 candimas Lampura tahun 2007,menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama diMTsN2 Kotabumi tahun 2010, kemudian penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN3 Kotabumi tahun2013, dan kemudian penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Teknik MesinUniversitas Lampung tahun 2013 melalui jalur SNMPTN.

Selama penulis menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam beberapa organisasi diinternal Unila. Adapun pengalaman organisasi penulis pernah menjabat sebagaisekbid.HUMAS HIMATEM periode 2014/2015, setelah itu menjabat sebagaiKETUA HIMATEM periode 2015/2016, kemudian aktif pula dilembagapergerakan mahasiswa menjabat sebagai MENTERI AKSPRO BEM U KBMUNILA periode 2016, selanjutnya ditahun berikutnya terpilih di lembaga legislatifUniversitas menjabat sebagai KETUA MAJELIS PERMUSYAWARATANMAHASISWA UNILA periode 2017.

Pada bidang akademik, penulis melaksanakan kerja praktik (KP) di DRU UNITIII LAMPUNG, salah satu perusahaan pembuatan dan perawatan kapal laut padatahun 2016. Selanjutnya pada tahun 2017 penulis menulis skripsi dengan judul“Pengaruh Media Air Yang Tersirkulasi Pada Proses Quenching TerhadapKekerasan Dan Struktur Mikro Baja Aisi 1045” dibawah bimbingan bapakHarnowo, S.T.,M.T dan Bapak Zulhanif, S.T., M.T.

Bandar Lampung, 14 januari 2018

Rahmad Satria Wijaya

Page 9: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

viii

MOTTO

“Bergerak terus wahai pemuda, karna diam adalah mati yang akan menimbulkanpengkhianatan”

“kesabaran itu dapat menolong semua pekerjaan”

“Kalau ALLAH sudah bilang Kunfayakun, jadi maka jadilah semua yang kitainginkan”

Page 10: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT,yang telah memberikan kesehatan dan

karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Media Air Yang Tersirkulasi Pada Proses Quenching Terhadap

Kekerasan Dan Struktur Mikro Baja AISI 1045”. Tujuan penulisan skripsi ini

adalah sebagai salah satu persyaratan untuk mendapat gelar S1 dan melatih

mahasiswa untuk berfikir secara kreatif, inovatif serta ilmiah dalam menulis suatu

karya ilmiah.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar lampung, 14 januari 2018

penulis

Rahmad satria wijaya

Page 11: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

ix

Bismillahirohmanirohim

Kuniatkan karyaku ini karena:

Allah SWT

Aku persembahkan karyaku ini untuk:

Kedua orang tuaku, kedua adik perempuanku, serta keluargaku yang selalumendoakanku serta menyemangati tiada henti sepanjang waktu.

Dosen-dosenku dan guru-guruku yang selalu mengajarkanku ilmu dengan ikhlastanpa mengenal lelah serta selalu mengarahkan dan membimbingku

Teman-teman seperjuanganku

Almamater tercinta:Universitas Lampung

Page 12: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

xii

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga skripsi dengan judul Pengaruh Media Air Yang Tersirkulasi Pada Proses

Quenching Terhadap Kekerasan Dan Struktur Mikro Baja AISI 1045 dapat

terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Teknik pada program reguler Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas

Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu penulis mohon maaf dan

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya

kepada :

1. Ibuku tercinta dan Bapaku tercinta dirumah yang selalu memberikan dukungan,

doa dan rasa kasih sayang kepada penulis agar tetap bersemangat dalam meraih

cita-cita.

2. Bapak Ahmad Su’udi, ST.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

Teknik, Universitas Lampung.

Page 13: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

xii

3. Bapak Harnowo Supriadi, S.T.,M.T dan Bapak Zulhanif,S.T.,M.T sebagai dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan, arahan, serta saran

kepada penulis selama melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi

4. Bapak Nafrizal, S.T.,M.T sebagai dosen pembahas yang telah bersedia

membahas, serta memberikan saran dan masukan kepada penulis.

5. Ibu NUR,Makwo tuk, mb Dewi, mb Yanti ,Adik IRA, adik OCI yang selalu

menjadi penyemangat untuk selalu berjuang menggapai impian dan cita-cita.

6. Komti13,Wakom13,Triband, Adi, Rian, Cahya, Yuda, Fahri, Nuril, dan teman-

teman teknik mesin 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu serta

HIMATEM yang sudah berjuang bersama dari MABA hingga Sarjana.

7. Rekan-rekan BEM kabinet Kolaborasi Hebat ada Kak Nur (Presiden), Kak

Anwar, Kak Risko, Kak Bay, Kak Salam, Anamir, Gusboy, Cile, Citra, Salma,

Mb Taq, Yuk O, Mb Ekap, Mb May, Mb Diah,Mb Ari, Desron, Mb Nina, Ika,

Linda, Staf dan KMB XII.

8. Rekan-rekan MPM/DPM 2017 ada triosa, ridho, syahrul, anggi, ridho, sandy,

hadera, hilda, imah, inay dkk yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan

memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis sangat berharap karya

kecil ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri.

Bandar Lampung, Februari 2018

Penulis,

Rahmad Satria Wijaya

Page 14: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACT..................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL........................................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. v

PERNYATAAN............................................................................................... vi

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... vii

MOTTO ........................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN............................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

SANWACANA................................................................................................ xi

DAFTAR ISI.................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B Tujuan ........................................................................................ 3

C. Batasan Masalah......................................................................... 4

D. Sitematika Penulisan .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6

A. Perlakuan Panas (Heat Treatment) .......................................... 6

B. Baja Karbon ............................................................................. 7

C. Baja AISI 1045......................................................................... 9

D. Quenching ................................................................................ 11

E. Hardnebility ............................................................................. 13

Page 15: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

xiv

F. Perancangan Sistem Quenching ............................................... 14

G. Pembuatan Instalasi Quenching Agitasi................................... 16

H. Pengujian Kekerasan................................................................ 17

I. Pengujian Kekerasan Menggunakan Rockwell ........................ 18

J. Faktor Yang Mempengaruhi Kekerasan .................................. 18

K. Struktur Mikro.......................................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 21

A. Tempat dan Waktu ................................................................... 21

B. Alat dan Bahan......................................................................... 21

C. Prosedur Penelitian................................................................... 28

D. Diagram Alir Pengambilan Data.............................................. 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 35

A. Data dan Pembahasan Komposisi Kimia Baja AISI 1045 ....... 36

B. Data dan Pembahasan Uji Kekerasan ...................................... 37

C. Data dan Pembahasan Analisis Struktur Mikro ....................... 39

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN………………… ........................... 44

A. Kesimpulan……. ..................................................................... 44

B. Saran.. ...................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Fasa Fe-Fe3C ............................................................ 7

Gambar 2. Mekanisme Pendingin Dibagi Dalam 3 Tahap ......................... 12

Gambar 3. Hubungan antara Karbon dalam Austenite ............................... 13

Gambar 4. Sistem Quenching Yang Lain .................................................. 14

Gambar 5. Diagram Instalasi Quenching Dengan Agitasi ......................... 16

Gambar 6. Alat Instalasi Quenching Sistem Air Tersirkulasi .................... 21

Gambar 7. Baja AISI 1045.......................................................................... 23

Gambar 8. Furnance ................................................................................... 24

Gambar 9. Air ............................................................................................. 24

Gambar 10. Universal Hardness Tester........................................................ 25

Gambar 11. Mikroskop Optik ....................................................................... 25

Gambar 12. Mesin Potong Logam ................................................................ 26

Gambar 13. Polisher Grinding Machine....................................................... 26

Gambar 14. Amplas ...................................................................................... 27

Gambar 15. Autosol ...................................................................................... 27

Gambar 16. Larutan Etsa .............................................................................. 28

Gambar 17. Diagram Alir Pengambilan data................................................ 34

Gambar 18. Grafik hubungan Antara Kekerasan Terhadap Laju Aliran ..... 37

Gambar 19. Struktur Mikro Raw Material.................................................... 39

Gambar 20. Struktur Mikro pada Quenching Tanpa Agitasi ........................ 40

Gambar 21. Struktur Mikro pada Bukaan katup ¼ (V=0,781m/s) ............... 41

Gambar 22. Struktur Mikro pada Bukaan katup ½ (V=0,993m/s) ............... 42

Gambar 23. Struktur Mikro pada Bukaan katup 1 (V=1,431m/s) ................ 43

Page 17: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Unsur pada Baja AISI 1045 ..................................................... 10

Tabel 2. Sifat-sifat Mekanik Baja AISI 1045.......................................... 11

Tabel 3. Data Hasil Uji Kekerasan.......................................................... 31

Tabel 4. Komposisi Kimia Baja AISI 1045 ............................................ 35

Tabel 5. Harga Kekerasan Rockwell....................................................... 36

Page 18: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum perlakuan panas merupakan memanaskan atau mendinginkan

material, biasanya dalam suhu ekstrem, untuk mencapai hasil yang diinginkan

seperti pengerasan atau pelunakan material. Yang termasuk Teknik Perlakuan

Panas adalah Annealing, case Hardening, precipitation Strengthening,

Tempering, Quenching dan Normaizing.

Perlakuan panas dengan metode quenching yaitu suatu proses pemanasan

suatu logam atau baja sampai pada temperatur austenit kemudian didinginkan

secara cepat sehingga akan menghasilkan kekerasan yang lebih tinggi. Pada

proses quenching telah terjadi suatu perpindahan panas dari baja yang

dipanaskan kefuida pendingin yang digunakan, dengan kecepatan dan

temperatur tertentu akan menghasilkan sifat mekanik pada logam tersebut.

Baja karbon mempunyai nilai kekerasan yang berbeda bergantung pada kadar

karbon pada suatu baja. Namun, pada kadar karbon yang sama juga bisa

mempunyai nilai kekerasan yang berbeda. Hal tersebut dapat terjadi akibat

proses manufacturing yang berbeda-beda pada baja kadar karbon sama.

Sehingga, kita perlu mempelajari fenomena-fenomena pengerasan baja karbon

agar kita bisa mendapatkan baja karbon sesuai dengan spesifikasi yang kita

inginkan. Mikrostruktur dapat terbentuk pada paduan baja, martensit

merupakan yang paling keras dan kuat tetapi getas. Kekerasanya tergantung

pada kandungan karbon yang ada pada paduan tersebut. Austenit lebih padat

dari pada martensit, bagaimanapun pada waktu transformasi fasa dengan

quenching volumenya akan berkurang (Gunawan, 2006).

Page 19: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

2

Percobaan yang pernah dilakukan memperlihatkan bahwa dengan perlakuan

quenching material akan memiliki peningkatan kekerasan yang besar bila

dibandingkan dengan material yang dinormalising, serta pada saat

dipergunakan mekanisme quenching dengan aliran grafik kekerasanya juga

terus meningkat seiring dengan pertambahan kecepatan aliran.

Berdasarkan hasil percobaan baja AISI 4140 yang mengalami perkerasan

martensit akan memiliki kekerasan diatas 650 VHN dan terlihat bahwa semua

quenching yang dilakukan baik dengan air diam maupun tersirkulasi

akan menghasilkan material dengan kekerasan martensit, terutama bagian

tepinya walaupun pada bagian yang tengah untuk quench tanpa agitasi

dan dengan agitasi by pass bukaan penuh (V=0,597 m/s) belum

terbentuk martensit sempurna karena kekerasannya masih dibawah 650

VHN. Berikut ini adalah hasil percobaan kekerasan yang telah dilakukan

Quenching tanpa agitasi (V = 0 m/s) m e m i l i k i n i l a i 6 6 3 , 3 H R N ,

Quenching dengan agitasi by pass bukaan penuh (V= 0,597 m/s) memiliki

nilai 673,3 HRN, Quenching dengan agitasi by pass buka ¼ (V = 0,696 m/s)

memiliki nilai 733,3 HRN, Quenching dengan agitasi by pass tutup penuh (V

= 0,833 m/s) memiliki nilai 769,2 HRN.

Proses quenching pada baja AISI 1045 dapat menghasilkan sifat mekanik

yang lebih tangguh dari sebelumnya, hal tersebut disebabkan oleh berubahnya

struktur baja AISI 1045 dari struktur austenite ke martensit, dimana austenite

merupakan fasa tidak stabil suatu logam dan memerlukan suatu perlakuan lain

untuk menghasilkan sifat mekanik yang lebih baik, sedangkan martensit

adalah fasa yang terbentuk dari suatu logam yang mengalami perlakuan panas

yang memiliki sifat kekerasan pada logam tersebut ( Purnomo, 2011).

Pada temperatur larutan pendingin pada bak harus tetap dijaga seragam,

sehingga setiap bagian dari spesimen baja yang di-quench tetap dapat

didinginkan pada temperatur yang sama. Akibat adanya perpindahan panas

dari spesimen baja ke larutan pendingin maka terjadi pembentukan

Page 20: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

3

gelembung-gelembung udara yang kemudian berlanjut dengan terbentuknya

selubung udara pada permukaan spesimen tersebut, selubung udara tersebut

perlu segera disingkirkan agar perpindahan panas dari spesimen menuju

larutan pendingin tetap baik.. Masalah-masalah yang selalu dihadapi pada

proses quenching, karena akan terjadi penurunan laju pendinginan spesimen

baja sehingga tujuan utama pembentukan baja yang seluruh bagiannya

bermikrostruktur martensite tidak dapat tercapai. Untuk mengatasi masalah

diatas dapat dilakukan dengan dua cara, pertama adalah dengan membuat

larutan pendingin pada bak tersirkulasi, atau dengan cara membuat spesimen

bergerak berputar-putar di dalam bak larutan pendingin. Membuat spesimen

bergerak berputar-putar di dalam bak larutan pendingin sangat sulit jika

spesimen memiliki dimensi yang besar. Sehingga membuat larutan pada bak

tersirkulasi adalah cara terbaik untuk mengatasi masalah yang dihadapi pada

metode quenching ( Nugroho, 2005).

Selanjutnya memperhatikan apa yang dipaparkan pada latar belakang diatas

penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengamati fenomena yang terjadi

karena pelakuan quenching dengan sistem air tersirkulasi pada baja AISI

1045, dilihat dari tingkat kekerasan dan perubahan struktur mikronya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui sistem kerja quenching dengan sistem air yang

tersirkulasi

2. Untuk memahami fenomena perubahan kekerasan serta struktur mikro

pada baja AISI 1045 yang didinginkan secara cepat dalam medium air

yang tersirkulasi

3. Untuk mengetahui pengaruh keepatan sirkulasi air terhadap kekerasan baja

AISI 1045.

Page 21: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

4

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang diberikan dari penelitian ini adalah

1. Spesimen yang digunakan merupakan baja AISI 1045

2. Metode Heat Treatment yang digunakan adalah metode quenching

3. Media quenching yang digunakan adalah air tanah yang tersirkulasi

dengan bukaan katup ¼ , bukaan katup ½ , bukaan katup penuh.

4. Analisa hasil proses quencing dengan pengujian kekerasan metode

Rockwell

5. Analisa hasil proses quencing dengan pengujian struktur mikro.

D. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah dan

sistematika penulisan yang digunakan.

2. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang landasan teori dan teori – teori dasar yang

berhubungan dengan penelitian ini.

3. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang penjelasan metode yang digunakan dalam

pengambilan data, alat dan bahan apa saja yang digunakan serta diagram

alur pengambilan data.

4. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang hasil yang didapatkan setelah pengambilan data dan

pembahasan tenatng data tersebut serta menganalisa dan membandingkan

dari data – data yang didapatkan.

5. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini dan

memberikan saran dan masukan untuk penelitian ini agar lebih baik lagi

jika dilanjutkan.

Page 22: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

5

6. DAFTAR PUSTAKA

Berisikan sumber-sumber yang menjadi referensi penulis dalam menyusun

laporan penelitian tugas akhir.

7. LAMPIRAN

Memuat beberapa hal yang berhubungan dengan materi yang dibahas

sebagai pelengkap laporan penelitian tugas akhir.

Page 23: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perlakuan Panas (Heat Treatment)

Perlakuan panas (Heat Treatment) merupakan salah satu proses untuk

mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektric

terance tungku pada temperatur rekristalisasi selama periode waktu tertentu

kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air garam, oli

dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang

berbeda-beda.

Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh

struktur mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau

paduan akan mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya

diubah. Dengan adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan

tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan

strukturnya.

Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan atau

pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk

mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan

pendinginan dan batas temperature sangat menetukan.

Diagram Fe-Fe3C yaitu diagram yang menampilkan hubungan antara

temperatur dan kandungan karbon (%C) selama pemanasan lambat. Diagram

fase yang paling sederhana adalah diagram tekanan-temperatur dari zat

tunggal, seperti air. Pada sumbu-sumbu yang terdapat pada diagram

Page 24: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

7

berkoresponden dengan tekanan dan temperatur. Diagram fase pada ruang

tekanan-temperatur menunjukkan garis kesetimbangan atau sempadan fase

antara tiga fase padat, cair, dan gas ( Agung, 2009).

Gambar 1. Diagram Fasa Fe –Fe3C

( www. https://novadany11.files.wordpress.com/2015/06/fec-

phasediagramwallpaper2.gif )

B. Baja Karbon

Baja karbon adalah material logam yang terbentuk dari unsur utama Fe dan

unsur kedua yang berpengaruh pada sifat-sifatnya adalah karbon, sedangkan

unsur yang lain berpengaruh menurut presentasinya. Pemakain Campuran

Karbon pada baja yang dibutuhkan adalah sebanyak karbon yang dibutuhkan

pada pemakain suatu alat. Semakin tinggi paduan Carbon pada Fe titik

didihnya lebih rendah pada peleburannya.

Maka penambahan unsur carbon pada baja sangatlah berpengaruh pada

tingkat kekerasan suatu bahan-bahan yang akan diproses menjadi barang

yang berhubungan dengan pemesinan maupun lainnya. Dan juga menetukan

Page 25: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

8

keuletaan dan kegetasan suatu bahan tersebut, pada saat diuji kekerasannya.

Kandungan unsur karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat

sesuai grade-nya.

1. Klasifikasi Baja Karbon

Menurut salah seorang peneliti yang bernama Awal Anggi baja karbon

memiliki klasifikasi yang mengacu berdasarkan tingkatan kandungan

karbon (C) itu terhadap berat besi (Fe) pada baja tersebut. Adapun

klasifikasi dari baja karbon adalah :

a. Baja Karbon Rendah

Baja karbon rendah adalah baja yang memiliki kandungan karbon

terhadap berat besi berkisaran antara 0 % sampai dengan 0,25 % . Baja

karbon rendah cenderung memiliki sifat keuletan yang baik namun

untuk sifat mekanik lainnya seperti kekerasan cenderung buruk

disebabkan karena kecil atau sedikitnya kandungan karbon yang

terkandung dalam baja karbon rendah sehingga tidak dapat

menghasilkan fasa martensit pada proses perlakuan panas.

b. Baja Karbon Sedang

Baja karbon sedang merupakan baja karbon menengah dimana

kandungan karbon pada baja tersebut berkisaran antara 0,25 % sampai

0,6 %. Baja karbon sedang memiliki kekuatan mekanik yang baik serta

memiki keuletan dan kekuatan kekerasan yang baik, karena baja

karbon sedang dapat ditingkatkan sifat mekaniknya karena baja karbon

sedang memiliki kadar karbon yang cukup untuk dilakukan perlakuan

panas. Sifat mekanik dari baja karbon sedang dapat ditingkatkan

dengan beberapa cara yaitu austenitizing, quenching dan tempering

yang dapat menghasilkan struktur martensit pada baja tersebut. Baja

karbon sedang biasanya digunakan sebagai bahan baku dari pembuatan

Page 26: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

9

alat–alat perkakas, komponen–komponen mesin seperti poros, roda

gigi, pegas dan lain lain.

c. Baja Karbon Tinggi

Baja karbon tinggi merupakan baja karbon yang kandungan karbon

nya berkisar pada 0,6 % sampai 1,4 % dibandingkan berat besi yang

diunakan pada baja tersebut. Baja karbon tinggi memiliki tingkat

kekerasan yang tinggi namun keuletan dari baja karbon tinggi sangat

kecil. Baja karbon tinggi biasanya digunakan untuk alat–alat yang

memerlukan tingkat ketahanan yang tinggi terhadap gesekan dan

defleksi serta beberapa alat seperti bearing, mata bor, mata pahat dan

lain lain (Anggi, 2012).

C. Baja AISI 1045

Baja karbon AISI 1045 adalah jenis baja yang tergolong dalam baja paduan

karbon sedang yang banyak digunakan sebagai bahan utama pada mesin

seperti poros, gear, dan batang penghubung piston pada kendaraan bermotor.

Baja karbon sedang merupakan salah satu material yang banyak diproduksi

dan digunakan untuk membuat alat-alat atau bagian-bagian mesin, karena baja

karbon sedang memiliki sifat yang dapat dimodifikasi, sedikit ulet (ductile)

dan tangguh (toughness)

AISI sendiri merupakan standarisasi baja American Iron and Steel Institude

dengan kode 1045, 1045 menunjukan bahwa 45 adalah kandungan atau kadar

karbon pada baja tersebut yaitu 0,45 %. Sifat mekanik dari baja AISI 1045

sangat baik dimana baja AISI 1045 memiliki karakter sifat mekanik yang

mampu las, mesin, serta tingkat kekerasan dan ketahanan aus yang baik.

Dalam penggunaannya baja AISI 1045 biasanya dapat digunakan untuk

pembuatan komponen–komponen mesin serta alat-alat perkakas.

Page 27: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

10

Adapun data-data dari baja ini adalah sebagai berikut :

1. AISI 1045 diberi nama menurut standar american iron and steel institude

(AISI) dimana angka 1xxx menyatakan baja karbon, angka 10xx

menyatakan karbon steel sedangkan angka 45 menyatakan kadar karbon

persentase (0,45 %).

2. Penulisan atau penggolongan baja AISI 1045 ini menurut standar yang lain

adalah sama dengan DIN C 45, JIS S 45 C, dan UNS G 10450.

3. Menurut penggunaannya termasuk baja kontruksi mesin.

4. Menurut struktur mikronya termasuk baja hypoeutectoid (kandungan

karbon < 0,8 % C).

5. Dengan meningkatnya kandungan karbon maka kekuatan tarik dan

kekerasan semakin menjadi naik sedangkan kemampuan regang, keuletan,

ketangguhan dan kemampuan lasnya menurun.

6. Kandungan unsur pada AISI 1045 menurut standard ASTM A 827-85

adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Unsur pada baja AISI 1045

Unsur % Sifat mekanis

lainnya

Karbon 0,42 – 0,50 Tensile

strength

Mangan 0,60 – 0,90 Yield strength

Fosfor Maksimum

0,035

Elongation

Sulfur Maksimum

0,040

Reduction in

area

Silicon 0,15 – 0,40 Hardness

Page 28: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

11

Selanjutnya sifat sifat mekanik yang terdapat pada baja AISI 1045 juga perlu

untuk kita ketahui agar data yang dilakukan dapat memenuhi kriteria

pengujian yang akan kita lakukan pada saat proses penelitian.

Berikut adalah sifat mekanik yang terdapat pada baja AISI 1045 :

Table 2. sifat – sifat mekanik baja AISI 1045

SIFAT

MEKANIKBAJA AISI 1045

Berat Spesifik7.7 – 8.03

( x1000kg/m3 )

Modulus

Elastisitas190 – 210 GPa

Kekuatan geser 505 MPa

Kekuatan Tarik 585 MPa

Kekerasan 179.8

Elongation 12 %

D. Quenching

Proses quenching melibatkan beberapa faktor yang saling berhubungan.

Pertama yaitu jenis media pendingin dan kondisi proses yang digunakan, yang

kedua adalah komposisi kimia dan hardenability dari logam. Hardenability

merupakan fungsi dari komposisi kimia dan ukuran butir pada temperatur

tertentu. Selain itu, dimensi dari logam juga berpengaruh terhadap hasil proses

quenching. Quenching yang dilakukan pada logam spesimen panas (setelah

proses austenisasi) pada media pendingin akan mengalami mekanisme

pendinginan seperti pada gambar diatas, yang memperlihatkan laju

pendinginan panas dari logam sebagai fungsi dari temperatur permukaan

Page 29: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

12

logam. Gambar dibawah, juga menghubungkan temperatur permukaan logam

dan waktu yang perlukan pada mekanisme pelepasan panas. Awal pencelupan,

logam pertama kali akan diselimuti oleh selubung uap, yang akan pecah saat

logam mendingin. Perpindahan panas saat terbentuknya selubung uap ini

buruk, dan logam akan mendingin dengan lambat pada tahap ini.

Tahap kedua dari kurva pendinginan dinamakan tahap didih nukleat dan pada

tahap ini terjadi perpindahan panas yang cepat karena logam langsung

bersentuhan dengan air. Pada tahap ini, logam masih sangat panas dan air akan

mendidih dengan hebatnya. Kecepatan pembentukan uap air menunjukkan

sangat tingginya laju perpindahan panas. Pada tahap ketiga, merupakan tahap

pendinginan konveksi dan konduksi. permukaan logam telah bertemperatur

dibawah titik didih air. Tahap ini hanya mengalami perpindahan panas melalui

konveksi dan konduksi.

Gambar 2. Mekanisme pendinginan

dibagi dalam 3 tahapan.(Dowling,1991)

Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah

menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon

yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan

Page 30: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

13

bentuk sementit oleh karena itu terjadi fase mertensit, ini berupa fase yang

sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon. Martensit adalah fasa

metastabil terbentuk dengan laju pendinginan cepat, semua unsur paduan

masih larut dalam keadaan padat.

E. Hardenability

Hardenability merupakan suatu sifat suatu baja yang menggambarkan mudah

tidaknya suatu baja itu dikeraskan dengan pembentukan martensit, hingga

mencapai kekerasan tertentu pada kedalaman tertentu. Kekerasan ini akan

dapat tercapai jika baja tersebut dapat mencapai jumlah martensit tertentu

yaitu jika didinginkan dengan laju pendinginan tertentu.

Dalam melakukan pengerasan dengan pembentukan martensit, asalkan pada

pendinginan tercapai laju pendinginan kritis (CCR) maka kekerasan yang

terjadi pada dasarnya tergantung pada kadar karbon, unsur paduan dan ukuran

butir dari baja itu . Jika laju pendinginan yang terjadi pada benda kerja lebih

lambat dari laju pendinginan kritis maka jumlah martensit yang terbentuk

akan berkurang. Hubungan antara kekerasan dengan kadar karbon dan jumlah

martensit yang terbentuk, dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Hubungan antara karbon dalam austenit, jumlah martensit dan

kekerasan yang terjadi.

Page 31: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

14

F. Perancangan Sistem Quencing

Pembuatan instalasi quenching dengan agitasi telah banyak dibuat oleh para

ahli material, bahkan telah dijual bebas dipasar. Perbedaan setiap instalasi

memiliki kelebihan sendiri-sendiri, dan dibuat berdasarkan jenis media

pendingin dan menghindari terbentuknya selubung uap pada spesimen panas

yang dicelup.

Gambar. 4. Sistem quenching yang lain

Sistem quenching pada gambar 4 menggunakan pompa sentrifugal sebagai

pengatur sirkulasi. Instalasi bak penampung media pendingin terdapat

dibagian atas dan pompa diletakkan pada bagian bawahnya. Air yang

disemburkan langsung mengenai spesimen uji yang tercelup pada bak.

Kecepatan semburan air yang nantinya akan mempengaruhi kecepatan

pendinginan memiliki hubungan dengan debit aliran yang mampu dialirkan

oleh pompa dan hal tersebut dipengaruhi oleh kecepatan putaran pompa.

Sedangkan untuk pompa sentrifugal yang tidak dapat diatur kecepatan

putarannya, maka diberikan sistem by pass untuk mengatur aliran yang keluar

dari pipa utama yang selanjutnya menyembur spesimen benda uji. Komponen

Page 32: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

15

penting yang lain dalam perancangan sistem quenching adalah posisi

penempatan material (keranjang spesimen).

Rekomendasi umum yang dapat dipakai untuk menentukan posisi penempatan

material yang tepat antara lain :

1. Part harus ditempatkan untuk mendapatkan aliran media pendingin secara

maksimum dan selalu bersinggungan selama quench berlangsung.

2. Mencegah tergelincir

3. Untuk benda-benda simetris seperti bearing,silinder, dapat disusun pada

rak

4. Part datar seperti mata gergaji, plat kopling, bagus untuk ditempatkan

pada batang slot horisontal yang terpisah satu sama lain untuk

memudahkan fluida bersinggungan.

5. Gulungan kawat dapat ditopang dengan bentuk vertikal seperti sarang

laba-laba atau secara horisontal yang ditopang oleh batang.

6. Part yang kecil dapat ditempatkan pada keranjang untuk membuat selalu

bersinggungan dengan medium quenching selama pencelupan.

7. Sederhana, (bila mungkin bebas dari las), dan mudah untuk dikelola.

8. Total berat dari spesimen dan peralatan harus sebisa mungkin mampu

menampung perpindahan panas selama quench untuk mengurangi

kenaikan temperatur medium quenching.

Perancangan sebuah bak penampung media pendingin pada instalasi

quenching dengan agitasi memiliki pertimbangan berupa dimensi dan

besarvolume media pendingin yang ditampung. Semakin besar volume media

yang ditampung oleh bak, maka semakin besar pula panas yang dapat diserap

oleh media pendingin, selain itu faktor – faktor yang menjadi pertimbangan

adalah sifat thermal dari spesimen benda uji dan sifat umum dari media

pendingin, seperti kapasitas panas, densitas, viskositas dan lainnya.

Karakteristik pembentukan selubung uap dari media pendingin pada

permukaan spesimen panas.

Page 33: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

16

G. Pembuatan Instalasi Quencing Agitasi

Instalasi quenching dengan agitasi telah banyak dibuat oleh para ahli

material, bahkan telah dijual bebas dipasar. Perbedaan setiap instalasi

memiliki kelebihan sendiri-sendiri, dan dibuat berdasarkan jenis media

pendingin dan menghindari terbentuknya selubung uap pada spesimen panas

yang dicelup. Perancangan instalasi quenching dengan agitasi, maka dapat

ditentukan jenis agitasi yang akan digunakan, volume bak penampung, dan

bentuk dari keranjang pemegang spesimen uji. Gambar 4 merupakan diagram

instalasi quenching dengan agitasi yang dibuat pada penelitian ini, dimana

terdapat di dalamnya katup sebagai sistem by pass untuk menvariasi debit

aliran yang masuk ke dalam bak media pendingin.

Sistem by pass digunakan karena pompa sentrifugal yang digunakan pada

instalasi tidak dapat diatur kecepatan putarannya. Dan media pendingin yang

digunakan adalah air. Parameter yang divariasikan dalam penelitian ini adalah

kecepatan aliran yang menyembur specimen panas yang dicelup dalam bak

penampung media pendingin dengan memanfaatkan bukaan katub by pass .

Dengan perhitungan dari dimensi bak yang diketahui, didapatkan volume air

yang diisikan ke dalam bak sebagai media pendingin sebanyak 20 liter.

Berikut ini adalah merupakan sebuah gambar diagram instalasi quenching

dengan mengunakan agitasi.

Gambar 5. Diagram instalasi quenching dengan agitasi

Page 34: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

17

H. Pengujian Kekerasan

Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical

properties) dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui

khususnya untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami

pergesekan (frictional force), dalam hal ini bidang keilmuan yang berperan

penting mempelajarinya adalah Ilmu Bahan Teknik (Metallurgy Engineering).

Kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan

beban identasi atau penetrasi (penekanan). Kekerasan merupakan ukuran

ketahanan bahan terhadap deformasi tekan. Deformasi yang terjadi dapat

berupa kombinasi perilaku elastis dan plastis. Pada permukaan dari dua

komponen yang saling bersinggungan dan bergerak satu terhadap lainnya akan

terjadi deformasi elastis maupun plastis.

Deformasi elastis kemungkinan terjadi pada permukaan yang keras,

sedangkan deformasi plastis terjadi pada permukaan yang lebih lunak.

Pengaruh deformasi bergantung pada kekerasan permukaan bahan (logam).

Nilai kekerasan berkaitan dengan kekuatan luluh atau tarik logam, karena

selama indentasi (penjejakan) logam mengalami deformasi sehingga terjadi

regangan dengan persentase tertentu. Nilai kekerasan Vickers didefinisikan

sama dengan beban dibagi luas jejak piramida (indentor) dalam kg/mm2 dan

besarnya kurang lebih tiga kali besar tegangan luluh untuk logam-logam yang

tidak mengalami pengerjaan pengerasan cukup berarti.

Page 35: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

18

I. Pengujin Kekerasan Menggunakan Rockwell

Metode Rockwell merupakan suatu pengujian untuk mengetahui kekuatan

kekerasan suatu logam dengan menggunakan indentor bola baja ataupun

kerucut intan. Metode Rockwell adalah metode yang banyak digunakan di

Amerika Serikat, hal ini dikarenakan karena sifat dari metode Rockwell yang

memiliki sifat cepat, bebas dari kesalahan yang disebabkan oleh operator,

dapat membedakan kekerasan yang kecil pada baja yang dilakukan proses

pengerasan dan memiliki titik relative kecil sehingga tidak akan merusak

logam.

J. Faktor yang Mempengaruhi Kekerasan

Adapun faktor yang mempengaruhi kekerasan adalah :

1. Pengaruh kadar karbon terhadap kekerasan suatu bahan

Pengaruh kadar karbon terhadap kekerasan suatu bahan merupakan sifat

mekanik yang dimiliki baja. Penambahan kadar karbon sangat

mempengaruhi kekerasan, dimana dengan meningkatnya kadar karbon

maka kekerasannya semakin meningkat pula.

2. Unsur Paduan

Unsur paduan logam juga berpengaruh dalam sifat kekerasan logam,

beberapa jenis unsur dalam paduan logam adalah sebagai berikut:

a. Karbon (C) pada baja karbon biasanya kekerasan dan kekuatannya

meningkat sebanding dengan kekuatan karbonnya, tetapi keuletannya

menurun dengan naiknya kadar karbon. Persentase kandungan karbon

akan memberikan sifat lain pada baja karbon.

b. Mangan (Mn) berfungsi untuk memperbaiki kekuatan tariknya dan

ketahanan ausnya. Unsur ini memberikan pengerjaan yang lebih

mengkilap atau bersih dan menambah kekuatan dan ketahanan panas.

Page 36: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

19

c. Silikon (Si) untuk memperbaiki homogenitas pada baja. Selain itu,

dapat menaikkan tegangan tarik dan menurunkan kecepatan

pendinginan kritis sehingga baja karbon lebih elastis dan cocok

dijadikan sebagai bahan pembuat pegas.

d. Posfor (P) Posfor dalam baja dibutuhkan dalam persentase kecil yaitu

maksimum 0,04 % yang berfungsi untuk mempertinggi kualitas serta

daya tahan material terhadap korosi. Penambahan posfor

dimaksudkan pula untuk memperoleh serpihan kecil-kecil pada saat

permesinan.

e. Belerang (S) Sulfur dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifat

mampu mesin. Keuntungan sulfur pada temperatur biasa dapat

memberikan ketahanan pada gesekan tinggi.

f. Khrom (Cr) dengan karbon membentuk karbida dapat menmbah

keliatan, menaikkan daya tahan korosi dan daya tahan terhadap

keausan yang tinggi, keuletan berkurang.

g. Nikel (Ni) sebagai unsur paduan dalam baja konstruksi dan baja

mesin, nikel memperbaiki kekuatan tarik, sifat tahan panas dan sifat

magnitnya.

h. Molibden (Mo) mengurangi kerapuhan pada baja karbon tinggi,

menstabilkan karbida, serta memperbaiki kekuatan baja.

i. Titanium (Ti) adalah logam yang lunak tetapi biola dipadukan dengan

nikel dan karbon akan lebih kuat, tahan aus dan tahan korosi.

j. Wolfram/Tungsten (W/T) Paduan ini dapat membentuk karbida yang

stabil yang sangat keras, menahan suhu pelumasan dan

mengembalikan perubahan bentuk/struktur secara perlahan-lahan

(Husni, 2009).

Page 37: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

20

K. Struktur Mikro

Struktur mikro merupakan butiran -butiran suatu benda logam yang sangat

kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga perlu

menggunakan mikroskop optik atau mikroskop elektron untuk pemeriksaan

butiran-butiran logam tersebut.

Struktur material berkaitan dengan komposisi, sifat ,sejarah dan kinerja

pengolahan, sehingga dengan mempelajari struktur mikro akan memberikan

informasi yang menghubungkan komposisi dan pengolahan sifat serta

kinerjanya. Analisis struktur mikro digunakan untuk menentukan apakah

parameter struktur berada dalam spesifikasi tertentu dan didalam penelitian

digunakan untuk menentukan perubahan-perubahan struktur mikro yang

terjadi sebagai akibat komposisi atau perlakuan panas. Metalografi merupakan

disiplin ilmu yang mempelajari karakteristik mikrostruktur suatu logam dan

paduannya serta hubungannya dengan sifat-sifat logam dan paduannya

tersebut. Ada beberapa metode yang dipakai yaitu: mikroskop (optik maupun

elektron), difraksi ( sinar-X, elektron dan neutron), analasis (X-ray

fluoresence, elektron mikroprobe) dan juga stereometric metalografi.

Analisa mikro adalah suatu analisa mengenai struktur logam melalui

pembesaran dengan menggunakan mikroskop khusus metalografi. Dengan

analisa mikro struktur, kita dapat mengamati bentuk dan ukuran kristal logam,

kerusakan logam akibat proses deformasi, proses perlakuan panas, dan

perbedaan komposisi. Sifat-sifat logam terutama sifat mekanis dan sifat fisis

sangat dipengaruhi oleh mikro struktur logam dan paduannya, disamping

komposisi kimianya. Struktur mikro dari logam dapat diubah dengan jalan

perlakuan panas ataupun dengan proses perubahan bentuk (deformasi) dari

logam yang akan diuji (USU Institutional Repository, 2011).

Page 38: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Universitas

Lampung dan dilaksanakan pada bulan Mei – September 2017.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah

1. Alat Instalasi Quencing Sistem Air Tersirkulasi

Gambar 6. Alat Instalasi Quencing Sistem Air Tersirkulasi

Page 39: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

22

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses perakitan instalasi

quenching dengan air tersirkulasi adalah sebagai berikut :

a. Mengukur panjang besi siku yang akan digunakan sebagai rangka dari

instalasi alat ini. Kemudian memotong dan mengelas sehingga

membentuk sebuah rangka dengan dimensi 40cm x 40cm x 50cm (p x

l x t).

b. Memasang roda-roda pada bagian bawah rangka.

c. Memasang pipa galvaniz pada bak penampung medium pendingin

dengan melubangi dasarnyatepat ditengah-tengah dengan diameter 3/4

inci, lalu mengelas pipa tersebut hingga menyatu dengan bak

penampung medium pendingin.

d. Mempersiapkan bak penampung medium pendingin dengan meratakan

seluruh bagiannya.

f. Melubangi bak penampung medium pendingin dengan diameter 3/4 inci

sebanyak dua buah. Satu dibagian dasar bak penampung medium

pendingin sebagai saluran isap menuju pompa air, dan satu di dinding

bak penampung medium pendingin sebagai saluran masuk sebagai by

pass.

g. Meletakkan bak penampung medium pendingin pada rangka, dan

memastikan sudah tepat ditengah-tengah.

h. Memasang pompa air dibagian bawah rangka dengan tambahan rangka

penyangga.

i. Memasang pipa PVC untuk saluran isap dari bagian dasar bak

penampung menuju pompa air.

j. Memasang pipa PVC untuk saluran keluar pompa, memasang water

flow meter, dan ball valve sebagai by pass. Dengan menggunakan

sambungan T sebagai pembagi aliran, satu bagian dialirkan menuju

lubang di bagian dinding bak penampung medium pendingin dengan

melewati sebuah ball valve sebagai pengatur jumlah aliran. Dan satu

bagian lainnya menuju bagian dasar bak pada pipa galvaniz, dan

aliran melewati water flow meter untuk mengetahui debit aliran yang

Page 40: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

23

mengalir menuju pipa galvanis yang nantinya akan menyemburkan

air ke spesimen uji.

k. Mengecat seluruh bagian rangka dan bak penampung medium

pendingin.

l. Meletakkan keranjang di dalam bak penampung medium pendingin,

tepat diatas pipa galvaniz penyembur air.

m. Melakukan pengecekan dan pengujian pada instalasi quenching dengan

sistem aliran tersebut.

2. Baja AISI 1045

Gambar 7. Baja AISI 1045

Baja AISI 1045 merupakan baja karbon sedang. Baja AISI 1045

digunakan karena berdasarkan referensi dari penelitian sebelumnya dan

baja ini juga pada penggunaannya sering digunakan untuk keperluan sehari

-hari dan banyak dipakai pula dalam dunia industri.

Adapun beberapa spesifikasi dari spesimen yang digunakan berupa

a. Dimensi spesimen uji kekerasan

Dimensi dari spesimen baja AISI 1045 yang digunakan adalah

1) Panjang = 40 mm

2) Lebar = 30 mm

3) Tebal = 10 mm

Page 41: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

24

b. Dimensi spesimen uji struktur mikro

Dimensi dari spesimen baja AISI 1045 yang digunakan adalah

1) Panjang = 10 mm

2) Lebar = 10 mm

3) Tinggi = 10 mm

3. Tungku Pembakaran (Furnace)

Gambar 8. Furnace

Tungku Pembakaran (Furnace) merupakan oven pemanas, pada penelitian

ini digunakan untuk memanaskan spesimen baja AISI 1045 sampai

temperatur 800oC.

4. Air

Gambar 9. Air

Air digunakan sebagai variasi dari media quenching. Volume air yang

digunakan pada penelitian ini adalah sebesar 20 L.

Page 42: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

25

5. Universal Hardness Tester

Gambar 10. Universal Hardness Tester

Universal Hardness tester merupakan alat uji kekerasan. Pengujian

kekerasaan dilakukan dengan metode Rockwell dimana dengan

menggunakan diameter bola baja 1/16”.

6. Alat uji Struktur Mikro

Gambar 11. Mikroskop Optik

Mikroskop optic digunakan untuk melihat struktur mikro pada baja AISI

1045. Pembesaran yang digunakan adalah 50x pembesaran.

Page 43: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

26

7. Mesin Potong Logam

Gambar 12. Mesin Potong Logam

Mesin potong logam berfungsi untuk membentuk dimensi yang diinginkan

dari bahan material yang digunakan.

8. Polisher Grinding machine

Gambar 13. Polisher Grindding Machine

Polisher Grindding Machine berfungsi sebagai mesing pengamplas atau

digunakan untuk menghaluskan permukaan logam sebelum dilakukan

pengujian kekerasan dan struktur mikro dari baja AISI 1045 yang

digunakan.

Page 44: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

27

9. Amplas

Gambar 14. Amplas

Amplas berfungsi sebagai penghalus permukaan baja AISI 1045 agar

permukaan menjadi halus dan bersih. Tingkatan amplas yang digunakan

adalah 80, 120, 240, 320, 500, 1000 dan 1500.

10. Autosol

Gambar 15. Autosol

Autosol digunakan untuk mengkilapkan permukaan spesimen baja AISI

1045 sebelum dilakukan proses etsa

Page 45: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

28

11. Etsa

Gambar 16. Larutan Etsa

Larutan etsa merupakan campuran antara ethanol dengan nitrit acid

dengan perbandingan 19 : 1. Berfungsi untuk membuka pori – pori baja

AISI 1045 agar terlihat struktur mikro dari baja tersebut.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian memiliki beberapa tahapan dimana dimulai dari pengujian

alat instalasi sistem air tersirkuasi, pembuatan spesimen uji, perlakuan

terhadap spesimen, pengujian spesimen sampai pengambilan data pengujian.

Adapun prosedur penelitian adalah

1. Pengujian Alat Instalasi Quencing Dengan Sistem Air Tersirkulasi

Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui kapasitas dan kemampuan alat

quenching dengan metode air tersirkulasi sehingga dalam penggunaan

dalam pengujian dapat diketahui parameter yang mempengaruhinya.

Parameter yang diuji antara lain :

a. Kapasitas aliran

Page 46: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

29

b. Kapasitas maksimum sistem quenching

c. Perhitungan kecepatan pendinginan

2. Rumus menentukan perhitungan laju kecepatan air pada alat instalasiadalah sebagai berikut:

a. Rumus debit yang dihasilkan oleh flow meter water.

Q= AxV............................................................(1)

Keterangan:Q: debit Air (m / )A: Luas penampang (m )V: kecepatan aliran (m⁄ )

b. Mencari nilai luas penampang (A) pipa dengan diameter ¾ inc.= ................................................................(2)

Maka : D= ¾ inch x 0,0254 m = 0,01905r = 0,0095 m

A= 3,14 x 0,0095 = 0,00028

Keterangan :A: luas penampang (m )r : jari-jari (m)

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari laju kecepatan aliranair dari masing-masing bukaan katup adalah sebagai berikut:

1) mencari nilai kecepatan aliran (V1) pada bukaan katup ¼ dengandebit 13 LPM maka Q= 0,00022 m /

= ....................................................(3)

Maka : = 0,00022 m /0,00028V1 =0,77381 m⁄

Page 47: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

30

2) mencari nilai kecepatan aliran (V2) pada bukaan katup ½ dengandebit 16LPM maka Q= 0,00027 m /

= ................................................................(4)

Maka : = 0,00027 m /0,00028V2 = 0,95238 m⁄

3) mencari nilai kecepatan aliran (V1) pada bukaan katup penuhdengan debit 18LPM maka Q= 0,0003 m /

= ................................................................(5)

Maka : = 0,0003 m /0,00028V3 = 1,07143 m⁄

3. Pembuatan Spesimen baja AISI 1045

Adapun tahapan pembuatan dari spesimen baja AISI 1045 adalah

a. Pemotongan bahan AISI 1045 dengan menggunakan mesin pemotong

b. Potongan bahan harus sesuai dimensi yang diinginkan yaitu memiliki

panjang 40 mm , lebar 30 mm, dan tinggi 10 mm untuk pengujian

kekerasan dan panjan 10 mm, lebar 10 mm dan tinggi 10 mm untuk

pengujian Struktur Mikro.

4. Perlakuan terhadap spesimen baja AISI 1045

Adapun tahapan perlakuan adalah

a. Baja AISI 1045 yang telah dipotong dipanaskan atau dimasukan

kedalam furnace sampai suhu 800oC.

Page 48: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

31

b. Kemudian tahan baja pada suhu 800oC selama 25 menit.

c. kemudian baja dilakukan proses quenching

d. Masukan beberapa baja AISI 1045 kefluida air tersirkulasi dengan

Beberapa variasi kecepatan aliran pada bukaan bypass.

e. Angkat baja AISI 1045 lalu di keringkan

f. Setelah kering, baja AISI dilakukan proses penghalusan permukaan

dengan cara di amplas

g. Tahapan amplas yang digunakan adalah 80, 120, 240, 320, 500, 1000

dan 1500

5. Pengukuran kapasitas aliran

Pengaturan kecepatan aliran dilakukan dengan mengatur bukaan by pass

yang terpasang pada sistem aliran, beberapa variasi yang dilakukan pada

penelitian ini antara lain :

a. Bukaan katup ¼ bagian

V1 = m/s

b. Bukaan katup ½ bagian

V2 = m/s

c. Katup terbuka penuh

V3 = m/s

6. Pengujian Spesimen baja AISI 1045

Adapun tahapan pengujian adalah

a. Pengujian Kekeraasan metode Rockwell dengan Universal Hardness

Tester

Adapun tahapan dari pengujian kekerasan adalah

1) Mengatur beban dari alat uji yaitu sebesar 980 N

2) Memasang indentor bola baja 1/16” pada alat uji, indentor bola

baja 1/16” digunakan karena pengujian menggunakan skala merah

3) Meletakkan spesimen baja AISI 1045 pada meja uji dari alat

4) Kemudian mengatur handle alat uji hingga indentor menyentuh

permukaan spesimen

Page 49: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

32

5) Putar handle hingga jarum dari skala minor menunjukan angka 3

6) Kemudian tarik tuas beban, tunggu hingga 10 detik

7) Tarik kembali tuas beban

8) Kemudian baca nilai kekerasan yang dihasilkan dan catat

9) Turunkan handle landasan hingga indentor tidak lagi menyentuh

spesimen

10) Ulangi langkah dengan titik yang berbeda

b. Pengujian Struktur Mikro

Adapun tahapan pengujian Struktur Mikro adalah

1) Menyiapkan cetakan untuk proses mounting

2) Meletakkan spesimen baja AISI 1045 pada cetakan

3) Menuangkan cairan resin polyster yang telah dicampur dengan

katalis pada cetakan spesimen, tunggu sampai kering dan mengeras

sempurna

4) Mengeluarkan spesimen dari cetakan

5) Menghaluskan permukaan spesimen baja AISI 1045 dengan

polisher grinding machine dengan tingkatan amplas 80, 120, 240,

320, 500, 1000 dan 1500.

6) Menggosok permukaan yang telah dihaluskan dengan autoshol

sampai permukaan benar – benar mengkilap

7) Mencelupkan permukaan spesimen yang telah mengkilap ke

larutan etsa ( ethanol dan nitrit acid dengan perbandingan 19 : 1 )

8) Mengamati struktur mikro dari permukaan spesimen baja AISI

1045 dengan menggunakan mikroskop optik.

Page 50: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

33

7. Pengambilan data

Adapun data yang diperlukan adalah sebagai berkut ini:

a. Tabel 3. Data Hasil Uji Kekerasan

Jenis Perlakuan perlakuan

pengujiankekerasan

pada specimen

NilaiRata-

rata perspecimen

Nilai Rata-rata

Keseluruhan3 6,5 10Q0(normalizing) Q0

Q1(Quencingtanpa Agitasi)

Q1.1Q1.2Q1.3

Q2(QuencingAgitasi bukaan

katup 1/4)

Q2.1Q2.2Q2.3

Q3(QuencingAgitasi bukaan

katup 1/2)

Q3.1Q3.2Q3.3

Q4(QuencingAgitasi bukaankatup penuh)

Q4.1Q4.2Q4.3

KETERANGAN :

Q0: Normalizing

Q1 : Quencing Tanpa agitasi (V= 0 m/s )

Q2 : Quencing agitasi bukaan katup ¼ (V= 0, 77381 m/s )

Q3 : Quencing Agitasi bukaan katup ½ (V= 0,95238 m/s)

Q4 : Quencing Agitasi bukaan katup penuh (V= 1,07143 m/s )

b. Data Hasil Uji Struktur Mikro

Adapun hasil dari uji struktur mikro adalah berupa gambar-gambar yang

nantinya akan dilakukan proses pengujian terlebih dahulu pada spesimen

yang akan diuji.

Page 51: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

34

D. Diagram Alur Pengambilan Data

Gambar 17. Diagram Alur Pengambilan data

Page 52: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Quenching dengan metode air tersirkulasi pada baja AISI 1045 mampu

meningkatkan nilai kekerasan pada suatu material.

2. Semakin cepat laju aliran maka nilai kekerasan semakin meningkat, yakni

pada quenching tanpa agitasi Q1 (V= 0 m/s) nilai 78,33 HRB, pada

quenching agitasi bukaan katup ¼ Q2 (V= 0,77381m/s) nilai 82,89 HRB,

pada quenching bukaan katup ½ Q3 (V= 0,95238 m/s ) nilai 87,11 HRB

dan pada quenching agitasi bukaan katup penuh Q4 (V=1,07143 m/s) nilai

95,11 HRB.

3. Proses quenching pada Baja AISI 1045 dengan metode air tersirkulasi

dapat menghasilkan struktur martensite pada pengujian analisis struktur

mikro.

Page 53: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

45

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada proses penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pada alat quenching yang dibuat ini masih dapat ditingkatkankemampuanya dengan memperbaiki sistem laju alirannya.

2. Tong keranjang spesimen dapat dibuat lebih kecil dengan selubung aliransama dengan pipa out put.

3. Pada temperatur medium pendingin perlu dikontrol untuk menghasilkanpenelitian dengan kondisi yang pada semua proses pengujian.

4. Pengukuran kekerasan dari ujung terdekat dengan aliran sampai yangterjauh perlu dilakukan untuk melihat tingkat perkerasan sepanjangspesimen.

Page 54: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

DAFTAR PUSTAKA

Agung, 2009. Sejarah Baja dan Baja Ringan. Dapat di akses padahttp://www.ilmusipil.com diakses pada tanggal 20 januari 2017.

Anggi, Awal. 2012. Proses Pembuatan Baja Karbon. Dapat diakses padahttp://tsffarmasiunsoed2012.wordpress.com diakses pada tanggal 20januari 2017.

Aziz, Pistoni. 2012. SINTEK Vol. 5 No. 2. Hal 36–47. Jakarta

Bahtiar. 2014. Jurnal Mekanikal Vol. 5 No. 1 : Januari 2014. Hal : 455-463. Palu.

Gunawan, 2006. Jurnal Pengaruh Kecepatan Air Tersirkulasi Sebagai Mediumquenching Terhadap Kekerasan Dan Struktur Mikro.

Husni. 2009. Uji Kekerasan. Dapat di akses pada http://belajarm-etalurgi.blogspot.co.id diakses pada tanggal 23 Januari 2017.

Kirono, Sasi. 2012. SINTEK. Vol. 5. No. 1. Hal 36-47. Jakarta.

Martiono, Arif. 2012. Jurnal e-Dinamis, Vol. 2, No. 2, September 2012. Hal: 42-45. Sumatra Utara.

Nugroho,2005. Pengaruh Media Quenching Air Tersirkulasi Terhadap StrukturMikro Dan Kekerasan Pada Baja Aisi1045.

Purnomo, Agus. 2011. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM. Vol. 5. No. 1. April2011. Hal 32–38. Banten.

Restia, Dina. 2014. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika. Vol. 02, No. 01 Januari2014.Hal: 45-56. Lampung.

Sumiyanto. 2012. Naskah Jurnal UPN. Vol. 2. No. 1. Hal: 87-92. Jakarta.

Sutiyoko. 2014. Jurnal Foundry. Vol. 4. No. 1. April 2014. Hal 25–28. Klaten.

USU. 2011. Repository USU. Dapat di akses pada http://repository.usu.ac.id diakses pada tanggal 23 januari 2017.

Yunaidi. 2016. Jurnal Mekanika dan Sistem Termal. Vol. 1. No. 3. Desember2016. Yogyakarta.

Page 55: PENGARUH MEDIA AIR YANG TERSIRKULASI PADA ...digilib.unila.ac.id/30738/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfwithout agitation resulted average value 78,33 HRB, at Q2 ie process of agencing

Purwanto, H. 2011. Momentum. Vol. 7. No. 1. April 2011. Hal 36 – 40.Semarang.

Sutiyoko. 2014. Jurnal Foundry. Vol. 4. No. 1. April 2014. Hal 25 – 28. Klaten.

USU. 2011. Repository USU. Dapat di akses pada http://repository.usu.ac.id diakses pada tanggal 23 januari 2017.