pemantauan biota air laut

57
INDONESIA PT. INDONESIA POWER PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT DI LING KU NGAN PLTG PEMARON KABUPATEN BULELENG (MARET 2016) PT. INDONESIA POWER Bekerjasama dengan PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

INDONESIA

~ PT. INDONESIA POWER

PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT DI LING KU NGAN PL TG PEMARON

KABUPATEN BULELENG (MARET 2016)

PT. INDONESIA POWER Bekerjasama dengan

PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

Page 2: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan hasil studi Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Gas (PLTG) dan rencana pengembangannya menjadi Pembangkit

Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Pemaron di Desa Pemaron

Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, ditetapkan menimbulkan

dampak penting terhadap komponen lingkungan hidup meliputi :

menurunnya nilai estetika, terjadinya gangguan kebisingan,

degradasi kualitas air laut, meningkatnya suhu air laut,

terjadinya gangguan terhadap biota laut, dan meningkatnya

risiko kecelakaan lalu lintas.

Dalam upaya meminimalkan dampak negatip yang terjadi,

pemrakarsa sudah merumuskan rencana dan program

pengelolaan lingkungan hidup secara komprehensif pada

dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan sudah

secara rutin dan terstruktur melakukan pengelolaan dampak

lingkungan dari kegiatan operasional. Untuk mengoptimalkan

upaya pengelolaan juga telah dirumuskan rencana pemantauan

lingkungan hidup (RPL) sebagai sinergisme evaluasi dan kontrol

terhadap keberhasilan program pengelolaan yang telah dilakukan.

Dalam rangka mengidentifikasi terjadinya perubahan-perubahan

negatip yang nyata (significant) pada komponen biota laut sebagai

komponen lingkungan hidup di perairan Pantai Pemaron dan

sekitarnya sebagai dampak dari operasionalisasi pembangkit

tersebut, dilakukan kegiatan pemantauan secara berkala setiap

tiga bulan (triwulan).

Kegiatan pemantauan hanya difokuskan pada dampak

negatip terhadap komponen biota laut yang terkena dampak

Page 3: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 2

langsung maupun tidak langsung dari kegiatan operasional

PLTGU Pemaron di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Komunitas

yang merupakan obyek studi dalam kegiatan pemantauan yang

dilakukan pada 17-18 Maret 2016 adalah komponen biota laut,

khususnya komunitas plankton dan makrozoobenthos.

1.2 Tujuan Pemantauan

Mengetahui secara dini munculnya dampak negatip yang

menyebabkan gangguan, kematian, dan perubahan struktur

komunitas biota air laut, fokusnya komunitas plankton dan

makrozoobenthos di perairan Pantai Pemaron.

Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari implementasi

Program Pengelolaan Lingkungan Hidup yang telah dilakukan

terhadap dampak-dampak negatip pada biota air laut di

perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya.

Mendapatkan umpan balik dari kekurangan RKL yang telah

dilakukan, sehingga dapat dirumuskan alternatif RKL yang

lebih representatif dan tepat sasaran.

1.3. Identitas Penanggungjawab dan Penyusun

a. Identitas Penanggung Jawab

Nama : I G.A.N. Subawa Putra

Jabatan : General Manager PT Indonesia Power Unit

Bisnis Pembangkitan Bali

Alamat : Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 535

Pesanggaran, Denpasar

Telepon : (0361) 729421,720422,720572

Page 4: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) I ~ 3

b. Identitas Penyusun

1. Nama : Dr. Ir. I Made Sudarma, MS.

Jabatan : Kepala Pusat Penelitian Lingkungan Hidup

(PPLH) Universitas Udayana

Kedudukan : Penanggungjawab

Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B.

Sudirman, Denpasar

Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180

2. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MSi.

Jabatan : Sekretaris Pusat Penelitian Lingkungan

Hidup (PPLH) Universitas Udayana

Kedudukan : Penanggungjawab

Alamat : PPLH Universitas Udayana Jl. P.B. Sudirman,

Denpasar

Telepon/ Fax : (0361) 236221, 236180

3. Nama : Ir. I Wayan Restu, MSi

Kedudukan : Ketua Tim

Keahlian : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Ijasah : S-1 Perikanan (IPB), (S2) Magister Sains

Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan

Lautan Fakultas Pascasarjana IPB

4. Nama : Drs. I Made Sara Wijana , MS

Kedudukan : Anggota Tim

Keahlian : Pencemaran dan Kualitas Air

Ijasah : S1 Biologi Lingkungan UNAIR Surabaya,

S2 Biologi Kimia, IPB Bogor

Page 5: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 1

BAB II METODE PEMANTAUAN

2.1 KomponenLingkunganHidup yang Dipantau

Dalam kegiatan pemantauan lingkungan hidup di perairan Pantai

Pemaron dan sekitarnya, komponen lingkungan hidup yang dipantau

difokuskan pada kondisi komponen biota air laut dan secara visual juga

diamati perubahan-perubahan kondisi fisik pantai serta adanya

pencemaran minyak (adanya lapisan minyak di permukaan, adanya bau,

dan indicator lainnya).Komponen biota air laut meliputi: komunitas

plankton (phytoplankton dan zooplankton), dan komunitas

makrozoobenthos. Adapun variable komunitas biota laut yang dianalisis

dalam kegiatan pemantauan ini meliputi :

Kekayaan jenis (species richness)

Kelimpahan jenis (species abundance)

Keanekaragaman jenis (species diversity)

Keseragaman jenis (speciesevennes)

Dominansi jenis (species domination)

2.2 LokasiPemantauan

Pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan

zooplankton), dan makrozoobenthos dilakukan pada tiga lokasi sebagai

stasiun penelitian, meliputi :

Stasiun I adalah perairan Pantai Pemaron melingkup wilayah perairan

pantai dari muara Tukad Pemaron (di bagian Barat) yang merupakan

saluran pengeluaran dari pembuangan air pendingin (cooling water

discharge) dan sampai sebelah Timur tower dermaga jetty

pembongkaran solar HSD PLTGU Pemaron, dengan posisi :

08o08’45,7”LS dan 115o02’09,3”BT.

Keadaan pantai di stasiun ini adalah :substrat dasar perairan berupa

campuran lempung, pasir, kerikil dan pecahan karang (rubbles); serta

Page 6: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 2

agak ketengah berupa flat karang mati. Bibir pantai awalnya

mengalami abrasi yang sangat parah, dan sekarang sudah dilakukan

pengamanan pantai dengan metode seawall/reverment.; pada

beberapa sisi pantai terjadi sedimentasi/pengendapan.

Pada waktu pemantauan, kondisi perairan pantai di stasiun I :cuaca

cerah, perairan relative tenang, dan airnya jernih. Pada sisi Barat di

sekitar muara sungai, airnya mengalir dengan debit kecil, tidak

terpantau aliran sampah dan pengendapan lumpur di mulut sungai

rendah.

Dinamika di pantai, khususnya pola arus pantai kecil dan transport

sedimen lebih lokal dan tidak lagi lepas ke arah dalam sehingga pasir

pantai dapat bertahan lama di ruas pantai yang dipantau.

Menara dan Mouring boy untuk labuh dan bongkar solar HSD

Model kapal pensuplai solar HSD sedang bongkar

Kondisi Pantai Pemaron sisi barat sudah ditata dengan Revertment

Kondisi pantai Pemaron sisi Timur

Page 7: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 3

Kondisi Pantai Pemaron

Kondisi dan situasi di sekitar Pantai

Pemaron

Tukad Pemaron Pantai Pemaron (Maret 2016)

Tukad Pemaron Pantai Pemaron

(Desember 2015)

Kondisi dan situasi mulut dan muara sungai krn sedimentasi

(Desember 2015)

Kondisi muara (mulut sungai)

Maret 2016

Gambar 2.1. Lokasi Stasiun I (Pantai Pemaron Sekitar Lokasi Bongkar Muat BBM)

Page 8: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 4

Stasiun II adalah perairan Pantai Pemaron di sekitar Pura Segara

Penimbangan sampai depan Rangon Sunset Restauran, dengan

posisi : 08o08’10,0” LS dan 115o01’52,1”BT. Keadaan pantai di

stasiun ini sudah sangat bersih, akan tetapi agak kumuh karena

sepanjang sisi jalan dimanfatkan kegiatan pedagang kaki lima.

Pada saat pemantauan terakhir, kondisi pantai di depan Pura

Segara Penimbangan, sudah dilakukan penanganan oleh

pengemong pura dan pemerintah Kabupaten Buleleng; pada sisi

timur masih terpantau terjadi kerusakan krib-krib yg sudah

terbangun. Disamping itu pemerintah Kabupaten Buleleng sedang

giatnya melakukan penataan dan pengelolaan Pantai Segara

Penimbangan sebagai “ Obyek wisata mandi, renang, kano serta Obyek Wisata berbasis Koliner’.

Kondisi Pantai Sisi Timur Pura

Segara Penimbangan (Maret 2016)

Kondisi Pantai Sisi Timur Pura

Segara Penimbangan (Desember 2015)

Kondisi Pantai dan Pura Dalem

Segara Penimbangan (Maret 2016)

Kondisi Muara sungai di Segara

Penimbangan (Maret 2016)

Page 9: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 5

Pedagang kaki lima

Pedagang kaki lima

Pengembangan pusat kuliner di

sekitar Pura Segara Penimbangan

Pantai Segara Penimbangan untuk jasa kano dan rekreasi

Tata guna lahan pertanian padi

sawah di kawasan segara penimbangan

Pantai Segara Penimbangan

sebagai pusat perikanan rumpun

Gambar 2.2.Kondisi dan Situasi Lokasi Stasiun II (Sekitar Pura Segara Penimbangan)

Page 10: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 6

Stasiun III (ST-III) adalah pantai Kalibukbuk (Lovina) sebagai

stasiun kontrol II, Di perairan Pantai di sekitar patung dolfin,

dengan posisi : 08o07’00,5”LS dan 115o01’50,1”BT. Keadaan pantai

tidak mengalami abrasi, justru sebaliknya terjadi proses

pengendapan (accretion) yang cukup mengembirakan. Dasar

perairan terdiri dari pasir putih/coklat dan terumbu karang yang

cukup luas, dan merupakan perairan teluk yang tenang sehingga

sangat cocok untuk kegiatan mandi, renang dan rekreasi pantai.

Monumen Pantai Lovina, sentral pariwisata dolphin

MonumenPantaiLovina, sentralpariwisata dolphin

Pantai Kali Bukbuk/Lovina sebagai

sentra kunjungan yach-yach mancanegara

Situasi perairan pantai Lovina

dg gundukan pasir pantai cukup lebar

Page 11: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 7

Kondisi Pantai Kalibukbuk

Lovina sisi barat

Kondisi pantai Kalibukbuk

Lovina sisi timur

Situasi PantaiLovina yang sarat

wisata dolphin attraction

Kawasan muara sungai

relative bersih dari sampah

Situasi Pantai Lovina dg taman

yg asri

Kawasan Lovina relatif bersih

dari sampah

Gambar 2.3. Stasiun III (Sekitar Pantai Kalibukbuk Lovina Patung Dolphin)

Page 12: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 8

2.3 Waktu Pemantauan

Kegiatan pemantauan lingkungan hidup di Perairan Pantai

Pemaron dan sekitarnya, dengan pengamatan kondisi fisik pantai,

pengambilan contoh komunitas plankton (phytoplankton dan zooplankton),

dan makrozoobenthos serta pengamatan kondisi fisik lingkungan pantai

dilakukan pada 17-18 Maret 2016..

2.4 Metode Pemantauan a. Metode Pengambilan contoh 1. Komunitas Plankton

Pengambilan contoh komunitas plankton dilakukan dengan metode

cuplikan, yaitu denganmenyaring air laut sebanyak 500 liter, dengan

jaring plankton (plankton net nomor 25). Air contoh yang

terkumpul/tersaring dalam satu botol dengan volume 50 ml diawetkan

dengan larutan formalin 4 %, dan lugol 75 %, untuk selanjutnya dilakukan

identifikasi dan perhitungan kelimpahannya secara mikroskopis di

Laboratorium Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas

Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.

Gambar 2.4 Pengambilan Contoh Komunitas Plankton

Page 13: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 9

Perhitungan kelimpahan plankton : N = Q1/Q2 x V1/V2 x ni/P x 1/A

Keterangan :

N : Kelimpahan organisme plankton per liter Q1 : Luas cover gelas (400 mm2) Q2 : Luas lapang pandang (1,7663 mm2) V1 : Volume air tersaring /sampel (50 ml) V2 : Volume air yang diamati dibawah mikroskup (0,25) P : Jumlah lapang pandang (25 kali) A : Volume air yang disaring (1000 liter) ni : Jumlah individu plankton yang diamati

2. Komunitas Makrozoobenthos

Dalam kegiatan pemantauan biota air laut untuk komunitas benthos

difokuskan hanya pada kelompok makrozoobenthos, yaitu hewan benthos

yang tersaring oleh saringan dengan mata jaring 1 mm2.Pengambilan

contoh makrozoobenthos di dasar pantai dilakukan dengan menggali

substrat dasar seluas 25 x 25 cm2 menggunakan skop sebanyak 25 kali

ulangan dan dikompositkan. Selanjutnya substrat tersebut disaring

dengan ayakan (mata saringan 1 mm2). Benthos yang tertangkap

diawetkan pada larutan alkohol 70 % atau formalin 5 %, selanjutnya

dilakukan identifikasi dan perhitungan kelimpahannya di Laboratorium

Perikanan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana,

Kampus Bukit Jimbaran, Denpasar.

Page 14: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 10

Page 15: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 11

Gambar 2.5 Pengambilan Contoh dan Specimen Makrozoobenthos b. Metoda Analisis Komponen Biota Laut Analisis Struktur komunitas plankton, dan makrozoobenthos

dengan pendekatan analisis indeks sepertiindeks keanekaragaman jenis

Shannon-Wiener, indeks keseragaman dan indeks dominansi.Perhitungan

indeks keanekaragaman Shannon-Wiener untuk komunitas menggunakan

logaritma basis dua. Untuk menyederhanakan perhitungan dilakukan

Page 16: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 12

transformasi dari log2 ke logaritma basis 10 (Legendre and Legendre

1983).

Formulasi Indeks Keragaman Shannon-Wiener sebagai berikut :

H = - pi log2 pi

H = 3,322 [ Log N - ( ni log ni)/N] Dimana :

H : Indeks keragaman jenis (Shannon-Wiener)

N : Jumlah total individu dalam komunitas (ni)

ni : Jumlahindividu species /jeniskei

pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)

Indeks keseragaman jenis (equitability) / E sebagai pendekatan yang

menggambarkan penyebaran species yang berbeda dalam suatu

komunitas yang dihitung dengan rumus :

E = H / H max dimana :

H max : log2 S

S : jumlah jenis (taxa).

Perhitungan indeks dominansi jenis dengan formulasi sebagai berikut : Id = (pi)2

I Id : Indeksdominansijenis.

pi : Proporsi individu spesies ke i (ni/N)

Untuk melakukan analisis indeks dan menarik kesimpulan, digunakan nilai tolok ukur seperti Tabel 2.1. di bawah ini.

Page 17: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron)

II ~ 13

Tabel 2.1 Tolok Ukur Kuantitatif Analisis Biota Air Laut Tolok Ukur Keterangan Indeks Keanekaragaman (H) H < 1,0 Keragaman jenis tergolong rendah, miskin,

produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil.

1.0<H<3,322 Keragaman jenis tergolong sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang.

H > 3,322

Keragaman sangat tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis.

IndeksKeseragaman (E) E < 0,5 Keseragaman jenis tergolong rendah, artinya

distribusi indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas tidak seimbang dan ekosistem labil.

0,5< E < 0,75 Keseragaman jenis tergolong sedang, artinya distribusi indivividu masing-masing jenis cukup seimbang dan ekosistem agak stabil.

E > 0,75 Keseragaman jenis tergolong tinggi, artinya distribusi indivividu masing-masing jenis di dalam komunitas sangat seimbang dan ekosistem sangat stabil.

Indeks Dominansi (Id) Id < 0,4 Tidak adanya dominansi, perkembangan jenis

seimbang 0,4 <Id < 0,8 Ada dominansi yang ringan, tekanan ekologis ringan–

sedang,

Id 0,8 Nyata adanya dominansi, kondisi tercemar berat,

Page 18: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-1

BAB III HASIL PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

DI PERAIRAN PANTAI PEMARON

Pada waktu 17-18 Maret 2016 di Pantai Pemaron dan sekitarnya,

keadaan cuaca cerah, perairan agak surut dan perairan relatif tenang,

tidak ada gelombang dan airnya jernih sehingga tidak mengganggu

kenyamanan pengambilan contoh, dan kondisi substrat dasar perairan

pantai cukup stabil sehingga tidak sulit menemukan biota makrozoo-

benthos pada waktu sampling. Pengulangan dilakukan beberapa kali

adalah untuk mendapatkan tingkat komposisi specimen yang

representatif.

3.1 Kondisi Fisik Perairan Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai Kali Bukbuk Lovina

Berdasarkan pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif pada

pemantauan 17-18 Maret 2016 , kondisi fisik pantai sudah bagus dengan

stabilitas yang baik karena dampak pengamanan pantai. Mulai dari Pantai

Segara Penimbangan, Pantai Pemaron, dan Pantai Kalibukbuk Lovina

sisi Timur sudah mendapatkan proyek pengamanan dan penataan pantai

berupa dinding pantai (seawall atau revertment), dan pembangunan jalan

setapak dengan paping blok, serta penataan landscape pertamanan

pantai. Khususnya di kawasan Pantai Kalibukbuk Lovina, pantainya masih

alami, penataan landscape pertamanan dan penataan artshop souvenir

sudah sangat baik, demikian pula di pantai Segara Penimbangan sudah

dilakukan penataan landscape pantai dan pusat kuliner, sehingga

terkesan jauh lebih nyaman, indah dan tidah kumuh.

Dalam pemantauan tersebutr dengan adanya dinamika hidro-

oseanografi pantai, tidak terpantau adanya perluasan kerusakan bibir

pantai yang mengalami abrasi (khususnya di sekitar Pura Segara

Page 19: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-2

Penimbangan), dan sedimentasi/ penambahan pengisian pasir (pada

pantai Kalibukbuk Lovina) juga bterpantau stabil.

1. Kebersihan Pantai

Dengan sudah dilakukan proyek pengamanan dan penataan

kawasan pantai yang ditindaklanjuti dengan program pengelolaan,

pemeliharaan dan penangpertama tahun 2016, yaitu 17-18 Maret 2016,

terpantau bahwa program penataan, tamanisasi dan kebersihan pantai di

Kawasan Pariwisata dan sekitarnya sudah berjalan dengan sangat baik

dan terprogram, dimana tiga ruas/kawasan pantai yang terpantau yaitu

Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan dan Pantai Kalibukbuk

Lovina , kebersihan pantainya sudah cukup baik, sangat bersih dan indah

dan nyaman.

Dibandingkan dengan pemantauan tahun 2015, bahwasanya pada

pemanatauan triwulan I tahun 2016 bahwa tingkat kebersihan pantai jauh

lebih baik. Terjadi perbaikan kondisi lingkungan yang sangat nyata.

Pantai Lovina Kalibukbuk Pantai Lovina Kalibukbuk

Pantai Lovina Kalibukbuk Pantai Lovina Kalibukbuk

Page 20: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-3

Pantai Pemaron sisi barat Pantai Pemaron muara sungai

Pantai Pemaron sisi barat Lokasi instalasi Penyaluran BBM

Kondisi sungai pemaron yg bersih Lokasi pantai Pemaron dan

instalasi bongkar BBM

Kondisi kebersihan pantaidi Pantai Pemaron

Page 21: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-4

Kondisi kebersihan pantai dan tidak ada akumulasi sampah di

Pantai Segara Penimbangan Gambar 3.1 Kondisi kebersihan pantai di Pemaron, Segara Penimbangandan Pantai Lovina Kalibukbuk 2. Kodisi fisik pantai

Hasil pemantauan.17-18 Maret tahun 2016 bahwa di sepanjang

Pantai Pemaron, Pantai Segara Penimbangan, dan Pantai Kali Bukbuk

Lovina secara umum kondisi pantai semakin membaik, tingkat abrasi

pantai sudah sangat menurun karena dalam beberapa tahun terakhir

sudah dilakukan rehabilitasi dengan proyek pengamanan pantai dengan

tipe tembok pantai (sea wall/revertment) dan perpaduan krib-krib

khususnya pantai dengan muara sungai. Pantai-pantai yang sudah

dilakukan pengamanan sedang terjadi normalisasi menuju format/tipologi

pantai yang baru, kecuali ruas pantai Pura Segara Penimbangan terutama

kondisi crib/revertment di depan Pura masih nampak sebagian kecil ruas

krib mengalami kerusakan (Gambar 3.2).

Page 22: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-5

a. Kondisi fisik pantai di stasiun I

Pantai Pemaron, kondisinya sudah jauh berbeda dan lebih stabil

dan sudah tertata dengan baik, dengan jalan pantai berpaping. Kondisi

perairan pantai saat pemantauan; pantai lebih bersih, air laut di muara

sungai Pemaron jernih, dan tidak ditemukan akumulasi sampah.

Disamping itu di muara sungai Pemaron tidak terjadi penggerusan ke arah

hulu, justru yang terjadi sedimentasi/akumulasi lumpur, dan pasir di mulut

sungai dengan kapasistas kecil. Bibir sungai sudah dilakukan revertment

dan pembangunan tanggul untuk mencegah hempasan aliran banjir dan

gelombang laut yang masuk sungai .

Pengendapan relative yang terjadi pada mulut sungai pada

pemantauan 17-18 Maret 2016 berupa hamparan gundukan /beting pasir

(sand down) yang sedikit, tidak mengganggu keseimbangan transport

material pantai (long shore current sedimen transport), justru pada

pemantauan Desember 2015 muncul kondisi yang lebih besar,

pola/dinamika arus pantai dan masukan aliran sungai (river run off) musim

penghujan tahun ini idak memberikan dampak seperti yang terpantau

sekarang.

Gambar 3.2. Kondisi pantai di Stasiun I Pantai Pemaron

Kondisi Pantai Pemaron sebelah

Timur jalur pipa BBM (tdk ada abrasi)

Ada endapan pasir dan lumpur di

mulut sungai Pemaron

Page 23: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-6

b. Kondisi pantai di stasiun II

Pantai Segara Penimbangan juga sudah mengalami rehabilitasi

dari proses abrasi sebelum, dengan pengamanan pantai dengan

membangun dinding (revertment) pantai, dan pemasangan krib-krib di

pelataran jaba Pura Segara Penimbangan dengan kongkrit blok, serta

pembuatan jalan setapak menyusur pantai dengan pengerasan paping.

Kondisipantai stasiun IIterpantau sudah cukup baik, rehabilitasi

kembali yang dilakukan dengan menggunakan bis-bis yang dicor dengan

beton sudah selesai. Estetika pantai sangat berubah, dari pantai yang

alami menjadi yang bertebing sehingga terkesan kurang menarik, akan

tetapi sudah suatu keharusan melakukan pengamanan pantai dengan

format ini. Program tamanisasi dan penataaan serta kebersihan yang

dicanangkan Pemerintah Kabuapten Buleleng sudah membawa

perubahan sangat nyata, menjadi lebih baik.Gambar 3.3 dibawah..

Page 24: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-7

Gambar 3.3 Kondisi pantaidan pemanfaatan pantai Di Stasiun II PantaiSegara Penimbangan

c. Kondisi pantai di stasiun III yaitu Pantai Lovina Kali Bukbuk (Patung Dolpin Lovina)

Secara umum kondisi pantai di kawasan ini masih alami tidak

mengalami abrasi, gundukan-gundukan pasir (sand dune) secara patchy

khususnya di muara sungai Kalibukbuk yang terpantau pada Maret 2016

sangat alami, dan pada sisi barat patung dolphin hamparan pasir semakin

melebar.

Kondisi pantai di Kali Bukbuk

Lovina (sisi barat)

Kondisi pantai sisi timurt monumen

patung dolphin

Kondisi dermaga di Kali Bukbuk

wisata dolphin

Kondisi taman pantai di Kali

Bukbuk

Gambar 3.4 Kondisi pantai Stasiun III (Pantai Kali Bukbuk sekitar patung Dolphin Lovina)

Page 25: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-8

3.2 Komunitas Plankton

Komunitas plankton merupakan terminologi yang diberikan untuk

sekumpulan organisma air yang berukuran mikroskopis, yang

keberadaannya melayang-layang di dalam kolom air, terdiri dari plankton

nabati (phytoplankton) dan hewani (zooplankton). Keberadaan plankton

sebagai salah satu indikator biologi dan komponen penting untuk menilai

kesuburan, atau pencemaran suatu perairan.

Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan

sekitarnya, selama periode pemantauan 17-18 Maret Tahun 2016

disajikan sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan

Pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun

kontrol yaitu 23-27 jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini

mengindikasikan bahwa di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya

masih cukup baik dan stabil bagi perkembangan dan pertumbuhan

komunitas plankton sebagai pondasi produktivitas primer di kawasan

pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di perairan pantai Pemaron

relatif tinggi,

Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu

dengan nilai berkisar antara 2142-2889 individu per liter. Nilai ini

termasuk kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di

stasiun III merupakan stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk

Levina sebagai stasiun kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun

I sebagai stasiun pusat kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan

pada pemantauan saat ini lebih rendah dibandingan bulan desember

2015.

Page 26: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-9

Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan,

nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,49449-4,72677 bit

(lebih besar dari nilai 3 bit)., nilai awal triwulan tahun 2016 lebih rendah

dibandingkan bulan Desember 2015 sebesar 4,58881 - 4,81322 bit.. Nilai ini memberikan indikasi bahwa dampak terhadap

keanekaragaman jenis plankton tidak nyata terjadi di perairan sekitar

pusat kegiatan, dan di stasiun kontrol lainnya, dimana nilai

keanekaragaman jenis antar stasiun tidak berbeda secara nyata (non-

significant). Nilai tertinggi didapatkan di stasiun III yang merupakan

stasiun kontrol kedua kegiatan PLTG Pemaron, khususnya dampak

dari ceceran limbah minyak dari kegiatan bongkar HSD.

Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75

poin, yaitu 0,99089-0,99407, nilai ini lebih baik dari bulan Desember

2015 yaitu 0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton

mempunyai keseimbangan dengan keseragaman jenis yang tinggi.

Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1

poin, yaitu 0,03893-0,04527 dan tidak berbeda nyata dengan hasil

bulan Desember 2015 sebesar 0,04336-0,04598, September 2015

sebesar 0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015 sebesar 0,03564-0,04255 yang berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini

tergolong sangat kecil bahwa sama sekali tidak ada pengaruh

dominansi pada komunitas plankton karena tekanan-tekanan

lingkungan, baik lingkungan fisik-kimia maupun biologis.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan

pendekatan indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan

struktur komunitas plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun

kontrol lainnya sebagai indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik

atau tidak terpantau adanya dampak negatip yang nyata yang

”menyebabkan gangguan atau degradasi terhadap biota air laut

Page 27: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-10

khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat dampak adalah

sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan

pendekatan kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya

nilai-nilai struktur komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau

adanya dampak negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang

tergolong besar dan penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD

BBM sudah dilakukan pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan

pengamanan yang memadai.

Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan

perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak

gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan

pantai tersebut.

Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif nilai hasil pemantauan pada triwulan pertama tahun 2016

dengan nilai tahun sebelumnya (Maret, Juni, September, dan

Desember tahun 2015) didapatkan bahwa struktur komunitas plankton

yang dilihat dari nilai kelimpahan, kekayaan jenis, indeks

keanekaragaman jenis (diversity index), indeks keseragaman

(equitability /evenness index) dan dominanasi jenis; tidak nampak

adanya kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik peningkatan

(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan

disebabkan oleh dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan

bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif

menurun dibandingkan dengan kondisi pada pemantauan sebelumnya,

demikian pula secara kualiatif perbedaan nilai indeks tidak nyata (non-

significant), atau dapat dinyatakan dalam kurun waktu tiga bulan (tiga

triwulan tahun 2016) berjalannya operasional PLTGU Pemaron;

struktur komunitas plankton relatif tidak berubah.

Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau

kematian massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adanya

Page 28: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-11

dampak yang sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar

HSD yang menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas

plankton).

Pada waktu pemantauan kondisi cuaca cerah, perairan sangat jernih

dan kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk

sampling serta tidak terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor

klimatologi selama pemantauan sangat baik..

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan

analisis kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL

sebagaimana yang ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun

pengamanan pada saat bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan

penggantian pipa yang sudah umur untuk mitigasi kebocoran, dan

pengecekan harian pada sistem pipanisasi yang terbangun.

Page 29: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-12

Rekapitulasi hasil pemantauan struktur komunitas plankton di

perairan pantai Pemaron dan sekitarnya, disajikan pada Tabel 3.1

dibawah ini

Tabel 3.1. Hasil analisis Struktur Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron, (17-18 Maret tahun 2016).

Hasil analisis Komunitas Plankton di Perairan Pantai Pemaron pada

17-18 Maret tahun 2016 disajikan pada Tabel 3.2 s/d Tabel 3.4.

Parameter Struktur

Komunitas

Stasiun Pemantauan Nilai Kisaran Keterangan I II III

Nilai Kekayaan Jenis (S)

23 26 27 23-27 Kekayaan jenis rendah

Nilai Kelimpahan

Jenis (N) (ind /liter)

2142 2448 2889 2142-2889 Kelimpahan jenis tinggi

Nilai Indeks Keragaman

Jenis (H) 4,49449 4,65774 4,72677 4,49449-

4,72677 Keanekaraga

man jenis Tinggi

Nilai Indeks Keserasian Jenis (E)

0,99355 0,99089 0,99407 0,99089-0,99407

Keseragaman jenis sangat

merata

Nilai Indeks Dominansi Jenis (D) 0,04527 0,04082 0,03893 0,03893-

0,04527

Dominansi jenis

rendah/tidak ada indikasi dominansi

Page 30: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-13

Page 31: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-14

Tabel 3. 2 Komposisi dan Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Pantai Pemaron (Stasiun I : Perairan Pantai Pemaron Dermaga Jetty dan sekitarnya; pada 17-18 Maret tahun 2016)

No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L

A. Phytoplankton 1 Asterionella striatum 3 - - 3 - - - - 2 - - - - - - 2 - 3 - - - 2 - - - 15 135 2 Bacillaria sp - - 2 - - - 3 - - - 3 - - - - - - - 2 - - - 3 - - 13 117 3 Bacteriastrum varians - 2 - - - - - - - 2 - - - - - 3 - - - - 2 - - - - 9 81 4 Chaetoceros affinis - - - - - 3 - - - - - - - 2 - - - - - 3 - - - 2 - 10 90 5 Climacosphenia sp - 3 - - - - - 2 - - - 3 - - - - 3 - - - - - - - 2 12 108 6 Coscinodiscus lineatus - - - 2 - - 3 - - - 2 - - - 3 - - - - 2 - 3 - - - 15 135 7 Coscinodiscus radiatus - - - - - - - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - 10 90 8 Cyclotella striata - - 3 - - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - 6 54 9 Dithylium sp - - - - - - 2 - - - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - 2 10 90

10 Fragilaria intermedia 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - - - 12 108 11 Gramatopora sp - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - - - - 2 - - 3 - 9 81 12 Hyalodiscus stelliger - - - 3 - - - - - 3 - - - - - 3 - - - - - - - - 9 81 13 Hemiaulus indicus - - 3 - - - - - - - - - 2 - - - - 3 - - - 2 - - 10 90 14 Lauderia sp - - - - - 3 - - 2 - - - - - - - 3 - - - - - - - 2 10 90 15 Melosira sp 3 - - - - - - - - - 2 - - - - - - - 1 - - - - 3 - 9 81 16 Nitzschia aigma - - - - 3 - - 2 - - - - - - 3 - - - - - 2 - - - 10 90 17 Synedra fulgena - 2 - - - - - - - 2 - - - - - - - - 2 - - - - 2 - 8 72

18 Nereis ( larva ) 3 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - - 2 - - - 2 10 90 19 Podon ( larva ) - - - - 2 - - 2 - - - 2 - - - 2 - 3 - - - - - 1 - 12 108 20 Calanus sp - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - - - - - 2 - - - 3 - - 12 108 21 Balanus ampitriate - - - 2 - - - - - - - 2 - - 3 - - - - - 2 - - - - 9 81 22 Pentacula (Holothuria sp.) 3 - - - - - 3 - - - - - - - - - - 2 - - - - - 2 10 90 23 Crustacean (Cirripedia) - - - - - 1 - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - - - 8 72

Page 32: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-15

Jumlah Total Species (Taxa): 23 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2142 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,49449 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99355 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04527

Page 33: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-16

Tabel 3.3 Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Pantai Segara Penimbangan Pemaron, (Stasiun II

: Sekitar Pantai Pura Segara Penimbangan, Depan Rangon Sunset; pada 17-18 Maret tahun 2016)

No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L

A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp - 3 - - - - - - - 3 - - - - 3 - 3 - - - - 3 - - - 15 135 2 Asterionella striatum - - 2 - - - 3 - - - - 2 - - - - - - - - - 3 - 10 90 3 Bacillaria sp - - - - 2 - - 2 - - - - - - 2 - - - - 3 - 2 - - 2 13 117 4 Climacosphenia sp - - - 2 - - - - - 2 - - - - - 2 - 2 - - - - 2 - - 10 90 5 Coscinodiscus lineatus 3 - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - 3 - 2 - - - 3 15 135 6 Coscinodiscus radiatus - - - 2 - 3 - - - - - - 2 - - - - - - - - 3 - 10 90 7 Cyclotella striata - - 2 - - - 3 - - - - - - - - - 3 - - - - - - - 8 72 8 Dithylium sp - - - 3 - - - - - - - 2 - - - - - - 2 - - - 2 9 81 9 Fragilaria intermedia 2 - - - 2 - - - 2 - 3 - - - - 2 - 3 - - - - - - - 14 126 10 Gramatopora sp - - - 2 - - - - - - - 2 - - - - - - - - - - 3 - - 7 63 11 Leucosolenia sp 2 - - - - - - 2 - - - - - 2 - - 2 - - - - - - 8 72 12 Lauderia sp - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - - 2 - - - 12 108 13 Nitzschia aigma 3 - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - - - - 2 - - 9 81 14 Rhizosolenia acuminata - - 3 - - - - 3 - - - 3 - - - - - 3 - - - - - - 12 108 15 Planktonella sp - - - - 2 - - - - - - - - - 2 - - - - 3 - - - 2 9 81 16 Pseudonotica sp - - 2 - - - - 2 - - 2 - - - - - - - 3 - - - - 2 - 11 99 17 Rhizosolenia acuminata - - - - - 3 - - - - - - 2 - - - - - - - 2 - - - - 7 63 18 Synedra fulgena - - - - - - 2 - - 2 - - - - - - 3 - - - - - - - - 7 63 19 Chaetoceros sp - 3 - - - - - - - - - - - - - - - 3 - - 3 - - 9 81 20 Ceratium sp - - - 3 - - - - 2 - - - - - 2 - - - 2 - - - 2 11 99

Page 34: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-17

B. Zooplankton 21 Podon ( larva ) - - 2 - - - - 3 - - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - 9 81 22 Paracalanus parvus 3 - - - 3 - - - - - 2 - - 3 - - - 2 - - - - - 3 - 16 144 23 Calanus sp - 3 - - - - - - - - - - - - 3 - - - - - - 3 - - - 9 81 24 Sincalanus aureus - - - 2 - - 2 - - 2 - - 2 - - - 2 - - 2 - - 2 - - 14 126 25 Neriis larva - - 2 - - - - - - - - 2 - - - 2 - - - - - - - - 3 9 81 26 Balanus ampreite - - - - - - - 3 - - - - 3 - - - - - - - 3 - - - - 9 81

Jumlah Total Species (Taxa) : 26 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2448 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,65774 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99089 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,04082

Page 35: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-18

Tabel 3.4. Komposisi dan Kelimpahan jenis Plankton di Perairan Lovina (Stasiun III : Perairan Pantai Patung Dolfin Lovina;pada 17-18 Maret tahun 2016)

No Species Plankton Ulangan Lapang Pandang Pengamatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ind. Ind./ L

A Phytoplankton 1 Actinopigchus sp - 3 - 3 - - 2 - 2 - - - - - 3 - - - - - - - 2 - - 15 135 2 Asterionella striatum - - - - 2 - - - - - - 1 - - - - - - - - - 3 - 3 - 12 108 3 Bacillaria sp 2 - - - - 2 - - - - 2 - - - - - 2 - - 3 - - - - 3 14 126 4 Bacteriastrum varians - - - - 2 - - 2 - - - - - 3 - - - - - - - - - 3 - 10 90 5 Chaetoceros affinis - - - 2 - - - - - 2 - - - - - 3 - - 2 - - - 3 - - 12 108 6 Climacosphenia sp - 2 - - - - 2 - - - - - 2 - - - - - - - 3 - - - - 9 81 7 Coscinodiscus lineatus - - 2 - - - - - 3 - - - - - 3 - - 2 - - - 2 - - - 12 108 8 Dithylium sp - 2 - - - 3 - - - - - 3 - - - - - - - - 2 - - - 2 12 108 9 Fragilaria intermedia - - - 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - - 3 - - - 3 - - 14 126 10 Gramatopora sp - 2 - - - - - 3 - - - - 2 - - 2 - - 3 - - - 2 - - 14 126 11 Hyalodiscus stelliger - - - 2 - - 3 - - - 3 - - 3 - - 2 - - - 2 - - - - 15 135 12 Hemiaulus indicus - - - - 2 - - - - 2 - - - - - - - - - - - - - - 3 9 81 13 Leucosolenia sp - - 3 - - - - - - - 3 - - - 2 - - - - 3 - 2 - - - 13 117 14 Lauderia sp 2 - - - - 2 - 2 - - - - 3 - - - - 2 - - - - - 3 - 14 126 15 Melosira sp - 2 - - - - - - 3 - - - - 2 - - - - - - 1 - - - - 8 72 16 Nitzschia aigma - - - - 2 - - 2 - - - - - - 2 - - - - 2 - - - - - 8 72 17 Rhizosolenia acuminata - - - 2 - - - - - - 3 - - 2 - - 2 - - - - - 3 - - 12 108 18 Synedra fulgena - - - - 2 - 3 - - - - - - - - 3 - - - 2 - - - - - 10 90 19 Skeletonema costatum - - - 3 - - - - 2 - - 3 - 3 - - - - - - 3 - - - 14 126 20 Ceratium aurium - 2 - - 3 - - - 2 - - - - - 2 - - - 3 - - - - - 3 15 135

Page 36: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-19

B. Zooplankton 21 Holoturian larvae 3 - - - 2 - - - - - - - - 2 - - - 3 - - - - - 2 - 12 108 22 Sincalanus aureus - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 - - - - 3 - - - 2 15 135 23 Crustacean larva - - - - - - - - - 3 - - - - - - - 2 - - - 3 - 8 72 24 Podon ( larva ) - - - - 3 - - - - 2 - 3 - - 3 - - - 2 - - - - - 13 117 25 Paracalanus parvus - - 3 - - - - - - 3 - - - - - - - 3 - - - - - - 3 12 108 26 Calanus sp - - - 2 - - - 3 - - - - - - 2 - - - - - - - 3 - - 10 90 27 Balanus ampitriate 2 - - - - - - - - - 3 - - - - - 2 - - - - - - 2 - 9 81

Jumlah Total Species (Taxa): 27 Jumlah Total Individu organisme plankton (individu per liter): 2889 Indeks Keanekargaman Jenis Plankton : 4,72677 Indeks keseragaman jenis Plankton : 0,99407 Indeks Dominansi Jenis Plankton : 0,03893

Page 37: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-20

3.3 Komunitas Makrozoobenthos

Komunitas makrozoobenthos adalah salah satu komponen biologi

perairan yang sangat strategis dalam sistem ekologi pantai dan sering

dijadikan indikator dalam menilai kualitas dan tingkat cemaran suatu

ekosistem perairan. Makrozoobenthos adalah sekelompok organisme

fauna air yang hidupnya pada habitat dasar perairan, baik sebagai epi-

fauna (di permukaan dasar perairan) maupun hipo-fauna (meliang, masuk,

atau membenamkan diri di dalam dasar); yang berukuran lebih besar dari

1 milimeter, dan dapat tersaring dengan saringan 1.0 mm2.

Kajian terhadap komunitas makrozoobenthos di perairan pantai

Pemaron dan sekitarnya (wilayah dampak dari operasional PLTGU

Pemaron) meliputi : makrozoobenthos yang menempel atau merayap

pada permukaan dasar perairan (batu dan karang), dan makrozoobenthos

strata bawah yaitu makrozoobenthos yang sebagian atau totalitas

hidupnya di dalam substrat dasar perairan (meliang/membuat

lubang/terbenam di pasir). Kondisi cuaca pada waktu pemantauan adalah cerah, gelombang

kecil, arus menyusur pantai tenang dan diperkirakan terjadi aliran dari

daratan atau sungai karena di pantai sekitar muara sungaimunculnya,

gundukan pasir-lumpur, akan tetapi tidak begitu sulit menemukan

makrozoobenthos. Berdasarkan kondisi tersebut dilakukan pendekatan

analisis komprehensif menggunakan data primer dan data skunder. Data

jenis makrozoobenthos dengan karakteristiknya masih memadukan

dengan temukan terdahulu seperti disajikan pada Tabel 3.5.

Page 38: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-21

Tabel 3.5. Jenis-Jenis dan Karakteristik Makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya

No Filum dan Famili

Nama Jenis Karakteristik

1. Annelida Cacing dengan tubuh beruas-ruas (segmented worms), seluruh tubuhnya dipenuhi chaete. Hidupnya meliang di dalam substrat, tidak nampak di permukaan. Cacing ini digunakan sebagai umpan memancing ikan.

Nereidae Nereis sp Eunice sp

2. Crustacea Penaeidae Metapenaeopsis sp Jenis-jenis udang yang sudah

umum dikenal dengan udang kresek/baring.

Grapsidae Grapsus albolineatus

Kepiting, jenis ini bisa diamati langsung pada substrat keras di kawasan seperti : beton/tiang, substrat kayu, dan batu karang.

Sesarma picta

Ocypodidae Uca Rosea Keberadaannya di pantai berpasir Kelompok ini dikenal dengan kepiting Canggah atau Kepiting Kertah (The Fiddler Crabs).

Uca tetragonon Uca lactea

Paguridae Dardanus megistea

Kepiting udang (omang-omang)

Xanthidae Lophozozyma picor

Kepiting segiempat

Callappidae Callappa hepatica

Kepiting segitiga

3Moluska Gastropoda Littorinidae Littorina scabra Banyak menempel di bati dan

akar/batang pohon di pantai Neritidae Nerita undata Menempel di batu dan karang. Nerita costata Menempel di batu dan karang. Septaria sp Menempel di batu dan karang. Strombidae Strombus

labiatus Ditemukan di antara batu, menempel dan di dalam substrat, pada daun rumput laut (Cymodocea sp dan Halimeda sp. serta Sargassum sp. Mempunyai cangkang tebal, operculum tebal, berkapur dan keras, hidup dilaut dangkal dan berkarang. Membenamkan diri dengan

Strombus urceus

Strombus dilatatus

Strombus sp

Naticidae Natica gualtieriana

Cypraeidae Cypraea moneta

Page 39: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-22

Muricidae Thais sp cangkang di dalam sumstrat berpasir, di habitat padang lamun. Morula

margariticola

Morula granulata

Nassariidae Nassarius coronatus

Turbinidae Turbo cidaris

Turbo sp

Astrea sp

Territellidae Territella terobra

Patellidae Callana sp

Thiaridae Melanoides terulosa

Olividae Oliva recticulata

Oliva mucronata Bivalvia -Psammobiidae Asaphis violascens Kerang-kerangan dengan cangkang

umumnya tipis,bentuk memanjang, pallial sinusnya besar, umumnya cangkang ungu tau semu merah, juga membenamkan diri di substrat pasir.

-Pinnidae Pinna muricata

Pinna bicolor

Archidae Anadara granosa

Barbatia decossata

Tellinidae Tellina sp

4.Echinodermata - Ophiuroidea Ophiarachna sp Bintang mengular pada bebatuan dan

antar karang dan padang lamun. Tetapi ukuran relatif kecil-kecil

- Echinoidea Diadema seoeum Bulu babi duri hitam Echinothrix

calamaris Bulu babi, habitat karang

- Holothuroidea Holothuria atra mentimun laut Holothuria scbra mentimun laut

Acuan Determinasi : Dharma, B. (1988), Dharma,B. (1992), Crane, J. (1975), Mather, P. and I. Bennett (1984) dan Nybakken, J.W. (1988)

Page 40: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-23

Cypraea sp

Morula sp

Echinoidea

Barbatia sp

Morula granulata

Nerita sp dan Septaria sp

Nassarius sp

Kepiting Segitiga (juvenille)

Astraea sp dan Thais sp

Bintang mengular dan Tripang

Kepiting segiempat

Turbo petholatus

Oliva mucronata

Melanoides torulosa

Callana radiata

Page 41: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-24

Kepiting Uca (juvenile)

Kerang Pinna bicolor

Nerita planospira

Strombus dilatatus

Littorina scabra

Oliva recticulata

Strombus urceus

Morula sp

Conus sp

Turbo sp

Kerang Tellina sp

Strombus sp

Holothuria (tripang)

Siput Strombus labiatus

Cerithidea sp dan Territella terebra

Gambar 3.5 Jenis-jenis organisme makrozoobenthos yang disampling di Pantai Pemaron dan sekitarnya.

Page 42: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-25

Hasil analisis kuantitatif pada komunitas makrozoobenthos, hasil pemantauan

di perairan Pantai Pemaron disajikan pada Tabel 3.6 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6. Hasil analisis Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron, 17-18 Maret tahun 2016.

Parameter Struktur

Komunitas

Stasiun Pemantauan Nilai

Kisaran Keterangan

I II

III

Nilai Kekayaan Jenis (S) 24 25 27 24-27 Kekayaan jenis

Kecil Nilai Kelimpahan

Jenis (N) (ind /liter)

310 470 485 310 - 483 Kelimpahan jenis sedang

Nilai Indeks Keanekaragam

an Jenis (H) 4,34426 4,34618 4,58834 4,34426-

4,58834 Keragaman

tinggi

Nilai Indeks Keseragaman

Jenis (E) 0,96455 0,96652 0,97263 0,96455-

0,97263 Keseragaman

sedang s/d tinggi

Nilai Indeks Dominansi Jenis

(D) 0,12265 0,10098 0,03668 0,03668-

0,12265 Tidak ada dominansi

Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan

pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak24-27 jenis

dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan pantai

Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung perkembangan dan

pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai indikator biologi

pencemaran perairan.

Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu berkisar

antara 310 - 483 individu per area sapuan. Nilai hasil pemantauan saat ini lebih

baik dari bulan September 2015 sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360 individu per area sapuan. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III

(perairan Pantai Kalibukbuk yang merupakan stasiun kontrol). Nilai

kelimpahannya paling rendah di stasiun I yaitu 310 individu per area sapuan,

Page 43: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-26

Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai hampir merata antar stasiun

yaitu berkisar 4,34426-4,58834 bit. Nilai ini juga meningkat dibandingkan

pemantauan sebelumnya yaitu bulan September 2015 sebesar 4,19537-4,62731 bit dan bulan Juni 2015 sebesar3,24790-4,46418bit, nilai ini mengindikasikan

bahwa Keragaman jenis makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya

prikehidupan makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak

nampak ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan

pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.

Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,96455-0,97263, lebih baik dari bulan September 2015 sebesar 0,91435-0,96253dan Juni yaitu 0,73943-0,97364bit. Nilai tertinggi didapatkan di Stasiun III Pantai Kalibukbuk

Lovina yang merupakan stasiun control ke dua.

Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,03668-0,12265artinya

tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada komunitas

makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan

indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas

makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai berikut

:

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan

indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas makrozoobenthos

seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang terjadi, apalagi dampak

yang tergolong besar dan pentingyang disebabkan oleh operasional dermaga

jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu kegiatan bongkar HSD sudah

dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai.

Evaluasi kecendrungan (trend) :berdasarkan analisis kuantitatif dan komperatif

dengan hasil pemantauan bulanb Maret, Juni dan September 2015 didapatkan

bahwa struktur komunitas makrozoobenthos, baik kekayaan jenis (species

richness), kelimpahan (abundance), keanekaragaman (diversity), keseragaman

(equitability), dan dominanasi jenis; nilainya lebih baik, akan tetapi tidak nampak

adanya kecendrungan (trend) perubahan yang menjolok, baik peningkatan

Page 44: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-27

(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan oleh

operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi komunitas

Makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berfluktuasi secara nyata dibandingkan

dengan kondisi sebelumnya, dan dalam katagori level baik dan tinggi.

Kelimpahan makroozoobenthos sedang, diduga karena habitat makrozoobenthos

sudah membaik, tidak terjadi sedimentasi pantai yang luas, dan hempasan

gelombang sangat kecil (tenang). Disamping itu substrat dasar yang merupakan

hamparan terumbu karang keras (hard corals) sudah mulai membaik,

tumbuhnya juvenile-juvenile terumbu karang, dan rendahnya masukan (run off)

sampah, pasir hitam, dan lumpur ke perairan pantai yang umumnya menghambat

perkembangan komunitas makrozoobenthos. Hasil pemantauan 18-19

DesemberTahun 2015, setruktur komunitas makrozoobenthos tidak berbeda jauh

dengan nilai hasil pemantauan sebelumnya sehingga tidak ditemukan perubahan

yang nyata, justru hasilnya lebih baik.

Fluktuasistruktur komunitas makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berbeda

nyata karena nilai-nilai kuantitatif masih dalam kisaran kategori baik-sangat baik.

Dinamika pantai seperti perubahan habitat dasar perairan, adanya pelumpuran

dan perubahan gelombang, yang umumnya membawa konsekuensi pada habitat

benthos tidak terpantau terjadi pada waktu pemantauan, tidak terpantau adanya

akumulasi sampah di perairan, terutama karena limpasan dari sungai dan aliran

permukaan tidak terjadi.

Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas

makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya akumulatif

(akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan gangguan dan

kematian massal biota benthos).

Juga tidak terpantau terjadinya proses akumulasi pasir dan lumpur pada zona-

zona tertentu, munculnya beting pasir pada pemantauan tahun sebelumnya

yang justru dampaknya sangat buruk pada komunitas makrozoobenthos karena

dapat menutupi substrat dasar dan menimbun hewan benthos yang tidak mampu

bergerak (sessile). Hasil pemantauan terakhir kondisi substrat dasar perairan

sangat stabil sehingga komunitas makzoobenthos mampu tumbuh dan

berkembang dengan baik.

Page 45: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-28

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis

kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang

ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat

kegiatan bongkar HSD BBM.

Page 46: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-29

Tabel 3.7 Hasil analisis kuantitatif komunitas makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dan sekitarnya, 17-18 Maret tahun 2016

No Kelompok/ Famili

Species Stasiun Pemantauan

Stasiun I

Stasiun II

Stasiun III

1 Annelida Nereidae Nereis sp 20 35 25 Eunice sp 10 25 20

2. Crustacea Penaeidae Metapenaeopsis sp 15 15 10 Grapsidae Grapsus albolineatus 15 - 20 Sesarma picta 15 - 15 Ocypodidae Uca Rosea 10 15 - Uca lactea - 5 - Paguridae Dardanus megistea - 15 5 Xanthidae Lophozozyma picor 5 - 10 Callappidae Callappa hepatica - 25 -

3. Moluska Gastropoda Littorinidae Littorina scabra 35 55 15 Neritidae Nerita undata 15 35 15 Nerita costata 15 20 10 Septaria sp 10 5 - Strombidae Strombus labiatus - 15 25 Strombus urceus 10 - 20 Naticidae Natica gualtieriana 5 - 15 Cypraeidae Cypraea moneta - 15 35 Muricidae Thais sp 5 - 15 Morula margariticola 15 5 - Morula granulata - 15 25 Nassariidae Nassarius coronatus 5 5 Turbinidae Turbo sp 15 5 - Astrea sp 5 - 25 Patellidae Callana sp 5 10 - Bivalvia Psammobiidae Asaphis violascens - 35 25 Pinnidae Pinna muricata 10 30 15 Archidae Anadara granosa 5 - 30 Tellinidae Tellina sp - 45 15

- 4. Echinodermata 15 - Ophiuroidea Ophiarachna sp 15 15 15 - Echinoidea Diadema seoeum 25 - 20

Page 47: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron) III-30

Echinothrix calamaris 25 15 30 - Holothuroidea Holothuria atra 5 5 15 Holothuria scbra - 5 10

Nilai Kekakayaan Jenis/taxa (S) : 24 25 27

Nilai Kelimpahan Jenis (N) : 310 470 485 Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis (H) : 4,34426 4,34618 4,58834

Nilai Indeks Keserasian Jenis (E) : 0,96455 0,96652 0,97263 Nilai Indeks Dominansi Jneis (D) : 0,12265 0,10098 0,03668

Page 48: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

BAB IV KESIMPULAN

Pemantauan komponen biota air laut, khususnya komunitas plankton dan

makrozoobenthos di Perairan Pantai Pemaron dilakukan pada tanggal 17-18

Maret Tahun 2016. Berdasarkan analisis kualitatif dan kuantitatif dirumuskan

kesimpulan sebagai berikut :

4.1 Kondisi Lingkungan fisik Berdasarkan pengamatan secara visual kondisi lingkungan fisik pantai

Pemaron dan sekitarnya cukup baik dan sudah tertata, karena sudah dilakukan

kegiatan pengamanan pantai, demikian pula di kawasan Pura Segara

Penimbangan sudah semakin baik, hanya pada sisi timur masih terjadi

kerusakan krib-krib dan sedang dilakukan konstruksi pemasangan krib-krib

barupa selongsong beton yang akan lakukan pengerasan dengan dicor beton.

Demikian pula halnya dengan kebersihan dan keindahan (nilai estetika) pantai,

sudah nyata perubahannya karena mulai dilakukan pembangunan dan penataan

taman-taman di lingkungan pantai, terutama nampak di kawasan pariwisata.

Khususnya di pantai Pemaron sebagai pusat kegiatan, tidak lagi terpantau

adanya kontaminasi minyak, yang mengapung (floating) membentuk lapisan tipis

di permukaan.

Dalam kerangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup di wilayah pantai

khususnya pantai wisata, pemerintah Kabupaten Buleleng dengan pemangku

kepentingan lainnya di wilayah pesisir dan pantai sudah melakukan gerakan

bersih pantai (beach clean Up), dan program ini secara rutin sudah dilakukan,

sehingga ruang pantai jauh lebih bersih dan indah serta tidak ada lagi akumulasi

sampah-sampah di ruas pantai.

Page 49: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

4.2 Komunitas Plankton

Hasil analisis komunitas plankton di perairan pantai Pemaron dan

sekitarnya, selama periode pemantauan 17-18 Maret Tahun 2016 disajikan

sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas plankton di perairan Pantai

Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya sebagai stasiun kontrol yaitu 23-27

jenis dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di

perairan pantai Pemaron dan sekitarnya masih cukup baik dan stabil bagi

perkembangan dan pertumbuhan komunitas plankton sebagai pondasi

produktivitas primer di kawasan pantai tersebut. Kekayaan jenis plankton di

perairan pantai Pemaron relatif tinggi,

Kelimpahan jenis (abundance) plankton juga tergolong tinggi yaitu dengan

nilai berkisar antara 2142-2889 individu per liter. Nilai ini termasuk

kelimpahan tinggi. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III merupakan

stasiun kontrol kedua yaitu perairan Kalibukbuk Levina sebagai stasiun

kontrol zona Barat dan nilai terendah di stasiun I sebagai stasiun pusat

kegiatan Pantai Pemaron. Nilai Kelimpahan pada pemantauan saat ini lebih

rendah dibandingan bulan desember

Keanekaragaman jenis plankton yang ditunjukkan dari nilai indeks

keanekaragaman Shannon-Wiener untuk semua stasiun pemantauan,

nilainya tergolong tinggi, dengan nilai kisaran 4,49449-4,72677 bit (lebih

besar dari nilai 3 bit)., nilai awal triwulan tahun 2016 lebih rendah

dibandingkan bulan Desember 2015 sebesar 4,58881 - 4,81322 bit.. Nilai ini

memberikan indikasi bahwa dampak terhadap keanekaragaman jenis

plankton tidak nyata terjadi di perairan sekitar pusat kegiatan, dan di stasiun

Page 50: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

kontrol lainnya, dimana nilai keanekaragaman jenis antar stasiun tidak

berbeda secara nyata (non-significant). Nilai tertinggi didapatkan di stasiun III

yang merupakan stasiun kontrol kedua kegiatan PLTG Pemaron, khususnya

dampak dari ceceran limbah minyak dari kegiatan bongkar HSD.

Nilai indeks keserasian untuk semua stasiun lebih besar dari 0,75 poin, yaitu

0,99089-0,99407, nilai ini lebih baik dari bulan Desember 2015 yaitu

0,96211-0,98823 yang berarti komunitas plankton mempunyai keseimbangan

dengan keseragaman jenis yang tinggi.

Nilai dominansi sangat rendah yaitu dengan nilai lebih kecil dari 0,1 poin,

yaitu 0,03893-0,04527 dan tidak berbeda nyata dengan hasil bulan

Desember 2015 sebesar 0,04336-0,04598, September 2015 sebesar

0,03893-0,04663 dan bulan Juni 2015 sebesar 0,03564-0,04255 yang

berarti bahwa tidak adanya dominansi. Nilai ini tergolong sangat kecil bahwa

sama sekali tidak ada pengaruh dominansi pada komunitas plankton karena

tekanan-tekanan lingkungan, baik lingkungan fisik-kimia maupun biologis.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan

indeks struktur komunitas seperti di atas, dapat disimpulkan struktur komunitas

plankton di perairan Pantai Pemaron dan dua stasiun kontrol lainnya sebagai

indikator biologi, dalam kondisi yang sangat baik atau tidak terpantau adanya

dampak negatip yang nyata yang ”menyebabkan gangguan atau degradasi terhadap biota air laut khususnya pada komunitas plankton”. Sifat-sifat

dampak adalah sebagai berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan

kuantitatif dengan indikator indeks biologis, khususnya nilai-nilai struktur

komunitas plankton seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak

negatip/gangguan yang terjadi, apalagi dampak yang tergolong besar dan

penting karena pada waktu kegiatan bongkar HSD BBM sudah dilakukan

pengelolaan dengan proteksi, mitigasi dan pengamanan yang memadai.

Page 51: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

Tidak ditemukannya ceceran BBM atau lapisan minyak di permukaan

perairan khususnya di Pantai Pemaron, sehingga tidak terjadi dampak

gangguan terhadap prikehidupan komunitas plankton di perairan pantai

tersebut.

Evaluasi kecendrungan (trend) : berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif nilai hasil pemantauan pada triwulan pertama tahun 2016 dengan

nilai tahun sebelumnya (Maret, Juni, September, dan Desember tahun

2015) didapatkan bahwa struktur komunitas plankton yang dilihat dari nilai

kelimpahan, kekayaan jenis, indeks keanekaragaman jenis (diversity index),

indeks keseragaman (equitability /evenness index) dan dominanasi jenis;

tidak nampak adanya kecendrungan (trend) perubahan menjolok, baik

peningkatan (increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan

disebabkan oleh dampak operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar

HSD BBM. Kondisi komunitas plankton secara kuantitatif menurun

dibandingkan dengan kondisi pada pemantauan sebelumnya, demikian pula

secara kualiatif perbedaan nilai indeks tidak nyata (non-significant), atau

dapat dinyatakan dalam kurun waktu tiga bulan (tiga triwulan tahun 2016)

berjalannya operasional PLTGU Pemaron; struktur komunitas plankton relatif

tidak berubah.

Tidak ditemukan adanya indikasi blooming plankton dan/atau kematian

massal komunitas plankton dan tidak terdeteksi adanya dampak yang

sifatnya akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang

menyebabkan gangguan dan kematian massal komunitas plankton).

Pada waktu pemantauan kondisi cuaca cerah, perairan sangat jernih dan

kondisi gelombang pasang rendah sehingga sangat nyaman untuk sampling

serta tidak terpantau material tersuspensi, asumsinya faktor klimatologi

selama pemantauan sangat baik..

Page 52: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis

kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang

ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat

bongkar HSD BBM. Bahkan sudah dilakukan penggantian pipa yang sudah

umur untuk mitigasi kebocoran, dan pengecekan harian pada sistem

pipanisasi yang terbangun.

4.3 Komunitas Makrozoobenthos

Struktur komunitas makrozoobenthos di Pantai Pemaron dan sekitarnya

dengan karakter sebagai berikut :

Kekayaan jenis (species richness) komunitas makrozoobenthos di perairan

pantai Pemaron, dan perairan pantai sekitarnya yaitu sebanyak 19-21 jenis

dalam satu satuan komunitas. Nilai ini mengindikasikan bahwa di perairan

pantai Pemaron dan sekitarnya masih sangat baik mendukung

perkembangan dan pertumbuhan komunitas makrozoobenthos sebagai

indikator biologi pencemaran perairan.

Kelimpahan jenis (abundance) makrozoobenthos tergolong sedang yaitu

berkisar antara 360-500 individu per area sapuan. Nilai hasil pemantauan

saat ini lebih baik dari bulan Desember 2015 sebesar 310 – 483, bulan September sebesar 325-465 dan Juni 2015 yaitu 285-360 individu per area sapuan. Kelimpahan tertinggi ditemukan di stasiun III (perairan Pantai

Kalibukbuk Lovina yang merupakan stasiun kontrol). Nilai kelimpahannya

paling rendah di stasiun II yaitu 360 individu per area sapuan,

Keanekaragaman jenis tergolong tinggi dengan nilai 3,89982-4,48965 bit, dengan rataan hampir sama dibandingkan pemantauan tahun sebelumnya

yaitu bulan Desember sebesar 4,34426-4,58834 bit , September 2015

Page 53: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

sebesar 4,19537-4,62731 bit, dan bulan Juni 2015 sebesar3,24790-4,46418bit, Nlai ini mengindikasikan bahwa Keragaman jenis

makrozoobenthos di perairan tersebut tinggi artinya prikehidupan

makrozoobenthos di perairan pantai tersebut masih baik atau tidak nampak

ada pengaruh yang nyata dari operasional PLTGU khususnya kegiatan

pembongkaran BBM terhadap ekologi-biologi makrozoobenthos.

Nilai indeks keserasian tergolong tinggi, dengan nilai berkisar 0,88786-0,97364 tidak jauh berbeda dari hasil tahun sebelumnya yaitu bulan

Desember sebesar 0,96455-0,97263, bulan September 2015 sebesar

0,91435-0,96253dan Juni yaitu 0,73943-0,97364bit. Nilai tertinggi didapatkan

di Stasiun II Pantai Segara Penimbangan yang merupakan stasiun kontrol I.

Nilai indeks dominansi tergolong sangat rendah yaitu 0,04889-0,06320 artinya tidak ditemukan adanya dominasi jenis atau sistem ekologi pada

komunitas makrozoobenthos dalam kondisi sangat stabil.

Berdasarkan analisis kuantitatif dan kualitatif menggunakan pendekatan

indeks benthos seperti di atas, dapat dinyatakan bahwa struktur komunitas

makrozoobenthos di perairan pantai Pemaron dan sekitarnya adalah sebagai

berikut :

Evaluasi dampak : Berdasarkan pengamatan secara visual dan pendekatan

indikator biologis, khususnya nilai-nilai struktur komunitas makrozoobenthos

seperti di atas; tidak terpantau adanya dampak yang terjadi, apalagi dampak

yang tergolong besar dan pentingyang disebabkan oleh operasional dermaga

jetty/bongkar BBM HSD; karena pada waktu kegiatan bongkar HSD sudah

dilakukan pengelolaan dengan proteksi dan pengamanan yang memadai.

Evaluasi kecendrungan (trend) :berdasarkan analisis kuantitatif dan

komperatif dengan hasil pemantauan tahun 2015 yaitu bulan Maret, Juni,

September dan Desember 2015 didapatkan bahwa struktur komunitas

Page 54: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

makrozoobenthos, baik kekayaan jenis (species richness), kelimpahan

(abundance), keanekaragaman (diversity), keseragaman (equitability), dan

dominanasi jenis; nilainya rataannya tidak berbeda nyata, tidak nampak

adanya kecendrungan (trend) perubahan yang menjolok, baik peningkatan

(increase) maupun penurunan (decrease) yang kemungkinan disebabkan

oleh operasional PLTGU-khususnya kegiatan bongkar HSD BBM. Kondisi

komunitas Makrozoobenthos secara kuantitatif tidak berfluktuasi secara nyata

dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Kelimpahan makroozoobenthos sedang, diduga karena habitat

makrozoobenthos sudah membaik, tidak terjadi sedimentasi pantai, dan

hempasan gelombang sangat kecil (tenang). Disamping itu substrat dasar

yang merupakan hamparan terumbu karang keras (hard corals) sudah mulai

membaik, tumbuhnya juvenile-juvenile terumbu karang, dan rendahnya

masukan (run off) sampah, pasir hitam, dan lumpur ke perairan pantai yang

umumnya menghambat perkembangan komunitas makrozoobenthos. Hasil

pemantauan 17-18 Maret 2016, struktur komunitas makrozoobenthos tidak

berbeda jauh dengan nilai hasil pemantauan tahun sebelumnya sehingga

tidak ditemukan perubahan yang nyata, justru hasilnya stabil

Fluktuasi struktur komunitas makrozoobenthos secara kuantitatif tidak

berbeda nyata karena nilai-nilai kuantitatif masih dalam kisaran kategori baik-

sangat baik. Dinamika pantai seperti perubahan habitat dasar perairan,

adanya pelumpuran dan perubahan gelombang, yang umumnya membawa

konsekuensi pada habitat benthos tidak terpantau terjadi pada waktu

pemantauan, tidak terpantau adanya akumulasi sampah di perairan,

terutama karena limpasan dari sungai dan aliran permukaan tidak terjadi.

Tidak ditemukan adanya blooming atau kematian massal komunitas

makrozoobenthos dan tidak terdeteksi adalah dampak yang sifatnya

Page 55: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Pemantauan Biota Air Laut Di Pantai Pemaron (PLTGU-Pemaron IV-8

akumulatif (akumulasi dari ceceran minyak solar HSD yang menyebabkan

gangguan dan kematian massal biota benthos).

Juga tidak terpantau terjadinya proses akumulasi pasir dan lumpur pada

zona-zona tertentu, munculnya beting pasir pada pemantauan tahun

sebelumnya yang justru dampaknya sangat buruk pada komunitas

makrozoobenthos karena dapat menutupi substrat dasar dan menimbun

hewan benthos yang tidak mampu bergerak (sessile). Hasil pemantauan

terakhir kondisi substrat dasar perairan sangat stabil sehingga komunitas

makzoobenthos mampu tumbuh dan berkembang dengan baik.

Evaluasi Penaatan : berdasarkan pengamatan secara visual dan analisis

kuantitatif bahwa pemrakarsa sudah melaksanakan RKL sebagaimana yang

ditetapkan, baik pengolahan limbah PLTG maupun pengamanan pada saat

kegiatan bongkar HSD BBM.

Berdasarkan nilai-nilai indikator biologi tersebut di atas menunjukkan

bahwa kondisi komponen biota air laut (komunitas plankton dan

makrozoobenthos) di Pantai Pemaron dan sekitarnya sebagai stasiun kontrol

pada pemantauan triwulan ke satu (17-18 Maret Tahun 2016) relatif tidak

berbeda nyata dibandingkan hasil pemantauan sebelumnya. Kondisi ini

diperkirakan disebabkan karena kualitas lingkungan pantai Pemaron dan

sekitarnya yang cendrung sudah membaik, dan memang tidak terjadi dampak

yang nyata berupa “Gangguan kehidupan biota air laut” di Pantai Pemaron yang

disebabkan oleh operasional Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Pemaron.

Page 56: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000. Laboratory Guide to The Plankton. Dept. of Marine Biology

James Cook University. Townsville. Bengen, D.G. 2000. Tehnik Pengambilan Contoh dan Analisis Data

Biofisik Sumberdaya Pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Crane, J. 1975. Fiddler Crabs of The World, Ocypocidae : Genus Uca.

Fishery Education and Research Departement Project, Under the auspices of USAID LON University of Pattimura, University of Washington.

Dahuri, R, J. Rais, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan

Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. (Ed Rev.) Pradnya Paramita. Jakarta.

Dharma. B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia (Indonesian Shell I) PT.

Sarana Graha, Jakarta. _________. 1990. Siputa dan Kerang Indonesi II (Indonesian Shell II).

Ver Lag Jerman. Jones, O.A. and R. Endean. 1977. Biology and Geology of Coral Reefs.

Vol IV: Geology 2. Academic Press. New York. Kenchington, R.A. and B.E.T. Hudson. 1988. Coral Reef Management

Handbook. Unesco Regional Office for Science and Technology for South-East Asia. Jakarta.

Mather, P. and I. Bennet. 1984. A Coral Reef Handbook, A Guide To The Fauna, Flora and Ecology Heron Island and Adjacent Reef and Cays; Phyllum Annelida. The Australian Coral Reef Society, Brisbane.

Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT.

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Puslitbang Perikanan - Balitbang Pertanian Departement Pertanian. 1996.

Peningkatan Visi Sumberdaya Manusia Penelitian Perikanan Menyongsong Globalisasi IPTEK. Prosiding Rapat Kerja Tenis Puslitbang Perikanan, Serpong 19-20 November 1996.

Page 57: PEMANTAUAN BIOTA AIR LAUT

Restu, I.W. 2002. Kajian Pengembangan Wisata Mangrove Di Tahura Ngurah Rai Denpasar (Thesis). Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Salm, B.V. and J.R. Clark. 1989. Marine and Coastal Protected Areas.

IUCN and Natural Resources Gland, Switzerland. Veron, J.E.N. 1986. Coral of Australian and the Indo-Pacific. University of

Hawaii Press. Honolulu.