non volatile annesthetics agent
TRANSCRIPT
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
1/16
NONVOLATI LE ANESTHETIC AGENTS
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepaniteraan Bagian Anestesi
Disusun Oleh :
Ahmad Faisal Dwi R. : 4151121436
Anindita Rizky D. : 4151121420
Dhira Taramadia W. : 4151121452
Sandra Nathasya S. : 4151121441
Ali Akbar R. : 4151121424
Nidya Erlandiany : 4151121493
Aditia Apriyanto H. : 4151121477
Amalia Putri : 4151121482
Insan Lydaprayoga : 4151121502
Puti Piranti : 4151121414
PEMBIMBING :
Asep Sekar Ibrahim, dr., Sp.An
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2014
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
2/16
Non Volatile Anesthetics Agent
1. Barbiturate
Mekanisme kerja barbiturate yaitu menurunkan sistem aktivasi retikular, suatu
komplek jaringan neuron polisinaptik dan pusat pengatur yang berlokasi di batang
otak yang mengendalikan beberapa fungsi vital termasuk kesadaran.
Farmakokinetik :
a. Absorbsi: barbiturate sering diberikan secara intravena untuk induksi pada
anestesi umum untuk orang dewasa. Pengecualian termasuk thiophental dan
methohexital penggunaannya melalui rectal untuk induksi pada anak-anak dan
fenobarbital dan secobarbital melalui intramuscular untuk premedikasi pada
semua umur
b. Distribusi: distribusi barbiturate terhadap lemak tinggi (thiophental, thiamylal, dan
metohexytal) ditentukan dengan redistribusi, bukan metabolisme atau eliminasi.
Setiap contoh, walaupun thiopental adalah protein-bound tinggi (80%), hal itu
memiliki hitungan fraksi dengan kelarutan terhadap lemak yang baik dan sangat
non ion (60%) untuk ambilan maximum oleh otak dalam 30 detik. Bila
kompartemen utama terkontraksi (misalnya syok hipovolemik) bila serum
albumin rendah (misal penyakit hati yang parah) atau bila fraksi non ion
meningkat (misal asidosis), konsentrasi otak dan hati yang lebih tinggi akan
menerima dosis yang diberikan. Redistribusi berikutnya ke kompartemen perifer
secara spesifik, kelompok ototkonsentrasi plasma dan otak lebih rendah sampai
10% dari level puncak dalam 20-30 menit. Riwayat farmakokinetik berhubungan
dengan pengalaman klinis-pasien biasanya kehilangan kesadaran dalam 30 detik
dan bangun dalam 20 menit. Perbedaannya untuk inisial yang cepat waktu paruh
distribusi dalam beberapa menit dan waktu paruh eliminasi dari thiopental
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
3/16
berkisar antara 3 jam sampai 12 jam. Thiamulal dan methohexital mempunyai
pola distribusi yang mirip, saat barbiturate yang kurang lemak memiliki waktu
paruh distribusi dan durasi kerja yang jauh lebih lama. Oemberian berulang
barbiturate akan mensaturasi kompartemen-kompartemen perifer, sehingga
redistribusi tidak dapat muncul dan durasi kerja akan menjadi lebih tergantung
terhadap eliminasi.
c.
Biotransformasi : biotransformasi barbiturate pada prinsipnya melibatkan oksidasi
hati menjadi metaboloit yang inaktif dan larut air. Karena pengeluaran oleh hati
yang lebih besar, methohexital dibersihkan oleh 3 hepar sampai 4 kali lebih cepat
dibandingkan thiopental atau thiamylal. Saat redistribusi bertanggung jawab untuk
membangunkan dari dosis tunggal terhadap barbiturate larut lemak apapun,
pemulihan penuh dari fungsi psikomotor lebih cepat dari pada metohexital dalam
penambahan metabolismenya.
d. Ekskresi : ikatan tinggi protein menurunkan laju filtrasi glomerulus barbiturate,
sementara yang memiliki kelarutan lemak tinggi bertahan untuk meningkatkan
reabsorbsi tubulus ginjal. Kecuali untuk pengikatan yang lebih rendah dan zat
larut lemak yang lebih rendah seperti fenobarbital, ekskresi ginjal terbatas untuk
produk akhir yang larut air dari biotransfermasi hepar. Methohexital di ekskresi di
feces
e. Efek terhadap sistem organ
- Cardiovascular : pemberian dosis induksi intravena barbiturate menyebabkan
penurunan tekanan darah dan elevasi / peningkatan denyut jantung. Depresi dari
pusat vasomotor medulla memvasodilatasi vena-vena kapasitas perifer, yang
meningkatkan perbendungan (pooloing) perifer dari darahb dan menurunkan
aliran kembali vena ke atrium kanan. Takikardi di dapat berhubungan dengan
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
4/16
efek vagolitik sentral. Cardiac output tergantung pada meningkatnya denyut
jantung dan peningkatan kontraktilitas miokardium yang terjadi untuk
mengkompensasi reflek baroresptor. Induksi simpatetik yang menyebabkan
vasokontriksi dari tahanan pembuluh darah juga dapat meningkatkan tahanan
perifer vascular. Bagaimanapun, jika tidak ada respon baroreseptor yang
adekuat (misal : hipovolemia, gagal jantung kongestif, atau blokade B
adrenergic), cardiac output dan tekanan darah arteri dapat turun secara
mendadak yang disebabkan tidak terkompensasinya pooling di perifer dan
unmasked depresi miokardium secara langsung. Pasien dengan kontrol
hipertensi yang sangat buruk biasanya cenderung akan menyebabkan pelebaran
tekanan pembuluh darah selama induksi. Demikian, efek barbiturate terhadap
cardiovascular sangat menarik karena tergantung pada status volume, garis
dasar suara autonom dan penyakit kardiovaskuler yang ada sebelumnya. Injeksi
yang perlahan dan pengurangan hidrasi peroperative yang adekuat dapat
berbeda-beda efeknya pada tiap pasien.
- Respiratory : barbiturat menekan pusat pengatur pernafasan sehingga terjadi
hiperkapnia dan hipoksia, apnea biasanya terjadi setelah induksi dengan
barbiturate. Selama tidak sadar, tidal volume dan laju pernafasan menurun.
Barbiturate tidak sepenuhnya menyebabkan depresi reflek airway yang
merugikan, dan bronkospasme pada pasien asma atau laringospasme pada
pasien yang dianestesi ringan biasanya tidak diikuti dengan instrumentasi jalan
napas. Laringospasme dan hiccup lebih sering terjadi setelah pemberian
methohexital dibandingkan thiopental.
-
Cerebral : Barbiturat menyebabkan konstriksi cerebral vaskuler, menyebabkan
penurunan aliran darah serebral dan tekanan intracranial. Penurunan tekanan
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
5/16
intracranial melampaui kemunduran pada tekanan darah arteri, supaya Cerebral
Perfusion Pressure (CPP) biasanya dinaikkan (CPP = tekanan arteri serebral
dikurangi tekanan vena serebral yang lebih besar atau tekanan intracranial).
Pengurangan aliran di dalam otak adalah tidak mengganggu kesehatan, apabila
penurunan pengaruh obat bius lebih besar konsumsi oksigen di dalam otak
(sampai dengan 50% dari normal). Perubahan aktivitas di dalam otak dan
kebutuhan oksigen dicerimkan oleh perubahan dalam EEG, dimana proses
perkembangan dari aktivitas cepat voltase rendah dengan aktivitas pelan dosis
kecil sampai tinggi dan electrical silence (iselectric) dengan obat bius dosis
sangan tinggi (30-40 mg/kg thiopental). Efek dari barbiturate ini dapat
melindungi otak dari episode sementara / transient episoce focal ischemia
(seperti cardiac arrest). Tingkat penurunan aktivitas sistem syaraf pusat
disebabkan oleh perubahan dari sedasiringan menjadi tidak sadar, tergantung
pada pemberian dosis. Tidak seperti narkotik, barbiturate tidak secara selektif
mengganggu persepsi nyeri. Faktanya, mereka menunjukkan pengaruh
antianalgesic oleh penurunan ambang batas nyeri. Dosis rendah kadang-kadang
menyebabkan suatu keadaan gembira dan orientasi hilang / kacau yang mana
dapat menjadi sedasi apabila pemberiannya adalah obyektif. Barbiturat tidak
menghasilkan pelemas otot dan beberapa menyebabkan kontraksi involunter
otot skeletal (misalnya methohexital). Secara relatif dosis kecil thiopental (50-
100mg intravena) secara cepat mengontrol serangan grand mall. Toleransi akut
physiologic tergantung pada pengaruh sedasi berbiturate secara cepat
-
Renal : Barbiturat menurunkan aliran darah ginjal dan laju filtrasi rate
glomerular dalam sebanding dengan turunnya tekanan darah.
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
6/16
- Hepatic: Aliran darah hepatic berkurang. Pemakaian barbiturate yang lama
mempunyai efek yang berlawanan pada biotrasformasi obat. Induksi oleh
enzyme hepatic menaikkan laju metabolisme dari beberapa obat (misalnya
digitoxin), ketika dikombinasi enzyme Cytochrome P-450 maupun
biotransformation obat-obat yang lainnya (missal tricyclic antidepresan).
Induksi oleh asam aminolevulinic syntetase menstimulasi pembentukan
porphyrin (zat pada pembentukan heme), yang dapat menyebabkan acut
intermittent phorphyria atau variegate porphyria pada individu yang rentan.
-
Immunologic : reaksi anaphylactic dan alergi jarang ditemukan. Sulfur
mengandung thiobarbiturat menimbulkan pelepasan mast cell histamine invitro,
sedangkan oxybarbiturat tidak. Untuk alasan ini, beberapa anesthesiologis lebih
memilih methohexital daripada thiopental atau thiamylal pada pasien asthmatic
atau atopic.
2. Benzodiazepine
Benzodiazepin berinteraksi dengan reseptor spesifik pada system syaraf
pusat,khususnya cortex serebri. Reseptor Benzodiazepin meningkatkan efek inhibisi
beberapa neurotransmitter. Sebagai contoh , reseptor Benzodiazepin memfasilitasi
reseptor asam aminobutirat, yang meningkatkan konduksi membrane ion Cl. Ini
menyebabkan perubahan pada polarisasi membrane itu menghambat fungsi neuronal
normal.
a. Absorbsi: Benzodiazepin biasanya diberikan oral, intramuscular dan intravena
untuk menyebabkan sedasi atau induksi anestesi umum. Diazepam dan lorazepam
diabsorbsi baik dari traktus gastrointestinal, dengan level plasma puncak dicapai
dalam 1 dan 2 jam berturut-turut. Midazolam tidak disarankan untuk pemberian
oral. Injeksi intramuscular diazepam sangat nyeri dan baik, tapi sebaliknya,
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
7/16
midazolam dan lorazepam diabsorbsi baik setelah injeksi intramuscular dengan
level plasma puncak dicapai dalam 30-90 menit berturut-turut. Induksi anestesi
umum sangat jelas pada pemakaian intravena.
b. Distribusi: Diazepam cepat larut dalam lemak dan mudah melewati sawar darah
otak. Meskipun Midazolam larut pada air pada pH rendah, cincin Imidazol
mendekati pH fisiologis, menyebabkan peningkatan kelarutan lemak. Kelarutan
lemak sedang dari lorazepam dihitung untuk perlambatan pengambilan otak dan
lama kerja. Distribusi ulang cepat untuk benzodiazepine (waktu paruh = 3-10
menit) dan sama untuk barbiturate, benzodiazepine bertanggung jawab untuk
kesadaran. Meskipun midazolam sering digunakan untuk induksi anestesi, namun
tidak dari benzodiazepine dapat menyamai kecepatan onset dan durasi pendek
kerja thiopental. Semua ke-3 benzodiazepin adalah tinggi protein-bound (90-
98%).
c. Biotransformasi: Benzodiazepin bertumpu pada hati untuk biotrasformasinya agar
dapat melewati sawar air menjadi produk akhir glukoronid. Fase I dari
metabolisme diazepam adalah aktivasi farmakologik. Ekstraksi hepatic perlahan
dan volume distribusi yang luas dalam waktu paruh eliminasi yang panjang untuk
diazepam (30 jam). Walaupun lorazepam juga mempunyai rasio ekstraksi hepar
yang rendah, solubilitas lemak yang rendah membatasi volume distribusinya,
mempunyai waktu paruh eliminasi yang pendek (15 jam). Durasi klinis dari
lorazepam sering memanjang yang disebabkan oleh tingginya afinitas reseptor.
Sebaliknya, midazolam mengambil bagian dari distribusi volume diazepam, tapi
waktu paruh eliminasinya (2 jam) merupakan yang terpendek dalam grupnya
karena tingginya rasio ekstraksi rasio.
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
8/16
d. Ekskresi: Metabolit dari biotransformasi benzodiazepam diekskresikan dalam
urin. Sirkulasi enterohepatik memproduksi puncak kedua dalam konsentrasi
plasma diazepam 6-12 jam setelah pemberian obat.
e. Efek Terhadap Sistem Organ
- Kardiovaskular: Benzodiazepin menyebabkan efek minimal depresi
kardiovaskular pada dosis induksi. Tekanan darah arteri, cardiac output dan
tahanan vaskuler perifer biasanya menurun secara perlahan, ketika denyut
jantung terkadang meningkat. Midazolam cenderung menurunkan tekanan darah
dan tahanan vaskuler perifer dibandingkan diazepam.
- Respirasi: Benzodiazepin menekan respon ventilasi terhadap CO2. Penekanan
ini biasanya tidak berarti jika obat diberikan intravena atau dalam campuran
dengan obat depresan pernapasan yang lain. Walaupun apneu biasanya jarang
terjadi daripada induksi barbiturate yang lain, walaupun dosis kecil intravena
diazepam dan midazolam telah terbukti dalam menghentikan respirasi. Tahap
kurva respon dosis dan potensi yang tinggi dari midazolam memaksa titrasi
yang hati-hati. Ventilasi harus dimonitor pada semua pasien yang menerima
benzodiazepine secara intravena, dan peralatan resusitasi harus tersedia segera.
- Cerebral: Benzodiazepin menurunkan konsumsi O2 serebral, aliran darah
serebral dan tekanan intracranial tapi tidak menambah kerja barbiturate. Mereka
sangat efektif dalam mencegah dan mengontrol serangan grand mal. Dosis oral
sedative sering menyebabkan amnesia antegrade, alat premedikasi yang sangat
berguna. Alat relaksasi otot yang ringan pada obat-obat ini di mediasi pada
spinal cord level, bukan pada neuromuscular junction. Antianxietas, amnesia
dan efek sedative terlihat pada penambahan dosis kecil menjadi stupor dan tidak
sadar pada dosis kecil. Dibandingkan dengan thiopental, induksi dengan
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
9/16
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
10/16
untuk 50% eliminasi yang waktu paruhnya pendek (11/2 jam) dibandingkan
dengan opioid lain. Konjugasi dari morfin dengan asam glukoronid untuk
membentuk morfin 3-glukoronid dan morfin 6-glukoronid. Merperidin adalah
N-domethylated sampai nor meperidine, metabolit aktif yang dihubungkan
dengan aktifitas serangan. Produk akhir dari fentanyl, sufentanil dan alfentanil
adalah anaktif.
-
Ekskresi: Produk akhir dari morfin dan biotransformasi dari meperidin di
eliminasi oleh ginjal, dengan kurang dari 10% melalui ekskresi bilier. Karena 5-
10% dari morfin diekskresi melalui urin, gagal ginjal yang berkepanjangan pada
aktivitas durasinya. Akumulasi dari metabolit morfin (morfin 3-glukoronid dan
morfin 6-glukoronid) pada pasien dengan gagal ginjal berhubungan dengan
narcosis yang berkepanjangan. Dengan kata lain, disfungsi renal meningkatkan
kesempatan efek toksik dari akumulasi nor meperidin. Puncak kedua yang
terlambat pada level plasma fentanil meningkat sampai 4 jam. Setelah dosis
intravena terakhir dan dapat dijelaskan oleh resirkulasi enterohepatic atau
mobilisasi dari obat yang asing. Metabolit dari sufentanil di ekskresi di urin dan
empedu.
b. Efek Terhadap Sistem Organ
- Kardiovaskular: Secara umum opioid tidak menyebabkan kerusakan fungsi
kardiovaskuler. Meperidin cenderung meningkatkan denyut jantung
(strukturnya sama dengan atropine), dimana dosis tinggi dari morfin, fentanil,
sulfentanil dan alfentanil dihubungkan dengan mediasi-vagus bradikardi.
Dengan pengecualian meperidin, opioid tidak menyebabkan depresi
kontraktilitas jantung. Meskipun demikian, tekanan darah arteri sering
menurun sebagai akibat dari bradikardia, venodilatasi dan penurunan reflek
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
11/16
simpatis. Sebagai tambahan, meperidin dan morfin merangsang pelepasan
histamine pada beberapa individu dapat memicu turunnya tekanan darah
arteri dan tahanan system vascular. Efek dari pelepasan histamine dapat
diperkecil pada pasien yang mudah menerima dengan infuse opioid yang
perlahan, volume intravena yang adekuat, atau pretreatment dengan H1DAN
H2 antagonis histamine. Hipertensi intraoperatik selama anestesi opioid,
terutama morfin dan meperidin, tapi tidak biasanya. Keadaan ini sering
disebabkan oleh anestesi dalam yang inadekuat dan bisa dikontrol dengan
menambahkan vasodilator atau zat anestesi yang mudah menguap.
Kombinasi opioid dengan obat anestesi lain (misalnya Nitrous oxide,
diazepam, barbiturate dan zat yang mudah menguap) dapat terjadi pada
depresi miokardium yang signifikan.
- Respirasi:Opioid menyebabkan depresi ventilasi, terutama respiratory rate.
Resting Pa CO2meningkat dan respon terhadap CO2 lemah, hasilnya pada
waktu kurva respon CO2 turun dan kekanan. Efeknya di mediasi melalui
pusat respirasi di otak. Batas ambang apneu-PaCO2 tertinggi setelah pasien
apneu- adalah elevasi dan pengendalian hipoksia menurun. Morfin dan
meperidin dapat menyebabkan induksi-histamin bronkospasme pada pasien
yang sensitive. Opioid (terutama fentanil, sufantanil dan alfentanil) dapat
menginduksi rigiditas dinding dada cukup keras untuk mencegah ventilasi
yang adekuat. Pusat ini memediasi kontraksi otot paling sering setelah
pemberian obat bolus dalam jumlah banyak dan efektif dengan relaksasi otot.
-
Cerebral: Opioid mengurangi konsumsi oksigen serebral, aliran darah
serebral dan tekanan intracranial, jumlahnya agak sedikit dibandingkan
barbiturate atau benzodiazepine. Efek ini dapat menyebabkan pemeliharaan
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
12/16
Normocapnia dengan ventilasi buatan. Efek dari opioid pada EEG adalah
minimal, melalui dosis yang tinggi dihubungkan dengan aktivitas gelombang
delta yang perlahan. Dosis yang tinggi dari fentanil jarang dihubungkan
dengan aktivitas serangan, karena hal ini tidak baik untuk didokumentasikan.
Suatu penelitian menyarankan bahwa sulfentanil dapat menyebabkan
peningkatan aliran darah serebral, ketika penelitian lain tidak setuju.
Stimulasi dari zona rangsang kemoreseptor medular bertanggung jawab
pada angka nausea dan vomiting yang meningkat. Ketergantungan fisik
merupakan masalah yang signifikan dihubungkan dengan pemberian opioid
yang berulang. Tidak seperti barbiturate atau benzodiazepine, relative dosis
besar dari opioid dibutuhkan untuk membuat pasien tidak sadar. Kelalaian
dosis, opioid tidak bisa menyebabkan amnesia. Intravena opioid merupakan
faktor utama control penyakit sepanjang abad. Baru-baru ini penggunaan
opioid pada epidural dan rongga subdural telah mengalami revolusi dalam
managemen nyeri.
- Gastrointestinal: Opioid menyebabkan perlambatan waktu pengosongan
gaster dengan menurunkan peristaltic. Kolik bilier dapat disebabkan
kontraksi induksi-opioid dari sfingter oddi. Spasme bilier dapat meniru batu
duktus empedu pada cholangiography dan efektif dengan antagonis naloxon
opioid murni.
- Endokrin:Respon penekanan pada stimulasi bedah adalah menentukan waktu
untuk sekresi hormone spesifik, termasuk katekolamin, hormone antidiuretik
dan kortisol. Opioid mengambat pelepasan hormone-hormon ini secara
lengkap dibandingkan anestesi yang diberikan secara uap. Ini terutama benar
pada opioid yang poten seperti fentanil, sufentanil dan alfentanil. Pasien
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
13/16
terutama dengan penyakit jantung ischemik memperoleh keuntungan dari
pengurangan respon penekanan.
4. Ketamin
Ketamin mempunyai beberapa efek menyeluruh terhadap sistem saraf pusat, termasuk
menghalangi reflek polysinaptik di spinal cord dan menghambat efek rangsangan
neurotransmitter di daerah tertentu pada otak. Ketamin secara fungsional memisahkan
thalamus (yang menghantarkan impuls sensory dari pengaktifan system reticular ke
serebral korteks) dari korteks limbik (yang diliputi dengan sensasi kesadaran). Ketika
beberapa neuron otak dihambat, yang lainnya dirangsang kuat. Secara klinis, bagian
dari dissociative anestesi menyebabkan pasien terlihat sadar (misalnya mata terbuka,
menelan, pemendekan abnormal jaringan otot) tapi tidak dapat memproses atau
merespon masukan sensoris. Adanya respon spesifik ketamin dan interaksinya
terhadap reseptor opioid masih diperdebatkan.
Farmakokinetik:
a.
Absorbsi : ketamin diberikan secara intravena atau intramuscular. Level puncak
pada plasma biasanya mencapai sekitar 10-15 menit setelah injeksi intramuskular
b. Distribusi: ketamin lebih lipid soluble dibandingkan dengan thiopental, protein
bound kurang, dan ionisasi seimbang pada pH fisiologis. Karakteristik ini dapat
menaikkanaliran darah diotak dan cardiac output, berperan penting terhadap
ambilan cepat diotak dan pendistribusian berikutnya (distribusi waktu paruh=10-
15 menit)
c.
Biotransformasi: ketamin dibiotransformasikan di hati pada beberapa
metabolisme, sebagian masih memeliki aktifitas anestesi. Induksi oleh enzyme
hati dapat meningkatkan toleransi pada pasien yang mendapat ketamin dosis
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
14/16
tinggi. Pengambilan kembali oleh hati (ratio pengeluaran hati 0,9) menjelaskan
bahwa ketamin memiliki waktu paruh eliminasi yang pendek (2 jam).
d. Ekskresi: produksi akhir dari biotransformasi dikeluarkan diginjal.
e. Efek terhadap organ:
- Kardiovascular : Perbedaan yang jelas dengan agents anestetik lainnya,
ketamin menaikkan tekanan darah arteri, heart rate dan cardiac output (table 8-
8). Secara tidak langsung pengaruh terhadap cardiovascular adalah
menyebabkan stimulasi sistem saraf simpatis. Perubahan ini menyertai
kenaikkan tekanan arteri pulmonari dan kerja dari miocardial. Untuk alasan
ini, ketamin seharusnya dihindarkan dari pasien dengan penyakit arteri
coronary, hipertensi tak terkontrol, gagal jantung dan aneurisms arteri.
Pengaruh agen penurun aktivitas myocardial secara langsung terhadap
pemberian dosis besar pada ketamin tidak ditutup oleh hambatan simpatis
(contohnya potongan melintang spinal cord) atau pembuangan dari tempat
penyimpanan katekolamin (misalnya fase kuat akhir syok). Meskipun
demikian, pengaruh tidak langsung stimulatory ketamin sering bermanfaat
pada pasien dengan syok hipovolemik akut.
- Respirasi : perjalanan ventilasi secara minimal dipengaruhi oleh dosis biasa
induksi ketamin. Pemberian bolus cepat intravena atau sebelum pengobatan
dengan opioid kadang-kadang menyebabkan apneu. Ketamin adalah
bronkodilator kuat, sehingga merupakan agent induksi baik untuk pasien
penderita asma. Meskipun sisa reflek jalan nafas bagian atas sebagian besar
masih utuh, tapi pasien dengan risiko tinggi pneumonitis aspirasi seharusnya
diintubasi. Peningkatan saliva karena pemberian ketamin dapat ditekan dengan
premedikasi antikolinergic.
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
15/16
- Cerebral: ketamin meningkatkan pemakaian oksigen pada otak, aliran darah
pada otak dan tekanan intrakranial. Pengaruh ini dihindarkan penggunaannya
pada pasien denagn lesi intrakranial. Aktivitas myoklonik dihubungkan
dengan peningkatan aktivitas elektrik subcortical yang tidak terlihat pada
electroencephalography. Efek samping psychomimetic yang tidak diinginkan
(seperti ilusi, mimpi buruk dan delirium) selama induksi dan masa
penyembuhan jarang ditemukan pada anak-anak dan pasien yang mendapatkan
premedikasi dengan benzodiazepine. Dari banyak zat nonvolatile, ketamin
merupakan zat anestesi yang paling mendekati lengkap karena ia menginduksi
analgesia, amnesia dan hilangkesadaran.
f. Interaksi organ
5. Propofol
Mekanisme kerja dari propofol menyebabkan anestesia umum tidak dapat diterangkan
Farmako kinetik:
a.
Absorbsi propofol hanya tersedia pemberian intravena untuk induksi anestesi
umum
b. Distribusi: kelarutan tinggi pada lipid oleh propofol menghasilkan onset kerja
hampir sama dengan thiopental . Kesadaran dari dosis tunggal bolus juga
memberikan kecepatan kepada suatu distribusiwaktu paruh awal sangat pendek
(2-8 menit). Propofol merupakan suatu zat yang lebih bagus dari methohexital,
thiopental atau etomidate.
c.
Biotransformasi : peneluaran propofol melalui aliran darah hati, secara tidak
langsung melibatkan metabolisme ekstrahepatik. Konjugasi dihati menghasilkan
metabolisme inaktif. Farmakokinetik propofol tidak terlihat dipengaruhi oleh
sirosis hati sedang.
-
8/11/2019 Non Volatile Annesthetics Agent
16/16
d. Ekskresi: meskipun metabolisme propofol terutama dikeluarkan pada urin, gagal
ginjal kronik tidak mempengaruhi pengeluaran obat-obat tersebut.
e. Efek obat terhadap organ :
- Kardiovascular: propofol menurunkan tekanan darah arteri, resistensi vascular
sistemik, kontraktilitas jantung dan preload. Hipotensi terlihat lebih nyata
dibandingkan dengan thiopental, tetapi umumnya efek hipotensi ini
merupakan akinat laringoskopi dan intubasi. Faktor yang menimbulkan
hipotensi termasuk dosis besar, penyuntikan cepat, dan usia tua.
-
Respirasi: propofol menurunkan aktifitas pernafasan dalam yang biasanya
menyebabkan apneu setelah induksi.
- Cerebral: propofol menurunkan aliran darah otak dan tekanan intrakranial.
Pada pasien dengan kenaikan tekanan intrakranial, propofol dapat
menyebabkan reduksi kritis pada tekanan perfusi otak (