komposisi dan distribusi larva pelagis ikan di perairan ...€¦ · awal daur hidup ikan meliputi...

12
Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015 KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN TELUK SEMARANG Musta’in Adinugroho 1 , Subiyanto 1 , Haeruddin 1 Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH Semarang Email: [email protected] Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes. Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory, Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius (36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus, Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1, stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity, abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed. Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay PENDAHULUAN Stadia larva adalah stadia atau siklus hidup ikan yang yang sifatnya sangat ditentukan oleh lingkungannya terutama dalam pergerakan dan migrasinya. Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan- ikan pada stadia telur dan larva dapat digolongkan sebagai meroplankton karena sebagian dari siklus hidupnya merupakan plankton sementara (Odum, 1993). Ikan memiliki preferensi tersendiri dalam melakukan perkembang-biakan, tumbuh hingga menjadi dewasa. Harden Jones’ dalam teori segi tiga migrasi (migration triangle hypothesis) memisahkan secara tegas antara lokasi pemijahan (spawning area), daerah ipukan (nursery ground) dan daerah ikan dewasa (adult ground). Pemisahan fisik dalam stadia hidup ikan (life-history stages) merupakan suatu strategi dimana ikan melakukan migrasi pemijahan yang kemudian melepaskan telur dan larva pada habitat yang berbeda dengan stadia dewasanya untuk memperoleh kondisi yang menguntungkan yaitu seperti kesesuaian habitat yang dibutuhkan pada tiap stadia, mengurangi terjadinya persaingan antar kelas umur dan mengurangi kanibalisme. Kebanyakan ikan laut, baik yang hidup sebagai ikan pelagis maupun demersal, ikan-ikan yang memiliki sebaran perairan pantai maupun oseanik, ikan-ikan tropis maupun

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI

PERAIRAN TELUK SEMARANG

Musta’in Adinugroho1, Subiyanto

1, Haeruddin

1

Magister Manajemen Sumberdaya Pantai, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH Semarang

Email: [email protected]

Abstract: Semarang bay is a bay that stretches from Kendal to Demak. This bay has some vital habitats such as

estuaries and mangroves that very importance for nursery ground of aquatic organisms such as fish larvae. Fish

larvae is dependent by the environment, especially their movement and migration. However human factors such

as industrial activities, harbours, residential area, farms and ponds disembogue in this bay. Sampling was

conducted between September and October 2014 at 15 stations. Sampling was carried out every two weeks using

bongo net (mesh size of 0.2 mm) which was drawn by boat with average speeds of 0.5 m/s for 10 minutes.

Identification of fish larvae carried out in Environmental dan Fisheries Resources Management Laboratory,

Diponegoro University. 5890 fish larvaes from 22 family were caught and were dominated by Lactarius

(36.01%), Stoleporus (28.30%), Atherinomorus (9.80%), Engraulis (7.22%) and Mugil (4.96 %). A small

number of fish larvae caught (below 1%) were identified as Gobiopterus, Paramoncanthus, Tylosurus,

Leiognathus, Strongylura and Dinematichthyini. Lactarius, Atherinomorus, Stolephorus, Engraulis and Mugil

were found in almost every stations. An abundance of fish larvae was found in station E1, C1, D1 and A1,

stations that were close to estuaries and mangrove vegetation. The type and number of fish larvae was quite

varied, this is related to the migration of fish and having appropriate environmental conditions for growth. The

existence of fish larvae are also influenced by the currents that distribute them. PCA analysis results indicate

that the total variance explained was 63.56% with an abundance of fish larvae being related to depth, salinity,

abundance of zooplankton and phytoplankton and current speed.

Keywords: pelagic fish larvae, composition, distribution, bay

PENDAHULUAN

Stadia larva adalah stadia atau siklus hidup ikan yang yang sifatnya sangat ditentukan

oleh lingkungannya terutama dalam pergerakan dan migrasinya. Awal daur hidup ikan

meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-

ikan pada stadia telur dan larva dapat digolongkan sebagai meroplankton karena sebagian dari

siklus hidupnya merupakan plankton sementara (Odum, 1993). Ikan memiliki preferensi

tersendiri dalam melakukan perkembang-biakan, tumbuh hingga menjadi dewasa. Harden

Jones’ dalam teori segi tiga migrasi (migration triangle hypothesis) memisahkan secara tegas

antara lokasi pemijahan (spawning area), daerah ipukan (nursery ground) dan daerah ikan

dewasa (adult ground). Pemisahan fisik dalam stadia hidup ikan (life-history stages)

merupakan suatu strategi dimana ikan melakukan migrasi pemijahan yang kemudian

melepaskan telur dan larva pada habitat yang berbeda dengan stadia dewasanya untuk

memperoleh kondisi yang menguntungkan yaitu seperti kesesuaian habitat yang dibutuhkan

pada tiap stadia, mengurangi terjadinya persaingan antar kelas umur dan mengurangi

kanibalisme. Kebanyakan ikan laut, baik yang hidup sebagai ikan pelagis maupun demersal,

ikan-ikan yang memiliki sebaran perairan pantai maupun oseanik, ikan-ikan tropis maupun

Page 2: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

subtropics, mengeluarkan telur (spawn) yang bersifat pelagis yang kemudian dibuahi di luar

tubuh (externally fertilized) dan melayang di dekat permukaan air. Bagi berbagai jenis ikan

laut yang memanfaatkan sistem perairan pantai (coastal system) sebagai nursery, migrasi

telur, larva dan stadia awal juvenil dari tempat pemijahan (spawning area) dipengaruhi oleh

kondisi dan perubahan meteorologi perairan. Keberhasilan larva dan awal stadia juvenil ikan

mencapai nursery area akan sangat menentukan dalam tahapan proses rekrutmen stok ikan di

alam. Pada dasarnya akumulasi larva di daerah dekat pantai (nearshore zone) merupakan

proses yang pasif karena tipikal larva adalah planktonik. Larva bergerak menuju pantai

(onshore transport) pada saat periode arus air bergerak menuju ke arah pantai (Ammarullah,

2008). Daerah yang umumnya menjadi nursery ground ikan adalah daerah estuari, mangrove,

terumbu karang, lamun, rumput laut, dan lain-lain (Nybaken, 1992).

Teluk Semarang merupakan pantai utara Jawa yang terbentang dari Kabupaten Kendal

hingga Kabupaten Demak. Jarak antara pantai Tanjung Korowelang Kabupaten Kendal ke

pantai Morodemak Kabupaten Demak sekitar 23 mil dengan luas perairan kurang lebih 170,2

km2. Sifat perairan di sepanjang pantai di teluk ini umumnya memiliki sifat yang sama

(Suhariyono, 2003). Daerah ini memiliki habitat vital seperti estuari dan mangrove. Tercatat

ada 29 aliran sungai yang bermuara di teluk ini. Sedangkan luas hutan mangrove di Kota

Semarang, Kendal dan Demak adalah 94,39 ha, 238,88 ha dan 1154,55 ha (Dinas Kelautan

dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, 2011). Habitat vital ini merupkan daerah yang penting

terutama bagi kehidupan organisme. Daerah seperti mangrove dan estuari (muara sungai)

merupakan daerah yang penting bagi larva organisme air untuk tumbuh dan berkembang.

Mengkaji distribusi dan komposisi larva ikan di perairan Teluk Semarang menjadi fokus

dalam penelitian ini.

METODE

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2014 pada 15 stasiun.

Pengambilan sample dilakukan sebanyak 4 kali, dengan interval waktu 2 minggu sekali.

Pengambilan sample larva pelagis ikan mengacu pada Backiel dan Welcomme (FAO, 1980)

yaitu menggunakan drift net sampler dengan mesh size 500 μm, diameter mulut 80 cm, pada

bagian akhir jaring dipasang penampung sampel. Drift net dioperasikan dengan ditarik perahu

dengan kecepatan stabil, kurang lebih 0,5 m/s selama 10 menit dengan metode swep area.

Sampel yang tertangkap dimasukkan ke botol sample dan diberi formalin hingga mencapai

konsentrasi 4%. Identifikasi larva pelagis ikan menggunakan Microskop dengan perbesaran

Page 3: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

10-30 kali. Identifikasi mengacu pada buku Lies dan Carson-Eward (2000) dan Okiyama

(1988).

Gambar 1. Lokasi Sampling

Pengukuran parameter lingkungan perairan yang dilakukan diantaranya adalah salinitas,

pH, suhu, oksigen terlarut (DO), kecepatan arus, kedalaman dan total suspended solid (TSS)

serta parameter biologi yaitu kelimpahan fitoplankton dan zooplankton.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi dan Komposisi

Kelimpahan rata-rata paling banyak ditemukan pada stasiun E1, C1, D1 dan A1 yaitu

masing-masing 2385 ind/m3 (29,17%), 1249,60 ind/m

3 (15,24%), 956,80 ind/m

3 (11,70%)

dan 800 ind/m3 (9,78%). Stasiun ini merupakan daerah-daerah yang memiliki banyak

pertemuan muara sungai dan daerah yang memiliki vegetasi mangrove. Sedangkan

kelimpahan terendah ditemukan pada stasiun C3, B3 dan A3 yaitu masing-masing 106,06

ind/m3 (1,30%), 115,61 ind/m

3 (1,41%) dan 190,91 ind/m

3 (2,33%).

Larva ikan yang ditemukan pada penelitian ini terdiri 22 Famili yang terdiri dari

Ambasiidae, Apagonidae, Atherinidae, Bothidae, Belonidae, Bythitidae, Carangidae,

Chanidae, Engraulidae, Gobiidae, Hemiramphidae, Labridae, Lactaridae, Lethrinidae,

Leiognathidae, Lutjanidae, Monachantidae, Mugilidae, Mullidae, Oryziatidae, Syngnatidae,

Teraponidae. Kelimpahan ini merupakan kelimpahan larva ikan yang ditemukan selama

Page 4: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

musim timur peralihan karena pengambilan sampling dilakukan pada bulan September-

Oktober 2015.

Gambar 2. Grafik Kelimpahan Larva Ikan Antar Stasiun

Jenis larva ikan yang paling banyak ditemukan adalah Lactarius dari famili Lactaridae

dengan jumlah 2121 individu (36,01%) diikuti oleh Stoleporus, Antherinomorus, Engraulis

dan Mugil masing-masing 1667 individu (28,30%), 577 individu (9,80%), 425 individu

(7,22%) dan 292 individu (4,96%). Sedangkan jenis yang dittemukan paling sedikit adalah

Gobiopterus, dan Paramoncanthus masing-masing 1 individu (0,02%), Tylosurus dan

Leiognathus, masing-masing 2 individu (0,03%), Mullidae sebesar 3 individu (0,05%),

Strongylura dan Dinematichthyini masing-masing 4 individu (0,07%).

Kelimpahan larva ikan yang ditemukan umumnya berada pada stadia postlarva, dimana

kuning telur sudah tidak ditemukan pada larva-larva ikan yang tersampling. Kelimpahan larva

ikan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, tingkah laku dan ketersedian makanan pada

habitatnya. Kelimpahan terbesar umumnya ditemukan di perairan pantai sedangkan makin ke

tengah laut, kelimpahan larva yang ditemukan kelimpahannya makin menurun. Hal ini

sebanding dengan kelimpahan plankton yang ditemukan, dimana plankton merupakan

makanan utama larva ikan. Kecilnya kelimpahan larva ikan yang ditemukan dikarenakan

kompetensi ruang yang tidak seimbang. Beberapa faktor lain adalah dugaan akan

kanibalisme, dimana larva ikan yang telah berkembang (menuju tahap juvenil) juga

melakukan pemangsaan terhadap larva-larva ikan. Komposisi jenis dan jumlah larva ikan

selama penelitian cukup bervariasi. Hal ini berkaitan dengan migrasi ikan mencari kondisi

lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan makanan untuk pertumbuhannya. Selain itu

keberadaan larva ikan juga dipengaruhi oleh arus yang mendistribusikan larva ikan.

A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3

Kelimpahan 800.0 228.0 190.9 316.8 199.3 115.6 1249. 259.8 106.0 956.8 238.6 305.4 2385. 471.9 353.1

0

500

1000

1500

2000

2500

3000K

elim

pah

an (

ind

v/m

3)

Stasiun

Page 5: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

Tabel 1. Komposisi Jenis dan Jumlah Larva Ikan (ind/m3)

No. Jenis Larva Ikan Sampling Total %

Famili Genera 1 2 3 4

1 Ambasidae Ambasis 40 7 13 7 67 1.14

2 Apagonidae Apagon 1 58 5 3 67 1.14

3 Atherinidae Atherinomorus 6 50 90 431 577 9.80

Atherion 0 0 34 11 45 0.76

4 Belonidae Tylosurus 0 2 0 0 2 0.03

Strongylura 0 2 2 0 4 0.07

5 Bothidae Bothinae 0 5 0 23 28 0.48

6 Bythitidae Dinematichthyini 0 4 0 0 4 0.07

7 Carangidae Caranx 0 79 18 4 101 1.71

8 Chanidae Chanos 101 51 14 6 172 2.92

9 Engraulididae

(Engraulidae)

Stoleporus 22 180 732 733 1667 28.30

Engraulis 0 191 21 213 425 7.22

10 Gobiidae Gobiopterus 1 0 0 0 1 0.02

Clariger 1 2 0 0 3 0.05

11 Hemiriphidae Hyporhamphus 0 3 1 2 6 0.10

12 Labridae Halioceres 0 2 7 2 11 0.19

13 Lactaridae Lactarius 11 610 435 1065 2121 36.01

14 Leiognathidae Leiognathus 0 1 1 0 2 0.03

15 Lethrinidae Letrinus 0 2 5 0 7 0.12

16 Lutjanidae Lutjanus 1 8 7 13 29 0.49

17 Monocantidae Paramoncanthus 0 0 1 0 1 0.02

18 Mugilidae Mugil 11 72 92 117 292 4.96

Liza 0 14 5 2 21 0.36

19 Mullidae Mullidae sp 3 0 0 0 3 0.05

20 Oryziatidae Oryzias 2 4 0 1 7 0.12

21 Syngnatidae Syngnathus 1 1 3 3 8 0.14

22 Teraponidae Terapon 26 27 124 42 219 3.72

Total 5890 100

Gambar 3. Grafik Kelimpahan Larva Ikan yang Tertangkap Selama Penelitian

Jenis ikan dari famili Lactaridae merupkan larva ikan yang banyak ditemukan di Teluk

Semarang. Lactarius merupakan jenis ikan pelagis, nearshore dan juga perairan laut yang tersebar

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 Total

Pre

sen

tase

Ju

mla

h J

enis

Sampling

Terapon

Syngnathus

Oryzias

Mullidae sp

Liza

Mugil

Paramoncanthus

Lutjanus

Letrinus

Leiognathus

Lactarius

Halioceres

Page 6: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

di perairan Persian Gulf eastward hingga Taiwan dan Kepulauan Admiralty, dan menyebar ke

selatan hingga Australia and Fiji (Springer, 1982 dalam Leis, 1994). Ikan ini hidup di perairan

pantai berdasar lumpur, dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 15-30 cm. Tergolong ikan

demersal, Daerah penyebaran meliputi Laut Jawa (utamaya), bagian timur Sumatera, sepanjang

Kalimantan, Sulsel, Arafuru, ke utara meliputi Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai

Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan sepanjang pantai utara Australia (STP, 2010). Dari jenis

ini dikenal dengan nama ikan lemah, lemahan, limat, tana, kapasan (Fishbase, 2015).

Larva ikan Atherinidae memijah bulan Mei-September (Okiyama, 1988 dalam Subiyanto et

al, 2008). Jenis ini adalah jenis ikan yang sering dijumpai di wilayah pantai serta menyukai

ekosistem lamun dan mangrove sebagai tempat tinggal, mencari makan dan memijah (Kimura, et

al, 2007). Ikan ini berukuran kecil dan suka mengelompok. Ikan ini juga banyak ditemukan di

perairan estuari dan laut serta makanan utamanya adalah zooplankton (Bray, 2012).

Larva ikan dari jenis Engraulidae yang ditemukan berasal dari jenis Engraulis dan

Stoleporus, jenis ini biasa disebut dengan jenis ikan teri-terian dan merupakan produksi

perikanan yang sangat komersil. Di Jawa Tengah sendiri ikan produksi ikan teri mencapai

3.518,00 ton (SIDATIK, 2013). Pesebaran ikan ini tersebar di perairan Indo-Pasifik Barat, Timur

Afrika, Gulf of Aden hingga Zanzibar, bagian utara Madagascar and Mauritius hingga kr Hong

Kong and Papua New Guinea. Ikan ini umumnya hidup berkelompok di perairan pesisir atau

pantai dan juga peraian payau. Di estuari Godavari India, jenis ikan dewasa ini ditemukan pada

bulan Februari hingga Juni pada salinitas perairan antara 19,6-32 ppt. Jenis ini bahkan hampir

tidak ditemukan pada musim penghujan dikarenakan kemungkinan siklus reproduksi atau

memijah. Jenis ini juga hidup secara pelagis dengan makanan utama plankton (dari jenis

copepoda dan larva udang) (Binohlan, 2015).

Jenis larva dari Mugilidae yang ditemukan di Teluk Semarang yaitu Mugil dan Liza. Jenis

ini dikenal dengan nama lokal ikan belanak. Ikan ini merupakan jenis ikan katadromus dan dapat

ditemukan di hampir semua perairan dunia diantara 40oLU hingga 40

oLS (Maseda dan Samira,

2006). Ikan ini tersebar di perairan timur India dan sebelah barat kawasan Pasifik. Ikan ini

ditemukan pada perairan pesisr, perairan pantai, laguna dan estuari. Ikan ini memijah di perairan

laut tetapi tumbuh dan berkembang dengan baik pada variasi salinitas yang lebar. Menurut Brusle

(1982) dalam Maseda dan Samira (2006), Jenis larva ini memiah pada bulan Juli hingga

Desember tergantung dari salinitas dan kondisi geografis.

Page 7: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

Gambar 4. Sebaran Kelimpahan Larva Ikan di Teluk Semarang

Pola distribusi jenis dari larva ikan merupakan hasil integrasi yang komplek dari faktor bio-

fisika dan kimia di perairan sekitar tempat hidupnya, beberapa diantaranya adalah faktor-faktor

seperti perubahan musim, temperatur, salinitas, turbiditas, proses hidrodinamika dan faktor biotik

seperti predasi dan kompetisi (Harris et al, 1999).

Keragaman Jenis

Nilai Keanekaragaman larva ikan berkisar antara 0,74-1,4, ini artinya tingkat keragaman,

kesetabilan komunitas dan tekanan lingkungan berada pada tingkat rendah hingga sedang.

Besarnya nilai indeks keanekaragaman menunjukkan kaitannya dengan kondisi lingkungan

dengan musim pemijahan atau pun faktor-faktor bio fisika dan kimia perairan di setiap stasiun.

Indeks Keseragaman menunjukkan nikai berkiar antara 0,47-0,87, ini artinya tingkat

keseragaman jumlah tiap jenis larva ikan tidak sama dan ada kecenderungan dominasi dalam

komunitas. Rendahnya nilai keanekaragaman dan keseragaman disebabkan karena habitat dan

lingkungannya serta adanya dominasi oleh beberapa jenis. Nilai indeks keseragaman dihitung

guna mengetahui seberapa besar kesamaan penyebaran jumlah individu larva pada tingkat

komunitas (Odum, 1993) baik pada setiap lokasi maupun musim. Indeks keseragaman yang

diperoleh menunjukkkan keseragaman penyebaran jumlah individu. Indek Dominasi berkisar

antara 0,13-0,53, ini artinya komunitas didominasi oleh jenis tertentu. Nilai Indeks Dominasi

Page 8: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

disetiap lokasi menunjukkan dominasi suatu jenis tertentu di suatu ekosistem. Dalam hal ini jenis

Lactarius Stoleporus, Antherinomorus, Engraulis dan Mugil mendomiasi perairan Teluk

Semarang.

Gambar 5. Nilai Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominasi

Analisis PCA

Analisa PCA (Principal Componen Analysis) dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antara subjek utama (kelimpahan larva ikan) dengan parameter lingkungan

dan biologi. Parameter yang terlibat diantaranya adalah kelimpahan fitoplankton dan zooplankon,

suhu, oksigen terlarut (DO), pH, arus, kedalaman, salinitas dan TSS. Hasil nilai total variance

explained pada analisis ini memperlihatkan hubungan atau keterikatan antara kelimpahan larva

ikan dengan parameter lingkungannya.

Hasil analisis PCA menunjukkan terbentuknya dua faktor bersama, yaitu faktor berama

satu (F1) dengan persentase variansnya yaitu 43,90% dan faktor bersama dua (F2) dengan

persentase variansnya 19,66% serta komulatif persentase varians yang terbentuk dari ke-dua

faktor bersama adalah sebesar 63,56%% dan sisanya 36,44% terdiri atas delapan faktor bersama.

Hal ini menunjukkan total ragam yang terjelaskan dari analisis komponen utama tersebut adalah

63,56%.

Hasil analisis PCA pada Nilai Rotated Component Matrixa menunjukkan terbentukknya

dua komponen. Komponen pertama terbentuk oleh kedalaman, salinitas, zooplankton,

fitoplankton, larva ikan dan arus. Sedangkan komponen kedua terbentuk oleh TSS, DO, suhu dan

A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3 D1 D2 D3 E1 E2 E3

H' 0.74 1.01 1.02 1.00 1.10 1.14 0.89 1.11 1.36 1.04 1.11 1.16 1.23 1.32 1.40

e 0.47 0.65 0.65 0.77 0.67 0.80 0.57 0.60 0.87 0.53 0.74 0.69 0.62 0.78 0.78

D 0.53 0.35 0.35 0.23 0.33 0.20 0.43 0.40 0.13 0.22 0.26 0.31 0.38 0.22 0.22

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

Nila

i In

dex

Stasiun

Page 9: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

pH. Hal ini menunjukkan bahwa kelimpahan larva ikan sangat dekat dengan kedalaman, salinitas,

kelimpahan zooplankton, kelimpahan fitoplankton dan arus karena berada pada satu komponen.

Gambar 6. Diagram Principal Componen Analysis

Tabel 2. Nilai Rotated Component Matrixa

Component

1 2

Zscore(Kedalaman) .925 .239

Zscore(Salinitas) .910 .033

Zscore(Zooplankton) -.805 -.325

Zscore(Fitoplankton) .760 .039

Zscore(Larva_Ikan) -.723 .160

Zscore(Arus) .618 .312

Zscore(TSS) .192 -.766

Zscore(DO) .258 .723

Zscore(Suhu) .048 .723

Zscore(pH) .292 .655 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 3 iterations.

Tabel 3. Nilai Corelation Matrix Dalam Komponen 1

Salinitas Kedalaman Arus

Fito-

plankton

Zoo-

plankton Larva Ikan

Salinitas 1.000 0.923 0.451 0.646 -0.673 -0.605

Kedalaman 1.000 0.518 0.600 -0.804 -0.682

Arus 1.000 0.502 -0.647 -0.127

Fitoplankton 1.000 -0.604 -0.453

Zooplankton 1.000 0.368

Larva Ikan

1.000

Page 10: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

Kedekatan larva paling erat adalah dengan kedalaman dan salinitas dengan masing-masing

nilai korelasi sebesar 60,5% dan 68,2% pada komponen tersebut. Kedekatan larva ikan diikuti

dengan kelimpahan fitoplankton, kelimpahan zooplankton dan arus yaitu dengan nilai korelasi

masing-masing 45,3%, 36,8% dan 12,7%. Kelimpahan larva ikan dekat dengan kedalaman dan

salinitas dikarenakan kelimpahan larva ikan paling banyak ditemukan di daerah pantai. Makin

tinggi salinitas dan kedalaman makin rendah kelimpahannya. Larva ikan yang telah mencapai

pantai telah mencapai fase post larva sehingga selain terpengaruh oleh arah dan arus pasang

surut, larva ikan telah memiliki kemampuan memilih lokasi yang cocok untuk tumbuh dan

berkembangnya (nursery ground). Disamping itu kelimpahan zooplankton dan fitoplankton

merupakan sumber makanan bagi larva ikan yang sedang tumbuh dan berkembang. Arus yang

tenang juga memberikan dampak bagi survival rate larva ikan sehingga dapat bertahan dari

kondisi yang ekstrem.

KESIMPULAN

Larva ikan yang ditemukan pada penelitian ini terdiri 22 Famili yang didominasi oleh jenis

Lactarius Stoleporus, Antherinomorus, Engraulis dan Mugil. Kelimpahan terbanyak ditemukan

pada stasiun-stasiun yang dekat dengan pantai/muara karena pada stasiun ini terdapat habitat vital

seperti estuari dan mangrove. Hubungan parameter lingkungan yang paling erat terhadap

kelimphan larva ikan adalah kedalaman, salinitas, kelimpahan fitoplankton dan zooplankton serta

arus.

DAFTAR PUSTAKA

M.H. Amarullah, “Hidro Biologi Larva Ikan Dalam Proses Recruitment,” Jurnal Hidrosfir

Indonesia., vol 3, no. 2, pp. 75-80, 2008.

APHA, Standart Methode for The Examination of Water and Wastewater 15th ed., Washington

DC, American Public Health Assoiation, 1981.

Binohlan. (2015) Stolephorus commersonnii webpage on Fish Base. [Online]. Avaliable:

http://www.fishbase.org/summary/566

D.J. Bray. (2012) Hardyheads, ATHERINIDAE webpage on Fishes of Australia. [Online].

Avaliable: http://www.fishesofaustralia.net.au/home/family/281

Page 11: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Laporan Akhir: Identifikasi Kerusakan dan

Perencanaan Rehabilitasi Pantura Jawa Tengah, Semarang, Kementrian Kelautan dan

Perikanan Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah. 2011.

FAO. (1980) Guidelines for Sampling Fish in Inland Waters webpage on Food and Agriculture

Organization of The United Nations. [Online]. Avaliable:

http://www.fao.org/docrep/003/aa044e/aa044e03.htm

Fish Base. (2015) Common names of Lactarius lactarius webpage on Fish Base. [Online].

Avaliable: http://www.fishbase.org/comnames/CommonNamesList.php?ID=363

S.A. Harris., D.P. Cyrus., L.E. Beckley., “The Larval Fish Assemblage in Nearshore Coastal

Water Off The St. Lucia Estuary, South Africa,” Estuar. Coast. Shelf Sci., vol. 49, pp. 789-

811, 1999.

J.M. Leis., “Larvae, Adults and Relationships of the Monotypic Perciform Fish Family

Lactariidae,” Records of the Australian Museum., vol. 46, pp 131-143. 1994.

J.M. Lies., and B.M. Carson-Ewart., The Larvae of Indo-Pacific Coastal Fishes, An Identification

Guide to Marine Fish Larvae: Fauna Malesiana Handbook 2, Boston, Brill, 2000.

J.W. Nybaken., Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis, Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama,

1992.

E.P. Odum., Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga, Yogyakarta, UGM Press, 1993.

M. Okiyama., An Atlas of The Stage Fishes in Japan, Tokyo, Tokyo University Press. 1988.

S. Kimura., D. Golani., Y. Iwatsuki., M. Tabuchi., T. Yoshino., “Redescriptions of Indo-Pacific

Atherinid Fishes Atherinomorus forskalii, Atherinomorus lacunosus, and Atherinomorus

pinguis,” Ichth. Research, vol. 54, no. 2, pp. 145-159, 2007.

M. Meseda., El-Gharabawy dan S.A. Samira, “Spawning induction in the Mediterranean grey

mullet Mugil cephalus and larval developmental stages,” African Journal of Biotechnology,

vol. 5, no. 19, pp. 1836-1845, 2006.

Sekolah Tinggi Perikanan. (2010) Ikan lemah (Lactarius lactarius) webpage on Sekolah Tinggi

Perikanan. [Online]. Avaliable: http://www.stp.kkp.go.id/index.php/arsip/c/572/Ikan-

lemah-Lactarius-lactarius/

SIDATIK – Sistem Informasi Diseminasi Data Statistik Kelautan dan Perikanan (2013). Volume

produksi perikanan tangkap di laut menurut jenis ikan, 2008-2012 webpage on Pusat Data

Statistik dan Informasi Kementrian Kelautan dan Perikanan. [Online]. Avaliable:

http://statistik.kkp.go.id/index.php/statistik/c/5/1/0/0/Statistik-Perikanan-Tangkap-Perairan-

Laut/?perairan_id=5&provinsi_id=13&subentitas_id=18~0&view_data=1&tahun_start=20

08&tahun_to=2012&tahun=2015&filter=Lihat+Data+%C2%BB

Page 12: KOMPOSISI DAN DISTRIBUSI LARVA PELAGIS IKAN DI PERAIRAN ...€¦ · Awal daur hidup ikan meliputi stadia telur dan perkembangannya, yaitu stadia larva dan juvenil (ikan muda). Ikan-ikan

Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan V, Universitas Brawijaya Malang, 2015

Subiyanto., Ruswahyuni., dan G.C. Dwi., “Komposisi dan Distribusi Larva Ikan Pelagis di

Estuari Pelawangan Timur, Segara Anakan, Cilacap,” Jurnal Saintek Perikanan, vol. 4, no.

1, pp. 62-68, 2008.

Suhariyono, “Distribusi Ikan Demersal di Teluk Semarang” M.Pi. thesis, Universitas

Diponegoro, Sem