Download - prosedur penyusunan modul
Tugas makalah
PROSEDURE PENYUSUNAN MODUL
JAUDIN
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN KI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah SWT,
karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Yang telah
memberikan kemudahan kepada Penulis selama
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kami
haturkan kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW.
Para sahabat dan para keluarganya. Terima kasih kami
ucapkan kepada Ibu Dr. Ambar Sri Lestari, M.Pd Selaku
Dosen pembimbing mata kuliah Media Pembelajaran
Sungguh makalah saya ini jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kritik dan saran dari para
pembaca saya harapkan agar dapat lebih baik lagi.
Sekian dan terima kasih
Kendari, April 2015
Penulis,
Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam proses pembelajaran sangat diperlukan
adanya bahan diklat sebagai media pembelajaran dan alat
bantu pelatihan sehingga memudahkan bagi pembelajar
untuk memahami suatu materi pelajaran, serta sebagai
panduan bagi widyaiswara/pengajar dalam
menyampaikan materi pelajaran. Bahan diklat adalah
bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai suatu klasifikasi profesional tertentu. Dengan
demikian bahan diklat memiliki bentuk yang sangat
beragam. Dalam istilah bahasa Inggris, bahan diklat
diterjemahkan sebagai training resources, yaitu apa saja
yang dapat digunakan dalam pelatihan (anything can be
used for training). Pemilihan dan penyusunan bahan
diklat merupakan bagian dari kegiatan pemilihan strategi
pembelajaran di dalam diklat, yang dilakukan setelah
analisa instruksional.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini, adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan modul?
2. Hal-hal apa saja yang ada dalam modul?
3. Bagaimana prosedur penyusunan modul?
C. TUJUAN
Tujuan dari ingin dicapai dari makalah ini, yaitu:
1. Agar mahasiswa mengetahui mengenai
modul
2. Agar mahasiswa Memahami hal-hal apa
saja yang ada dalam modul
3. Memahami prosedur penyusunan modul
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..........................................
KATA PENGANTAR ...........................................
DAFTAR ISI..........................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...........................................B. Rumusan masalah ......................................C. Tujuan masalah..........................................
A. Bab ii pembahasan.....................................B. Pengertian modul........................................C. Tujuan modul............................................. D. Karakteristik modul....................................E. Hal-hal yang harus diperhatikan................ F. Prosedur penyusunan modul......................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN..........................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MODUL
Modul merupakan sarana pembelajaran yang
berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis. Sebuah
kompetensi dan sub kompetensi dikemas dalam satu
modul yang utuh (self contained) untuk memenuhi
kebutuhan belajar pada mata kuliah tertentu dan proses
pembelajaran tertentu,Materi modul disusun secara
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
serta dapat digunakan untuk belajar mandiri (self
instructional), dan penggunaannya tidak tergantung
dengan media lain (self alone). Modul memberi
kesempatan kepada mahasiswa untuk latihan,
merangkum dan mengukur kemampuan dengan
melakukan tes sendiri (self test).
Modul mengakomodasi kesulitan belajar
mahasiswa dengan memberikan tindak lanjut dan
memberi kesempatan mengembangkan diri dengan
materi pengayaan. Modul sekurang-kurangnya memiliki
sampul atau topik yang jelas, rumusan kompetensi dasar
atau kemampuan akhir, uraian dan contoh yang rinci,
menyediakan latihan soal atau tes formatif dan
menggunakan daftar pustaka yang memadai.Modul
pembelajaran merupakan satuan program belajar
mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh siswa
sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh siswa
kepada dirinya sendiri (self-instructional) (Winkel,
2009:472).
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang
disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi
materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara
mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
(Anwar, 2010). Menurut Goldschmid, Modul
pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan belajar
yang terencana, di desain guna membantu siswa
menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah
semacam paket program untuk keperluan belajar
(Wijaya, 1988:128).Vembriarto (1987:20), menyatakan
bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu paket
pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada
bahan pelajaran. Pengajaran modul merupakan usaha
penyelanggaraan pengajaran individual yang
memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan
pelajaran sebelum dia beralih kepada unit
berikutnya.Berdasarkan beberapa pengertian modul di
atas maka dapat disimpulkan bahwa modul
pembelajaran adalah salah satu bentuk bahan ajar yang
dikemas secara sistematis dan menarik sehingga mudah
untuk dipelajari secara mandiri.
B. TUJUAN MODUL
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan
agar tidak terlalu bersifat verbal.
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya
indera peserta didik dan pendidik.
3. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi
peserta didik atau peserta diklat;
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan
dan sumber belajar lainnya,
5. Memungkinkan peserta didik belajar mandiri
sesuai kemampuan dan minatnya.
6. Memungkinkan peserta didik dapat mengukur
atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
C. CIRI-CIRI/KARAKTERISTIK
1. Self Instructional
Peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri,
tidak tergantung pada pihak lain.
2. Self Contained
Seluruh materi pembelajaran dari satu standar
kompetensi atau kompetensi dasar yang dipelajari
terdapat di dalam satu modul secara utuh
3. Stand Alone
Modul manual / multimedia yang dikembangkan
tidak tergantung pada media lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan media lain
4. Adaptif
Modul memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi
5. User friendly
Modul memenuhi kaidah bersahabat / akrab dengan
pemakainya
D. HAL-HAL YANG HARUS
DIPERHATIKAN
1. Konsistensi dalam penggunaan :
Font
Spasi
Tata letak (layout)
2. Bentuk dan Ukuran Huruf
Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca
Perbandingan huruf yang proporsional
Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh
teks
3. Format
Format kolom tunggal atau multi
Format kertas vertikal atau horisontal
Icon yang mudah dipahami
4. Pengorganisasian
Tampilkan peta/bagan
Urutan dan susunan yang sistematis
Tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi yang
menarik
Antar bab, antar unit dan antar paragraph dengan
susunan dan alur yang mudah dipahami
Judul, sub judul (kegiatan belajar), dan uraian
yang mudah diikuti
5. Daya Tarik
Mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi),
bentuk dan ukuran huruf yang serasi
Menempatkan rangsangan-rangsangan berupa
gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal,
miring, garis bawah atau warna.
Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa.
6. Ruang (spasi kosong)
Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa naskah
atau gambar untuk menambah kontras
penampilan modul
E. PROSEDUR PENYUSUNAN MODUL
Indikator Pembelajaran :
1. Menentukan judul modul secara tepat
2. Menjelaskan prosedur penyusunan modul
3. Mengidentifikasi penutup pada bahan ajar secara
lengkap
1. Penyusunan Judul Modul
Pemberian judul atau penjudulan merupakan alat bantu
bagi pembaca modul untuk mempelajari materi yang
disajikan dalam bentuk teks tertulis. Penjudulan
membantu pembelajar untuk menemukan bagian dari
teks yang ingin dipelajari, memberi tanda awal dan akhir
suatu topik, memberi kesan bahwa topik-topik
terkelompok dalam topik yang lebih besar, memberi ciri
topik yang penting yang memerlukan pembahasan
panjang dengan melihat banyak halaman untuk
membahas topik tersebut. Struktur penjudulan
mencerminkan struktur materi yang dikembangkan oleh
penulis modul.
Pada penyusunan judul modul ada beberapa langkah
yang harus diperhatikan yaitu mengidentifikasi
kompetensi dasar yang telah ditetapkan, aspek materi
pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran. Selain itu kita
juga mengidentifikasi indikator dan penilaian yang ingin
dicapai. Kemudian kita menyusun draft modul.
Penyusunan draft modul merupakan proses penyusunan
dan pengorganisasian materi pembelajaran dari suatu
kompetensi atau sub kompetensi menjadi satu kesatuan
yang sistematis. Penyusunan draft modul bertujuan
menyediakan draft suatu modul sesuai dengan
kompetensi atau sub kompetensi yang telah ditetapkan.
Penulisan draft modul dapat dilaksanakan dengan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tetapkan judul modul
b. Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus
dicapai oleh peserta didik setelah selesai mempelajari
satu modul
c. Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang
menunjang tujuan akhir
d. Tetapkan garis-garis besar atau outline modul
e. Kembangkan materi pada garis-garis besar
f. Periksa ulang draft yang telah dihasilkan
Kegiatan penyusunan draft modul hendaknya
menghasilkan draft modul yang sekurang-kurangnya
mencakup:
a. Judul modul; menggambarkan materi yang akan
dituangkan di dalam modul;
b. Kompetensi atau sub kompetensi yang akan dicapai
setelah menyelesaikan mempelajari modul;
c. Tujuan terdiri atas tujuan akhir dan tujuan antara yang
akan dicapai peserta didik setelah mempelajari modul;
d. Materi pelatihan yang berisi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari dan
dikuasai oleh peserta didik;
e. Prosedur atau kegiatan pelatihan yang harus diikuti
oleh peserta didik untuk mempelajari modul;
f. Soal-soal, latihan, dan atau tugas yang harus dikerjakan
atau diselesaikan oleh peserta didik;
g. Evaluasi atau penilaian yang berfungsi mengukur
kemampuan peserta didik dalam menguasai modul;
h. Kunci jawaban dari soal, latihan dan atau pengujian
Kemudian kita dapat melakukan uci coba draft
modul. Uji coba draft modul adalah kegiatan
penggunaan modul pada peserta terbatas, untuk
mengetahui keterlaksanaan dan manfaat modul dalam
pembelajaran sebelum modul tersebut digunakan secara
umum. Uji coba draft modul bertujuan untuk;
a. mengetahui kemampuan dan kemudahan peserta dalam
memahami dan menggunakan modul;
b. mengetahui efisiensi waktu belajar dengan
menggunakan modul; dan
c. mengetahui efektifitas modul dalam membantu peserta
mempelajari dan menguasai materi pembelajaran.
Untuk melakukan uji coba draft modul dapat diikuti
langkah-langkah sebagai berikut.
a. Siapkan dan gandakan draft modul yang akan diuji
cobakan sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji
coba.
b. Susun instrumen pendukung uji coba.
c. Distribusikan draft modul dan instrumen pendukun uji
coba kepada peserta uji coba.
d. Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan
uji coba dan kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta
uji coba.
e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji
coba.
f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan
yang dijaring melalui instrumen uji coba. Dari hasil uji
coba diharapkan diperoleh masukan sebagai bahan
penyempurnaan draft modul yang diuji cobakan.
Terdapat dua macam uji coba yaitu uji coba dalam
kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba
kelompok kecil adalah uji coba yang dilakukan hanya
kepada 2 - 4 peserta didik, sedangkan uji coba lapangan
adalah uji coba yang dilakukan kepada peserta dengan
jumlah 20 – 30 peserta didik.
Penstrukturan modul bertujuan untuk memudahkan
peserta belajar mempelajari materi. Satu modul dibuat
untuk mengajarkan suatu materi yang spesifik supaya
peserta belajar mencapai kompetetensi tertentu. Struktur
penulisan suatu modul sering dibagi menjadi tiga bagian,
seperti terlihat pada bagan berikut.
Validasi
langkah-langkah sebagai berikut.
• Siapkan dan gandakan draft modul yang akan
divalidasi sesuai dengan banyaknya validator
yang terlibat.
• Susun instrumen pendukung validasi.
• Distribusikan draft modul dan instrumen validasi
kepada peserta validator.
• Informasikan kepada validator tentang tujuan
validasi dan kegiatan yang harus dilakukan oleh
validator.
• Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen
validasi.
• Proses dan simpulkan hasil pengumpulan
masukkan yang dijaring melalui instrumen
validasi.
Revisi
perbaikan modul harus mencakup aspek-aspek penting
penyusunan modul di antaranya yaitu;
• pengorganisasian materi pembelajaran;
• penggunaan metode instruksional;
• penggunaan bahasa; dan
• pengorganisasian tata tulis dan perwajahan.
Bagian pembuka
a. Judul
Judul modul perlu menarik dan memberi gambaran
tentang materi yang dibahas. Misalnya, modul tentang
”Rapat” dapat dibuat menarik dan mencerminkan isi
materi dengan judul modul ”Merencanakan dan
Melaksanakan Rapat yang Efektif”.
b. Daftar isi
Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-
topik tersebut diurutkan berdasarkan urutan kemunculan
dalam modul. Pembelajar dapat melihat secara
keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia dalam
modul. Daftar isi juga mencantumkan nomor halaman
untuk memudahkan pembelajar menemukan topik.
c. Peta Informasi
Modul perlu menyertakan peta Informasi. Pada daftar isi
akan terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak
terlihat kaitan antar topik tersebut. Pada peta informasi
akan diperlihatkan kaitan antar topik-topik dalam modul.
Peta informasi yang disajikan dalam modul dapat saja
menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah
dipelajari sebelumnya. Misalkan modul mengenai
penyelenggaraan rapat yang diperuntukkan bagi para
kepala sekolah.
Dalam menyusun judul modul kita juga harus
memperhatikan buku-buku dan bahan ajar. buku-buku
dan sumber bahan yang digunakan dapat berupa data
primer maupun sekunder yang sudah dijelaskan di atas.
Bagian Inti
1. pendahuluan/tinjauan materi
mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi
yang akan dipelajari; memberikan petunjuk bagaimana
memelajari materi yang akan disajikan.
2. Hubungan materi dengan pelajaran lain
Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua
materi yang perlu dipelajari tersedia dalam modul.
3. Uraian materi
Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci
tentang materi pembelajaran yang disampaikan dalam
modul.
Bagian penutup
a. Glossary atau daftar isitilah
Glossary berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas
dalam modul. definisi tersebut dibuat ringkas dengan
tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah
dipelajari.
b. Tes Akhir
Tes-akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar
kerjakan setelah mempelajari suatu bagian dalam modul.
Aturan umum untuk tes-akhir ialah bahwa tes tersebut
dapat dikerjakan oleh pembelajar dalam waktu sekitar
20% dari waktu mempelajari modul. Jadi, jika suatu
modul dapat diselesaikan dalam tiga jam maka tes-akhir
harus dapat dikerjakan oleh peserta belajar dalam waktu
sekitar setengah jam
c. Indek
Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta
halaman di mana adalah tersebut ditemukan. Indeks perlu
diberikan dalam modul supaya pembelajar mudah
menemukan topik yang ingin dipelajari. Indeks perlu
mengandung kata kunci yang kemungkinan pembelajar
akan mencarinya
Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan
Modul
Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut
dengan belajar mandiri. Menurut Suparman (1993:197),
menyatakan bahwa bentuk kegiatan belajar mandiri ini
mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai berikut :
1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang
dibutuhkan lama.
2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang
mungkin kurang dimiliki oleh siswa pada umumnya dan
siswa yang belum matang pada khususnya.
3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari
fasilitator untuk terus menerus mamantau proses belajar
siswa, memberi motivasi dan konsultasi secara individu
setiap waktu siswa membutuhkan.
Tjipto (1992:72), juga mengungkapkan beberapa hal
yang memberatkan belajar dengan menggunakan modul,
yaitu :
1. Kegiatan belajar memerlukan organisasi yang baik
2. Selama proses belajar perlu diadakan beberapa
ulangan/ujian, yang perlu dinilai sesegera mungkin
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat
disimpulkan bahwa dalam pembelaj aran menggunakan
modul juga memiliki beberapa kelemahan yang
mendasar yaitu bahwa memerlukan biaya yang cukup
besar serta memerlukan waktu yang lama dalam
pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan
membutuhkan ketekunan tinggi dari guru sebagai
fasilitator untuk terus memantau proses belajar siswa.
Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan
Modul
Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya,
siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan
belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat
menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat
belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya, maka
pembelajaran semakin efektif dan efisien.
Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan
yang diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara
lain :
1. Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa
mengerjakan tugas pelajaran dibatasi dengan jelas dan
yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa
mengetahui benar siswa yang berhasil dengan baik dan
mana yang kurang berhasil.
3. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan
kemampuannya.
4. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang
semester.
5. Pendidikan lebih berdaya guna.
Selain itu Santyasa (Suryaningsih, 2010:31), juga
menyebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari
pembelajaran dengan penerapan modul adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali
mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas
dan sesuai dengan kemampuan.
2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa
mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah
berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka
belum berhasil.
3. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu
semester.
4. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan
pelajaran disusun menurut jenjang akademik.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad,sudrajat.Pengembangan Bahan
Ajar.ppt.wordpress.com (diakses tanggal 28 september
2009)
Diktat Penyusunan Soal, 2003. Pusat Penilaian
Pendidikan Depdiknas.
Pedoman Penyusunan Modul di Lingkungan Badan
Pendidikan dan Pelatihan Keuangan berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan Nomor PER-003/PP/2009.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
3 tahun 2011 tentang Juknis Jabatan Fungsional
Widyaiswara dan Angka Kreditnya.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
5 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penulisan Modul
Pendidikan dan Pelatihan.
Suaidinmath,2010.Teknik Penyusunan Modul.
Soetrisno & Azhari. 2006. Pengembangan Modul Diklat.
Lembaga Administrasi Negara. Jakarta: LAN.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Modul merupakan media atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai standar
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
Modul merupakan suatu paket pengajaran yang disusun
secara sistematis, terarah, lengkap sesuai standar
kompetensi dan kompetensi dasar .modul digunakan
untuk memperjelas dan mempermudah penyajian pesan
atau materi agar tidak terlalu bersifat verbal. Selain itu
modul juga dapat digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar bagi peserta diklat dan mengembangkan
kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan.