Transcript
  • USULAN

    PENELITIAN DOSEN PEMULA

    HUBUNGAN POLA ASUH (PEMBERIAN ASI DAN STATUS GIZI) DENGAN

    PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 0 36 BULAN

    DI PUSKESMAS SULI

    TIM PENGUSUL

    Ketua Peneliti

    Warda, S.ST.,M.Kes

    NIDN: 0911116304

    Anggota Peneliti

    Ns. Dian Setya Budi, S.Kep.,M.Kep

    NIDN: 1120018001

    AKADEMI KEPERAWATAN SAWERIGADING PEMDA LUWU

    APRIL, 2014

    Kode/Rumpun Ilmu: 371/ Keperawatan

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PEN GESAHAN ............................................................................ ii

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

    RINGKASAN PENELITIAN .............................................................................. v

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Penelitian ......................................................... 5

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 6

    C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian .................................................................... 7

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Konsep dan Teori ....................................................................... 9

    1. Tinjauan Umum tentang Pola Asuh ....................................... 10

    2. Tinjauan Umum tentang Motorik Kasar ................................ 13

    B. Kerangka Konsep ..................................................................... 14

    C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................... 15

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian ...................................................................... 17

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... 17

    C. Populasi dan Sampel ................................................................. 17

    D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 18

    E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ....................................... 18

    BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN A. Biaya Penelitian ........................................................................ 20

    B. Jadwal Penelitian ........................................................................ 21

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 22

    LAMPIRAN 1 Justifikasi Anggaran Penelitian ................................................... 23

    LAMPIRAN 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas ............ 24

    LAMPIRAN 3 Biodata Ketua dan Anggota ....................................................... 25

    LAMPIRAN 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti

  • RINGKASAN

    Penelitian ini mengeksplorasi Pola asuh anak yang di berikan oleh orang tua kepada anak

    anaknya. Pola asuh adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang berdampak

    luas pada kehidupan seluruh anggota keluarga yang menjadi dasar penyediaan pengasuhan yang

    tepat dan bermutu pada anak termasuk pengasuhan makanan bergizi (Depkes RI, 2000).

    Tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1) Untuk mengetahui gambaran pemberian

    Asi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten Luwu. (2) Untuk

    mengetahui gambaran status gizi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

    Kabupaten Luwu. (3) Untuk menganalisis hubungan Pola Asuh (Pemberian Asi dan status gizi)

    dengan perkembangan motorik kasar anak 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

    Kabupaten Luwu.

    Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk kuantitatif

    menggunakan pendekatan tipe cross sectional yang merupakan salah satu jenis studi observasi

    yang dilakukan pada semua subjek untuk variabel, tetapi tiap subjek hanya diobservasi satu kali,

    dan faktor risiko serta efek diukur menurut keadaannya. Instrumen berupa angket terlebih dahulu

    di uji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yakni analisis

    univariat dengan mendeskripsikan semua variabel bebas dan terikat dalam bentuk tabel distribusi

    frekuensi dan narasi, Setelah itu dilakukan analisis bivariat untuk melihat distribusi frekuensi

    (tabulasi silang) variabel bebas dan terikat. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

    bermakna antara variabel bebas dan terikat menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment

    (apabila data pada variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal). Untuk mengolah

    data digunakan perangkat lunak Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

    Luaran penelitian ini adalah: (1) jurnal ilmiah ber-ISSN yang akan didistribusikan pada

    tempat pelayanan kesehatan, dan Sekolah menengah Atas; (2) hasil penelitian ini juga akan

    diterbitkan dalam bentuk buku ber-ISBN sebagai bagian penting dari publikasi ilmiah; (3)

    rekomendasi penelitian akan disampaikan kepada pemangku kebijakan kesehatan di Kabupaten

    Luwu Sulawesi Selatan, sehingga dapat memaksimalkan perannya dalam mengantisipasi pola

    asuh yang lebih baik.

    Keywords: Pola Asuh, Pemberian Asi, Gizi

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Air Susu Ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah SWT untuk

    memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan

    penyakit. Keseimbangan Air Susu Ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki

    bentuk paling baik pada tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat

    kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan

    perkembangan system syaraf. Makan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan

    teknologi masa kini tidak menandingi keunggulan Air Susu Ibu.

    Perkembangan Motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmani melaluin

    kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Yang dapat dicapai oleh

    seorang anak apabila anak mendaptkan asupan makanan yang cukup kualitas gizinya, hal ini

    terdapat dalam ASI. Anak terganggu perkembangan motorik kasar apabila ibu tidak

    memberikan ASI Eksklusif kepada bayi. Hal ini akan menjadi beban keluarga, anak tidak

    mampu mandiri, bahkan mungkin tidak dapat diterima dalam lingkungan social.

    Proses tumbuh-kembang merupakan proses utama, dan merupakan sesuatu yang

    penting bagi anak. Untuk dapat tumbuh kembang dengan baik, sesorang anak harus

    terpenuhi kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan fisik, emosi, dan stimulasi Telah disadari

    pemberian ASI secara eksklusif untuk 4-6 bulan pertama kehidupan sangat menunjang

    kebutuhan tersebut. Sebagai sumber gizi bagi bayi, ASI memiliki sifat unggul karena

    mengandung protein, lemak, laktosa, vitamin, dan mineral dengan komposisi yang sangat

    sempurna. Disamping itu salah satu keunggulan ASI yang tidak terdapat pada susu botol

    adalah kandungan antibody yang bersifat protektif terhadap infeksi yang menyerang

    bayi.(Yanwirasti,2003:15).

    Salah satu langkah awal penting untuk mewujudkannya adalah pemberian

    makanan pertama dengan kualitas dan kuantitas optimal. Soalnya gangguan gizi pada

    pertumbuhan bayi dapat menghambat pertumbuhan otak, yang tentu berpengaruh pada

    kecerdasan bayi. Fakta-fakta ilmiah membuktikan, bayi dapat tumbuh lebih sehat dan cerdas

    bila diberi Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada 4-6 bulan pertama kehidupannya. ASI

    Eksklusif lebih tepat disebut pemberian ASI secara Eksklusif, artinya hanya pemberian ASI

  • pada bayi. Bayi tak mendapat tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air

    the, air putih, juga tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biscuit,

    bubur nasi, tim.(Soetjiningsih,1995:20)

    Ada dua factor yang mempengaruhi kecerdasan. Yang pertama adalah faktor

    genetik atau bawaan dari orang tua.Faktor lain adalah factor lingkungan.Faktor ini akan

    menunjang apakah factor genetic bias berkembang optimal. Berbeda dengan factor genetic

    yang tidak dapat direkayasa, Faktor lingkungan punya banyak sisi yang dapat

    dimanipulasi.Secara garis besar ada tiga jenis factor lingkungan yang dapat mempengaruhi

    perkembangan kecerdasan.Diantaranya pertumbuhan fisik biomedis otak.Untuk ini, nutrisi

    berperan sangat penting. Makanan dengan kualitas kadar gizi dan kuantitas yang optimal

    akan mendukung pertumbuhan otak yang optimal pula. Kata cerdas selalu diasosiasikan

    dengan otak, salah satufactor organ paling penting.(Soetjiningsih,1995:25)

    Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, Sumatera Utara 13,5 % mengalami kasus

    gizi kurang dan 7,8 % gizi buruk dan menjadi peringkat ke-8 dari 33 provinsi di Indonesia

    dengan status gizi buruk (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

    Kesehatan 2010).

    Kurang pengetahuan ibu tentang pemberian makanan terjadi karena banyak tradisi dan

    kebiasaan seperti penghentian penyusuan lebih awal dari 2 tahun, anak kecil hanya

    memerlukan makanan sedikit dan pantangan terhadap makanan, ini merupakan faktor

    penyebab masalah gizi di masyarakat (Depkes RI, 2004).

    Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2009

    prevalensi gizi buruk (4,4 %), gizi kurang (18,8 %) dari jumlah balita 1,6 juta jiwa. Di

    Kabupaten Luwu tahun 2009 melalui hasil Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) prevalensi

    gizi buruk dan gizi kurang sebesar 1,25 % dan 9,73 % (Profil Dinkes Sulsel, 2009).

    Berdasarkan survei awal peneliti di Puskesmas Suli (2013), menunjukkan bahwa

    sebagian besar masyarakat kecamatan Suli memiliki jenis pekerjaan sebagai petani. Pada

    umumnya ibu-ibu ikut membantu suami bekerja di ladang dan ada juga ibu bekerja sebagai

    buruh tani harian yang intensitas waktu mengasuh anak kurang, dan rata-rata ibu

    berpendidikan menengah.

  • Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pola

    asuh dan status gizi anak usia 0-36 bulan di di Wilayah Kerja Puskesmas Suli Kabupaten

    Luwu.

    Kebahagiaan dan kebanggaan tidak terkira dirasakan ibu jika berhasil menyusui

    bayinya. Sebab Air Susu Ibu merupakan makanan yang sempurna bagi bayi. Kunci

    kesuksesan menyusui adalah rasa cinta, ketekunan, kesabaran, percaya diri, disertai

    penerapan manajemen laktasi yang baik. Walaupun keunggulan dan manfaat ASI dalam

    menunjang kelangsungan hidup bayi sudah terbukti, namun kenyataan belum diikuti

    pemanfaatan secara optimal oleh ibu bahkan ada kecenderungan makin banyak ibu yang

    tidak memberikan ASI Ekslusif khususnya di Puskesmas Wara Utara Kecamatan Wara Utara

    Kota Palopo. Perkembangan motorik kasar anak usia 06-24 bulan berhubungan dengan

    pemberian ASI Eksklusif. Atas dasar hal tersebut diatas maka peneliti meras tertarik

    melakukan penelitian sejauhmana hubungan antara lama pemberian ASI Eksklusif dengan

    perkembangan motoric kasar pada anak umur 06-24 bulan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan diatas maka dibuatlah rumusan

    masalah sebagai berikut: Bagaimana hubungan antara Pola Asuh (Pemberian ASI dan status

    gizi) dengan Perkembangan Motorik Kasar anak usia 0 - 36 bulan di Puskesmas Suli ?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui gambaran pola asuh Pemberian Asi dan status gizi) Dengan

    perkembangan motorik kasar pada anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

    Kabupaten Luwu.

    2. Tujuan Khusus

    a. Untuk mengetahui gambaran pemberian Asi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja

    Puskesmas Suli Kabupaten Luwu..

    b. Untuk mengetahui gambaran status gizi anak usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja

    Puskesmas Suli Kabupaten Luwu..

    c. Untuk menganalisis hubungan Pola Asuh (Pemberian Asi dan status gizi) dengan

    perkembangan motorik kasar anak 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

    Kabupaten Luwu.

  • D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Puskesmas

    Sebagai bahan masukan dan informasi bagi petugas kesehatan (Puskesmas) setempat

    mengenai gambaran pola asuh dan status gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Suli

    Kabupaten Luwu dalam melaksanakan upaya peningkatan kesehatan.

    2. Bagi Institusi

    Sebagai bahan refrensi bagi perpustakaan AKPER Sawerigading Pemda Luwu dan

    penelitian selanjutnya.

    3. Bagi Masyarakat

    Memberikan gambaran pada masyarakat tentang pola asuh yang nantinya dapat diketahui

    bagaimana pola asuh yang baik untuk anak usia 0-36 bulan sehingga status gizi yang baik

    pada anak dapat tercapai.

    4. Bagi Peneliti

    Menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan pola asuh ibu dengan status gizi anak

    balita.

  • BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Tinjauan Pustaka

    1. Pola Asuh Anak

    Manusia membutuhkan pengasuhan sejak bayi sampai usia anak sampai menjadi

    lebih dewasa (Giddens, 1993 dalam Astuti dkk, 2003). Manusia tidak akan bertahan

    hidup tanpa orang tua yang telah disosialisasikan untuk mengasuh. Calon ibu diajak

    memelihara anak dan menerapkan berdasar pola yang diterima melalui sosialisasi

    sebelumnya ( Goode, 2002).

    Yang dimaksud dengan pola pengasuhan anak adalah sikap dan perilaku ibu atau

    pengasuh lain dalam kedekatannya dengan anak. Memberikan makan, menyusui,

    merawat, menjaga kebersihan, member kasih sayang, dan sebagainya. Kesemuanya

    berhubungan dengan keadaan ibu dalam kesehatan(fisik dan mental), status gizi,

    pendidikan, pengetahuan tentang pengasuhan anak ( Soekirman, 2000).

    Pola asuh anak adalah kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan yang

    berdampak luas pada kehidupan seluruh anggota keluarga yang menjadi dasar penyediaan

    pengasuhan yang tepat dan bermutu pada anak termasuk pengasuhan makanan bergizi

    (Depkes RI, 2000).

    Pada dasarnya orang tua mengetahui bahwa pengasuhan anak merupakan salah satu

    kewajiban orang tua. Namun tidak semua orang tua terampil dalam mengasuh anak.

    Demikian halnya, tidak semua orang tua mengetahui luas dan kedalaman dimensi

    pengasuhan anak. Ada variasi dalam hal pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam

    pengasuhan anak.

    a. Praktik Pemberian Makanan

    1) Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ) dan Makanan Pendamping pada Anak

    Pemberian makanan balita bertujuan untuk mendapat zat gizi yang

    diperlukan tubuh untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh. Zat gizi berperan

    memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan

    sehari-hari, dalam pengaturan makanan yang tepat dan benar merupakan kunci

    pemecahan masalah (Suharjo, 2003).

    Tujuan pemberian makanan pada anak balita adalah :

  • a) Untuk mendapat zat gizi yang diperlukan tubuh dan digunakan oleh tubuh.

    b) Untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh.

    c) Zat gizi berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk

    melaksanakan kegiatan sehari-hari.

    d) Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi pada balita diperlukan

    adanya prilaku penunjang dari para orang tua, ibu atau pengasuhan dalam

    keluarga.

    e) Selalu memberikan makanan bergizi yang seimbang kepada balita (Suharjo,

    2003).

    Air susu ibu merupakan makanan pokok yang terbaik bagi bayi. Bila ibu

    dan bayi sehat, ASI hendaknya cepat diberikan. ASI diproduksi pada 1-5 hari

    pertama dinamakan kolostrum, yaitu cairan kental berwarna kekuningan.

    Kolostrum mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan vitamin A.

    Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. ASI eksklusif

    adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu

    formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti

    pisang, pepaya, bubur susu, biskuit dan tim.

    Pertumbuhan anak usia 1-3 tahun tidak sama dengan masa bayi, tetapi pada

    masa ini aktifitasnya lebih banyak. Golongan ini sangat rentan terhadap penyakit

    dan gizi dan infeksi. Syarat makanan yang harus diberikan adalah makanan yang

    mudah dicerna dan tidak merangsang (tidak pedas) dengan jadwal pemberian

    makanan sama yaitu 3 kali makanan utama (pagi, siang, malam) dan 2 kali

    makanan selingan (diantara 2 kali makanan utama). Jenis jumlah dan frekuensi

    makan pada bayi dan anak balita, hendaknya diatur sesuai dengan perkembangan

    usia dan kemampuan organ pencernaannya (Depkes RI, 2006).

    Hasil penelitian Sarasani (2005) menyatakan bahwa anak yang mempunyai

    praktik pemberian makanan yang baik lebih banyak ditemukan anak dengan status

    gizi baik.

    Pada anak usia 1-3 tahun anak bersifat konsumen pasif. Makanannya

    tergantung pada apa yang disediakan ibu. Gigi susu telah tumbuh, tetapi belum

    dapat digunakan untuk mengunyah makanan yang terlalu keras. Namun anak

  • hendaknya sudah diarahkan untuk mengikuti pola makan orang dewasa (Asad,

    2002).

    Tabel 2.1. Pengukuran Makanan Balita

    Umur

    (bulan)

    Jenis/bentuk

    makanan Porsi Per hari Frekuensi

    0- 6

    bulan

    ASI Disesuaikan dengan kebutuhan

    ASI di berikan setiap anak

    menangis siang atau malam hari

    makin sering makin baik

    Min 6 kali

    6 9

    bulan

    ASI

    MP-ASI

    Makanan Lunak

    Disesuaikan dengan kebutuhan

    Usia 6 bulan: 6 sendok makan

    (setiap kenaikan usia anak 1 bulan

    porsi di tambah 1 sdm)

    Min 6 kali

    2 kali

    9-12

    bulan

    ASI

    Makanan

    Lembik

    Makanan

    Selingan

    Disesuaikan dengan kebutuhan

    1 piring ukuran sedang (7 sdm)

    1 piring ukuran sedang

    Min 6 kali

    4-5 kali

    1 kali

    1-2 tahun ASI

    Makanan

    keluarga

    Makanan

    selingan

    Disesuaikan dengan kebutuhan

    porsi orang dewasa (10 sdm)

    porsi orang dewasa

    3 kali

    2 kali

    > 24

    bulan

    Makanan

    Keluarga

    Makanan

    Selingan

    Disesuaikan kebutuhan

    Disesuaikan kebutuhan

    3 kali

    2 kali

    Sumber: Depkes RI, 2006

    2) Kebutuhan Zat Gizi Anak Usia 0-36 Bulan

  • Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi dalam satu hari beragam

    dan mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur sesuai dengan

    kebutuhan tubuhnya. Keadaan ini tercermin dari derajat kesehatan dan tumbuh

    kembang balita yang optimal (Direktorat Gizi Masyarakat, 2000).

    Zat gizi yang dibutuhkan balita adalah :

    a) Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang terdiri dari dua jenis yaitu

    karbohidrat sederhana (gula pasir dan gula merah) sedangkan karbohidrat

    kompleks (tepung, beras, jagung, gandum)

    b) Protein untuk pertumbuhan, terdapat pada ikan, susu, telur, kacang-kacangan,

    tahu, dan tempe.

    c) Lemak terdapat pada margarin, mentega, minyak goreng, lemak hewan atau

    lemak tumbuhan.

    d) Vitamin adalah zat-zat organik yang kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah

    sangat kecil dan pada umumnya dapat dibentuk oleh tubuh.

    (1) Vitamin A untuk pertumbuhan tulang, mata, dan kulit juga mencegah

    kelainan bawaan, vitamin terdapat dalam susu, keju, mentega, kuning

    telur, minyak ikan, dan sayuran dan buah-buahan segar (wortel, pepaya,

    mangga, daun singkong, daun ubi jalar).

    (2) Vitamin B untuk menjaga sistem susunan saraf agar berfungsi normal,

    mencegah penyakit beri-beri dan anemia, vitamin ini terdapat di dalam

    nasi, roti, susu, daging, dan tempe.

    (3) Vitamin C berguna dalam pembentukan integritas jaringan dan

    peningkatan penyerapan zat besi, untuk menjaga kesehatan gusi, banyak

    terdapat mangga, jeruk, pisang, nangka.

    e) Mineral berguna untuk menumbuhkan dan memperkuat jaringan serta

    mengatur keseimbangan cairan tubuh.

    (1) Zat besi, berguna dalam pertumbuhan sel-sel darah merah yang

    dibutuhkan untuk pertumbuhan, zat ini terdapat dalam daging, ikan, hati

    ayam.

    (2) Kalsium berguna untuk pertumbuhan tulang dan gigi zat ini terdapat

    dalam susu sapi.

  • (3) Yodium berguna untuk menyokong susunan saraf pusat berkaitan dengan

    daya pikir dan mencegah kecacatan fisik dan mental. Zat ini terdapat

    dalam rumput laut, dan sea food (Widjaja, 2007).

    2. Pertumbuhan dan Perkembangan

    Pertumbuhan dan perkembangan manusia adalah hal yang menarik untuk dipelajari.

    Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi

    saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan and perkembangan.

    Pertumbuhan (growth) berkitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

    ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bias diukur dengan ukuran

    berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan

    metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh),(irawan,2002:12)

    Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

    struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai hasil dan

    proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya perubahan dari sel-sel tubuh,

    jaringan tubuh, organ-organ, dan system organ yan berkembang sedemikian rupa sehingga

    masing-masing memiliki fungsi spesifik. Perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku

    sebaagai hasil interaksi dengan lingkungan juga merupakan karakteristik adanya

    perkembangan. (Kartika, diakses 20 Desember 2011).

    Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap orang berbeda-beda, hal ini

    disebabkan banyak factor yang mempengaruhinya, baik factor yang tidak dapat

    dirubah/dimodifikasi yaitu factor keturunan maupun factor yang dapat dirubah/dimodifikasi

    yaitu factor lingkungan.

    3. Perkembangan Motorik

    Perkembangan motoric berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani

    melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan oto yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut

    berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum

    perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Hurlock,2006 : 165).

    Akan tetapi, kondisi ketidakberdayaan tersebut berubah cepat selama 4 atau 5 tahun

    pertama pasca lahir, anak dapat mengendalikan gerakan yang asar. Gerakan tersebut

    melibatkan bagian badan yang luas yang diginakan dalam berjalan, berlari, melompat,

    berenang dan sebagainya. Setelah berumur 5 tahun, terjadi perkembangan yang besar dalam

  • mengendalikan koordinasi yang lebih baik yang melibatkan kelompok otot kecil yang

    digunakan menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis dan menggunakan

    alat.(Staff pengajar FKUI, 2002:145)

    Seandainya tidak ada gangguan lingkungan atau fisik atau hambatan mental yang

    mengganggu perkembangan motoric, secara normal anak berumur 6 tahun akan siap

    menyesuaikan diri dengan tuntutan sekolah dan berperan serta dalam kegiatan bermain

    teman sebaya. Masyarakat mengaharapakan yang seperti itu pada anak. Seandainya tidak

    ada gangguan kepribadian yang menghambat, anak yang memilki sifat yang sesuai dengan

    harapan masyarakat akan melakukan penyesuaian social dan pribadi yang baik. Sebaliknya,

    dalam diri anak dapat menyesuaikan diri dengan harapan masyrakat, akan berkembang

    perasaan tidak mampu yang akan melemahkan semangat mereka untuk mencoba

    mempelajari apa yang dilakukan teman sebaya mereka. (Arifin, diakses 20 Februari 2012)

    Penelitian yang dilaksanakan oleh nurcahyani disemarang tentang hubungan

    pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan keterampilan makan Bayi usia 6-12 bulan,

    hasil yang diperoleh total sampel 69 bayi, terdapat 23 bayi yang mendapat ASI eksklusif

    selama = 4 bulan dan 46 bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. Reata pemberian ASI

    eksklusif selama 2,31 bulan. Pemberian ASI eksklusif paling lama pada ibu dengan

    pendidikan sedang. Perkembangan motoric halus, motoric oral pada penelitian ini memilki

    kisaran umur yang luas. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok bayi

    mendapat ASI eksklusif dengan perkembangan keterampilan makan pada usia 6 bulan, 9

    bulan, dan 12 bulan. Pada usia 12 bulan didapatkan semua bayi mempunyai keterampilan

    makan sesuai umur. (Depkes RI, 2001).

    a. Keterampilan Motorik

    Dalam keterampilan motoric terkoordinasi yang baik, otot yang lebih kecil

    memainkan peran yang besar, dalam mendefenisikan keteampilan. Cronbach:

    keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatuk, cepat dan akurat. Meskipun

    demikian, adalah keliru mengnggap keterampilan sebagai tindakan tunggal yang

    sempurna setiap pelaksnaan sesuatu yang terlatih, walaupun hanya menulis huruf a,

    merupakan suatu rangkaian koordinasi berates-ratus oto yang rumit yang melibatkan

    perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang berkesinambungan.

  • Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan,

    Hilgrad dkk, melukiskan kebiasaan sebagai bentuk berulang dengan cepat lancer,

    tersusun dari pola gerakan yang dapat dikenal, umumnya seseorang kurang

    memperhatikan rincian kegiatan kebiasaannya, relative otomatis, pola gerakan gerakan

    yang berulang, khususnya sebagaimana gerakan terampil. (Budi, diakses 20 Februari

    2012)

    Setelah anak dapat mengendalikan gerakan tubuh secara kasar mereka siap untuk

    mulai mempelajari keterampilan. Keterampilan tersebut didasarkan pada waktu lahir

    telah mengubah aktivitas acak yang tidak berarti pada saat lahir,menjadi gerakan

    terkoordinas. Seperti contoh pada waktu kematangan otot tangan mengahasilkan

    kemampuan menggenggam dan memegang benda, anak siap mempelajari keterampilan

    makan sendiri menggunakan sendok. Demikian juga, pada waktu kematangan oto

    mengahsilkan kemampuan berjalan berarti anak telah siap belajar meluncur, melompat

    tinggi dan melompat jauh. (Menkoksra,diakses 20 Desember 2011).

    b. Beberapa ketermapilan motorik yang umu pada masa kanak-kanak

    Karena pengalaman belajar dan harapan orang dewasa yang serupa, biasanya

    diantara semua anak dalam kebudayaan tertentu ditemukan beberapa keterampilan

    motorik yang sifatnya umum, sebagai contoh, dalam kebudayaan kita semua anak

    diaharapkan mempelajari keterampilan tersebut yang kira-kira sama saat anak yang lain

    mempelajarinya. Keterampilan tersebut merupakan perkembangan (developmental task)

    1) Keterampilan Tangan

    Pengendalian otot tangan, bahu, dan pergelangan tangan meningkat dengan cepat

    selama kanak-kanak. Dari ketermapilan masa kanak-kanak yang banyak itu, yang

    paling luas ditelaah adalah keterampilan utunk makan, berpakaian, merawat diri

    sendiri, menulis, menjiplak, menangkap dan melempar bola, serta konstruksi rumit

    semua telaah tersebut menggunakan kelompok anak yang cukup besar dan telah

    menggunakan periode yang lama untuk menghasilkan ketentuan pada umur berapa

    dikuasainya keterampilan yang berbeda dan untuk menunjukan apakah serupa pola

    pengguasaan bagi sebagian besar anak. Sebagai ilustrasi akan digunakan 2 bidang

    keterampilan yakni keterampilan makan sendiri serat keterampilan menangkap dan

    melempar bola.

  • 2) Keterampilan Kaki

    Setelah anak berumur 18 bulan, perkembangan motorik pada kaki pada dasrnya

    terdiri atas kesempurnaan berjalan dan perolehan keterampilan yang berkaitan

    dengan kaki. Studi yang dilakukan mengenai keterampilan kaki lebih sedikit

    ketimbang yang mengenai keterampilan tangan . Studi yang telah dilakukan pada

    pola perkembangan keterampilan dan kira-kira pada umur berapa anak dapat

    diharapkan memperolehnya. Keterampilan kaki yang mendapat perhatian ilmiah

    paling banyak adalah berlari, melompat tinggi, meluncur, melompat jauh, mendaki,

    berenang, mengendarai sepeda roda tiga dan roda dua. Mendaki dan mengendarai

    sepeda roda dua atau roda tiga akan digunakan untuk perkembangan keterampilan

    kaki. (Irawan, 2002:15)

    c. Fungsi keterampilan motorik

    Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda pula dalam

    penyesuaian social dan pribadi anak. Sebagai contoh, sebagian keterampilan berfungsi

    membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, sedangkan sebagian lainnya

    berfungsi untuk membantu mendapatkan penerimaan sosial. Karena tidak mungkin

    mempelajari keterampilan motoric sdecara serempak, anak akan memusatkanperhatian

    untuk mempelajari keterampilan yang akan membantu mereka memperoleh bentuk

    penyesuaian yang paling penting pada saat itu. Sebagai contoh, apabila anak merasa

    sangat ingin mandiri, mereka akan memusatkan perhatian untuk menguasai

    keterampilan yang memungkinkan mereka mandiri. Sebaliknya apabila anak ingin

    mendapatkan penerimaan teman sebaya, maka mereka akan memusatkan perhatian

    untuk mempelajari keterampilan yang diperlukan oleh kelompoknya. (Menkokesra,

    diakses 20 Februari 2012)

    d. Perkembangan anak usia 2-3 tahun

    1) Perkembangan motorik kasar

    - Bisa berlari dengan baik

    - Bias berguling-guling dengan baik

    - Dapat menendang bola

    - Bias naik turun tangga dengan lancer

    2) Perkembangan motorik halus

  • - Bias membuat garis lurus dengan lingkaran

    - Dapat menyusun balok hingga 6 susun

    - Dapat memegang pensil dengan benar

    3) Perkembangan kognitif

    - Perkembangan kognitif anak didasari perkembangan tahun-tahun sebelumnya

    - Permainan pura-pura melibatkan teman

    Periode penting dalam tubuh anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan

    dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

    perkembangan kemapuan berbahasa, kreativitas, kesadaran social, emosional dan intelegensia

    berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan

    moralah serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang

    mengatakan bahwa the child the father of the man, sehingga setiap kelain/penyimpangan sekecil

    apapun apabila tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kulitas sumber

    daya manusia kelak dikemudian hari.(Hurlock, 2009:160)

    Dalam perkembangan anak terdapat masa krisi, dimana diperlukan ransangan/stimulasi

    yang yang berguna agar potensi berkebang, sehingga perlu mendapat perhaitan. Perkembangan

    psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya/orang

    dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi social diusahakan sesuai dengan

    kebutuhan anak pada bebagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam

    kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan

    anak.

    Frankenburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Screening Test)

    mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak

    balita yaitu:

    (a). personal social (kepribadian/tingkah laku sosial). Aspek yang berhubungan dengan

    kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

    (b). Fine motor adaptive (gerakan motoric halus). Aspek yang berhubungan dengan kemampuan

    anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

    tertentu saja yang akan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

    Misalnya kemampuan untuk menggambarkan, memegang sesuatu benda, dll.

  • (c). language (bahasa). Kemampuan untuk memberikan respon suara, mengikuti perintah,

    berbicara spontan.

    (d). Gross motor (perkembangan motoric kasar). Aspek yang berhubungan dengan pergerakan

    dan sikap tubuh.

    Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7 aspek perkembangan, seperti

    pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yaitu perkembangan : Tingkah

    laku, menolong diri sendiri, intelektual, gerakan motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi

    aktif, gerakan motorik kasar. (Mashura, diakses 8 februari 2012).

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Metode Penelitian

    Penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

    sectional study. Dimana data yang menyangkut variable bebas atau penyebab dan variable

    terikat atau akibat akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan

    B. Lokasi dan waktu penelitian

    1. Lokasi

    Penelitian ini dilaksnakan di Puskesmas suli Kabupaten Luwu.

    2. Waktu penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2014

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah semua anak yang berumur 0 - 36 bulan Puskesmas Suli Kabupaten

    Luwu

    2. Sampel

    Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah anak usia 0 - 36 bulan yang berada

    Puskesmas suli Kabupaten Luwu.

    D. Tehnik pengambilan sampel

    Sampel yang diambil dalam penilitian ini adalah proporsional random sampling yaitu

    tekni sampiling. Oleh karena besar sampel minimal dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut :

    Berdasarkan perhitungan diatas, diperlukan sampel minimal 50 orang anak usia 0 - 36

    bulan.

  • E. Sumber data

    Sumberdata diperoleh langsung sari ibu yang mempunyai anak usia 0 - 36 bulan yang ada di

    Puskesmas suli Kabupaten Luwu.

    F. Teknik pengumpulan

    Anak usia 2 tahun yang memenuhi persyaratan sebagai subyek penelitian, dimana

    ibunya diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan dan tata kerja penelitian serta

    diminta kesediaan/persetujuannya untuk berperan serta. Apabila ibu yang memiliki anak

    usia 2 tahun tersebut bersedia mengisi atau menandatangani lembar persetujuan (informed

    concent). Serta diminta untuk mengisi biodata dan kuesioner yang disediakan. Adapun

    teknik pengumpulan data dilakukan dengan survey menggunakan kuesioner pada ibu-ibu

    yang mempunyai anak usia 0 - 36 bulan Puskesmas suli Kabupaten Luwu. Subyek diminta

    untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan yang tersedia.

    G. Rancangan Anlisis/Rancangan Uji Hipotesis

    Data yang diambil adalah data primer dan sekunder. Data sekunder mencatat nama-

    nama anak yang berusia 0 - 36 bulan. Data primer dengan melaksanakan wawancara

    langsung dengan menggunakan kuesioner dan pemantauan perkembangan motoric kasar

    anak usia 0 - 36 bulan. Kegiatan ini akan dibantu oleh bidan dan kader kesehatan yang

    sebelumnya dilakukan pelatihan.

    Data hasil penelitian dianalisis dengan analis varians untuk mencari perbedaan rata-rata

    lebih dari 2 kategori, sedangkan analisis korelasi dan regresi untuk mencari hubungan antara

    pola asuh (pemberian ASI) dengan perkembangan motoric kasar. Tingkat kepercayaan uji

    ini 95% IK (Interval Konfident), Analisis ini menggunakan computer.

    H. Defenisi Operasional

    1) Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yang berusia antara 0 - 36 bulan.

    2) ASI eksklusif adalah bayi yang diberi ASI saja tanpa makanan pendamping ASI, Skala

    pengukuran adalah interval, < 6 bulan, 6 bulan.

    3) Perkembangan motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

    melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot besar skala nominal, tidak

    ada penyimpangan, ada penyimpangan.

    4) Status gizi adalah keadaan dan keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi

    dana penggunaan zat-zat gizi tersebut, skala interval, baik, kurang, buruk.

  • I. Tahap-tahap penelitian

    a. Persiapan

    1) Persiapan peneliti diawali denan penyusunan proposal penelitian serta melakukan

    diskusi-diskusi yang berkaitan dengan ide dasar penelitian dan kerangka penelitian.

    Setelah proposal diajukan kepada pembimbing dan distujui, langkah selanjutnya

    adalah mempersiapkan skala-skala peneliti yang telah disusun berdasarkan aspek-

    aspek yang akan diteliti.

    2) Melakukan pendekatan dengan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu, Kepala

    Puskesmas Suli, Bidan Puskesmas untuk memberikan informasi tentang kerjasama

    yang akan dilakukan.

    b. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat ijin dari pihak-pihak terkait.

    Dimulai dengan melakukan pengumpulan data sekunder.

    c. Pengolahan Data

    Tahap analisis data dilaksnakan dalam beberapa tahap sebagai berikut :

    1) Pengecekan kembali data yang telah dikumpulkan dari ketiga skala tersebut, untuk

    menghindar kesalahan data dan kekosongan data yang ditulis tidak sesuai dengan

    kriteria yang diinginkan.

    2) Entry data (tabulating) yaitu memasukkan data hasil dengan mudah dan cepat ke

    program computer

    3) Pengecekan kembali antara data yang telah dicetak dengan data yang tertera pada

    konsep tabulasi

    4) Analisis data secara univariate, bivariate dan multivariate

    d. Penyusunan Laporan

    Tahap ahir dari penelitian adalah penyusunan laporan tentang hasil penelitian,

    meliputi laporan hasil analisis data, dilengkapi kesimpulan dan saran.

  • JADWAL PENELITIAN

    No Agenda Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

    1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

    1 Observasi Awal

    2 Penyusunan Proposal

    3 Penyusunan Kuesioner

    4 Uji Instrumen

    5 Pengumpulan data

    6 Tabulasi Data

    7 Analisis Data

    8 Penyusunan laporan

    9 Diseminasi hasil penelitian

    10 Publikasi

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arifin 2009 Pemberian ASI Eksklusif dan factor-faktor yang mempengaruhinya.Online

    (http.//www.lirary.usu.ac.id) diunduh 20 Februari 2012.

    Badaan Kerja Peningkatan Penggunaan ASI (BK PP ASI), 2005, Taktik Baru Pemasaran

    dan Pelanggaran Kode International. Yayasan ASI Indonesia

    Budi 2008. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Perkembangan Keterampilan

    Makan Bayi Usia 6-12 bulan. Online (http.//www.diling.litbang.depkes.go.id)

    diunduh 20 Februari 2012.

    Deborah, Li- Ching, Laurence, Grummer, Assosiation Between Breastfeeding Practices and

    Young Childrens Language and Motor Skill Development. Melalui http : //

    www.com.online. Di unduh 18 November 2011.

    Departemen Kesehatan Kerja RI. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan

    Pemberian Air Susu Ibu ( ASI ). Pekerja Wanita. Melalui http : // www. Online di

    unduh 3 Oktober 2011.

    Departemen Kesehatan Sulsel. 2010 Profil Kesehatan Sulawesi Selatan. Makassar.

    Departemen Kesehatan. 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta : Penerbit Direktorat Jenderal Bina

    Gizi Masyarakat.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2001. Rencana Strategis Making Pregnancy Safer (

    MPS ) di Indonesia. Jakarta. Departemen Kesehatan dan WHO.

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan

    Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak, Direktorat Jenderal Pembinaan

    Kesehatan Masyarakat.

    Hurlock. 2009. Perkembangan Anak jilid 2. Penerjemah Tjandrasa Jakarta : Erlangga. 37 63.

    Irawan. 2002. Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Keberhasilan Menyudui dan Terjadinya

    Goncangan Pertumbuhan Bayi. Semarang. Bagaian IKA FK. UNDIP/ RS Dr.

    Kariadi Semarang.

    Kartika. 2008. Pola Pemberian Makan Anak ( 6 18 bulan ) dan Hubungannya dengan

    Pertumbuhan dan Perkembangan Anak pada Keluarga Miskin dan Tidak MIskin.

    Online ( http. // www dilig. Litbang. Depkes ) di unduh 2 Februari 2012.

    Kementerian Pemberdayaan Perempuan. 2007. Pemberian Makan Kepada bayi : ASI / Susu

    Sapi. Online ( http : // www meneg PP go. Id ) di unduh 20 Februari 2012.

    Marnoto, Boediharjo, Masoara, Suradi, Sidi, 2008. Manajemen Laktasi. Jakarta : Program

    Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

    http://www.com.online/
  • Mashura. 2011. ASI eksklusif. Online ( http : // www. mail- archive. Com./ balita. Anda @ balita

    anda. Com ). Di unduh 8 Februari 2012.

    Purwanti. 2014 Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

    Rahmatia. 2008. Bagaimana Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia. Jakarta : Shakti

    Adiluhung dan Media Indonesia.

    Ramaiah. 2006. ASI dan Menyusui, Jakarta : BIP Kelompok Gramedia.

    Roesli. 2002. ASI Eksklusif, Jakarta : Trubus Agriwidya.

    Roesli. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta : Pustaka Bunda.

    Soetijiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

    Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia. 2002. Ilmu Kesehatan

    Anak. Jakarta. Indopmedika.

    Yahya. 2009. Cairan Ajaib : Air Susu Ibu. Online ( http : //info.balita cerdas. Com/mod ). Di

    unduh 2 Oktober 2011.

    Yanwirasti. 2003. Pertumbuhan Bayi Menerima Air Susu Ibu Secara Eksklusif dan Non

    Eksklusif di Daerah Perkotaan Sumatera Barat. Bagaian Anatomi Fakultas

    Andalas Padang : Majalah Kedokteran Indonesia.

  • BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

    No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan (Rp) 1 Gaji dan upah (20 %) 3.000.000,-

    2 Bahan habis pakai dan peralatan (55%) 8.250.000,-

    3 Perjalanan (15%) 2.250.000,-

    4 Lain-lain (publikasi, seminar, laporan, lainnya

    sebutkan) (10%)

    1.500.000,-

    Jumlah 15.000.000,-

    Justifikasi Anggaran Penelitian

    No Komponen Prosentase

    (Rp) 1 Honor Tim Peneliti

    1. Ketua Tim : 150.000 x 12 bln 2. Anggota Tim : 100.000 x 12 bln

    1.800.000,-

    1.200.000,-

    Sub Total 2 (20 %) 3.000.000,-

    2

    Bahan Habis Pakai dan Peralatan

    1. Alat Perekam Suara, 2 buah x @Rp. 400.000 2. USB Flash Disk 2 buah x @Rp. 375.000 3. Kertas A4 70 gram 5 rim x @Rp. 40.000 4. Amplop, 2 box x @Rp. 30.500 5. Spidol 1 Box x@Rp. 75.000 6. Rental Mobil 5 kali x @Rp. 550.000 7. Konsumsi peserta FGD 8. Biaya Pengumpulan Data Primer 9. Foto Copy Kuesioner 10. Sewa LCD 2 kali x @Rp. 135.000

    800.000,-

    700.000,-

    200.000,-

    61.000,-

    75.000,-

    2.750.000,-

    2.000.000,-

    750.000,-

    644.000,-

    270.000,-

    Sub Total 3 (55%) 8.250.000,-

    3

    Perjalanan

    1. Peneliti 2 orang (Palopo-Makassar): 2 x 2 x @Rp. 400.000

    2. Tim Peneliti (Palopo) 3 x @Rp. 250.000

    1.600.000,-

    650.000,-

    Sub Total 4 (15%) 2.250.000,-

    4

    Lain-lain :

    1. Tabulasi Data 2. Analisis Data 3. Publikasi 4. Pembuatan laporan

    250.000,-

    500.000,-

    500.000,-

    250.000,-

    Sub Total 2 (15%) 1.500.000,-

    Total (Sub total 1+2+3+4) 15.000.000,-

  • Lampiran 2: Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    No N a m a NIDN Bidang Ilmu Alokasi

    Waktu(Jam/Minggu)

    Uraian Tugas

    1 Warda, S.ST.,M.Kes. 0911116304 Ilmu

    Keperawatan

    24 jam/minggu - Penanggungjawab

    - Memberi arahan kepada

    tim

    - Memantau setiap tahapan

    dalam

    penelitian

    - Mempersiapkan segala

    sesuatu yang

    dibutuhkan

    dalam

    penelitian

    - Membuat laporan hasil

    penelitian

    2 Ns. Dian Setya Budi,

    S.Kep.,M.Kep

    1120018001 Ilmu

    Keperawatan

    24 jam/minggu - Membantu Ketua Tim

    member arahan

    kepada tim

    - Membantu Ketua Tim

    mempersiapkan

    tahapan

    penelitian

    - Membantu Ketua Tim

    memantau

    setiap tahapan

    penelitian

    - Membantu Ketua Tim

    menyusun

    laporan

    penelitian

  • Lampiran 4. Format Biodata

    1. Identitas Diri

    1 Nama Lengkap Warda, S.ST.,M.Kes

    2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

    3 Jabatan Struktural -

    5 NIDN 09111116304

    6 Tempat dan Tanggal Lahir Rappang, 31 November 1962

    7 Alamat Rumah Binturu Kota Palopo

    8 Nomor Telepon/Faks/HP 081343810245

    9 Alamat Kantor Jl. KH Ahmad Razak No 1 Kota Palopo

    10 Nomor Telepon/Faks 0471 22778

    11 Alamat Email [email protected]

    12 Lulusan yang telah dihasilkan 3 orang

    13 Mata Kuliah yang Diampu 1. Keperawatan Anak

    2. Keperawatan Maternitas

    2. Riwayat Pendidikan

    S1 S2

    Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin

    Bidang Ilmu

    Tahun Masuk Lulus

    Judul Skripsi/Tesis

    Nama Pembimbing 1. 1. .

    3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

    (Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

    No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    1

    2

    mailto:[email protected]
  • 4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

    No Tahun Judul Pengabdian Kepada

    Masyarakat

    Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    1

    2

    5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Pengabdian

    Kepada Masyarakat

    Publikasi

    Volume/Nomor/

    Tahun

    Nama Jurnal

    1

    2

    6. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

    No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

    1

    2

  • 7. Pengalaman Penulisan Buku 5 Tahun Terakhir

    No Judul Buku Tahun Jumlah

    Halaman

    Penerbit

    1

    2

    3

  • Lampiran 4. Format Biodata

    Identitas Diri

    1 Nama Lengkap Ns. Dian Setya Budi, S.Kep.,M.Kep

    2 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

    3 Jabatan Struktural -

    4 NIK 1120018001

    5 NIDN 1120018001

    6 Tempat dan Tanggal Lahir Samarinda, 20 Januari 1980

    7 Alamat Rumah Perum Permata Hijau Balandai Palopo

    8 Nomor Telepon/Faks/HP 081343652558

    9 Alamat Kantor Jl. KH. Ahmad Razak No 1 Kota Palopo

    10 Nomor Telepon/Faks 0471-22778

    11 Alamat Email -

    12 Lulusan yang telah dihasilkan -

    13 Mata Kuliah yang Diampuh 1. Keperawatan Anak 2. Keperawatan Medikal Bedah

    3. Riwayat Pendidikan S1 S2

    Nama Perguruan Tinggi Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin

    Bidang Ilmu Keperawatan Keperawatan

    Tahun Masuk Lulus 2001 - 2004 2014

    Judul Skripsi/Tesis Komikasi Perawat di RSUP

    Wahidin Sudirohusodo

    Makassar

    Hubungan Perawat Dokter

    Dengan Kinerja Perawat di RSUD

    Sawerigading Kota Palopo

    Nama Pembimbing 1. DR. Werna Nontji, S.Kp.,M.Kep

    2. DR. Aryanti Saleh, S.Kp.,M.Kes

    DR. Elly L.Sjattar, S.Kp.,M.Kes

    Prof. DR.dr. Budu, Sp.M.,M.Eded

  • 3. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

    (Bukan Skripsi, Tesis maupun Disertasi)

    No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    1

    4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

    No Tahun Judul Pengabdian Kepada

    Masyarakat

    Pendanaan

    Sumber Jml (Juta Rp)

    1

    2

    5. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal 5 Tahun Terakhir

    No Tahun Judul Pengabdian

    Kepada Masyarakat

    Publikasi

    Volume/Nomor/

    Tahun

    Nama Jurnal

    1

    2

  • 6. Pengalaman Penyampaian Makalah secara Oral pada Pertemuan/Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

    No Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

    7. Pengalaman Penulisan Buku 5 Tahun Terakhir

    No Judul Buku Tahun Jumlah

    Halaman

    Penerbit

    1

    2

    3

    8. Pengalaman Perolehan HKI Buku 5-10 Tahun Terakhir

    No Judul / Tema HKI Tahun Jenis Nomor P / ID


Top Related