antologi pendidikan geografi, volume 1, nomor 3, desember
Post on 18-Oct-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 1
EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM
KABUPATEN KUNINGAN
Mita Friamita, Darsiharjo, Ahmad Yani
Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas
Pendidkan Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan dan memiliki peluang usaha yang cukup besar bagi para
pelaku ekonomi karena proses pengolahannya yang tidak terlalu rumit (sederhana) namun memiliki
nilai investasi yang besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan home industri tape
ketan, faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan dan kondisi sosial
ekonomi pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum
Kabupaten Kuningan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Variabel penelitiannya adalah
eksistensi home industri tape ketan dengan indikator yaitu sejarah home industri tape ketan (budaya),
perkembangan home industri tape ketan, ketersediaan bahan baku, cara penjualan, transportasi, kondisi
sosial ekonomi (tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan). Populasi untuk pemilik
usahanya 12 orang dengan 150 pekerja. Sampel yang diambil pengusaha 12 orang, pengrajin 52 orang.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi lapangan, dokumentasi dan studi literatur.
Teknik analisis datanya dengan analisis dekriptif dan analisis statistik (persentasi).
Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan investasi dan kapasitas produksi home
industri tape ketan tiap tahunnya semakin meningkat. Pemilihan lokasi berorientasi terhadap insitu
dalam penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
pengrajin home industri tape ketan. Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape
ketan adalah kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke
tempat produksi yang berasal dari luar kota dengan mobil pick up. Selain itu cara penjualan tape ketan
yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan, dimana penyalurnya adalah keluarga
sendiri.
Tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home
industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling di
utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan hanya
tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil
dari produksi tape ketan itu sendiri. Pendapatan para pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan
akan tetapi untuk para pengrajin pendapatannya relatif kecil.
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa home industri tape ketan masih tetap
bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga home industri dadakan yang memproduksinya dikala Idul
Fitri dan Idul Adha saja. Akan tetapi masih kurangnya dukungan dari pemerintah terkait pelatihan
keterampilan dalam pembuatan tape ketan sehingga kualitas tenaga kerja tidak terjamin. Adanya home
industri tape ketan memberikan cukup peluang dalam mengurangi pengangguran masyarakat Desa
Tarikolot.
Kata Kunci : Eksistensi, home industri, tape ketan, geografi.
2 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor industri kecil merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian paling serius
dari pemerintah karena memiliki potensi yang sangat besar untuk memperkuat perekonomian
Bangsa Indonesia. Industri kecil mempunyai peranan terhadap pemerataan dan kesempatan
kerja bagi masyarakat serta dapat menekan angka pengangguran. Secara kualitatif peranan
usaha kecil menurut Suryana (2006:77) yaitu :
“Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai
keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan pemasaran bagi
hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar
sektor yang mempunyai kaitan ke depan dan ke belakang. Kedua, usaha kecil dapat
meningkatkan efesiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap tenaga kerja dan
sumber daya lokal serta meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi
wirausaha yang tanggung. Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai sarana
pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan,
karena tersebar diperkotaan dan pedesaan”.
Adanya peranan usaha kecil tidak terlepas dari berbagai kendala yang menghambat
usaha kecil tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Tambunan (2002:7) yaitu :
”Masalah dalam usaha kecil adalah keterbatasan modal atau investasi, kesulitan
mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau,
keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik serta
kesulitan dalam pemasaran”.
Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat.
Kabupaten Kuningan memiliki banyak industri kecil dan rumah tangga yang tersebar di setiap
kecamatan bahkan desa. Salah satu industri kecil yang ada di Kabupaten Kuningan adalah
home industri tape ketan. Home industri di Kabupaten Kuningan tersebar di tiga kecamatan
yaitu Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Sindangagung dan Kecamatan Cigugur. Berikut
adalah data home industri tape ketan di Kabupaten Kuningan pada Tahun 2012, dapat dilihat
pada Tabel 1.1.
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 3
Tabel 1.1
Data Home Industri Tape Ketan Di Kabupaten Kuningan Tahun 2012
No. Kecamatan Desa Jumlah
1. Cibeureum Cibeureum 10
Tarikolot 12
2. Sindangagung Sindangagung 1
3. Cigugur Cigugur 2
Jumlah 25
Sumber : Dinas Koperasi Kabupaten Kuningan,2012
Dari Tabel 1.1 dapat diperoleh informasi bahwa home industri tape ketan terbanyak di
Kabupaten Kuningan adalah Kecamatan Cibeureum yaitu Desa Tarikolot. Berikut data home
industri tape ketan di Desa Tarikolot dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Data Home industri Tape Ketan di Desa Tarikolot
No. Nama Home
Industry Pemilik usaha Alamat Home Industry
1. Sari Asih I Yayat Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
2. Sari Asih II Deden Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
3. Sari Alami Rahman Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
4. Pamili Dasiti Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
5. Cita Rasa Elly Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
6. Bu Wayo I Dasuni Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
7. Bu Wayo II Ijoh Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
8. Barokah Darsinah Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
9. Vanila Wasih Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
10. Warli Warli Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
11. Silvi Silvi Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
12. Pamella Carsim Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan,2012
Dari Tabel 1.2 dapat diperoleh informasi bahwa terdapat 12 home industri tape ketan
di Desa Tarikolot dimana terdapat lima home industri tape ketan di dusun satu dan tujuh home
industri tape ketan di dusun dua. Home industri tape ketan dikategorikan dalam skala kecil
namun memiliki prospek untuk terus bertahan bahkan berkembang menuju ke unit usaha
dengan skala besar. Home industri tape ketan di Desa Tarikolot telah mampu memasarkan hasil
produksinya tidak hanya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Wilayah Jabodetabek, tetapi juga dapat
mencapai wilayah lain di Pulau Jawa dan Sumatera bahkan berpeluang untuk di ekspor ke
mancanegara khususnya Malaysia dan Philipina. Kapasitas produksi perbulan di Desa
4 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Tarikolot Kecamatan Cibeureum mencapai 86.750 kg (Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Kuningan, 2012).
Pengusaha tape ketan memperoleh modal dengan peminjaman ke bank, modal tersebut
berkisar antara dua juta rupiah hingga lima juta rupiah. Namun terdapat permasalahan yang
cukup besar dalam pengelolaan usaha tape ketan ini di antaranya adalah kurang perhatiannya
pemerintah terkait sensus terhadap pemilik home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang
akurat, sehingga untuk usaha home industri tape ketan ini dapat dikatakan belum terkondisikan.
Penelitian ini begitu penting dilakukan untuk mengetahui potensi yang dapat
dikembangkan dari home industri tape ketan tersebut. Selain itu adanya home industri tape
ketan memiliki peluang usaha yang cukup besar bagi para pelaku ekonomi di Desa Tarikolot
Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan dikarenakan proses pengolahannya yang tidak
terlalu rumit (sederhana) namun memiliki nilai investasi yang besar.
Penelitian ini juga perlu dilakukan karena home industri tape ketan merupakan sektor
industri rumah tangga (home industri) yang merupakan aset berharga yang patut dijaga dan
dikembangkan serta representasi dari industri kecil yang mampu bersaing dengan industri
besar. Home indutri tape ketan telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
lokal dan menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Kabupaten Kuningan. Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adaalah 1.) Bagaimanakah perkembangan
home industri tape ketan? 2).Faktor apa yang mempengaruhi eksistensi home industri tape
ketan di Desa Tarikolot? 3).Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan budaya pengusaha dan
pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten
Kuningan?
Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Menganalisis
perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten
Kuningan. 2). Menganalisis faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan di
Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. 3). Menganalisis kondisi sosial
ekonomi dan budaya pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot
Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.
METODE PENELITIAN
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 5
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi lapangan, wawancara,
dokumentasi dan literatur. Jumlah populasi para pengusaha 12 orang dan pengrajin 150 orang,
sedangkan sampel pengusaha 12 orang dan pengrajin 52 orang. Teknik pengolahan data dengan
persentase hal ini untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Geografis Desa Tarikolot
Desa Tarikolot terletak antara 108°41’45”-108°43´45” BT dan 07°00’40”-07°02’40”
LS. Desa Tarikolot merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam Kecamatan Cibeureum
Kabupaten Kuningan. Luas Wilayah Desa Tarikolot sekitar 268,491 km² dengan batas-batas
wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cimulya Kecamatan Cimahi; Sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Cisaat Kecamatan Cibimbin; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Cibeureum Kecamatan Cibeureum; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukadana
Kecamatan Cibeureum.
Penduduk di Desa Tarikolot pada tahun 2010 tercatat sebanyak 1.314 jiwa dengan
kepadatan penduduk 100 jiwa/ km2. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai
pengrajin home industri tape ketan.
Gambar 1 Peta Administrasi Desa Tarikolot
Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Home Industri Tape Ketan
1. Ketersediaan Bahan Baku
6 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Ketersediaan bahan baku merupakan faktor terpenting diantara faktor sumber daya
lainnya. Bahan baku merupakan kebutuhan pokok yang harus terus tersedia dalam jumlah yang
memadai untuk kelancaran suatu produksi. Bahan baku untuk kegiatan industri adalah ketan.
Berikut adalah bahan baku home industri tape ketan di Desa Tarikolot berasal dari berbagai
daerah. Asal bahan baku tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 Peta Asal Bahan
Baku.
Tabel 4.9
Asal Bahan Baku
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa kurang dari setengahnya (41,7%) bahan baku
tape ketan berasal dari daerah luar kota seperti Bogor, Jakarta, Cirebon dan Indramayu. Kurang
tersedianya bahan baku yang dibutuhkan para pengusaha untuk kegiatan produksi tape ketan
di daerah sendiri ataupun daerah sekitarnya, menandakan sulit atau tidaknya bahan baku yang
diperoleh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 mengenai cara memperoleh
bahan baku.
Tabel 4.10
Pernyataan Pengusaha Mengenai Cara Memperoleh Bahan Baku
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) menyatakan mudah
memperoleh bahan baku atau tidak mengalami kesulitan apapun. Walaupun bahan baku yang
dibutuhkan oleh home industri tape ketan didatangkan dari daerah luar kota bukan menjadi
hambatan untuk para pengusaha memproduksi tape ketan. Adapun cara pengusaha membeli
bahan baku untuk kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 4.11.
No. Alasan Keterampilan Bekerja F %
1. Mengikuti orang tua 1 1,9
2. Tidak ada usaha lain yang cocok 29 55,8
3. Pekerjaan ini lebih menguntungkan 22 42,3
Jumlah 52 100
No. Kemampuan Pengusaha F %
1. Sulit 0 0
2. Mudah 12 100
3. Biasa saja 0 0
Jumlah 12 100
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 7
Gambar 4.7
Peta Asal Bahan Baku
Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebagian besar (75%) cara memperoleh bahan baku
adalah diantar, ini dikarenakan keberadaan bahan baku yang berada di luar kota. Bahan baku
yang digunakan dalam usaha tape ketan ini ditentukan dari banyaknya pembelian ketan yang
dibeli oleh para pengusaha untuk kegiatan produksi. Hal ini mempengaruhi jumlah tape ketan
yang di tempatkan di ember, kotak mika, toples dan kardus baik yang berukuran kecil, sedang
maupun besar dengan harga yang beraneka ragam. Untuk lebih jelasnya mengenai pernyataan
pengusaha menggunakan bahan baku dalam satu hari dapat dilihat dari Tabel 4.12.
Tabel 4.11
Cara Membeli Bahan Baku
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Tabel 4.12
Jumlah Penggunaan Bahan Baku Dalam Satu Hari
No. Cara Membeli Bahan Baku F %
1. Diantar 9 75
2. Melalui perantara 1 8,3
3 Membeli langsung 2 16,7
Jumlah 12 100
No. Jumlah Penggunaan Bahan Baku
(Dalam Kwintal) F %
8 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa setengahnya (50%) pengusaha
memproduksi tape ketan mencapai 1-2 kwintal dengan jumlah produksi kurang lebih 500
ember, kotak mika, toples dan kardus. Banyaknya bahan baku sangat mempengaruhi
banyaknya jumlah tape yang akan di produksi.
2. Cara Penjualan
Cara penjualan merupakan bagian dari pemasaran yaitu hasil akhir dari suatu kegiatan
industri yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Dimana cara penjualan merupakan
kesepakatan bersama antara pihak yang menjual untuk menyerahkan barang dan pihak pembeli
untuk membayar barang tersebut. Adanya distributor dalam penjualan dapat memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Distributor
sangat dibutuhkan oleh konsumen untuk memperoleh barang-barang yang dihasilkan oleh
produsen, apalagi bila produksinya jauh dari para konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13
Orang yang Memasarkan Hasil Produksi
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) yang memasarkan hasil
produksi adalah keluarga sendiri sebagai distributornya. Hal ini lebih mengutamakan tingkat
kepercayaan home industri tersebut. Distributor mempunyai peranan penting terhadap suatu
1. <0,5 5 41,7
2. 1-2 6 50
3. > 3 1 8,3
Jumlah 12 100
No. Orang yang Memasarkan Hasil
Produksi F %
1. Pengrajin 0 0
2. Kerabat 0 0
3. Keluarga 12 100
Jumlah 12 100
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 9
industri, hal ini dikarenakan laku tidaknya produk yang dihasilkan tergantung dari cara
distributor memasarkan hasil produksi. Cara tepat dalam memasarkan hasil produksi
berdampak positif bagi produk yang dipasarkan dan sebaliknya. Cara yang kurang tepat
memasarkan produk akan berdampak negatif terhadap barang yang dipasarkan. Cara
pemasaran yang dilakukan para pengusaha dalam menjual produknya dapat diketahui dari
Tabel 4.14.
Tabel 4.14
Cara Memasarkan Hasil Produksi
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.14 pengusaha home industri tape ketan telah memiliki tempat
pemasaran produk masing-masing melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan. Bagi para
pengusaha yang masih tergolong dalam skala produksi kecil, pemasaran dilakukan hanya
dalam cakupan wilayah tertentu tetapi dapat menjangkau beberapa wilayah di Indonesia,
bahkan hingga ke mancanegara. Untuk lebih jelasnya mengenai daerah pemasaran produk tape
ketan dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Gambar 4.11 Peta Jangkauan Pemasaran Tape Ketan.
Tabel 4.15
Jangkauan Pemasaran Tape Ketan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa sebagian kecil (24%) produsen menyalurkan
hasil produksi ke kecamatan setempat yaitu Kecamatan Cibeureum yang di dalamnya terdapat
beberapa desa seperti Desa Tarikolot dan Desa Cibeureum. Sebagian kecil (24%) produsen
No. Cara Memasarkan Hasil Produksi F %
1. Langsung ke konsumen 0 0
2. Melalui pedagang kecil-kecilan/asongan 12 12
3. Pembelian langsung ke perusahaan 0 0
Jumlah 12 100
No. Jangkauan Pemasaran F %
1. Kecamatan setempat 12 24
2. Luar kecamatan 12 24
3. Kota setempat 12 24
4. Luar kota 6 13
5. Luar jawa barat 6 13
6. Luar negeri 2 4
Jumlah 50 100
10 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
menyalurkan hasil produksi ke luar kecamatan seperti Kecamatan Cibingbin, Kecamatan
Cimara, Kecamatan Luragung dan Kecamatan Cileunya. Kurang dari setengahnya (24%)
produsen menyalurkan hasil produksi kota setempat seperti Cijoho, Cilimus, Kadugede,
Lamping/Cigadung, Jalaksana dan lain sebagainya. Sebagian kecil (13%) produsen
menyalurkan hasil produksi ke luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Ciamis, Bogor, Depok,
Tanggerang dan Bandung. Sebagian kecil (13%) produsen menyalurkan hasil produksi ke luar
Jawa Barat seperti DKI Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera. Sebagian kecil (4%) produsen
menyalurkan hasil produksi ke luar negeri seperti Malaysia dan Philipina.
Gambar 4.11
Peta Jangkauan Pemasaran Tape Ketan
3. Transportasi
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri adalah adanya
transportasi yang memadai. Transportasi merupakan sarana penghubung yang berfungsi
sebagai alat untuk menyalurkan barang atau manusia dan mempermudah dalam pencapaian ke
lokasi yang dituju. Sarana angkut sangat dibutuhkan untuk menghubungkan bahan baku
dengan tempat produksi barang atau mendistribusikan hasil produksi agar semuanya berjalan
dengan baik dan lancar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16
Alat Transportasi yang Digunakan Untuk Mengambil Bahan Baku dan Memasarkan
Hasil Produksi
No. Alat Transportasi F %
1. Mobil truk 0 0
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 11
Sumber :
Hasil
Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.16 seluruhnya (100%) alat transportasi yang digunakan untuk
mengambil bahan baku dan memasarkan hasil produksi adalah mobil pick-up dikarenakan
jarak yang masih dekat dan kapasitas produksi yang relatif kecil. Adapun alat transportasi yang
digunakan oleh para pekerja menuju home industri tape ketan untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17
Kendaraan Menuju Tempat Bekerja
Sumber
: Hasil
Penelitian 2013
Dari Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar (84%) jarak yang ditempuh oleh
para pekerja tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak tempat tinggal ke
home industri tape ketan berjarak 100-200 m, hal ini dikarenakan para pengrajin tape ketan
merupakan tetangga terdekat.
4. Kondisi Sosial Ekonomi Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan
Selain menjelaskan peranan faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri
tape ketan, penelitian ini pun menjelaskan mengenai gambaran kehidupan para pengusaha dan
pengrajin tape ketan di Desa Tarikolot. Kehidupan para pengusaha dan pengrajin tape ketan
dapat ditinjau dari kondisi sosial ekonomi mereka. Kondisi sosial ekonomi yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah gambaran umum meliputi tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga
dan pendapatan.
a. Tenaga Kerja
2. Mobil pick-up 52 100
Jumlah 52 100
No. Kendaraan Menuju Tempat Bekerja F %
1. Jalan kaki 44 84,61
2. Menggunakan sepeda 0 0
3. Ojeg 0 0
4. Kendaraan umum 0 0
5. Kendaraan pribadi 8 15,38
Jumlah 52 100
12 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Kualitas dan kuantitas tenaga kerja merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap
perkembangan dan proses produksi suatu industri. Kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari
keterampilan atau mutu yang dimilikinya. Sedangkan kuantitas tenaga kerja dapat dilihat dari
jumlah tenaga kerja yang tersedia. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang tersedia sangat
berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan.
Jumlah tenaga kerja pada masing-masing home industri tape ketan di Desa Tarikolot
sangat bervareatif mulai dari jumlah tenaga kerja <5 orang sampai tenaga kerja diatas 30 orang.
Jumlah tenaga kerja yang terserap pada home industri tape ketan dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18
Jumlah Tenaga Kerja
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.18 kurang dari setengahnya (33,4%) pengusaha memperkerjakan
tenaga kerja antara 6-10 orang. Home industri tape ketan tidak memerlukan banyak tenaga
kerja. Hal ini dikarenakan proses pengolahan dan pembuatan tape ketan tidak begitu sulit,
masih menggunakan teknologi manual berupa tangan manusia. Selain itu apabila melihat
jumlah tenaga kerja pada tiap unitnya home industri tape ketan termasuk kedalam industri kecil
yang berbasis rumahan. Sesuai dengan kriteria industri kecil jika dilihat dari jumlah tenaga
kerja yaitu 1-19 orang. Selain tersedianya jumlah tenaga kerja untuk proses produksi,
ketersediaan tenaga kerja erat hubungannya dengan daerah asal tenaga kerja. Beberapa home
industri lebih cenderung mengambil tenaga kerja yang dekat dengan lokasi industri. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi biaya transportasi tenaga kerja apabila tenaga kerja diberi
biaya transportasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.19 daerah asal tenaga kerja
yang terlibat dalam home industri tape ketan.
Dari Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa tidak ada tenaga kerja yang berasal dari Luar Desa
Tarikolot maupun Luar Kecamatan Cibeureum. Seluruhnya (100%) berasal dari Desa Tarikolot
Kecamatan Cibeureum. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga
No. Jumlah Tenaga Kerja F %
1. < 5 orang 3 25
2. 6-10 orang 4 33,4
3. 11-20 orang 3 25
4. 21-30 orang 1 8,3
5. 31-40 orang 1 8,3
6. >40 orang 0 0
Jumlah 12 100
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 13
kerja pada home industri tape ketan cukup tersedia dengan tenaga kerja yang berasal dari
daerah setempat. Keberadaan home industri tape ketan yang berada di lokasi penelitian sudah
memberikan peluang kerja terhadap penduduk disekitarnya.
Tabel 4.19
Asal Tenaga Kerja
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Selain itu pekerjaan sebagai pengrajin tape ketan merupakan mata pencaharian pokok
penduduk Desa Tarikolot. Jarak tempat tinggal tenaga kerja ke home industri tape ketan dapat
dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20
Jarak Tempat Tinggal Tenaga Kerja Ke Home Industri Tape Ketan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa kurang dari setengahnya (34,61%) jarak tempat
tinggal tenaga kerja ke home industri tape ketan sekitar 110-200 meter. Jarak tersebut tidak
terlalu jauh dan tidak memerlukan biaya transportasi yang mahal bisa ditempuh dengan
berjalan kaki.
Selain faktor jarak adanya berbagai alasan tenaga kerja mau bekerja pada home industri tape
ketan dilihat pada Tabel 4.21.
Berdasarka Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa lebih dari setengahnya (55,8%) para pekerja
menjawab tidak ada usaha lain yang cocok sehingga dari pada menganggur mereka bersedia
mengambil kesempatan untuk bekerja di home industri tape ketan. Selain itu mereka beralasan
sulitnya mencari pekerjaan dan hanya menambah pengetahuan dan pengalaman saja. Akan
No. Asal Tenaga Kerja F %
1. Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum 52 100
2. Luar Desa Tarikolot 0 0
3. Luar Kecamatan Cibeureum 0 0
Jumlah 52 100
No. Jarak Tempat Tinggal F %
1. < 50 m 10 19,23
2. 50-100 m 14 26,92
3. 110-200 m 18 34,61
4. > 200 m 10 19,23
Jumlah 52 100
14 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
tetapi hubungan sedekat apapun harus dibarengi dengan kualitas kerja yang terampil dan
unggul. Tabel 4.22 hubungan tenaga kerja dengan pengusaha.
Tabel 4.21
Alasan Keterlibatan Bekerja Pada Home Industri Tape Ketan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Tabel 4.22
Hubungan Tenaga Kerja dengan Pengusaha
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (61,53%) hubungan
tenaga kerja dengan pemilik usaha adalah orang lain yaitu tetangga terdekat dari rumah
produksi. Keberadaan home industri tape ketan dapat membantu masyarakat sekitarnya dan
dapat mengurangi angka pengangguran di desa tersebut. Mengenai status tenaga kerja dapat
dilihat pada Tabel 4.23.
Dari Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) adalah pekerja tetap. Home
industri tape ketan tidak menggunakan sistim kontrak karena home industri ini masih berskala
kecil dengan pengalaman kerja yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya mengenai pengalaman
tenaga kerja pengrajin dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Berdasarkan Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (55,76%) tenaga
kerja telah bekerja 6-10 tahun lamanya. Pengalaman tersebut telah menunjukan bahwa bekerja
pada home industri tape ketan telah menjadi pilihan mata pencaharian penduduk di Desa
Tarikolot. Pengalaman kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan
suatu usaha, semakin lama tenaga kerja menekuni pekerjaannya semakin bertambah pula
pengetahuan dan keterampilannya.
No. Alasan Keterampilan Bekerja F %
1. Mengikuti orang tua 1 1,9
2. Tidak ada usaha lain yang cocok 29 55,8
3. Pekerjaan ini lebih menguntungkan 22 42,3
Jumlah 52 100
No. Hubungan Tenaga Kerja F %
1. Anak 0 0
2. Kerabat 6 11,53
3. Saudara 14 26,92
4. Orang lain 32 61,53
Jumlah 52 100
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 15
Tabel 4.23
Status Tenaga Kerja
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Tabel 4.24
Pengalaman Tenaga Kerja
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Proses pembuatan tape ketan membutuhkan waktu yang cukup lama. Waktu bekerja
tenaga kerja dapat diketahui dari berapa jam dalam satu hari mereka bekerja. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25
Waktu Bekerja Tenaga Kerja Dalam Satu Hari
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa kurang dari setengahnya (42,3%) tenaga kerja
bekerja selama 8 jam dan tidak tetap tergantung dari banyaknya pesanan. Semakin banyak
permintaan pesanan dari konsumen semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan oleh para
pengrajin tape ketan untuk memproduksi tape ketan dan semakin besar pula upah kerja yang
mereka dapat. Terkadang jika permintaan konsumen mendadak mereka bisa bekerja 24 jam
dalam satu hari. Sedangkan untuk jumlah hari tenaga lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.26 dan Gambar 4.19.
Tabel 4.26
Jumlah Hari Tenaga Kerja Dalam Bekerja Satu Bulan
No. Status Tenaga Kerja F %
1. Kerja Kontrak 0 0
2. Kerja Tetap 52 100
Jumlah 52 100
No. Pengalaman Tenaga Kerja F %
1. < 5 tahun 15 28,84
2. 6-10 tahun 29 55,76
3. > 10 tahun 8 15,38
Jumlah 52 100
No. Waktu Bekerja Tenaga Kerja F %
1. <8 jam 8 15,38
2. 8 jam 22 42,3
3. Tidak tetap, tergantung dari banyaknya
pekerjaan 22 42,3
Jumlah 52 100
16 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa sebagian besar (90,38%) tenaga kerja yang
bekerja di home industri tape ketan antara 20-25 hari dalam satu bulan. Selain adanya jumlah
hari yang berbeda ada pula kesulitan tenaga kerja yang bekerja pada home industri tape ketan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.27.
Tabel 4.27
Kesulitan Tenaga Kerja Bekerja Pada Home Industri Tape Ketan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.27 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (53,84%)
kesulitan yang di alami tenaga kerja adalah kecilnya upah.
b. Tingkat Pendidikan Keluarga
Tingkat pendidikan keluarga bisa terlihat dari kemajuan masyarakat dan kualitas tenaga
kerjanya. Perbaikan tingkat pendidikan bertujuan untuk membentuk masyarakat yang
berkualitas dan mampu memanfaatkan segala potensi yang terdapat dilingkungan sekitarnya.
Dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki tenaga kerja akan mengantarkan sektor
industri kecil kearah yang lebih maju. Seberapa pentingkah pendidikan para pekerja home
industri tape ketan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28
Pernyataan Pengusaha dan Pengrajin Mengenai Pendidikan
No. Jumlah Hari Tenaga Kerja F %
1. < 20 hari 1 1,92
2. 20-25 hari 47 90,38
3. > 26 hari 4 7,7
Jumlah 52 100
No. Kesulitan Tenaga Kerja F %
1. Upah yang kecil 28 53,84
2. Jauh dari tempat tinggal 6 11,53
3. Waktu kerja tidak tetap 18 34,61
Jumlah 52 100
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 17
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.28 dapat diketahui bahwa sebagian besar (75%) pengusaha dan sebagian
besar (88,46%) pengrajin menjawab bahwa pendidikan itu penting. Sedangkan untuk jenjang
pendidikan pengusaha dan pengrajin tape ketan masih tergolong rendah. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.29
Jenjang Pendidikan Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.29 diketahui bahwa jenjang pendidikan para pengusaha kurang dari
setengahnya (41,7%) dan pengrajin lebih dari setengahnya (57,7%) adalah tamatan sekolah
dasar (SD). Berdasarkan uraian diatas, keseluruhan tingkat pendidikan pengusaha dan
pengrajin home industri tape ketan masih belum cukup baik karena sebagian besar hanya
lulusan sekolah dasar (SD). Mereka berpendapat bahwa ketika itu pendidikan masih dianggap
terlalu mahal, sehingga para pengusaha dan pengrajin tidak bisa melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi. Tetapi mereka mempunyai keinginan untuk anak-anak mereka
kelak, yaitu ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi di
bandingkan orang tuanya saat ini. Ditunjang pula dengan program pemerintah yang
mewajibkan penduduknya untuk mengikuti program sembilan tahun. Untuk lebih jelasnya
mengenai kebutuhan pendidikan bagi anak-anak pengusaha dan pengrajin dapat dilihat pada
Tabel 4.30.
Tabel 4.30
No. Pernyataan Pengusaha dan
Pengrajin Mengenai Pendidikan
Pengusaha Pengrajin
F % F %
1. Tidak Penting 0 0 0 0
2. Kurang penting 0 0 0 0
3. Penting 9 75 46 88,46
4. Sangat penting 3 25 6 11,53
Jumlah 12 100 52 100
No. Jenjang Pendidikan Pengusaha
dan Pengrajin
Pengusaha Pengrajin
F % F %
1. SD 5 41,7 30 57,7
2. SMP 4 33,3 13 25
3. SMA 3 25 9 17,3
4. Perguruan tinggi 0 0 0 0
Jumlah 12 100 52 100
18 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Jenjang Pendidikan Anak Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.30 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh
anak-anak pengusaha dan pengrajin sangat beranekaragam. Kemampuan pengusaha dan
pekerja untuk menyekolahkan anaknya sangat tinggi, bahkan ada pengusaha yang mampu
menyekolahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi (PT). Kurang dari setengahnya (37,5%)
anak-anak pengusaha sudah tamat sekolah menengah atas (SMA).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keinginan serta kemampuan
pengusaha dan pekerja untuk menyekolahkan anaknya sangat tinggi, mereka beranggapan
bahwa pendidikan penting untuk perbaikan taraf hidup masa depannya kelak. Untuk jumlah
anggota keluarga yang masih sekolah lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31
Jumlah Anggota Keluarga Pengusaha dan Pengrajin
Tape Ketan yang Masih Sekolah
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.31 dapat diketahui bahwa jumlah anggota keluarga pengusaha dan
pengrajin yang masih sekolah dan menjadi tanggungan keluarga cukup bervareasi. Untuk para
No. Jenjang Pendidikan Anak Pengusaha Pengrajin
F % F %
1. PAUD/TK 2 8,3 10 11,1
2. SD 5 20,8 24 26,7
3. SMP 4 16,7 34 37,8
4. SMA 9 37,5 22 24,4
5. Perguruan tinggi 4 16,7 0 0
Jumlah 24 100 90 100
No. Jumlah Anggota Keluarga yang
Masih Sekolah
Pengusaha Pengrajin
F % F %
1. 1 orang 2 16,7 10 19,2
2. 2 orang 7 58,3 24 46,15
3. 3 orang 3 25 8 15,38
4. 4 orang 0 0 4 7,7
5. > 4 orang 0 0 6 11,53
Jumlah 12 100 52 100
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 19
pengusaha lebih dari setengahnya (58,3%) dan untuk para pengrajin setengahnya (46,15%)
jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan adalah dua orang.
Pendidikan yang diperoleh di sekolah formal kurang memberikan pengaruh terhadap
kemampuan pekerja tentang cara pembuatan tape ketan. Fungsi pendidikannya adalah
pendidikan non formal yaitu pendidikan yang di peroleh dari belajar sendiri, belajar dari tenaga
kerja lainnya dan belajar dari orang tua. Untuk lebih jelasnya mengenai sumber keterampilan
tenaga kerja pengrajin dapat dilihat pada Tabel 4.32.
Tabel 4.32
Sumber Keterampilan Tenaga Kerja
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.32 dan Gambar 4.29 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya
(67,3%) para pekerja memperoleh keterampilannya secara autodidak (belajar sendiri).
Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil dari produksi
tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan dalam pembuatan tape ketan
maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan terampilah yang mampu
membuat tape ketan dengan hasil yang baik.
c. Pendapatan
Bekerja dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan.
Pendapatan bisa berupa uang maupun barang atas pekerjaan atau mata pencaharian yang
dimilikinya. Mata pencaharian pokok masyarakat Desa Tarikolot adalah sebagai pengrajin
home industri tape ketan. Pengrajin dan keluarganya sangat bergantung kepada besarnya nilai
upah yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup sandang, pangan dan papan. Untuk
sistem upah yang diterima oleh pengrajin lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Tabel 4.33
Sistem Upah Tenaga Kerja
No. Sumber Keterampilan F %
1. Belajar sendiri 35 67,3
2. Belajar dari tenaga kerja lainnya 5 9,61
3. Dari orang tua 12 23,08
Jumlah 52 100
No. Sistem Upah Pengusaha Pengrajin
20 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.33 dan Gambar 4.30 dapat diketahui bahwa ada dua sistem upah yang
ditetapkan oleh para pengusaha dimana lebih dari setengahnya (58,3%) upah harian dan kurang
dari setengahnya (41,7%) tergantung banyaknya produk yang dihasilkan oleh para pengrajin.
Sedangkan sebagian besar (73,07%) sistem upah yang diterima oleh para pengrajin adalah
harian dan kurang dari setengahnya (26,92%) tergantung banyaknya produk yang dihasilkan
oleh para pengrajin.
Pendapatan merupakan salah satu faktor penunjang tingkat kesejahteraan masyarakat.
Dengan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pengrajin tape ketan dan
ditunjang dengan keterampilan yang dimilikinya, maka pendapatan yang dihasilkan dapat
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi pekerja dan tentunya dapat menentukan besar kecilnya
pendapatan yang berdampak pada kualitas kehidupan mereka. Untuk mengetahui pendapatan
yang diperoleh para pengrajin tape ketan dapat dilihat pada Tabel 4.34.
Tabel 4.34
Pendapatan Pengusaha dan Pengrajin Per Bulan
F % F %
1. Harian 7 58,3 38 73,07
2. Mingguan 0 0 0 0
3. Bulanan 0 0 0 0
4. Borongan 0 0 0 0
5. Tergantung banyaknya produk
yang dihasilkan 5 41,7 14 26,92
Jumlah 12 100 52 100
No. Pendapatan Pengusaha dan
Pengrajin Per Bulan
Pengusaha Pengrajin
F % F %
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 21
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Dari Tabel 4.33 dapat diketahui bahwa setengahnya (50%) pendapatan pengusaha
dalam satu bulan adalah Rp.1.100.000,- sampai Rp.5.000.000,-. Sedangkan unuk para
pengrajin sebagian besar (80,8%) mendapatkan penghasilan Rp. 600.000,- sampai Rp.
1.000.000,-.
Berdasarkan uraian di atas pendapatan tenaga kerja adalah dampak positif dari adanya
home industri tape ketan, dimana penghasilan para pengrajin mengalami perubahan yang
cukup baik. Cukup tidaknya pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan hidup
dapat dilihat pada Tabel 4.35,.
Berdasarkan Tabel 4.35 dapat diketahui bahwa sebagian besar (91,7%) penghasilan
pengusaha tape ketan mencukupi kebutuhan hidupnya. Sedangkan lebih dari setengahnya
(57,7%) penghasilan pengrajin tape ketan tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Adanya
perbedaan kecukupan kebutuhan hidup antara pengusaha dan pengrajin tape ketan harus
diperhatikan lebih lanjut oleh pemilik home industri tape ketan misalnya dengan cara menaikan
upah pengrajin, agar kebutuhan hidup mereka terpenuhi apalagi yang mempunyai tanggungan
keluarga yang cukup banyak.
Tabel 4.35
Kecukupan Pendapatan Untuk Kebutuhan Hidup
Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Selain itu pengrajin harus pintar-pintar mencari pekerjaan tambahan. Untuk lebih
jelasnya biaya hidup pengusaha dan pengrajin tape ketan dapat dilihat pada Tabel 4.36 dan
Gambar 4.35.
Tabel 4.36
1. < Rp. 500.000,- 0 0 3 5,8
2. Rp. 600.000,- sampai Rp.
1.000.000,- 1 8,3 42 80,8
3. Rp. 1.100.000,- sampai Rp.
5.000.000,- 6 50 7 13,4
4. > Rp. 5.000.000,- 5 41,7 0 0
Jumlah 12 100 52 100
No. Kecukupan Pendapatan
Untuk Kebutuhan Hidup
Pengusaha Pengrajin
F % F %
1. Ya 11 91,7 22 42,30
2. Tidak 1 8,3 30 57,7
Jumlah 12 100 52 100
22 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
Biaya Hidup Pengusaha dan Pengrajin Per Bulan
Sumber : Hasil Penelitian 2013
Berdasarkan Tabel 4.36 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) biaya hidup
pengusaha tape ketan > Rp. 2.000.000,-. Sedangkan kurang dari setengahnya (48,07%) biaya
hidup pengrajin tape ketan Rp. 1.100.000,- sampai Rp. 2.000.000,-. Kecukupan penghasilan
untuk biaya hidup tidak membuat risau para pengrajin tape ketan, hal ini dikarenakan beberapa
pengrajin mempunyai tambahan penghasilan berupa pekerjaan menjadi kuli bangunan, buruh
dan penjaga warung.
Desa Tarikolot merupakan salah satu desa bagian dari Kecamatan Cibeureum. Desa
Tarikolot memiliki potensi untuk mengembangkan home industri tape ketan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil produksi yang dipasarkan tidak hanya di dalam negeri tetapi sampai ke luar
negeri. Selain itu perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot dari tahun 2010
sampai 2012 mengalami peningkatan, dapat dilihat dari jumlah kapasitas produksi yang
semakin meningkat dan berdampak terhadap investasi para pengusaha. Adanya home industri
tape ketan juga memberikan kontribusi besar terhadap penambahan jumlah tenaga kerja yang
semakin dibutuhkan. Pemilihan lokasi home industri tape ketan berorientasi terhadap insitu
dalam penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar mata pencaharian pokok penduduknya
bekerja sebagai pengrajin home industri tape ketan. Adanya home industri tape ketan
memberikan peluang besar untuk masyarakat sekitarnya hal ini dikarenakan penempatan home
industri di tempat yang banyak tenaga kerjanya menguntungkan secara ekonomis untuk para
pengusaha agar biaya transportasi untuk para pekerja tidak terlalu besar. Dapat diperkuat dari
teori lokasi menurut Abdurachmat dan E. Maryani (1997:48) yaitu :
1. Industri-industri yang cenderung didirikan di daerah bahan mentah, biasanya
Industri-industri ini memerlukan bahan mentah dalam jumlah besar, segar, dan
mengalami susut banyak dalam proses pengolahannya.
2. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah sumber tenaga, industri ini
biasanya memerlukan banyak energi (bahan bakar).
No. Biaya Hidup Pengusaha dan
Pengrajin Per Bulan
Pengusaha Pengrajin
F % F %
1. < Rp. 1.000.000,- 0 0 21 40,38
2. Rp. 1.100.000,- sampai Rp.
2.000.000,- 0 0 25 48,07
4. > Rp. 2.000.000,- 12 100 6 11,53
Jumlah 12 100 52 100
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 23
3. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah sumber tenaga kerja
terutama industri yang memerlukan “Skilled Labor” dengan kemampuan khusus.
4. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah pasaran, dimana bahan-
bahan untuk keperluan industri mudah didapat atau didatangkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah
kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat
produksi yang berasal dari luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Selain itu
cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan,
dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri. Hasil produksi tape ketan tidak hanya dipasarkan
di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri. Untuk mengambil bahan baku dan memasarkan
hasil produksi menggunakan mobil pick up.
Kondisi sosial ekonomi pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan keluarga dan
pendapatan dimana kedua faktor tersebut tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home
industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling
di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan
hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh
terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan
dalam pembuatan tape ketan maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan
terampilah yang mampu membuat tape ketan dengan hasil yang baik. Kualitas home industri
tape ketan akan meningkat apabila sumber daya manusianya pun ditingkatkan. Pendapatan para
pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin
pendapatannya relatif kecil. Apabila dalam pemenuhan kebutukan hidup yang kurang
mencukupi para pekerja sudah mensiasati dengan pekerjaan tambahan seperti membuka
warung, kuli bangunan, buruh dan sebagainya.
SIMPULAN
Perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot dari tahun 2010 sampai 2012
mengalami peningkatan, dapat dilihat dari jumlah kapasitas produksi yang semakin meningkat
dan berdampak terhadap investasi para pengusaha. Adanya home industri tape ketan juga
memberikan kontribusi besar terhadap penambahan jumlah tenaga kerja yang semakin
dibutuhkan. Pemilihan lokasi home industri tape ketan berorientasi terhadap insitu dalam
penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar mata pencaharian pokok penduduknya bekerja
sebagai pengrajin home industri tape ketan. Adanya home industri tape ketan memberikan
peluang besar untuk masyarakat sekitarnya hal ini dikarenakan penempatan home industri di
24 | Mita Friamita, dkk.
Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…
tempat yang banyak tenaga kerjanya menguntungkan secara ekonomis untuk para pengusaha
agar biaya transportasi untuk para pekerja tidak terlalu besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah
kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat
produksi yang berasal dari luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Selain itu
cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan,
dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri. Hasil produksi tape ketan tidak hanya dipasarkan
di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri. Untuk mengambil bahan baku dan memasarkan
hasil produksi menggunakan mobil pick up.
Kondisi sosial ekonomi pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan keluarga dan
pendapatan dimana kedua faktor tersebut tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home
industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling
di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan
hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh
terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan
dalam pembuatan tape ketan maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan
terampilah yang mampu membuat tape ketan dengan hasil yang baik. Kualitas home industri
tape ketan akan meningkat apabila sumber daya manusianya pun ditingkatkan. Pendapatan para
pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin
pendapatannya relatif kecil. Apabila dalam pemenuhan kebutukan hidup yang kurang
mencukupi para pekerja sudah mensiasati dengan pekerjaan tambahan seperti membuka
warung, kuli bangunan, buruh dan sebagainya.
Pengaruh budaya penduduk terhadap eksistensi home industri tape ketan sangat
signifikan, dilihat dari hasil data di lapangan bahwa masih banyak beberapa home industri yang
masih bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga home industri dadakan yang memproduksinya
dikala Idul Fitri dan Idul Adha saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachmat, I dan E Maryani (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS
IKIP Bandung.
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 25
Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat
Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta :
Salemba Empat
top related